Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian model pengembangan kurikulum?
2. Apa saja macam-macam model pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model pengembangan kurikulum
2. Untuk mengetahui macam-macam model pengembangan kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum
Menurut Good and Traver yang dikutip oleh Wina Sanjaya dalam bukuKurikulum dan Pembelajaran,
model ialah abstraksi dunia nyata ataurepresentasi peristiwa kompleks atau sistem alam bentuk naratif
, materis,grafis serta lambang
lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan tetapimerupakan representasi realitas yang dikemban
gkan dari keadaan. Dengandemikian, model pada dasarnya berkaitan 
dengan rancangan yang dapatdigunakan untuk menerjemahkan sesuatu ke dalam 
realitas, yang sifatnya lebih praktis. Model berfungsi sebagai sarana untuk 
mempermudah berkomunikasiatau sebagai petunjuk yang bersifat prespektif untuk 
mengambil keputusan atausebagai petunjuk untu kegiatan dan pengelolaan.
Pengembangan kurikulum tidak dapat terlepas dari berbagai aspek yangmemengaruhinya, seperti cara 
berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan.
sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik,kebutuhan masyarakata 
maupun arah program pendidikan. Aspekaspektersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbanga
nkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatualtern
atif prosedur dalam rangka mendesain(designing),menerapkan (implementation), dan mengevaluasi
(evaluation) suatu kurikulum.

Dalam pengembangan kurikulum, hendaknya sebisa mungkin didasarkan pada faktor-faktor yang kon
stan sehingga ulasan mengenai hal yang dibahasdapat dilakukan secara konsisten. Faktor
faktor konstan yang dimaksud adalahdalam pengembangan kurikulum perlu didasarkan pada tjuan, ba
han pelajaran, proses belajar mengajar, dan evaluasi yang menggambarkan dalam pengembangan ters
ebut.
Saat sudah menemukan desain kurikulum maka dapat mengembangkankurikulum sesuai dengan mod
el-modelnya. Jika kurikulum sebagai sebuah bangunan maka model pengembangan kurikulum ibarat 
model atau jenis bangunan tersebut.
Jadi yang dimaksud model pengembangan kurikulum yaitu langkah atau prosedur sistematis dalam pr
oses penyusunan suatu kurikulum. Denganmemahami esensi model pengembangan kurikulum dan sej
umlah alternatifmodel pengemangan kurikulum para pengembang kurikulum diharapkan akan bisa be
kerja secara sistematis serta optimal dalam berbagai kepentingan, teoridan prakti bisa diwujudkan.
B. Macam macam model pengembangan kurikulum
1. Model Rogers
Model ini berasal dari seorang psikolog Carl Rogers.
Dia berasumsi bahwa “kurikulum diperlukan dalam rangka mengembangkan individu yan
gterbuka, luwes dan adaptif terhadap situasi perubahan.”
Untuk itu,dieprlukan pengalaman kelompok dalam melatih hal
hal yang bersifatsensitif. Setiap kelompok terdiri atas 10-15 orang dengan seorang fasilita
tor  
atau pemimpin. Kelompok tersebut hendaknya tidak berstruktur, tetapiharus menyediakan 
lingkungan yang memungkinkan seorang dapat berekspresi secara bebas dan ada pula ke
mungkinan berkomunikasiinterpersonal secara luas. 
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Roger’s:
a. Pemilihan target dari sistem pendidikan.
b. Dalam pengembangan kurikulum model Roger’s adalah partisipasi guru
dalam pengalaman kelompok yang intensif.
c. Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelasatau unit pelajaran
d. Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok

2. Model Terbalik Hilda Taba
Model pengembangan kurikulum ini oleh Hilda Taba berbeda
dengan lazimnya atau kebanyakan model lain yang ditempuh bersifat
deduktif, sedang model Taba ini bersifat induktif. Oleh karena itu sering
disebut dengan “model terbalik” atau “inverted model”.
Menurut Taba, pengembangan suatu kurikulum harus melalui lima tahapan berikut ini.
1) Melakukan eksperimen
Pada tahapan ini, guru-guru melakukan kajian mendalam untuk menganalisis hubungan antara
teori dan praktik. Kegiatan itu dilakukan melalui praktik atau eksperimen di dalam kelas
hingga diperoleh data-data yang relevan. Selanjutnya, data-data itu digunakan untuk menguji
teori yang ada.
2) Melakukan uji pada unit eksperimen
Tahapan ini bertujuan untuk menguji validitas data yang diperoleh. Caranya, guru melakukan
eksperimen kembali di luar kelas.
3) Perbaikan (revisi) dan konsolidasi
Data yang diperoleh di luar kelas akan dijadikan acuan perbaikan atau revisi Setelah
perbaikan akan dilakukan konsolidasi guna penarikan kesimpulan untuk hal-hal yang bersifat
umum. Mengingat, unit eksperimen yang telah dilakukan belum tentu sesuai untuk sekolah
atau instansi lain.
4) Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
Di tahapan ini, para pengembang kurikulum melakukan kajian untuk memastikan kesesuaian
antara konsep dan kondisi.
5) Penerapan kurikulum
Setelah dinyatakan sesuai, barulah kurikulum bisa diterapkan secara bertahap ke daerah yang
lebih luas.

3. Model administrasi
Pengembangan kurikulum model ini disebut juga dengan istilah dariatas ke bawah
(top down) atau staf lini (line-staff prosedure), artinya
pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari pejabat tingkat at
as pembuat keputusan dan kebikajan pendidikan,kemudian secara struktural dilakasanaka
n di tingkat bawah.
Proses pengembangan kurikulum model ini dilakukan dengan empat langkah, yaitu:
1) Dimulai dari pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan.Anggota tim biasany
a terdiri dari pejabat yang ada dibawahnya,seperti: para pengawas pendidikan, ahli ku
rikulum, ahli disiplinilmu, dan bisa juga ditambah dari tokoh dunia kerja. Tugas tim p
engarah ini adalah merumuskan konsep dasar, garis-garis besarkebijakan, menyiapkan 
rumusan falsafah, dan tujuan umum pendidikan.
2) Menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakanatau rumusan-
rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah.anggota kelompok kerja ini adalah: par
a ahli kurikulum, para ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, ditambah dengan guru-
guru senior yang dianggap sudah berpengalaman. Tugas pokoknyaadalah merumuska
n tujuan-tujuan yang lebih operasional daritujuan-tujuan umum, memilih dan menyus
un bahan bahan pelajaran,memilih strategi pengajaran dan alat evaluasi, serta menyus
un pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru.
3) Apabila kurikulum telah selesai disusun, hasilnya diserahkan kepadatim perumus untu
k dikaji dan diberi catatan-catatan atau direvisi.Bila dianggap perlu kurikulum itu diuj
i dan perlu di uji coba sertadievalusi kelayakannya oleh suatu tim yang ditunjuk oleh 
paraadministrator. Hasil uji coba tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan.
4) Para administrator selanjutnya memerintahkan kepada setiapsekolah untuk mengimpl
ementasikan kurikulum yang telah tersusunitu.

4. Model Beauchamp
Model ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan asal Amerika, yaitu George Beauchamp. Menurut
Beauchamp, pengembangan kurikulum harus mengacu pada lima tahapan berikut.
1) Menentukan cakupan wilayah kurikulum
Cakupan wilayah kurikulum ini ditentukan oleh pihak pembuat kebijakan yang diberi tugas
sebagai pengembang kurikulum. Cakupan wilayah yang dimaksud meliputi sekolah,
kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga tingkat negara.
2) Menentukan pihak-pihak ikut terlibat di dalamnya
Setelah mendapatkan cakupan wilayah yang sesuai, selanjutnya dilakukan pemilihan pihak-
pihak yang nantinya terlibat dalam kegiatan pengembangan seperti ahli kurikulum di tingkat
pusat, perguruan tinggi, para praktisi pendidikan, hingga tokoh masyarakat yang berperan di
bidang pendidikan.
3) Organisasi dan prosedur pengembangan
Pada tahapan ini dilakukan perumusan tujuan umum dan tujuan khusus, pemilihan isi serta
pengalaman belajar, evaluasi, dan penentuan desain kurikulum secara menyeluruh.
4) Implementasi dan penerapan kurikulum
Setelah semua tahapan dilalui, barulah kurikulum bisa diterapkan dan harus disertai evaluasi
secara berkala.

5. Model Tyler
Model Tyler dikembangkan oleh seorang penulis asal Amerika, yaitu Ralph Tyler pada tahun
1940. Model ini termasuk dalam model pengembangan deduktif. Menurut Tyler, pengembangan
suatu kurikulum harus melalui empat tahapan, yaitu sebagai berikut.
1) Analisis tujuan (objectives)
Pengembangan kurikulum dimulai dengan menganalisis tujuan terlebih dahulu. Analisis itu
mengacu pada tiga kelompok data, yaitu peserta didik, kehidupan peserta didik di luar
sekolah, dan beban mata pelajaran.
2) Pengalaman belajar siswa (selecting learning experience)
Pengalaman siswa merupakan interaksi antara siswa dan lingkungan serta bagaimana kondisi
belajar siswa selama di kelas. Pada tahap ini, pengembang kurikulum harus mengacu pada
beberapa prinsip, yaitu pengalaman harus mengacu pada tujuan yang akan dicapai dan
keaktifan siswa.
3) Mengorganisasikan pengalaman belajar (organising learning experience)
Pengalaman belajar bisa diorganisasi ke dalam dua cara, yaitu cara vertikal dan horizontal.
Pengorganisasian secara vertikal dilakukan dengan menghubungkan suatu ilmu pengetahuan
yang sama namun pada tingkatan yang berbeda. Sementara pengorganisasian secara
horizontal dilakukan dengan menghubungkan pengalaman belajar beberapa bidang yang
berbeda pada tingkatan yang sama.
4) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi meliputi penilaian yang menitikberatkan pada tujuan pembelajaran

6. Model Pemecahan  masalah/The Systematic  Action-Research Model


Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangankurikulum 
merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu prosesyang melibatkan kepribad
ian orang tua, siswa guru, struktur sistemsekolah, pola hubungan pribadi dan kelompo
k dari sekolah danmasyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut model ini menekankan 
padatiga hal itu: hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat, sertawibawa da
ri pengetahuan professional. Kurikulum dikembangkandalam konteks harapan warga 
masyarakat, para orang tua, tokohmasyarakat, pengusaha, siswa, guru, dan lain-lain, y
ang mempunyai pandangan tentang bagaimana pendidikan, bagaimana anak belajar, d
an bagaimana peranan kurikulum dalam pendidikan dan belajar, dan bagaimana peran
an kurikulum dalam pendidikan dan pengajaran.Penyusunan kurikulum harus memasu
kkan pandangan dan harapan-harapan masyarakat, dan salah satu cara untuk mencapai 
hal itu adalahdengan prosedur action research.
Langkah  pertama,

mengadakan kajian secara seksama tentangmasalah-masalah kurikulum, berupa pengu
mpulan data yang bersifatmenyeluruh, dan mengidentifikasi faktor-faktor, kekuatan d
an kondisiyang mempengaruhi masalah tersebut. Dari hasil kajian tersebut dapatdisus
un rencana yang menyeluruh tentang cara-cara mengatasi masalahtersebut, serta tinda
kan pertama yang harus diambil.
Langkah  kedua
implementasi dari keputusan yang diambil dalamtindakan pertama. Tindakan ini seger
a diikuti oleh kegiatan pengumpulan data dan fakta-fakta. Kegiatan pengumpulan data 
inimempunyai beberapa fungsi: (1) menyiapkan data bagi evaluasitindakan, (2) sebag
ai bahan pemahaman tentang masalah yang dihadapi,(3) sebagai bahan untuk menilai 
kembali dan mengadakan modifikasi,(4) sebagai bahan untuk menentukan tindakan le
bih lanjut.

 Menurut Zainal Arifin dalam bukunya
Konsep  dan Model Pengembangan Kurikulum, ada tiga faktor utama yang dijadikan 
bahan pertimbangan dalam model ini adalah hubungan antarmanusia,organisasi sekol
ah, dan masyarakat, serta otoritas ilmu.Langlah-langkah dalam model ini adalah:

a) Merasakan adanya sesuatu masalah dalam kelas atau sekolah perlu diteliti secara 
mendalam, 
b) Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya,
c) Merencanakan secara mendalam tentang bagaimana pemecahan masalahnya,
d) Menentukan keputusan-keputisan apakah yang perlu diambil
sehubungan dengan masalah tersebut,
e) Mencari fakta secara meluas dan
f) Menilai tentang kekuatan dan kelemahannya

7. Emerging technical Model
Model ini dicetuskan oleh Kirst dan Walker. Kirst dan Walker seiringdengan perke
mbangan ilmu pengetahuan dan  teknologi, serta  nilai
nilai bisnis dalam budaya industri. Mereka mengemukakan bahwa kecenderungan-
kecenderungan baru tumbuh berdasarkan tiga orientasi berikut
a) Model Analisis tingkah laku
Model analisis tingkah laku berisi tentang sistem intruksional yang
menekankan pada penguasaan tingkah laku atau kemampuan yang dimiliki
siswa. Penerapan model ini menuntut kemampuan atau kekuatanadministratif
organisasi.
b) Model Analisis sistem
Model ini memulai kegiatannya dengan cara menjabarkan tujuan-tujuan secara kh
usus (output) menyusun alat-alat ukur untuk menilai
keberhasilannya, kemudian mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terha
dap proses penyelenggaraannya.
c) Model berdasarkan Komputer 
Model pengembangan kurikulum dengan cara memberdayakan
komputer. Pengembangan model ini dimulai dari identifikasi semua unit
kurikulum, dan masing masing unit kurikulum memiliki rumusan tentanghasil bel
ajar yang diharapkan. Para siswa dan guru diminta melengkapi pertanyaan-
pertanyaan yang berkenaan dengan unit-unit kurikulumtersebut, kemudian jawaba
n serta hasil belajar siswa diolah melalui proses
komputer dan disimpan dalam komputer (Rusman, 2012)
8. Model the grass root

Pengembangan kurikulum model
grass  rootadalah kebalikan darimodel administrasi. Inisiatif pengembangan kurikulu
m dalam model ini berada di tangan guru-guru sebagai pelaksana kurikulum di sekola
h, baik pada level ruang kelas maupun pada level sekolah. Ini dikarenakan,adanya ker
esahan atau ketidakpastian guru terhadap kurikulum yang berjalan. Selanjutnya para g
uru berupaya mengadakan inovasi terhadapkurikulum yang sedang berjalan

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menerapkanmodel pengemba
ngan grass  roots ini, yaitu:

a) Guru harus memiliki kemampuan yang professional 
b) Guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum dan penyelesaian masalah kurik
ulum
c) Guru harus terlibat lngsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, penentuan eva
luasi
d) Seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulumyang akan berdampak t
erhadap pemahaman guru dan akanmenghasilkan tujuan, prinsip maupun rencana-
rencana.
9. Model Makro
Kurikulum makro yaitu kurikulum yang menyeluruh meliputi semua komponen, atau
meliputi seluruh wilayah, atau seluruh siswa pada jenjang pendidikan tertentu (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2010 : 199).
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan dalam
perancangan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro. Kurikulum makro disusun
oleh tim atau komisi khusus yang terdiri dari para ahli
a. Kerangka dasar kurikulum
 Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia yang
dilaksanakanmelalui kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi , estetika, jasmani, olahraga dankesehatan.
 Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
yangdilaksanakan melalui kegiatan agama dan ahlak mulia,kewarganegara
an, bahasa, seni dan budaya, serta pendidikan jasmani,
 Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, keterampilan,kejuruan,teknol
ogi informasi dan komunikasi, serta muatan local yang relevan.
 Kelompok mata pelajaran estetika yang dilaksanakan melalui kegiatan seni
dan budaya, keterampilan dan dan muatan local yang relevan.
 Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan yang
dilaksanakan melalui kegiatan jasmani, olahraga dan kesehatan,ilmu
pengetahuan alam, dan muatan local yang relevan.
b. Pengembangan Kurikulum melakukan kegiatan dengan tahapan sebagaiberikut
 Menganalisis ,dan mengembangkan standar kompetensi lulusan (SKL),dan
standar isi(SI)
 Merumuskan visi dan misi, serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan .
 Berdasarkan SKL, standar isi, visi dan misi, serta tujuan
pendidikanpada tingkat satuan pendidikan selanjutnya dikembangkan bida
ng studi-bidag studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan
tersebut.
 mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga tenaga kependidikan (guru
dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang
diperlukan,dengan berpedoman pada standar kependidikan yang ditetapka
n BSNP.
 Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang perlu diberikan untuk
memberi kemudahan belajar, sesuai dengan standar sarana dan prasarana
pendidikan yang di tetapkan BSNP

c. Prinsip Pengembangan Kurikulum


 erpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didikdan
lingkungannya.
 Beragam dan terpadu
 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
 Relevan dengan kebutuhan.
 menyeluruh dan berkesinambungan.
 Belajar sepanjang hayat.
 Seimbang antara kepentingan global, nasional dan local
d. Standar kompetensi lulusan

10. Model Mikro


Kurikulumm mikro yaitu perencanaan aktualisasi / operasional kurikulum ideal
potensial dalam pengajaran di kelas. Perencanaan ini adalah perencanaan
instruksional yang spesifik untuk pengajaran dalam kelas dengan sejumlah langkah-
langkah yang spesifik pada satuan pelajaran atau satuan acara perkuliahan mulai dari
identifikasi mata pelajaran/mata kuliah, unit/topik, sub topik, tujuan instruksional
umum dan khusus sampai pada penilaian/evaluasi. Kemudian rencana tersebut dapat
diaktualisasikan dengan baik dalam proses belajar mengajar di kelas (Syafruddin
Nurdin, 2010 : 109 – 110) .

Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru lebih berperan dalam kurikulum
mikro. Kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun dalam
bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan, beberapa
minggu ataupun beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun, satu semester atau
satu catur wulan disebut juga program tahunan, semesteran, catur wulan, sedangkan
kurikulum untuk beberapa minggu atau hari disebut satuan pelajaran. Program
tahunan, semesteran, catur wulanan ataupun satuan pelajaran memiliki komponenn-
komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran, metode, media pembelajaran, dan
evaluasi, hanya keluasan dan kedalamannya berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya,  Kurikulum  dan Pembelajaran:  Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum 
Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 82
Toto Ruhimat dan Muthia Alinawati, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: RajawaliPress, 2013), h. 78
Abdullah Idi,  Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-
RuzzMedia, 2013), h. 177
Zainal Arifin,  Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,
(Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2017), h. 137 dan 142
Nana Syaodih Sukmadinata,
Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2011), h.169
Rusman. (2012). manajemen kurikulum. Jakarta: PT raja grafindo
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/model-pengembangan-kurikulum/

Anda mungkin juga menyukai