Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Henny Handayani, M.Pd

Disusun Oleh :
FITRI AISA (0309202110)
IPS 3 (SEMESTER 5)

PROGRAM STUDI TADRIS IPS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi merupakan pengembangan dari model pembelajaran konstruktifisme
dankognifisme, dimana pada model ini siswa dalam belajar mengkonststruksi pengetahuan dan
berinteraksi dengan lingkungan serta siswa belajar secara discovery learning. Hanya model
pembelajaran konstruktifisme dan kognifisme bersifat umum artinya penggunaannya dapat
dilakukan oleh guru apa saja. 

Strategi sebagai instrumen atau  alat yang dapat mengantarkan inovasi mencapai
tujuannya. Karena inovasi menyangkut unsur-unsur atau elemen yang kompleks dan variatif,
maka strategi implementasinya pun berbeda-beda sesuai dengan komplektisitas dan variasi
dalam pket inovasi tersebut. Karenanya, harusnya diakui bahwa pola strategi inovasi pendidikan
memang sulit untuk diklasifikasikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi inovasi pendidikan?
2. Apa-apa saja strategi inovasi pendidikan?
3. Apa saja inovasi yang diperlukan dalam islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam strategi inovasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui inovasi yang diperlukan dalam islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Inovasi Pendidikan


Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
serangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.  Sedangkan
inovasi adalah pembaharuan dalam ide, gagasan dan produk barang dalam kehidupan manusia
untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
Strategi inovasi pendidikan menurut Syafaruddin merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dan efektivitas perubahan sosial tergantung pada ketepatan
penggunaan strategi. Untuk dapat memilih suatu strategi yang tepat bukanlah suatu hal yang
mudah. Hal ini dikarenakan suatu strategi pendidikan memiliki kelemahan dan kelebihan, juga
karena sebenarnya strategi pendidikan itu terletak pada continum dari tingkat yang paling lemah
(sedikit) tekanan paksaan dari luar, ke arah paling banyak (kuat).
Strategi pendidikan terdiri atas empat macam yakni, strategi fasilitatif (facilitative strategies),
strategi pendidikan (re-education strategies), strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi
paksaan (power strategies). Dalam kempt strategi tersebut sulit menemukan adanya strategi dan
pendidikan dikarenakan pada kenyataannya tidak memiliki batasan-batasan yang jelas untuk
membedakan strategi yang satu denga yang lainnya. Misalnya strategi fasilititatif, strategi
fasilitatif mungkin juga dapat di pakai dalam strategi pendidikan atau mungkin dalam strategi
lainnya. Namun tergantung pada pelaksanaan program perubahan social yang dapat memahami
berbagai macam strategi, dapat memilih untuk menentukan strategi yang akan dapat mencapai
suatu tujuan perubahan sosial.

3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi inovasi pendidikan adalah
merupakan rancangan-rancangan perencanaan dalam pembaharuan pendidikan agar tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

B. Macam-macam Strategi Inovasi Pendidikan


 Strategi fasilitatif (facilitative strategies)
 Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial yang didalam
nya lebih mengutamakan penyediaan fasilitas. atau lebih tepatnya pelaksanaan
inovasi pendidikan menggunakan strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan
inovasi yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar
program inovasi pendidikan kan berjalan dengan mudah dan lancar.
 hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan strategi fasilitatif:
 strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan (klien):
 mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan
(tujuan).
 merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.
 bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.
 memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki
dirinya.
 sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan
kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan.
 strategi fasilitas tepat juga digunakan sebagai kenpensasi motivasi yang rendah
terhadap usaha perubahan sosial.
 menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial
jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan
perubahan sesuai yang diharapkan.
 penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru
dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai
dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.

4
 usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancer
pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada di
lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
 strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika
klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial karena kekurangan sumber
dana dan tenaga.
 perbedaan sub bagian dalam klien akan  menyebabkan perebedaan fasilitasvyang
diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
 strategi fasilitatif kurang efektif jika:
 digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk menentang
adanya perubahan sosial.
 perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari klien
untuk menerima perubahan.
 Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk memahami dasar-dasar atau
penggunaan strategi fasilitatif tersebut, seandainya strategi fasilitatif itu akan
digunakan untuk memperbaharui bidang pendidikan. Adanya suatu kurukulum baru
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses perlu dibutuhkan perubahan
dan pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika keperluan tersebut dibutuhkan
pendekatan fasilitatif yang mengutamakan program pembaharuan dengan
menyediakan berbagai macam fasilitas.dan sarana yang diperlukan. Tetapi fasilitas
dan sarana itu tidak akan memberikan banyak manfaat dan menunjang perubahan jika
para guru atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat
memahami masalah pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perluadanya
suatu perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan baik
dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam
usaha pembaharuan. Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada jadi sia-sia.
Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diringi program yang dapat
menumbuhkan perubahan pada klien (sasaran perubahan) akan perlunya perubahan
dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
 Strategi Pendidikan (re-educative strategies)

5
 Menurut (Zaltman, Duncan, 1977:111) Strategi Pendidikan dapat didefinisikan
sebagai perubahan sosial atau pengajaran kembali (re-education), pendidikan dipakai
untuk mencapai perubahan sosial. Dengan demikian jika pendidikan
menggunakan  strategi pendidikan itu sama saja mengadakan suatu perubahan sosial
dengan cara menyampaikan fakta, dengan begitu orang yang menggunakan fakta atau
informasi itu dapat menentukan dan mengambil tindakan yang akan dilakukanya.
Setiap manusia memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda untuk
dapat  membedakan fakta serta memilih untuk mengatur sikap atau tingkah lakunya
apabila fakta itu ditujukan kepadanya.
 Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu karena untuk
mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa
strategi yang jelas, proses pendidikan tidak akan terarah sehingga tujuan
pendidikan  yang telah efektif dan efisien semuanya sia-sia.
 Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi
sebagai berikut:
 Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam waktu yang singkat.
 Apabila sasaran perubahan ( klien ) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan
tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan program perubahan sosial.
 Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap
perubahan yang diharapkan.
 Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif  jika:
 Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan
sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang
dicapai.
 Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya: sumbangan
dana, donator, serta berbagai penunjang yang lain.
 Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan
masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah yang
dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan.

Strategi pendidikan akan kurang efektif jika:

6
Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.

Digunakan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain.

Strategi Persuasif (Bujukan)

Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan atau persuasif yang
artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk atau merayu agar sasaran
perubahan mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk
mengikuti perubahan dengan cara memberikan alasan, mendorong atau mengajak untuk
mengikuti contoh yang diberikan.

Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam perubahan sosial.
Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi bujukan tepat jika masalah dianggap kurang
penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif serta pelaksanaan program perubahan
tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap klien.

Walaupun strategi ini mengedepankan komunikasi intensif dalam mengajak orang lain
dalam sebuah proses perubahan, namun dengan strategi ini bukan berarti seorang inovator bebas
nilai dalam menyampaikan bujukannya, karena batas-batas etika moral sosial tetap berlaku.
Ditambah pula, bahwa strategi bujukan dapat berhasil berdasarkan alasan yang rasional,
pemberian fakta yang akurat, tetapi mungkin juga justru dengan fakta yang salah sama sekali
(rayuan gombal).

Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut ini:

Strategi bujukan tepat digunakan bila sasaran perubahan tidak berpartisipasi dalam proses
perubahan sosial

Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak
perubahan sosial

Diajak mengalokasikan sumber penunjang.

Strategi bujukan digunakan apabila:

7
Guru tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial

Guru berada pada tahap evaluasi dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima
atau menolak perubahan social.

Masalah yang dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif.

Pelaksanaan program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap
sasaran perubahan.

Perubahan sosial sangat bermanfaat, tetapi mengandung resiko yang dapat menimbulkan
perpecahan.

Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti dan tidak dapat diamati manfaatnya
secara langsung

Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal


diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan.

Strategi paksaan (power strategies)

Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi paksaan yang


artinya dengan cara memaksa klien atau sasaran perubahan untuk mencapai tujuan perubahan.
Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan. Kemampuan untuk
melaksanakan paksaan tergantung daripada hubungan kontrol antara pelaksana perubahan
dengan sasaran (klien). Jadi ukuran hasil punya target perubahan tergantung dari kepuasan
pelaksanaan perubahan. Sedangkan kekuatan paksaan artinya sejauh mana pelaksana perubahan
dapat memaksa klien tergantung dari tingkat ketergantungan klien dengan pelaksana perubahan.
Kekuatanpaksaan juga dipengaruhi berbagai faktor antara lain: ketatnya pengawasan yang
dilakukan pelaksana perubahan terhadap klien. Tersedianya berbagai alternatif untuk mencapai
tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana atau biaya untuk menunjang pelaksanaan
program, misalnya untuk memberi hadiah kepada klien yang berhasil atau menghukum yang
tidak mau dipaksa.

Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

8
Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan
sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya

Strategi paksaan juga dapat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah
atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial

Strategi pelaksanaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk
mengusahakan perubahan dan pelaksanaan perubahan juga tidak mampu mengadakan nya

Strategi pelaksanaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus
terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai.

Strategi paksaan juga dapat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap
perubahan social.

Inovasi Pendidikan Islam

Bertolak dari kenyataan bahwa pendidikan kita sekarang telah mengalami banyak
peruabahan dalam bidang teknologi atau yang disevut era globalisasi, maka diperlukan adanya
inovasi dalam dunia pendidikan Islam yang setidaknya meliputi :

Kurikulum

          Kurikulum dalam pengertian luas tidaknya terbatas pada subjek pelajaran, tetapi
mencakup berbagai aktifitas yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah.

          Pengertian yang lebih  luas dikemukakan oleh Alice Meil dalam bukunya Chaning
the Curriculum a Sosial/Process, bahwa kurikulum meliputi kedaan gedung, suasana sekolah,
keinginan, keyakinan, pengetahuan, dan sikap orang yang meladeni dan diladeni sekolah, yakni
anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia.

Dari berbagai definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya kurikulum mengandung
makna yang sangat luas, sehingga dapat dikatakan seluruh apa saja yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan disebut dengan kurikulum.

Pendidik

9
          Pendidik adalah elemen yang amat penting dalam pendidikan, sebab pendidik
berfungsi sebagai sentral dari seluruh aktifitas pendidikan khususnya proses belajar mengajar.
Ditangan pendidik pula metode penyajian menjadi hidup dan menarik bagi peserta didik.
Berdasarkan itulah makanya pendidik memegang kunci penting dalam memberdayakan
pendidikan menghadapi dunia yang penuh dengan kompetitif.

Lembaga Pendidikan

Pemaknaan pendidikan tidak cukup hanya meletakkannya dalam pengertian Schooling,


tetapi lebih dari pada itu, tuntutan kualitas tidak memungkinkan peserta didik melakukan
kegiatan pendidikan formal saja tetapi mesti serentak dan bersamaan dengan perlunya
kebersamaan antara pendidikan formal, nonformal, dan informal. Karena itu, memberdayakan
semua lembaga pendidikan ini serta mengaturnya menjadi satu kesatuan adalah merupakan suatu
upaya untuk lebih memberdayakan pendidikan di era globalisasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi inovasi pendidikan adalah rancangan atau rencana yang sengaja dibuat untuk
meningkatkan pembaharuan pendidikan.
Macam-macam strategi inovasi pendidikan adalah :
Strategi fasilitatif
Strategi edukatif

10
Strategi persuasif
Strategi paksaan
Inovasi yang diperlukan dalam pendidikan islam :
Kurikulum
Pendidik
Lembaga kependidikan.

Daftar pustaka

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Daulay, Putra Haidar. 2012. Pendidikan Islam Indonesia. Medan: Perdana Publishing
Kristiawan, Muhammad, dkk.2018. Inovasi Pendidikan. Jawa Timur: Wade Group
Mawati, Tentram Arin, dkk. 2020. Inovasi Pendidikan Konsep, Proses, dan Strategi. Yayasan
Kita Menulis
Sriyana. 2020. Perubahan Sosial Budaya. Malang: Literasi Nusantara
Syafaruddin, dkk. 2015.  Inovasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing
Sutiah. 2019. Budaya Belajar Dan Inovasi Pembelajaran. Nizamia Learning Center
Sutirna. 2018. Inovasi & Teknologi Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish
Wurdianto, Kukuh. 2018. Perubahan Sosial Budaya. Malang: Literasi Nusantara
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_3-
Krakteristik_dan_Strategi_Inovasi_Pendidikan.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai