Anda di halaman 1dari 13

Model Pengembangan dan

Organisasi Kurikulum

PTIK
Model-Model Pengembangan
Kurikulum
• Model Ralph Tyler
Menurut Tyler ada 4 tahapan yang harus dilakukan
dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
• Menentukan tujuan pendidikan
• Menentukan proses pembelajaran yang harus
dilakukan
• Menentukan organisasio kurikulum
• Menentukan evaluasi pembelajaran
• Model Administratif
• Pengembangan kurikulum model ini sering disebut dengan
istilah dari atas kebawah (Top down) atau lini staf (Line-staff
procedure), artinya pengembangan kurikulum ini dimulai
dengan langkah pertama dari para pejabat tingkat atas
membuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan
penggembangan kurikulum, tim ini sekaligus sebagai tim
pengarah dalam pengembangan kurikulum.
• Langkah kedua adalah membentuk suatu tim panitia
pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum
yang didukung oleh beberapa anggota yang terdiri
beberapa ahli yaitu ahli pendidikan, kurikulum, disiplin
ilmu, tokoh masyarakat, tim pelaksana pendidikan dan
pihak dunia kerja.
• Model Grass Roots
Proses penggembangan kurikulum ini dimulai dari gagasan
guru-guru sebagai pelaksana pendidikan disekolah. Ada
beberapa yang harus diperhatikan pengembangan
kurikulum oleh model grass roots, diantaraya :
1) guru harus memiliki kemampuan yang profesional,
2) guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum
dan penyelesain masalah kurikulum,
3) guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan,
pemilihan bahan dan penentuan evaluasi,
4) sering bertemunya kelompok dalam pembahasan
kurikulum akan berdampak pada pemahaman guru dan
akan menghasihkan konsensus tujuan, pringsip maupun
rencana-rencana.
• Model Demonstrasi
Model pengembangan kurikulum ini semula
merupakan inovasi kurikulum dalam skala kecil yang
kemudian digunakan dalam skala yang lebih luas. Toto
Ruhimat dkk (Semit, Stanley, dan Shores) ada dua
bentuk pengembangan model ini. Pertama, kelompok
guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang
diorganisasi dan ditunjuk untuk melakukan uji coba
Kedua, dari beberapa yang merasa kurang puas
terhadap kurikulum yang sudah ada, kemudian guru-
guru tersebut melakukan eksperimen, uji coba, dan
pengembangan secara mamandiri.
• Model Miller-Seller
• Model pengembangan kurikulum Miller-Seller
terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
• Klarifikasi Orientasi Kurikulum
• Pengembangan Tujuan
• Identifikasi Model Mengajar
• Implementasi
• Model Taba’s
Model ini merupakan modifikasi dari model Tyler,
modifikasi tersebut terutama penekanannya pada
pemusatan perhatian guru. Teori Taba mempercayai
bahwa guru merupakan faktor utama dalam usaha
pengembangan kurikulum. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1) mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan
guru-guru
2) menguji unit eksperimen
3) mengadakan revisi dan konsolidasi
4) pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum
5) implementasi dan desiminasi
Organisasi Kurikulum
• Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain
bahan kurikulum yang tujuannya untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari bahan
pelajaran serta mempermudah siswa dalam
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
• Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam organisasi kurikulum diantaranya berkaitan
dengan ruang lingkup (scope), urutan bahan
(squence), kontinuitas, keseimbangan,
keterpaduan (integrated).
Organisasi Kurikulum
a. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran
1) Mata Pelajaran Terpisah
Mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum)
bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan
dan penghetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan secara
berabad-abad agar mereka tak perlu mencari dan menemukan
kembali dengan apa yang telah diperoleh dari generasi terdahulu
(S.Nasution, 1986)
2) Mata Pelajaran Gabungan
Kurikulum dalam bentuk ini sebagai upaya penggabungan dari
mata-mata pelajaran yang terpisah-pisah dengan maksud untuk
mengurangi kekurangan yang terdapat dalam bentuk mata
pelajaran. Tujuan penggabungan mata pelajaran ini yaitu untuk
memperkaya wawasan siswa diberbagai disiplin ilmu.
b. Kurikulum Terpadu
Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk belajar secara kelompok maupun secara individu, lebih
memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar, serta
dapat melibatkan siswa dalam mengembangan program
pembelajaran.
1) Kurikulum Inti
Kurikulum inti merupakan bagian dari kurikulum terpadu
(integrated curriculum). Topik-topik yang dapat diangkat dalam
kurikulum ini selalu berkaitan dengan beberapa disiplin ilmu
dan lingkungan. Beberapa karakteristik kurikulum ini adalah:
(a) kurikulum direncanakan secara berkelanjutan (continue)
(b) isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari
pengalaman yang saling berkaitan
(c) isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun
problema yang dihadapi
(d) isi kurikulum cendrung mengambil atau mengangkat
sustansi yang bersifat pribadi maupun sosial.
(e) isi kurikulum ini lebih difokuskan berlaku untuk semua
siswa.
• 2) Social Functions dan Persistent Situations
Sosial function kurikulum ini didasarkan atas
analisis kegiatan-kegiatan manusia dalam
masyarakat.
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia
sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat
misalnya memelihara dan menjaga keamanan
masyarakat, perlindungan dan pelestarian hidup
dan lain-lain.Persistent life situations kurikulum
yang mengangkat situasi yang dihadapi mausia
dalam hidupnya,masa lalu, saat ini dan masa
mendatang.
3) Ekperience atau Activity Curriculum
Kurikulum ini cenderung mengutamakan kegiatan-
kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam
rangka membentuk kemampuan yang terintegrasi dengan
lingkungan maupun dengan potensi siswa. Ada empat
tipe pembelajaran proyek yang dapat dikembangkan
dalam activity curricullum di antaranya :
a) contruction on creative project adalah pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan ide-ide atau
merealisasikan suatu ide dalam suatu bentuk tertentu
misalnya; membuat payung, menulis gagasan atau surat
dan lain-lain.
b) appreciation on enjoyement project adalah
pembelajaran yang bertujuan untuk menikmati
pengalaman-pengalaman dalam bentuk apresiasi atau
estetis (estetika), misalnya menyaksikan permainan
drama.
• c) the problem project adalah pembelajaran
yang bertujuan untuk memecahkan, masalah
yang bersifat intelektual tetapi ada substansi
terdapat keterampilan (vokasional), misalnya
bagaimana cara penanggulang penyebaran flu
burung.
d) the drill of specific project adalah
pembelajaran yang bertujuan untuk
memperoleh beberapa item atau tingkatan
keterampilan, misalnya bagaimana
mengoprasikan kamera digital, bagaimana
cara menulis

Anda mungkin juga menyukai