Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
mengahafal informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah,
mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, Standar Proses
Pendidikan (SPP) memiliki peran yang sangat penting. Oleh sebab
bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan serta standar-standar
lainnya, tanpa didukung oleh standar proses yang memadai, maka standar-
standar tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa. Dalam konteks itulah
standar proses pendidikan merupakan hal yang harus mendapat perhatian bagi
pemerintah.
Dalam implementasi Standar Proses Pendidikan, guru merupakan
komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses
pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena
itulah supaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari
pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak
semua tujuan bisa dicapai oleh hanya satu strategi tertentu.
Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh
kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses
pendidikan, maka kurikulum itu tidak akan memiliki makna. Berkaitan
dengan itu, standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman
dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk
periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman
untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab
itu, guru perlu memahami dan mengahayati prinsip-prinsip standar sproses
pendidikan.
Agar guru dapat memhami standar proses pendidikan dengan baik,
pastinya seorang guru atau pendidik memerlukan strategi untuk mengatur
bagaimana standar proses pendidikan itu bisa berjalan dengan baik pada saat
diaplikasikan di kelas pada peserta didiknya. Kemampuan guru untuk mampu
memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang apa itu strategi pembelajaran
dan bagaiamana strategi pembelajaran yang baik harus ditunjang dengan rasa
ingin tahu juga daya kreatifitas agar guru tersebut mampu untuk mengetahui
strategi apa yang cocok untuk diterapkan pada peserta didiknya.
Dalam dunia pendidikan pada khususnya kegiatan belajar
mengajar, strategi sangat dibutuhkan. Belajar mengajar adalah suatu kegatan
yang bernilai edukatif yang didalamnya terdapat interaksi antara
pengajar/guru dengan peserta didik/siswa.
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya
upaya pengajar/guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Oleh karena itu, seorang
guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-
komponen pembelajaran sehingga terjalin keterkaitan fungsi abtar komponen
pembelajaran yang dimaksud.
Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi
pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi belajar
mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan
tujuan yang akan dicapai (Hamdani,2011:19). Strategi pembelajaran juga
merupakan sebuah pembelajaran turunan dari model pembelajaran dimana
ketika seorang guru sudah mengetahui model pembelajaran apa yang akan dia
gunakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, strategi pembelajaran
merupakan aspek penunjang untuk bisa menggerakkan model pembelajaran
yang akan di terapkan.
Jika seorang guru memiliki model pembelajaran untuk diberikan
kepada peserta didik tapi ia tidak memiliki strategi bagaimana model tersebut
akan diberikan atau diterapkan pada peserta didiknya maka bisa dikatakan
guru tersebut masih belum memahami standar proses pendidikan yang baik
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kedepannya dimana tonggak awal
dari kehidupan bangsa ke depan adalah seorag anak yang dididik sejak dini
agar ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Strategi Pembelajaran?
2. Bagamanakah konsep strategi belajar mengajar?
3. Apa sajakah jenis-jenis Strategi Pembelajaran?
4. Bagaimana cara memilih strategi pembelajaran?
5. Bagaimanakah pengembangan strategi pembelajaran yang ada pada saat
ini?

C. Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami apa itu hakikat strategi
pembelajaran.
2. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep dari
strategi pembelajaran.
3. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis strategi
pembelajaran itu seperti apa.
4. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor apa sajakah
yang mempengaruhi pemilihan sebuah strategi pembelajaran.
5. Diharapkan mahasiswa mengetahui bagaimanakah pengembangan
strategi pembelajaran yang ada pada saat ini .
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai
tujuan tertentu.

B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal
hal: (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; 
(2) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik bela
jar mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengaj
ar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-
garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah 
ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai 
pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar me
ngajar untuk mencapai tujuan yang
telah  ditentukan.  Menurut  Newman  dan  Mogan  strategi  dasar  setiap  usa
ha  meliputi  empat masalah masing-masing adalah sebagai berikut.
1.     Pengidentifikasian  dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang har
us dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi 
masyarakat yang memerlukannya.

2.     Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai 
sasaran.

3.     Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sam
pai akhir.

4.     Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunak
an untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebag
ai hasil belajar mengajar  yang  dilakukan.  Dengan  kata  lain apa  yang  harus  dij
adikan  sasaran  dari  kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumu
skan secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami  oleh peserta  didik.  Peru
bahan  perilaku  dan kepribadian  yang  kita inginkan  terjadi
setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misalnya 
dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar 
mengajar tanpa sasaran yang
jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan yang pasti. Lebih j
auh suatu usaha atau kegiatan  yang tidak punya arah atau tujuan pasti, dapat men
yebabkan  terjadinya penyimpangan- penyimpangan dan tidak tercapainya hasil y
ang diharapkan.

Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan 
efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana  cara kita memandang suatu persoalan
,  konsep, pengertian  dan teori
apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasiln
ya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda, aka
n menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-
norma sosial seperti baik, benar, adil, dan
sebagainya  akan  melahirkan  kesimpulan  yang  berbeda  bahkan  mungkin  berte
ntangan  kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pe
ngertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tida
k sama dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropol
ogi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau
adil kalau kita menggunakan pendekatan agama karena pengertian, konsep, dan te
ori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonom
i maupun antropologi.
Begitu juga halnya dengan cara pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar da
lam pembelajaran. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan
teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau tekni
k penyajian untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan p
engalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau
supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan
cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bah
wa suatu metode mungkin hanya
cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran  yang berbeda 
hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.

Ketiga,  menetapkan  norma-norma  atau  kriteria  keberhasilan  sehingga  guru  m
empunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh ma
na keberhasilan tugas-
tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilanny
a setelah dilakukan  evaluasi.  Sistem  penilaian  dalam  kegiatan  belajar  mengaja
r  merupakan  salah  satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lain. Apa yang harus dini
lai dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan yang harus 
dimiliki oleh guru.
Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai murid yang berhasil bisa dilihat dari b
erbagai segi. Bisa dilihat dari
segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di
sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olah raga, ketera
mpilan dan sebagainya atau dilihat dan berbagai aspek.

Keempat  dasar  strategi  tersebut  merupakan  satu  kesatuan  yang  utuh  antara  d
asar  yang satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.

C.    PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana memilih strategi pembelajaran. Kadan
g-kadang dalam proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan
satu atau dua metode, dan menterjemahkan metode itu
secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan metode yang pernah ia bac
a, metode pembelajaran merupakan cara untuk menyampaikan,  menyajikan,  me
mberi latihan,  dan  memberi  contoh  pelajaran  kepada  siswa, dengan  demikian  
 metode  dapat  di  kembangkan   dari  pengalaman,   seseorang   guru   yang berpe
ngalaman dia dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah menyer
apkan materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan mempergunak
an metode yang dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metodemetode dapa
t dipergunakan secara variatif, dalam arti kata kita tidak boleh monoton dalam sua
tu metode .

Dalam suatu pembelajaran, diperlukan strategi yang tepat agar tujuan atau
kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Berikut ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi belajar mengajar (Iskandarwassid dan Dadang
suhendra, 2008: 1659-175).

1.     Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik sebagai orang yang belajar merupakan subjek yang penting dalam
proses pembelajaran. Dalam pemilihan strategi belajar mengajar, pengajar harus
memperhatikan karakteristik peserta didik antara lain sebagai berikut.

a.      Kematangan mental dan kecakapan Intelektual

b.     Kondisi fisik dan kecakapan Psikomotor


c.      Umur

d.     Jenis kelamin

2.     Kompetensi Dasar yang Diharapkan

Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang


pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang di refleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan betrindak setelah pesertadidik menyelesaikan suatu aspek
atau sub aspek mata pelajaran tertentu.strategi pembelajaran harus dipilih sesuai
dengan kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

3.     Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan informasi yang harus di serap peserta didik melalui
pembelajaran yang menyenangkan. Sebisa mungkin peserta didik dapat
merasakan manfaat bahan ajar setelah mempelajarinya.

4.     Sarana/Prasarana Belajar

Menurut KBBI, sarana adalah segala suatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai tujuan. Sarana belajar adalah segala suatu yang langsung dapat dipakai
peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu.
Prasarana adalah segala suatu yang merupakan penunjang utama terselengaranya
suatu proses.

5.     Kemampuan/Kecakapan Pengajar Memilih dan Menggunakan Strategi


Belajar Mengajar

Kemampuan ini berkenaan dengan ketepatan pemilihan pendekatan, metode, dan


teknik pembelajaran yang selaras dan serasi.
            Strategi pembelajaran yang dipilih pengajar/guru selayaknya didasari 
berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi, dan lingkungan yang akan
dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari (Ahmadi,
dkk, 2011:8-9)

a.      Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan;

b.     Analisis kebutuhan dan karateristik peserta didik yang dihasilkan; dan

c.      Jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan

Keberhasilan suatu proses belajar mengajar ditentukan sejak kita mentukan


strategi pengajarannya.

KRITERIA PEMILIHAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENURUT


GERLACH DAN ELY

1.     Efesiensi

Dengan kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan strategi ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efesien
untuk pencapaian tujuan yang bersifat hapalan. Untuk mencapai tujuan tersebut
dengan strategi inquiriy mungkin oleh suatu konsep, bukan haya sekedar
menghapal.

Metode terkhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama
dengan yang dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama.
Namun inquiry membawa siswa untuk mempe;ajari konsep atau prinsip yang
berguna untuk mengembangkan kemampuan menyelidiki.

2.     Efektivitas

Strategi yang paling efesien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi
efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan
tercapai, masih harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk
mengukur efektivitasnya ialah dengan jalan menentukan trasferbilitas
(kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat
dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada
strategi yang lain, maka strategi itu efesien. Kalau kemampuan menstransfer
informasi atau skill yang di pelajari lebih besar di capai melalui suatu strategi
tertentu dibandingkan strategi yang lain,maka strategi tersebut lebih efektif untuk
pencapaian tujuan.

3.     Kriteria lain

Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode
adalah tingkat keterlibatan siswa. Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan
yang lebih intensif dalam hal keterlibatan siswa. Pada strategi ekspository, siswa
cenderung lebih pasif. Biasanya guru tidak secara murni mengunakan ekspository
maupun discovery, melainkan campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan
yang akan di capai dan kemampuan yang dimiliki siswa, kemudian memilih
strategi yang lain efektif dan efesien untuk mencapainya.

Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode- metode d
ari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh   para   ahli   sebelum   ia   men
yampaikan   materi   pengajaran   untuk   mencapai   tujuan pembelajaran.

1.     Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan

Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar buk
an hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi pengem
bangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian sec
ara terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan
sekolah menengah, program 
studi  diatur  dalam  tiga  kelompok.  Pertama,  program  pendidikan  umum.  Ked
ua, program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn,
Penjas dan Kesenian dikelompokkan  ke dalam program pendidikan  umum.  Prog
ram  pendidikan  akademik  bidang
studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang digunakan lebih 
berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang 
terdapat dalam pokok bahasan. Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant d
alam pokok bahasan tersebut, maka metode  demonstrasi  yang dibutuhkan,  siswa 
berkesempatan  mendemostrasikan  materi 
secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian metode yang 
kita pergunakan tidak
terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan k
epada siswa. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang har
us diketahui di antaranya:

a.     Interaktif

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik
antara guru dan siswa, siswa dengan siswa
atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan 
kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.

b.     Inspiratif

Proses  pembelajaran  merupakan  proses  yang  inspiratif,  yang  memungkinkan  
siswa  untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir 
sesuai dengan inspirasinya
sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai ole
h setiap subjek belajar.
c.      Menyenangkan

Proses  pembelajaran  merupakan  proses  yang  menyenangkan.  Proses  pembelaj
aran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menar
ik dan pengelolaan pembelajaran   yang   hidup   dan   bervariasi,   yakni   dengan  
 menggunakan   pola   dan   model pembelajaran, media dan sumber- sumber belaj
ar yang relevan.

d.     Menantang

Proses   pembelajaran   merupakan   proses   yang   menantang   siswa   untuk   me
ngembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak
secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangk
an rasa ingin
tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.

e.      Motivasi

Motivasi  merupakan  aspek yang sangat penting untuk membelajarkan  siswa.  M
otivasi  dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertin
dak dan melakukan sesuatu.
Seorang  guru  harus  dapat  menunjukkan  pentingnya  pengalaman  dan  materi  
belajar  bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya s
ekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan un
tuk memenuhi kebutuhannya.

2.     Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang

Waktu  yang  tersedia  dalam  pemberian  materi  pelajaran  satu  jam  pelajaran  4
5  menit,  maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk 
di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat 
dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pe
mbelajaran, film, dan sebagainya. Metode pembelajaran disesuaikan dengan mater
i, seperti Bidang
Studi Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan bera
rti metode lain tidak kita pergunakan, metode
ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petun
juk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan metode disk
usi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk meme
cah masalah/ problem yang mereka hadapi.

3.     Jumlah Siswa

Idealnya metode yang kita
terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio 
guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keb
erhasilan   terutama  pengelolaan   kelas  dan  penyampaian   materi.  Para  ahli  pe
ndidikan berpendapat   bahwa   mutu   pengajaran   akan   tercapai   apabila   men
gurangi   besarnya   kelas,
sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cender
ung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, ma
nakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan  biaya yang sangat be
sar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya  sering  mutu  pendidikan  terabaik
an,  apalagi  saat  ini  kondisi  masyarakat  Indonesia mengalami   krisis  ekonomi  
 yang  berkepanjangan.   Pada  sekolah  dasar  umumnya   mereka menerima siswa 
maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pe
ndidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 
24 orang Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebi
h efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kele
mahan dibandingkan metode lainnya,
terutama  dalam  pengukuran  keberhasilan  siswa.  Disamping  metode  ceramah  
guru  dapat melaksanakan  Tanya  jawab,  dan diskusi.  Kelas  yang  kecil dapat  d
iterapkan  metode  tutorial karena  pemberian  umpan  balik  dapat  cepat  dilakuk
an,  dan  perhatian  terhadap  kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.
4.     Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar

Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengala
man adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru b
erpengalaman, dia
telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala se
kolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar 
minimal 5 tahun. Dengan demikian  guru  harus  memahami  seluk-beluk  perseko
lahan.  Strata pendidikan  bukan  menjadi
jaminan   utama   dalam   keberhasilan   belajar   akan  
tetapi   pengalaman   yang   menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah
, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan
instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam p
roses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengal
aman yang panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi professional g
uru belum terakui
seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize
). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowl
edge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan 
persatuan (unity) (Glend Langford,1978). Disamping berpengalaman, guru harus 
berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi gur
u karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang 
akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti ol
eh anak-anak  didiknya.  Kewibawaan  ada pada orang dewasa, 
ia tumbuh  berkembang  mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewi
bawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri  mas
ing-masing.  Jabatan  guru adalah  jabatan  profesi  terhomat, tempat orang-
orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan
sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.
D.    PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam strategi pembelajaran terdapan berbagai pengembangan atau inovasi yang


dapat digunakan agar proses belajar mengajar tidak monoton. Untuk mencapai
pembelajaran yang berkualitas/unggul maka perlu dirancang strategi yang
inovatif.  Berikut beberapa macam inovasi pada strategi pembelajaran yang ada
pada saat ini :

1.     Strategi Pembelajaran PAKEM

Dewasa ini, pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) lebih dikenal


dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1)     Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif memiliki persamaan dengan model pembelajaran Self


Discovry Learning, yakni pembelajaran yang dilakukan peserta didik untuk
menanyakan kesimpulan sendiri sehingga dapat menjadikan nilai baru yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari

2)     Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk mampu merangsang kreativitas peserta


didik, baik dalam mengembangkan kecakapan dalam berfikir maupun dalam
melakukan suatu tindakan. Berfikir kreatif selalu dimulai dengan berfikir kritis,
yakni menemukan dan melahirkan sesatu yang sebelumnya tidak ada atau
memperbaiki sesuatu.

3)     Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru,


membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ketujuan yang
ingin dicapai secara optimal. Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan
informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh
akal sehat. Dalam pelaksanaannya, memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi
dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi
standar juga dengan ditunjangnya lingkungan yang memadai

4)     Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan adalah adanya hubungan yang baik antara


peserta didik dan pendidik dalam posisi pembelajaran. Untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang menyenangkan, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik secara optimal.

2.     Strategi Pembelajaran Model Pelatihan

Taksonomi Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu


kognitif, afektif, psikomotor. Keterampilan psikomotor adalah keterampilan yang
merupakan integrasi fungsi motorik dan proses psikologis. Dalam hal ini,
keterampilan psikomotor adalah kemampuan seseorang melakukan kerja dengan
melibatkan indra, yang dilatih secara berulang-ulang dalam bentuk perbuatan
yang tersusun dan terkoordinasi. Secara umum ranah motorik menjadi lima
perangkat. Kelima perangkat itu adalah sebagai berikut :

a.      Peniruan

b.     Pemanipulasian

c.      Ketelitian

d.     Penggabungan

e.      Otomatisasi

3.     Strategi Pembelajaran Generatif

Pembelajaran generatif terdiri atas empat tahap ( Osborne dan Cosgrove) yaitu
sebagai berikut :
a.      Pendahuluan atau eksplorasi

Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap
pengetahuan, ide, atau konsep awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari
atau diperoleh dari pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya. Peran guru
hanya berupa stimulus, aktivitas/tugas seperti melalui demonstratsi/penelusuran
terhadap permasalahan yang dapat menunjukkan data dan fakta.

b.     Pemfokusan

Tahap ini juga disebut tahap pengenalan konsep dan atau intervensi. Pada tahap
ini, siswa melakukan pengujian hipotesis melalui kegiatan laboratorium atau
dalam model pembelajaran yang lain.

c.      Tantangan atau tahap pengenalan konsep

Setelah siswa memperoleh data, selanjutnya menyimpulkan dan menulis dalam


lembar kerja. Para siswa diminta mempresentasikan temuannya dalam diskusi
kelas. Karena melalui diskusi kelas akan terjadi proses tukar pengalaman diantara
siswa.

d.     Penerapan konsep

Pada tahap ini, siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan
menggunakan konsep barunya atau konsep benar dalam situasi baru yang
berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari.
BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang ran
gkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi 
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. D
alam hal ini adalah tujuan pembelajaran.  
Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan spesif
ikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; (2) menentukan pilihan berken
aan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar 
mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strat
egi dapat diartikan sebagai suatu garis-
garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah dite
ntukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar unt
uk mencapai tujuan yang telah  ditentukan.

B.   Saran

Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang strategi pembelajaran ini dapat


membuat kita mahasiswa calon pendidik memahami bagaimana strategi
pembelajaran yang akan kita gunakan pada saat kita mengajar kelak, agar peserta
didik dapat lebih baik menyerap ilmu yang kita berikan.

DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta


Hardini, Israini. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,Konsep dan
Implementasi. Jakarta: Familia

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Jurnal Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya Direktori UPI

Jurnal Pentingnya Strategi Dan Metode Pembelajaran

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar direktori UNJ

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Djamarah, Saiful Bahri dan Zain Aswan. (2010). Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ahmadi, Iif Khoiru. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta:


PT. Prestasi Pustaka Raya

Anda mungkin juga menyukai