Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen Pasal 20 menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Selanjutnya ditegaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tanggal 23 November 2007 yang menyatakan
bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Untuk mengembangkan silabus dan RPP yang baik maka dilakukan analisis
terlebih dahulu pada SK dan KD. Dengan demikian maka hukumnya wajib bagi
gurumelakukan analisis SK dan KD yang terdapat dalam lampiran Standar Isi (SI).
Dengan melakukan analisis guru akan lebih memahami apa yang dituntut oleh
kurikulum. Sehingga dengan melakukan analisis tersebut maka akan jelas unsurunsur lain yang diperlukan dalam pembelajaran di kelas. Kalau guru memahami
unsur-unsur yang diperlukan dalam pembelajaran maka guru akan bisa melakukan
pembelajaran sesuai dengan ruh SK dan KD yang dituntut oleh kurikulum.
Tujuan tulisan ini antara lain: (1) Memberi pemahaman pentingnya guru
melakukan analisis terhadap SK dan KD. (2) Membangkitkan semangat guru untuk
melakukan analisis SK dan KD. (3) Memberikan petunjuk bagaiman melakukan
analisis SK dan KD.
Manfaat yang bisa diperoleh dari tulisan ini antara lain guru menjadi lebih
memahami pentingnya melakukan analisis SK dan KD, merangsang para guru agar
memiliki semangat tinggi untuk melakukan analaisis SK dan KD, dan memberikan
tuntunan bagi guru yang akan melakukan analisis SK dan KD
Dalam standar isi dijelaskan bahwa Standar Kompetensi adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat
dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar
sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional. Kompetensi
Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Menganalisis SK dan KD merupakan aktifitas mengkaji secara
mendalam mengenai berbagai unsur yang terkandung dalam SK dan KD.
Menganalisis SK dan KD merupakan langkah awal dalam membuat perencanaan
pembelajaran berupa silabus.
Mekanisme analisis SK dan KD

Untuk mempermudah menganalisis SK dan KD maka diberikan contoh seperti di


bawah ini:
ANALISIS SK DAN KD
MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SEMESTER 1

SK

KD

Tahapberp
ikir

IndikatorPenca
paian
Kompetensi

Tahapberp

Materi

AlokasiWa

ikir

Pokok

Lingk

ktu

up

Memaham

Mendeskrips

C2

i prosedur

ikan besaran

besaran pokok

Mater

ilmiah

pokok dan

beserta satuannya

pokok

i dan

untuk

besaran

2. Mendeskripsikan

beserta

Sifatn

mempelaj

turunan

besaran pokok

satuan

ya

ari benda-

beserta

beserta satuannya

nya

benda

satuannya

alam

Ruan

1. Mengidentifikasi

3. Mengidentifikasi

dengan

besaran turunan

mengguna

beserta satuannya

kan
peralatan

4. Mendeskripsikan

C1

Besara

(2)

C2

C1

8
40 mnt

60 mnt

40 mnt
Besara

C2

besaran turunan

turuna

beserta satuannya

60 mnt

beserta
satuan
nya

Cara pengisian format di atas dilakukan melalui 8 langkah analisis sebagai


berikut:Langkah pertama, kolom 1 (SK) diisi standar kompetensi yang diambil dari standar
isi. Langkah ke dua, adalah kolom 2 (KD) diisi kompetensi dasar yang diambil dari standar
isi. Berikutnya ke 3, kolom 3 (Tahapan berpikir) diisi menurut tahapan berfikir ranah
kognitif pada taksonomi Bloom. Dalam taksonomi Bloom tahap berpikir dibedakan menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk menentukan ranah tersebut
dapat dilihat dari kata kerja kompetensi dasarnya. Bila kata kerjanya menunjukkan ranah
kognitif maka tahap berpikirnya bisa C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4
(menganalisis), C5 (sintesis), atau C6 (evaluasi). Bila kata kerjanya menunjukkan ranah
priskomotor maka tahap berpikirnya bisa diisi P1 (Menirukan), P2 (Memanipulasi), P3
(Pengalamiahan), atau P4 (Artikulasi). Bila kata kerjanya merupakan ranah afektif maka kolom tersebut
dapat diisi A1 (menerima), A2 (menanggapi), A3 (menilaia), A4 (mengelola), atau A5 (menghayati).
Untuk ini guru harus paham kata kerja operasionalnya.
Prosedur berikutnya sebagai langkah ke (4) adalah melengkapi kolom enam bukan
kolom empat dilakukan sebagai berikut: kolom 6 (Materi Pokok) diisi materi pokok. Untuk
menentukan materi pokok dapat dilakukan dengan cara menghilangkan kata kerja yang terdapat dalam
Kompetensi dasar. Bila materi pokok lebh dari satu maka ditulis per poin. Ke (5), kolom 4 (Indikator

Pencapaian Kompetensi) diisi indikator pencapaian kompetensi. Indikator ini harus


ditentukan tahapan berpikirnya. Penentuan tahapan tersebut didasarkan pada tahapan berpikir
dari Kompetensi dasar. Bila tahap berpikir dari Kompetensi dasar C2 maka tahap berpikir
indikatornya harus meliputi C1 dan C2 untuk setiap materi pokok. Bila tahapan berpikir
Kompetensi dasarnya C3 maka tahapan berpikirnya indikator harus C1, C2, dan C3. Jika
tahapan berpikir dari kompetensi dasar P2 maka tahapan berpikir dari indikatornya adalah P1
dan P2 untuk setiap materi pokok. Demikian seterusnya.
Terdapat 4 poin acuan dalam pengembangan indikator: (a) dari mudah ke sukar
(ubungannya dengan kompetensi); (b) dari sederhana ke kompleks (materi); (c) dari konkrit
ke abstrak (materi ajar); (d) dari dekat ke jauh (materi pembelajaran). Nomor 1 dan 2 untuk
pengembangan silbus. Nomor 3 dan 4 untuk proses, yaitu RPP; materi pada desain, materi
pembelajaran pada pelaksanaan. Banyaknya indikator tergantung pada kompleksitas materi
pokok. Semakin kompleks maetri pokoknya maka semakin banyak indikatornya.
Kompleksitasmateri bisa dilihat dari indikator yang tersurat, bila dalam penulisan terdapat
tanda koma atau dan berarti kompleks. Setiap materi pokok memiliki 2 indikator yaitu C1
dan
C2.Mengembangkan
penambahan
indikator
tidak
boleh
sembarangan.
Untuk Sekolah StandarNasional (SSN), indikator tidak boleh melebihi tahapan berpikir yang
tertera di SI, yang bolehmenambah atau mengembangkan indicator adalah Sekolah
Berstandar Internasional (SBI).
Beberapa mata pelajaran yang memiliki kekhususan. Mata pelajaran tersebut
memiliki KD yang menggunakan kata kerja dan bisa langsung digunakan sebagai kata kerja
indikator. Selain itu urutan kompetensi dasar yang terdapat dalam satu stndar kompetensi
sudah merupakan urutan. Sehingga saat membuat indikator sudah tidak perlu berpikir rumit,
cukup menggunakan kata kerja yang ada pada kompetensi dasar. Mata pelajaran tersebut di
antaranya adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berikut ini contoh SK dan KD
untuk Pendidikan Agama Islam Kelas VII Semester I.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas VII, Semester I
Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Al-Quran
Menerapkan Hukum

1.1 Menjelaskan hukum bacaan bacaan Al Syamsiyah

bacaan Al Syamsiyah dan


AlQomariyah

dan AlQomariyah

1.2 Membedakan hukum bacaan bacaan Al Syamsiyah


dan AlQomariyah
1.3

Menerapkan bacaan bacaan Al Syamsiyah dan


AlQomariyah dalam bacaan surat-surat Al-Quran
dengan benar

Contoh di atas SK memiliki kata kerja menerapkan, berarti ranah kognitifnya


adalah aplikasi. Berarti pada standar kompetensi tersebut tahapan berpikir tertingginya adalah
C3. Selanjutnya kita perhatikan tahapan berpikir pada Kompetensi Dasarnya. Kompetensi

Dasar 1.1 sampai 1.3 memiliki materi pokok yang sama yaitu berkaitan dengan hukum
bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah. Sekarang kita perhatikan kata kerjanya pada 1.1
menjelaskan, 1.2 membedakan, dan 1.3 menerapkan. Ketiga kata kerja tersebut sudah
merupakan urutan dari C1 sampai C3. Oleh sebab itu maka indikator untuk Kompetensi
Dasar 1.1 adalah Menjelaskan hukum bacaan bacaan Al Syamsiyah dan AlQomariyah.
Indikator untuk Kompetensi Dasar 1.2 adalah membedakan hukum bacaan bacaan Al
Syamsiyah dan AlQomariyah. Indikator untuk Kompetensi Dasar 1.3 adalah Menerapkan
bacaan bacaan Al Syamsiyah dan AlQomariyah dalam bacaan surat-surat Al-Quran
dengan benar.
Langkah ke (6), kolom 5 (Tahapan berpikir) diisi dengan tahapan berpikir masingmasing indikator yang ditulis. Selanjutnya, langkah ke (7) Kolom 7 (Ruang lingkup) diisi
dengan jenis ruang lingkup. Ruang lingkup dapat dilihat di standar isi masing-masing mata
pelajaran. Penentuan ruang lingkup dengan mengkaji materi pokok dan dicocokkan dengan
ruang lingkup pada standar isi. Sebagai contoh untuk mata pelajaran IPA ruang lingkupnya
adalah: (1) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan. (2) Materi dan Sifatnya. (3) Energi dan
Perubahannya. (4) Bumi dan Alam Semesta. Pada contoh di atas, pokok materi tersebut
termasuk ruang lingkup nomor (2), yaitu materi dan sifatnya.
Langkah terakhir atau ke (8) adalah kolom 8 (Alokasi waktu) diisi dengan banyak
waktu yang diperlukan untuk mencapai masing-masing indikator. Satuannya adalah menit,
bukan jam pelajaran. Selanjutnya alokasi waktu yang diperlukan untuk satu kompetensi dasar
dijumlah dalam satuan menit. Untuk mengetahui jumlah jam pelajarannya, jumlah alokasi
waktu kemudian dibagi dengan alokasi per jam pelajaran. Untuk SMP setiap jam pelajaran
adalah 40 menit. Selanjutnya alokasi waktu yang diperlukan untuk seluruh kompetensi dasar
dalam satu tahun dijumlah. Bila jumlah alokasi waktu yang diperlukan satu setengah dari
alokasi waktu yang tersedia dalam rincian minggu efektif kalender pendidikan, maka mata
pelajaran tersebut dapat mengajukan penambahan jam satu jam pelajaran per minggu.
Sehingga dalam struktur kurikulum akan tertulis jam asli ditambah satu, misal untuk IPA
menjadi 4+1. Untuk mata pelajaran yang meminta tambahan waktu dalam menuntaskan
Kompetensi dasar harus melampirkan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ini
dalam Kurikulum Dokumen 1 sebagai bukti.
Kegunaan analisis SK dan KD
Analisis SK dan KD akan bermanfaat untuk: (a) Mengembangkan silabus. Dengan
selesainya analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar maka sudah 80% silabus sudah
selesai. Karena komponen yang terdapat dalam analisis bisa langsung diusung ke dalam
silabus. Komponen tersebut adalah Standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi
waktu. (b)Menentukan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kompetensi
dasar maupun mata pelajaran dalam satu tingkat kelas.

Kendala analisis SK dan KD


Walaupun analisis SK dan KD itu penting artinya mengingat manfaatnya, ternyata
tidak mudah untuk menggerakkan guru mau membuat analisis tersebut. Hal ini karena
memang terdapat kendala-kendala yang perlu diperhatikan, antara lain: (1) Perlu waktu yang
lama; (2)Perlu konsentrasi tinggi; (3) Perlu pemahaman yang mendalam menganai taksonomi
Bloom; (4)Perlu kecermatan; (5) Kesulitan dalam memprediksi alokasi waktu; (6) Tidak
semua guru menguasai keruntutan materi; (7) Masih ada guru yang mengalami kesulitan
dalam menentukan kata kerja operasional dalam meyusun indikator pencapaian kompetensi.
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: (a) Analisis sangat
penting untuk menyusun perencanaan pembelajaran, terutama silabus. (b) Analisis sangat
diperlukan untuk menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk pembelajaran, berkaitan
juga dengan penentuan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum sekolah. (c) Tidak
mudah untuk menggerakkan guru agar mau membuat analisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar karena adanya berbagai kendala.
Saran
Dari berbagai kendala yang ada, maka penulis menyarankan: (a) Sekolah atau dinas
pendidik memberikan bimbingan kepada guru dalam menyusun analisis standar kompetensi
dan kompetensi dasar. (b) Selalu memberi motivasi kepada guru agar mau menyusun analisis
standar kompetensi dan kompetensi dasar. (c) Dinas pendidikan atau sekolah melakukan
monitoring. (d)Kalau perlu memberi insentif/ fasilitas sebagai penghargaan kepada guru yang
telah selesai menyusun analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Daftar Rujukan
Dinas Pendidikan Nasional Indonesia, 2005, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Jakarta, Dinas Pendidikan Nasional.

Dinas Pendidikan Nasional Indonesia, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah, Jakarta, Dinas Pendidikan Nasional Indonesia.
Udin Saefudin, 2008, Inovasi Pendidikan, Cetakan Ke-1, Bandung, Alfabeta.
Yatim Riyanto, 2008, Paradigma Baru Pembelajaran, Cetakan pertama, Surabaya, Perdana Media

Anda mungkin juga menyukai