Jawab : Model dari bahasa italia yakni modello dapat diartikan dari berbagai dimensi, dari kata benda diartikan sebagai jenis atau contoh, dari kata sifat sebagai contoh dan dari kata kerja dipahami sebagai membuat dengan contoh. Model secara etimologi yakni sesuatu contoh. Dalam KBBI, model didefinisikan sebagai pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan atau barang tiruan. Model dapat dipahami sebagai suatu jenis contoh dari suatu pola (contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk menghasilkan sesuatu. Model adalah pola atau contoh yang dibuat dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambang-lambang lainnya.
2. Apakah manfaat model kurikulum?
Jawab : Model pengembangan kurikulum merupakan pola atau contoh penyusunan kurikulum baru atau penyempurnaan kurikulum yang menggambarkan proses sistem perencanaan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.
3. Apakah tujuan model kurikulum?
Jawab : Membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dan mengatasi hambatan belajar yang dialami siswa semaksimal mungkin dalam setting inklusi Membantu guru dan orangtua dalam mengembangkan program pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus baik yang diselenggarakan di sekolah di luar sekolah maupun di rumah Menjadi pedoman bagi sekolag dalam mengembangkan, menilai dan menyempurnakan program pendidikan. 4. Bagaimanakah tahap pengembangan kurikulum model administratif? Jawab : Langkah pertama adalah pembentukan ide awal yang dilaksanakan oleh para pejabat tingkat atas, yang membuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangagn kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan kurikulum. Langkah kedua adalah membentuk suatu tim panitia pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum yang didukung oleh beberapa anggota yang terdiri dari para ahli, yaitu: ahli pendidikan, kurikulum, disiplin imu, tokoh masyarakat, tim. pelaksana pendidikan, dan pihak dunia kerja. Tim ini bertugas untuk mengembangkan konsep-konsep umum, landasan, rujukan, maupun strategi pengembangan kurikulum yang selanjutnya menyusun kurikulum secara opersional berkaitan dengan pengembangan atau perumusan tujuan pendidikan maupun pembelajaran, pemilihan dan penyusunan rambu-rambu dan substansi materi pembelajaran, menyusun alternatif proses pembelajaran, dan menentukan penilaian pembelajaran. Langkah ketiga, kurikulum yang sudah selesai disusun kemudia diajukan untuk diperiksa dan diperbaiki oleh tim pengarah. Tim ini melakukan penyesuaian antara aspek-aspek kurikulum secara terkoordinasi dan menyiapkan secara sistem dalam rangka uji coba maupun dalam rangka sosialisasi dan penyebarluasan (desiminasi). Setelah perbaikan dan penyempurnaan, kurikulum tersebut perlu diujicobakan secara nyata di beberapa sekolah yang diangga representatif. Pelaksana uji coba adalah tenaga professional yang tidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum.