PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
mengahafal informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah,
mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, Standar Proses
Pendidikan (SPP) memiliki peran yang sangat penting. Oleh sebab
bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan serta standar-standar
lainnya, tanpa didukung oleh standar proses yang memadai, maka standar-
standar tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa. Dalam konteks itulah
standar proses pendidikan merupakan hal yang harus mendapat perhatian bagi
pemerintah.
Dalam implementasi Standar Proses Pendidikan, guru merupakan
komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses
pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena
itulah supaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari
pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak
semua tujuan bisa dicapai oleh hanya satu strategi tertentu.
Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh
kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses
pendidikan, maka kurikulum itu tidak akan memiliki makna. Berkaitan
dengan itu, standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman
dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk
periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman
untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab
itu, guru perlu memahami dan mengahayati prinsip-prinsip standar sproses
pendidikan.
Agar guru dapat memhami standar proses pendidikan dengan baik,
pastinya seorang guru atau pendidik memerlukan strategi untuk mengatur
bagaimana standar proses pendidikan itu bisa berjalan dengan baik pada saat
diaplikasikan di kelas pada peserta didiknya. Kemampuan guru untuk mampu
memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang apa itu strategi pembelajaran
dan bagaiamana strategi pembelajaran yang baik harus ditunjang dengan rasa
ingin tahu juga daya kreatifitas agar guru tersebut mampu untuk mengetahui
strategi apa yang cocok untuk diterapkan pada peserta didiknya.
Dalam dunia pendidikan pada khususnya kegiatan belajar
mengajar, strategi sangat dibutuhkan. Belajar mengajar adalah suatu kegatan
yang bernilai edukatif yang didalamnya terdapat interaksi antara
pengajar/guru dengan peserta didik/siswa.
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya
upaya pengajar/guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Oleh karena itu, seorang
guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-
komponen pembelajaran sehingga terjalin keterkaitan fungsi abtar komponen
pembelajaran yang dimaksud.
Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi
pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi belajar
mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan
tujuan yang akan dicapai (Hamdani,2011:19). Strategi pembelajaran juga
merupakan sebuah pembelajaran turunan dari model pembelajaran dimana
ketika seorang guru sudah mengetahui model pembelajaran apa yang akan dia
gunakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, strategi pembelajaran
merupakan aspek penunjang untuk bisa menggerakkan model pembelajaran
yang akan di terapkan.
Jika seorang guru memiliki model pembelajaran untuk diberikan
kepada peserta didik tapi ia tidak memiliki strategi bagaimana model tersebut
akan diberikan atau diterapkan pada peserta didiknya maka bisa dikatakan
guru tersebut masih belum memahami standar proses pendidikan yang baik
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kedepannya dimana tonggak awal
dari kehidupan bangsa ke depan adalah seorag anak yang dididik sejak dini
agar ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Strategi Pembelajaran?
2. Bagamanakah konsep strategi belajar mengajar?
3. Apa sajakah jenis-jenis Strategi Pembelajaran?
4. Bagaimana cara memilih strategi pembelajaran?
5. Bagaimanakah pengembangan strategi pembelajaran yang ada pada saat
ini?
C. Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami apa itu hakikat strategi
pembelajaran.
2. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep dari
strategi pembelajaran.
3. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis strategi
pembelajaran itu seperti apa.
4. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor apa sajakah
yang mempengaruhi pemilihan sebuah strategi pembelajaran.
5. Diharapkan mahasiswa mengetahui bagaimanakah pengembangan
strategi pembelajaran yang ada pada saat ini .
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai
tujuan tertentu.
B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal
hal: (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar;
(2) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik bela
jar mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengaj
ar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-
garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai
pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar me
ngajar untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Menurut Newman dan Mogan strategi dasar setiap usa
ha meliputi empat masalah masing-masing adalah sebagai berikut.
1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang har
us dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi
masyarakat yang memerlukannya.
2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai
sasaran.
3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sam
pai akhir.
4. Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunak
an untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebag
ai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dij
adikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumu
skan secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Peru
bahan perilaku dan kepribadian yang kita inginkan terjadi
setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misalnya
dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar
mengajar tanpa sasaran yang
jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan yang pasti. Lebih j
auh suatu usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan pasti, dapat men
yebabkan terjadinya penyimpangan- penyimpangan dan tidak tercapainya hasil y
ang diharapkan.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan
, konsep, pengertian dan teori
apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasiln
ya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda, aka
n menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-
norma sosial seperti baik, benar, adil, dan
sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin berte
ntangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pe
ngertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tida
k sama dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropol
ogi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau
adil kalau kita menggunakan pendekatan agama karena pengertian, konsep, dan te
ori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonom
i maupun antropologi.
Begitu juga halnya dengan cara pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar da
lam pembelajaran. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan
teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau tekni
k penyajian untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan p
engalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau
supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan
cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bah
wa suatu metode mungkin hanya
cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda
hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.
Ketiga, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru m
empunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh ma
na keberhasilan tugas-
tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilanny
a setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengaja
r merupakan salah satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lain. Apa yang harus dini
lai dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru.
Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai murid yang berhasil bisa dilihat dari b
erbagai segi. Bisa dilihat dari
segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di
sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olah raga, ketera
mpilan dan sebagainya atau dilihat dan berbagai aspek.
Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh antara d
asar yang satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.
C. PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana memilih strategi pembelajaran. Kadan
g-kadang dalam proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan
satu atau dua metode, dan menterjemahkan metode itu
secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan metode yang pernah ia bac
a, metode pembelajaran merupakan cara untuk menyampaikan, menyajikan, me
mberi latihan, dan memberi contoh pelajaran kepada siswa, dengan demikian
metode dapat di kembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang berpe
ngalaman dia dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah menyer
apkan materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan mempergunak
an metode yang dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metodemetode dapa
t dipergunakan secara variatif, dalam arti kata kita tidak boleh monoton dalam sua
tu metode .
Dalam suatu pembelajaran, diperlukan strategi yang tepat agar tujuan atau
kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Berikut ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi belajar mengajar (Iskandarwassid dan Dadang
suhendra, 2008: 1659-175).
Peserta didik sebagai orang yang belajar merupakan subjek yang penting dalam
proses pembelajaran. Dalam pemilihan strategi belajar mengajar, pengajar harus
memperhatikan karakteristik peserta didik antara lain sebagai berikut.
d. Jenis kelamin
3. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan informasi yang harus di serap peserta didik melalui
pembelajaran yang menyenangkan. Sebisa mungkin peserta didik dapat
merasakan manfaat bahan ajar setelah mempelajarinya.
4. Sarana/Prasarana Belajar
Menurut KBBI, sarana adalah segala suatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai tujuan. Sarana belajar adalah segala suatu yang langsung dapat dipakai
peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu.
Prasarana adalah segala suatu yang merupakan penunjang utama terselengaranya
suatu proses.
1. Efesiensi
Dengan kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan strategi ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efesien
untuk pencapaian tujuan yang bersifat hapalan. Untuk mencapai tujuan tersebut
dengan strategi inquiriy mungkin oleh suatu konsep, bukan haya sekedar
menghapal.
Metode terkhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama
dengan yang dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama.
Namun inquiry membawa siswa untuk mempe;ajari konsep atau prinsip yang
berguna untuk mengembangkan kemampuan menyelidiki.
2. Efektivitas
Strategi yang paling efesien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi
efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan
tercapai, masih harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk
mengukur efektivitasnya ialah dengan jalan menentukan trasferbilitas
(kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat
dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada
strategi yang lain, maka strategi itu efesien. Kalau kemampuan menstransfer
informasi atau skill yang di pelajari lebih besar di capai melalui suatu strategi
tertentu dibandingkan strategi yang lain,maka strategi tersebut lebih efektif untuk
pencapaian tujuan.
3. Kriteria lain
Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode
adalah tingkat keterlibatan siswa. Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan
yang lebih intensif dalam hal keterlibatan siswa. Pada strategi ekspository, siswa
cenderung lebih pasif. Biasanya guru tidak secara murni mengunakan ekspository
maupun discovery, melainkan campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan
yang akan di capai dan kemampuan yang dimiliki siswa, kemudian memilih
strategi yang lain efektif dan efesien untuk mencapainya.
Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode- metode d
ari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia men
yampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar buk
an hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi pengem
bangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian sec
ara terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan
sekolah menengah, program
studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, program pendidikan umum. Ked
ua, program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn,
Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke dalam program pendidikan umum. Prog
ram pendidikan akademik bidang
studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang digunakan lebih
berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang
terdapat dalam pokok bahasan. Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant d
alam pokok bahasan tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa
berkesempatan mendemostrasikan materi
secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian metode yang
kita pergunakan tidak
terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan k
epada siswa. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang har
us diketahui di antaranya:
a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik
antara guru dan siswa, siswa dengan siswa
atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan
kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir
sesuai dengan inspirasinya
sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai ole
h setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelaj
aran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menar
ik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan
menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber- sumber belaj
ar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk me
ngembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak
secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangk
an rasa ingin
tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. M
otivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertin
dak dan melakukan sesuatu.
Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi
belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya s
ekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan un
tuk memenuhi kebutuhannya.
2. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 4
5 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk
di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat
dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pe
mbelajaran, film, dan sebagainya. Metode pembelajaran disesuaikan dengan mater
i, seperti Bidang
Studi Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan bera
rti metode lain tidak kita pergunakan, metode
ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petun
juk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan metode disk
usi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk meme
cah masalah/ problem yang mereka hadapi.
3. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita
terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio
guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keb
erhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi. Para ahli pe
ndidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila men
gurangi besarnya kelas,
sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cender
ung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, ma
nakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat be
sar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaik
an, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi
yang berkepanjangan. Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa
maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pe
ndidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan
24 orang Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebi
h efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kele
mahan dibandingkan metode lainnya,
terutama dalam pengukuran keberhasilan siswa. Disamping metode ceramah
guru dapat melaksanakan Tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat d
iterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakuk
an, dan perhatian terhadap kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.
4. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengala
man adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru b
erpengalaman, dia
telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala se
kolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar
minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk perseko
lahan. Strata pendidikan bukan menjadi
jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan
tetapi pengalaman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah
, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan
instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam p
roses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengal
aman yang panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi professional g
uru belum terakui
seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize
). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowl
edge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan
persatuan (unity) (Glend Langford,1978). Disamping berpengalaman, guru harus
berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi gur
u karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang
akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti ol
eh anak-anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa,
ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewi
bawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri mas
ing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-
orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan
sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.
D. PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
1) Pembelajaran Aktif
2) Pembelajaran Kreatif
3) Pembelajaran Efektif
4) Pembelajaran Menyenangkan
a. Peniruan
b. Pemanipulasian
c. Ketelitian
d. Penggabungan
e. Otomatisasi
Pembelajaran generatif terdiri atas empat tahap ( Osborne dan Cosgrove) yaitu
sebagai berikut :
a. Pendahuluan atau eksplorasi
Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap
pengetahuan, ide, atau konsep awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari
atau diperoleh dari pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya. Peran guru
hanya berupa stimulus, aktivitas/tugas seperti melalui demonstratsi/penelusuran
terhadap permasalahan yang dapat menunjukkan data dan fakta.
b. Pemfokusan
Tahap ini juga disebut tahap pengenalan konsep dan atau intervensi. Pada tahap
ini, siswa melakukan pengujian hipotesis melalui kegiatan laboratorium atau
dalam model pembelajaran yang lain.
d. Penerapan konsep
Pada tahap ini, siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan
menggunakan konsep barunya atau konsep benar dalam situasi baru yang
berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang ran
gkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. D
alam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan spesif
ikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; (2) menentukan pilihan berken
aan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strat
egi dapat diartikan sebagai suatu garis-
garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah dite
ntukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar unt
uk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA