PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Disusun oleh :
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan pada BAB II Pasal 3 ayat (1), (2), dan (3) menjelaskan bahwa
pengelolaan pendidikan ditujukan untuk menjamin akses masyarakat atas pelayanan pendidikan
yang mencukupi, merata, dan terjangkau, menjamin mutu dan daya saing pendidikan serta
relevansinya dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat serta menjamin efektivitas, efisiensi, dan
akuntabilitas pengelolaan pendidikan (Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2010).
1.3 Tujuan
Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
a. Marjinalisasi dalam pembelajaran
b. Fungsi instruktur
c. Sistem social lembaga pendidikan
d. Aplikasi evaluasi program
BAB 2 PEMBAHASAN
Marginalisasi juga didefinisikan sebagai suatu posisi dan kondisi yang tidak disengaja
dari individu atau kelompok yang berada di pinggir suatu sistem sosial, politik, ekonomi, ekologi
dan bio-fisik sistem, mencegah mereka dari akses pada sumber daya, aset, layanan, membatasi
kebebasan memilih, serta mencegah perkembangan kemampuan (Gatzweiler, 2011: 3).
Marginalisasi juga diartikan sebagai wujud keterpinggiran. Marginalisasi biasanya
tampak pada bentuk pengecualian dari kehidupan sosial, interpersonal, dan tingkat sosial. Orang-
orang yang terpinggirkan tidak memiliki kontrol penuh atas hidup mereka dan tidak memiliki
akses ke fasilitas-fasilitas umum sehingga kaum marginal juga disebut memiliki kontribusi yang
terbatas di dalam masyarakat (Shrirang, 2015: 1).
Marginalisasi menurut Hall, Stevens, Meleis, Martin, dan Hutchinson dalam (Smith,
2004) marginalisasi adalah proses dimana individu-individu diketepikan atas dasar identitas dan
pengalaman mereka yang mengakibatkan kondisi marginal (terpinggirkan). Menurut Alfitri
(2006) untuk memahami masyarakat marginal maka dapat dilihat dengan 3 dimensi yaitu:
Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang
lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses
pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses menumbuhkan
bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu
harus mengacu pada masa depan yang jelas (pembukaan UUD 1945 alenia 4). Melalui kegiatan
pendidikans, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta
didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung
makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial
(agen perubahan di masyarakat).
Lembaga pendidikan kita sepertinya kurang berhasil dalam mengantarkan anak didiknya
sebagai agen perubahan sosial di masyarakat, terbukti dengan belum adanya perubahan yang
signifikan dan menyeluruh terhadap masalah kebudayaan dan keilmuan masyarakat kita, dan
masih maraknya komersialisasi ilmu pengetahuan di lembaga-lembaga pendidikan kita,
mahalnya biaya pendidikan serta orientasi yang hanya mempersiapkan peserta didik hanya untuk
memenuhi bursa pasar kerja ketimbang memandangnya sebagai objek yang dapat dibentuk untuk
menjadi agen perubahan sosial di masyarakat. Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan
berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari
orang atau sekelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai
social dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.
Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam
perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala hal. Dalam hal ini lembaga
pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan
harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua mengenali individu yang berbeda-
beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai
agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:
1) Pengembangan pribadi
2) Pengembangan warga
3) Pengembangan Budaya
4) Pengembangan bangsa
Perubahan yang ada dalam masyarakat akan sangat berbeda karena perbedaan tingkat
pendidikan dan tingkat ekonomi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Perubahan tingkat
pendidikan akan terus terjadi dalam masyarakat selama masyarakat tersebut berkeinginan untuk
nerubah system yang ada, misalnya masyarakat tersebut ingin merubah status sosialnya, untuk
menunjang perubahan tersebut masyarakat memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk
mewujudkannya. Lingkungan pendidikan yaaitu keluaarga dan lingkungan masyaraakat akan
mempengaruhi perkembangan social yang terjadi, system pendidikan formal di sekolah dan
lembaga pendidikan tinggi, juga akan mempengaruhi pendidikan.
Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul
Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan
telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip
oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah
upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan
proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.
1. Tujuan Evaluasi Program
Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 114-115), evaluasi program dilakukan dengan tujuan
untuk:
Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program dapat
dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi
program, pelaksana berfikir dan menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 7), terdapat perbedaan
yang mencolok antara penelitian dan evaluasi program adalah sebagai berikut:
Dengan adanya uraian diatas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan penelitian
evaluatif. Pada dasarnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari adanya
kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang pada tujuan
akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
(1) Definition stage (tahap definisi) yaitu staf program yang mengorganisir berupa:
(a) gambaran tujuan, proses, atau aktivitas dan kemudian; (b) menggambarkan
sumber daya yang diperlukankan.
(2) Installation stage (langkah instalasi), desain/ definisi program menjadi standar
baku untuk diperbandingkan dengan penilaian operasi awal program.
(3) Product stage (tahap proses), evaluasi ditandai dengan pengumpulan data untuk
menjaga keterlaksanaan program.
(4) Product stage (tahap produk), pengumpulan data dan analisa yang membantu ke
arah penentuan tingkat capaian sasaran dari outcome.
(5) Optional tahap cost benefit menunjukkan peluang untuk membandingkan hasil
dengan yang dicapai oleh pendekatan lain yang serupa.
Pemilihan model evaluasi yang akan digunakan tergantung pada tujuan evaluasi. Dalam
pelaksanaan evaluasi program pembelajaran keterampilan memasak digunakan pendekatan
system. Pendekatan system adalah pendekatan yang dilaksanakan dalam mencakup seluruh
proses pendidikan yang dilaksanakan
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan