Disusun Oleh :
FITRI AISA (0309202110)
IPS 3 (SEMESTER 5)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi merupakan pengembangan dari model pembelajaran konstruktifisme
dankognifisme, dimana pada model ini siswa dalam belajar mengkonststruksi pengetahuan dan
berinteraksi dengan lingkungan serta siswa belajar secara discovery learning. Hanya model
pembelajaran konstruktifisme dan kognifisme bersifat umum artinya penggunaannya dapat
dilakukan oleh guru apa saja.
Strategi sebagai instrumen atau alat yang dapat mengantarkan inovasi mencapai
tujuannya. Karena inovasi menyangkut unsur-unsur atau elemen yang kompleks dan variatif,
maka strategi implementasinya pun berbeda-beda sesuai dengan komplektisitas dan variasi
dalam pket inovasi tersebut. Karenanya, harusnya diakui bahwa pola strategi inovasi pendidikan
memang sulit untuk diklasifikasikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi inovasi pendidikan?
2. Apa-apa saja strategi inovasi pendidikan?
3. Apa saja inovasi yang diperlukan dalam islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam strategi inovasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui inovasi yang diperlukan dalam islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi inovasi pendidikan adalah
merupakan rancangan-rancangan perencanaan dalam pembaharuan pendidikan agar tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.
4
usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancer
pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada di
lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika
klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial karena kekurangan sumber
dana dan tenaga.
perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perebedaan fasilitasvyang
diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
strategi fasilitatif kurang efektif jika:
digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk menentang
adanya perubahan sosial.
perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari klien
untuk menerima perubahan.
Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk memahami dasar-dasar atau
penggunaan strategi fasilitatif tersebut, seandainya strategi fasilitatif itu akan
digunakan untuk memperbaharui bidang pendidikan. Adanya suatu kurukulum baru
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses perlu dibutuhkan perubahan
dan pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika keperluan tersebut dibutuhkan
pendekatan fasilitatif yang mengutamakan program pembaharuan dengan
menyediakan berbagai macam fasilitas.dan sarana yang diperlukan. Tetapi fasilitas
dan sarana itu tidak akan memberikan banyak manfaat dan menunjang perubahan jika
para guru atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat
memahami masalah pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perluadanya
suatu perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan baik
dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam
usaha pembaharuan. Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada jadi sia-sia.
Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diringi program yang dapat
menumbuhkan perubahan pada klien (sasaran perubahan) akan perlunya perubahan
dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
5
Menurut (Zaltman, Duncan, 1977:111) Strategi Pendidikan dapat didefinisikan
sebagai perubahan sosial atau pengajaran kembali (re-education), pendidikan dipakai
untuk mencapai perubahan sosial. Dengan demikian jika pendidikan
menggunakan strategi pendidikan itu sama saja mengadakan suatu perubahan sosial
dengan cara menyampaikan fakta, dengan begitu orang yang menggunakan fakta atau
informasi itu dapat menentukan dan mengambil tindakan yang akan dilakukanya.
Setiap manusia memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda untuk
dapat membedakan fakta serta memilih untuk mengatur sikap atau tingkah lakunya
apabila fakta itu ditujukan kepadanya.
Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu karena untuk
mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa
strategi yang jelas, proses pendidikan tidak akan terarah sehingga tujuan
pendidikan yang telah efektif dan efisien semuanya sia-sia.
Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi
sebagai berikut:
Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam waktu yang singkat.
Apabila sasaran perubahan ( klien ) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan
tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan program perubahan sosial.
Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap
perubahan yang diharapkan.
Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif jika:
Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan
sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang
dicapai.
Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya: sumbangan
dana, donator, serta berbagai penunjang yang lain.
Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan
masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah yang
dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan.
6
Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.
Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan atau persuasif yang
artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk atau merayu agar sasaran
perubahan mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk
mengikuti perubahan dengan cara memberikan alasan, mendorong atau mengajak untuk
mengikuti contoh yang diberikan.
Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam perubahan sosial.
Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi bujukan tepat jika masalah dianggap kurang
penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif serta pelaksanaan program perubahan
tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap klien.
Walaupun strategi ini mengedepankan komunikasi intensif dalam mengajak orang lain
dalam sebuah proses perubahan, namun dengan strategi ini bukan berarti seorang inovator bebas
nilai dalam menyampaikan bujukannya, karena batas-batas etika moral sosial tetap berlaku.
Ditambah pula, bahwa strategi bujukan dapat berhasil berdasarkan alasan yang rasional,
pemberian fakta yang akurat, tetapi mungkin juga justru dengan fakta yang salah sama sekali
(rayuan gombal).
Strategi bujukan tepat digunakan bila sasaran perubahan tidak berpartisipasi dalam proses
perubahan sosial
Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak
perubahan sosial
7
Guru tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial
Guru berada pada tahap evaluasi dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima
atau menolak perubahan social.
Masalah yang dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif.
Pelaksanaan program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap
sasaran perubahan.
Perubahan sosial sangat bermanfaat, tetapi mengandung resiko yang dapat menimbulkan
perpecahan.
Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti dan tidak dapat diamati manfaatnya
secara langsung
8
Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan
sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya
Strategi paksaan juga dapat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah
atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial
Strategi pelaksanaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk
mengusahakan perubahan dan pelaksanaan perubahan juga tidak mampu mengadakan nya
Strategi pelaksanaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus
terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai.
Strategi paksaan juga dapat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap
perubahan social.
Bertolak dari kenyataan bahwa pendidikan kita sekarang telah mengalami banyak
peruabahan dalam bidang teknologi atau yang disevut era globalisasi, maka diperlukan adanya
inovasi dalam dunia pendidikan Islam yang setidaknya meliputi :
Kurikulum
Kurikulum dalam pengertian luas tidaknya terbatas pada subjek pelajaran, tetapi
mencakup berbagai aktifitas yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengertian yang lebih luas dikemukakan oleh Alice Meil dalam bukunya Chaning
the Curriculum a Sosial/Process, bahwa kurikulum meliputi kedaan gedung, suasana sekolah,
keinginan, keyakinan, pengetahuan, dan sikap orang yang meladeni dan diladeni sekolah, yakni
anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia.
Dari berbagai definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya kurikulum mengandung
makna yang sangat luas, sehingga dapat dikatakan seluruh apa saja yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan disebut dengan kurikulum.
Pendidik
9
Pendidik adalah elemen yang amat penting dalam pendidikan, sebab pendidik
berfungsi sebagai sentral dari seluruh aktifitas pendidikan khususnya proses belajar mengajar.
Ditangan pendidik pula metode penyajian menjadi hidup dan menarik bagi peserta didik.
Berdasarkan itulah makanya pendidik memegang kunci penting dalam memberdayakan
pendidikan menghadapi dunia yang penuh dengan kompetitif.
Lembaga Pendidikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi inovasi pendidikan adalah rancangan atau rencana yang sengaja dibuat untuk
meningkatkan pembaharuan pendidikan.
Macam-macam strategi inovasi pendidikan adalah :
Strategi fasilitatif
Strategi edukatif
10
Strategi persuasif
Strategi paksaan
Inovasi yang diperlukan dalam pendidikan islam :
Kurikulum
Pendidik
Lembaga kependidikan.
Daftar pustaka
11