ROKAN HULU “
OLEH:
Nama : HASMILA
NIM : M1B121025
Kelas : A
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
HASMILA
M1B121025
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling berharga yang
dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusialah yang merupakan satu – satunya
unsur sumber daya manusia jadi faktor kunci yang harus dipertahankan suatu
menjawab setiap tantangan yang ada.Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan
(Arianto,2013).
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi
perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia
dengan sarana dan prasaran serta sumber daya yang berlebihan, tetapi tanpa
dukungan sumber daya manusia yang handal, kegiatan perusahaan tidak akan
terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia salah
satu kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai
contohnya adanya komunikasi yang tidak berjalan dengan baik, ketidak jelasan
Konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi secara umum akan memberikan
modern seperti ini yang ditandai dengan tingginya tuntutan kebutuhan orang dan
tekanan sosial ekonomi yang cukup berat dan rumit. Hal itu terjadi karena banyak
adalah:
1. pengertian konflik ?
Hulu?
3. Konflik Masyarakat dan Perusahaan Perkebunan Di Kabupaten Rokan
hulu?
Rokan hulu ?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
dapat juga dikatakan sebagai suatu bentuk interaksi sosial ketika dua individu
mereka. Pada dasarnya konflik merupakan hal yang alamiah dan sering terjadi
lain, Kreitner dan Kinichi dalam Silaban (2012:2). Menurut Winardi (2007:384)
konflik merupakan sebuah situasi dimana dua orang atau lebih menginkan tujuan-
tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang di antara
antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, Orang lain, organisasi
adalah persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional
konflik itu buruk, sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Konflik ini
sebagai peristiwa yang wajar dalam semua kelompok dan organisasi karena konflik
eksistensinya sehingga tidak dapat dihilangkan dan bahkan ada kalanya bermanfaat
pada kinerja individu atau kelompok ataupun organisasi. Jadi kemungkinan konflik
ialah hal yang wajar dan tidak terelakan dalam setiap kelompok, suatu peristiwa
kelompok yang kooperatif, tenang damai dan serasi cenderung menjadi apatis,
stress, tidak tanggap terhadap kebutuhan maupun inovasi. Oleh karena itu
cukup membuat kelompok itu tetap semangat, kritis diri dan kreatif. Konflik bukan
hanya sesuatu pandangan yang positif dalam sebuah kelompok, tetapi mutlak perlu
Suatu konflik dapat terjadi karena masing-masing pihak atau salah satu
pihak merasa dirugikan. Kerugian ini bukan hanya bersifat material tetapi dapat
juga bersifat non material. Untuk mencegah konflik, maka pertama-tama kita harus
mana masingmasing pihak merasa dirinyalah yang paling benar. Bila perbedaan
pendapat ini cukup tajam, maka dapat menimbulkan rasa yang kurang enak,
b. Salah paham Salah paham juga merupakan salah satu hal yang dapat
oleh pihak lain tindakan dianggap merugikan. Bagi yang merasa dirugikan
menimbulkan rasa yang kurang enak, kurang simpati atau justru kebencian.
c. Salah satu atau kedua belah pihak merasa dirugikan Tindakan salah satu mungkin
dianggap merugikan yang lain, atau masingmasing merasa dirugikan oleh pihak
yang lain. Sudah barang tentu seseorang yang dirugikan merasa merasa kurang
d. Perasaan yang terlalu sensitif mungkin tindakan seseorang adalah wajar, tetapi
oleh pihak lain hal ini dianggap merugikan. Jadi kalau dilihat dari sudut hukum atau
etika yang berlaku, sebenarnya tindakan ini tidak termasuk perbuatan yang salah.
Meskipun demikian karena pihak lain terlalu sensitif perasaannya, hal ini tetap
Konflik sumber daya alam adalah manifes maupun laten di sekitar dan
masyarakat maupun pemerintah dengan sebab, intensitas keterlibatan dan pola yang
berbeda antar para pelaku konflik tersebut. Konflik sumberdaya alam ini senantiasa
dan rumah tangga, penggerakan ekonomi di tingkat lokal, wilayah dan nasional
hingga isu lingkungan fisik sosial di sekitar kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya alam.
masyarakat lokal yang hidup dengan budaya subsistensi, perubahan struktur sumber
daya alam dapat menutup akses masyarakat lokal untuk memperoleh dan
menikmati kekayaan sumber daya alam seperti mencari ikan, berburu, berladang,
bertani, meramu , menikmati hasil-hasil alam seperti damar, madu, rotan dan buah-
buahan yang ada di hutan. Pada saat hak ekonomi dan sosial masyarakat lokal
terganggu dan bahkan terancam hilang oleh aktivitas perusahaan maka tanpa
disadari akan melahirkan sebuah konflik dalam pengelolaan sumber daya alam.
kehadiran perusahaan. Kebijakan tata usaha negara yang dikeluarkan oleh pejabat
tata usaha negara (Pemerintah Indonesia) dalam bentuk perizinan yang diberikan
kepada perusahaan untuk mengelola sumber daya alam pada suatu kawasan tanpa
ada kajian dan analisis yang baik dan benar serta lemahnya akomodasi hukum
sehingga berakibat terjadinya konflik hak pengelolaan sumber daya alam antara
perusahaan asing dan masyarakat lokal, konflik sumberdaya alam ini bahkan telah
Eskalasi konflik sumber daya alam atas hutan, tanah, perkebunan, dan
bahkan konflik‐konflik lama yang belum selesai seringkali berujung pada saling
tenaga bayaran dan kepolisian kerap terjadi atas permintaan dari perusahaan dengan
yang berujung pada pengusiran secara paksa masyarakat dari areal konflik bahkan
berkonflik, kemenangan pihak yang satu dan kekalahan di pihak yang lain,
1. Pertama, kemenangan satu pihak tidak selalu berarti bahwa pihak yang
kalah sama sekali kehilangan semangat dan tenaga untuk berjuang. Pihak
yang kalah mungkin dengan bebas memilih untuk menyerah setelah
mereka merasa bahwa hasilnya tidak bisa lain lagi. Dengan demikian pihak
yang kalah itu terhindar dari satu keharusan untuk membuang tenaga,
suatu usaha yang sia-sia dan sementara itu juga penting untuk menjaga
konflik tidak dapat dibagikan (artinya tidak dapat dibagikan di antara pihak-
suatu hubungan yang belum pernah retak. Intensitas hubungan yang sangat
4. Keempat, dalam beberapa hal perdamaian itu bisa tidak mungkin. Tidak
kembali dimana masalah yang tidak dapat didamaikan itu tidak dibiarkan
merusak segi-segi hubungan yang lain. Dengan kata lain pihak yang
penyelenggara Negara, namun itu hanya isapan jempol belaka. Tak heran
dengan cara‐cara yang brutal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya
antara lain:
penyelesaian konflik.
2. Pemerintah memberi ruang bagi lembaga-lembaga mediator
kewenangan.
dilakukan.
masyarakat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lafari, Deri. 2011. Peran Pemerintah Daerah Rokan Hulu Dalam Mengatasi Konflik
Tanah Ulayat Tahun 2011 ( Studi Kasus Masyarakat Desa Tandun Kecamatan
Riau.
Musa, M. (2017). Tunjuk Ajar Adat Melayu Sebagai Instrumen Alternatif Dalam