Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alfiana Nur Rosita Mayanti

NIM : 4001420001

Tugas Kajian dan Pengembangan Kurikulum

Judul Model Kurikulum Wheeler

Tahun terbit 2013

Penulis Ni Wayan Ekayanti,Ni Nyoman Widiari,Luh Gede Ayu Rika Andhayani

Analis Alfiana Nur Rosita Mayanti

Tanggal 30 Agustus 2021

Analisis Pendekatan Pendekatan yang digunakan Wheeler dalam pengembangan kurikulum


karakteristik pada dasarnya memiliki bentuk rasional.Setiap langkahnya merupakan
model pengembangan secara logis terhadap model sebelumnya, di mana secara
pengembangan umum suatu langkah tidak dapat dilakukan sebelum langkah-langkah
kurikulum sebelumnya telah diselesaikan.
Wheeler
Proses Proses pengembangan kurikulum model Wheler lebih
pengemban sederhana,memberikan suatu indikator bahwa langkah-langkah
gan lingkaran bersifat kontinu atau berkelanjutan memiliki makna responsis
terhadap perubahan -perubahan yang ada .Model ini proses kurikulum
menekankan pada saling ketergantungan antara satu elemen terhadap
elemen kurikulum lain.

Tahapan- Proses pengembangan kurikulum model Wheeler terdiri dari 5 fase atau
tahapan tahapan,pengembangan kurikulum ini berlangsung secara
sistematis,dan saling berhubungan.Oleh karena itu tidak mungkin dapat
dapat menjalankan atau menyelesaikan tahap berikutnya kalau tahap
pertama belum terselesaikan atau dikerjakan.Tahapan model
pengembangan kurikulum Wheeler yaitu tinjauan umum &
khusus,Menentukan pengalaman belajar,Menentukan isi
/materi,Mengorganisasi pengalaman dan bahan belajar ,dan Evaluasi.

1.Menentukan tujuan
Merumuskan tujuan merupakan arah atau sasaran Pendidikan.Tujuan
kurikulum dapat membantu pengembang kurikulum dalam mendesain
suatu model kurikulum.Tujuan juga digunakan untuk menentukan batas-
batas serta kualitas pembelajaran.

2.Menentukan pengalaman belajar


Langkah pengorganisasian pengalaman belajar sangat penting karena
akan memberikan arah dalam pelaksanaan proses pembelajaran
sehingga menjadi pengalaman yang nyata bagi siswa.Pengalaman belajar
yang dimaksud yaitu segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
3.Menentukan isi dan materi pelajaran sesuai dengan pengalaman
belajar
Dengan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi
pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar
bagi pelaksanaan proses pembelajaran pengalaman yang nyata bagi
siswa.

4.Mengorganisasi pengalaman dan bahan belajar


Tahap ini bertujuan agar terjadi hubungan atau kesinambungan antara
pengalaman belajar dengan materi ajar.Sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik sehingga hasil yang diperoleh
maksimal.

5.Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan,menganalisis,dan menyajikan
data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah
kurikulum masi berlaku atau diganti karena menyesuaikan dengan
efektifitas dan efisiensi kurikulum terhadap tujuan yang akan dicapai dan
penggunaan sumber daya.

Model Model pengembangan kurikulum Wheeler sudah sesuai dengan peran


Pengemban kurikulum dimana model ini memiliki peran konservatif dengan
gan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat,berperan kreatif ditunjukkan
dengan pembaruan hal-hal yang baru untuk menyesuaikan kebutuhan
dan perkembangan zaman,serta berperan kritis dan evaluatif
ditunjukkan dengan selalu merefleksi hal-hal yang perlu di evaluasi dari
kurikulum yang telah dilakukan sebelumnya guna perbaikan terhadap
kurikulum agar tujuan pendidikan tercapai maksimal.

Aliaran Pengembangan kurikulum model Wheeler tidak hanya mengacu pada


acuan satu landasan tetapi mengacu pada tiga landasan sekaligus yaitu
landasan filosofi ditunjukkan dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang
dianggap baik di masyarakat,landasan psikologis ditunjukkan dengan
mempertibangkan psikologi belajar,dan landasan teknologi ditunjukkan
dengan menerima perubahan sesuai dengan perkembangan
zaman.Model ini juga mengacu pada aliran-aliran antara lain yaitu,
idealisme,realisme,pragmatisme ,dsb.

Ciri-ciri Ciri ciri model pengembangan kurikulum Wheeler menggunakan seleksi


pengalaman belajar untuk membantu mencapai maksud,tujuan,dan
sasaran.Seleksi tersebut meliputi seleksi isi melalui tipe-tipe tertentu dari
pengalaman yang mungkin ditawarkan.Seleksi mengenai organisasi dan
integrase pengalaman belajar dan isi berkenaan dengan proses belajar
.Dan seleksi evaluasi setiap fase dan masalah-masalah tujuan.

Kelebihan model 1.Adanya evaluasi untuk mengukur efektifitas dan tercapainya kurikulum yang telah
pengembangan ditetapkan dan evaluasi juga berfungsi untuk pengembangan kurikulum menjadi ke arah
kurikulum yang lebih baik lagi.
Wheeler
2.Struktur kurikulum yang dikembangan logis dan rasional jadi dalam
pengimplementasiannya sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang.
3.Pengembangan kurikulum model Wheeler sudah memenuhi fungsi kurikulum yaitu
dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat,mengembangkan kepribadian,dan
menyediakan pilihatn progam yang sesuai dengan potensi siswa.

4.Menerima keterbukaan terhadap perubahan termasuk perkembangan IPTEK sehingga


kurikulum dapat berkembang lebih baik dan pesat.

5.Kurikulum yang baik salah satunya tidak hanya mengacu kepada satu jenis aliran
saja,dalam hal ini model pengembangan kurikulum Wheeler telah mengacu pada
berbagai aliran dan dapat dikatakan gabungan dari beberapa aliran.

Kekurangan 1.Kekurangan pengembangan model kurikulum Wheeler yaitu dalam


model pengimplementasiannya harus mengunakan analisis yang logis ,tepat,dan hati-hati
pengembangan karena jika tidak evaluasi yang diterapkan tidak membuat lebih baik.
kurikulum
Wheeler 2.Dalam penyeleksian nilai-nilai buadaya mesyarakat yang dianggap baik sedikit
mengalami pergeseran persepsi ,jadi harus benar-benar ditentukan dengan baik.

Tanggapan Menurut pendapat saya, model pengembangan kurikulum Wheeler cocok diterapkan di
Indonesia alasannya yaitu :
1.Model kurikulum ini menerima keterbukaan perubahan untuk menuju tujuan
pendidikan yang lebih baik.Hal ini sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia yang harus
lebih diupdate tingkat penguasaan atau melek IPTEK agar mampu bersaing dengan
negara lainnya sehingga menjadi negara yang lebih maju.

2.Konsep kurikulum ini setiap langkah saling berhubungan dan sistematis dimana suatu
langkah tidak dapat dilakukan sebelum langkah-langkah sebelumnya telah
diselesaikan.Hal ini sesuai diterapkan di Indonesia ,dengan melihat tahapan
perkembangan psikologis anak maka kurikulum harus disesuaikan dengan tingkatan
perkembangan anak dan setiap tingkatan saling berhubungan.Konsep ini sudah
diterapkan di Indonesia yaitu adanya Jenjang Pendidikan dan terbukti efektif.

3.Model pengembangan kurikulum ini megacu pada berbagai aliran sehingga sesuai jika
diterapkan di Indonesia karena merupakan bangsa yang majemuk dan beragam.Jadi
dalam menyusun kurikulum telah mepertimbangkan dari berbagai aspek sehingga
dapat diterima dan sesuai dengan seluruh kebutuhan bangsa.

Referensi :

Achruh, A. (2019). Komponen dan Model Pengembangan Kurikulum. Jurnal Inspiratif


Pendidikan, 8(1), 1-9.

Ekayanti,N.W dkk,(2013).Model Kurikulum Wheeler.Bali.Kementrian Pendidikan Nasional


Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai