Anda di halaman 1dari 18

Model-Model

Kurikulum
Anggota Kelompok :
Ikhfani Ardhan Fadiana Putra
2202108008
Abel Yusserma Kurniawan 2202108014
Dita Aulia Nabila
2202108015
Devflin Yudha Putri Syafira 2202108018
Nanda Aulia Nur Febriana
2202108031
Kurikulum
Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang
mengukur apa yang diajarkan, bagaimana itu
mengajar, dan bagaimana hasil diukur . Untuk
memberikan pendidikan yang berkualitas, penting
bagi pendidik dan pengambil kebijakan
pendidikan untuk memahami dan menerapkan
model-model kurikulum dengan benar. Kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang sifatnya
berkesinambungan kurikulum tersebut didesain
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi jurang
yang memisahkan antara jenjang pendidikan
dasar dengan jenjang pendidikan selanjutnya.
Model Kurikulum adalah rencana
kerangka kerja yang digunakan oleh

Model lembaga pendidikan untuk mengatur


dan mengelola proses pengajaran dan
pembelajaran. Model-model ini
Kurikulum dirancang untuk membimbing
pengembangan materi, metode
pengajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Model-model kurikulum
menyediakan pedoman bagi para
pengajar dan pembuat kebijakan
pendidikan untuk mengintegrasikan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dalam proses pembelajaran.
Tujuan Model
Pengembangan Kurikulum
Tujuan adanya Model pengembangan kurikulum
adalah model yang digunakan untuk
mengembangkan suatu kurikulum, dimana
pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk
memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum
yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah atau
sekolah
Mengaplikasikan
Mengoptimalkan Pembelajaran
Model-Model Penjamin Kualitas Pembelajaran
Kurikulum Relevansi Pendidikan
Konsistensi dalam Pengajaran
mengaplikasikan model-model
Pengembangan Keterampilan dan
kurikulum dalam pendidikan
Pengetahuan yang Mendalam
diguanakan sebagai kerangka kerja
Peningkatan Pencapaian Siswa
yang mendasari proses
pembelajaran dan pengajaran. Persiapan untuk Masa Depan
Fleksibilitas dalam Pembelajaran
Model Kurikulum Umum
Model Kurikulum Linier,Model ini menguraikan
urutan linear dan hierarkis dalam pengajaran.
Dimulai dari konsep dasar hingga tingkat yang lebih
tinggi atau kompleks.
Model Kurikulum Spiral, melibatkan banyaknya
konsep dan materi pembelajaran pada tingkat yang
lebih tinggi seiring waktu.
Model Kurikulum Tematis, mengintegrasikan
berbagai mata pelajaran ke dalam tema-tema
pembelajaran yang luas.
Model Kurikulum Umum
Model Kurikulum Berbasis Proyek, Model ini
menekankan pembelajaran melalui proyek-proyek
praktis yang memungkinkan siswa menerapkan
pengetahuan dalam konteks nyata.
Model Kurikulum Berbasis Kompetensi, kurikulum
ini menekankan pengembangan keterampilan
spesifik yang dapat diukur. Ini sering digunakan
untuk mempersiapkan siswa untuk dunia kerja.
Faktor-faktor Memilih
Model Kurikulum
Tujuan Pembelajaran: Pertimbangkan tujuan atau hasil
pembelajaran yang ingin dicapai.
Karakteristik Siswa: Pemahaman tentang karakteristik
siswa, seperti usia.
Konteks Pendidikan: Pertimbangkan konteks sekolah
atau lembaga pendidikan.
Relevansi dengan Dunia Nyata: Model kurikulum harus
relevan dengan dunia nyata dan kehidupan sehari-hari
siswa.
Fleksibilitas: Pertimbangkan sejauh mana model
kurikulum dapat disesuaikan atau disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan perubahan dalam pembelajaran.
Faktor-faktor Memilih
Model Kurikulum
Kesiapan Pendidik: Pertimbangkan apakah staf
pengajar memiliki pelatihan dan keterampilan yang
sesuai untuk mengimplementasikan model kurikulum
tertentu.
Efisiensi dan Efektivitas: Pertimbangkan sejauh mana
model kurikulum tersebut efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan pendidikan Anda.
Evaluasi dan Penilaian: Model kurikulum juga harus
mendukung metode evaluasi dan penilaian yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kemajuan Teknologi: memanfaatkan teknologi yang
ada, seperti perangkat lunak platform daring.
Model
pengembangan
kurikulum
Model pengembangan kurikulum adalah pola
atau pedoman yang bisa dijadikan acuan
untuk mengembangkan suatu kurikulum.
Tidak hanya kurikulum, semua kegiatan pasti
memiliki model pengaturan tertentu,
misalnya model pembelajaran, model
kegiatan, model pariwisata, dan masih
banyak lainnya. Dengan adanya model,
pengembangan kurikulum bisa berjalan
sistematis dan lebih terarah.
Apa Saja Model
Pengembangan Kurikulum?

Menurut Peter Oliva di dalam bukunya “Developing the


Curriculum” model pengembangan kurikulum
dibedakan menjadi dua, yaitu pengembangan
kurikulum secara deduktif dan pengembangan
kurikulum secara induktif. Apa perbedaan antara
keduanya? Pengembangan kurikulum secara deduktif
fokus dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang
bersifat khusus. Sementara itu pengembangan
kurikulum secara induktif fokus dari hal-hal yang
bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
Macam-Macam Model
Pengembangan Kurikulum?
Model Tyler
Model Tyler dikembangkan oleh seorang penulis
asal Amerika, yaitu Ralph Tyler pada tahun 1940.
Model ini termasuk dalam model pengembangan
deduktif. Menurut Tyler, pengembangan suatu
kurikulum harus melalui empat tahapan, yaitu
sebagai berikut :
1. Analisis tujuan (objectives)
2. Pengalaman belajar siswa (selecting learning
experience)
3. Mengorganisasikan pengalaman belajar
(organising learning experience)
4. Evaluasi (evaluation)
Model Taba
Model Taba dikembangkan oleh pendidik asal
Estonia, yaitu Hilda Taba pada tahun 1962.
Menurut Taba, pengembangan suatu kurikulum
harus melalui lima tahapan berikut ini :
1. Melakukan eksperimen
2. Melakukan uji pada unit eksperimen
3. Perbaikan (revisi) dan konsolidasi
4. Mengembangkan keseluruhan kerangka
kurikulum
5. Penerapan kurikulum
Jika mengacu pada fokus pemecahan
masalahnya, metode Taba ini termasuk dalam
pengembangan kurikulum secara induktif.
Model Rogers
Model Rogers dikembangkan oleh seorang
Psikolog asal Amerika, yaitu Carl Ransom Rogers.
Menurut Rogers, pengembangan kurikulum harus
mengacu pada tahapan-tahapan berikut :
1. Pemilihan target
2. Pengalaman guru
3. Mengembangkan kelompok intensif di dalam
kelas atau unit pelajaran
4. Melibatkan peran orangtua
Dari empat tahapan di atas, disimpulkan bahwa
pengembangan metode Rogers ini
menitikberatkan pada kegiatan fisik dari subjek
yang terlibat daripada hanya sekadar teknis
secara tertulis.
Model Beauchamp
Model ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan
asal Amerika, yaitu George Beauchamp. Menurut
Beauchamp, pengembangan kurikulum harus
mengacu pada lima tahapan berikut :
1. Menentukan cakupan wilayah kurikulum
2. Menentukan pihak-pihak ikut terlibat di
dalamnya
3. Organisasi dan prosedur pengembangan
4. Implementasi dan penerapan kurikulumModel
Arich Lewy
Tahapan pengembangan kurikulum menurut
model Arich Lewy adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan
2. Perencanaan kurikulum
3. Uji coba rencana kurikulum
4. Uji lapangan
5. Implementasi atau penerapan kurikulum
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengembangan kurikulum itu tidak
hanya mengacu pada satu model atau satu
ketentuan saja, tapi ada banyak model yang
bisa dijadikan contoh. Setiap model
pengembangan memiliki tahapan yang
berbeda-beda, meskipun hasil akhirnya bisa
jadi sama. Apapun pilihan modelnya, harus
tetap disesuaikan dengan identitas
pendidikan bangsa.
Terima Kasih
Semoga kamu bisa mendapatkan ilmu
yang bermanfaat dari presentasi ini.
Semoga beruntung !

Anda mungkin juga menyukai