PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kerja karyawan menjadi milik sah dari pemilik tanah atau pemilik sarana produksi
lain.
2.1.2 Adam Smith dan Pasar Bebas
Smith (1723-1790) menjadi terkenal karena gigih membela pasar bebas di
bidang ekonomi. Ia memerangi apa yang disebut ”merkantilisme” yang menandai
Inggris pada waktu itu: peraturan dan regulasi berlebihan tentang perdagangan yang
banyak dikeluarkan oleh pemerintah Inggris. Seperti Locke, Smith memandang
pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu ia melihat tenaga kerja sebagai
”milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Manusia secara khusus
memiliki produktivitas dari pekerjaannya, dan produktivitas kerja itulah yang
menghasilkan kemakmuran. Smith menggarisbawahi pentingnya pembagian kerja.
Kegiatan ekonomis di pasar bukan saja menguntungkan bagi pihak-
pihakyang langsung terlibat di dalamnya, tetapi bermanfaat juga untuk masyarakat
sebagai keseluruhan. Smith menekankan bahwa dengan mengejar kepentingan diri
masing-masing dalam sistem pasar para anggota masyarakat mewujudkan
kesejahteraan umum yang paling besar.
Menerima pasar bebas, Smith menerima juga kompetisis sebagai cara yg
efisien untuk mewujudkan kebebasan di bidang ekonomi. Tetapi supaya benar-
benar terwujud, kompetisi Dengan perlu ditandai persamaan(equality), artinya
semua peserta harus bisa berangkat dari posisi yang sama.
Smith juga bertolak dari fakta bahwa setiap manusia didorong oleh the
universal desire to better his own condition. Semua orang ingin bisa maju dalam
kehidupannya, dan ambisi itu tidak pernah akan meninggalkan manusia seumur
hidup. Menurutnya, kita harus membedakan self-interest / self-love di satu pihak
selfisness di pihak lain. Selfishness adalah egoisme belaka yang tertuju pada
kepentingan sendiri dan tidak peduli terhadap kepentingan orang lain. Selfishness
adalah self-love yang melewati batas. Egoisme itu harus ditolak karena tidak etis
dan merupakan suatu keburukan (vice). Lain halnya dengan self love. Cinta diri itu
memeang tidak merupakan virtue tetapi bisa diterima sebagai motif yang sah untuk
kelakuan kita. Dari sudut etika, cinta diri bersifat netral, asalkan tinggal dalam
3
batasnya. Karena itu untuk membedakan cinta-diri dari egoisme semata-mata
dibutuhkan aturan-aturan kebijaksanaan.
Dalam kegiatan ekonomis, kepentingan diri dari 2 pihak melengkapi satu
sama lain / terjadi hubungan timbal balik. Maka, sampailah pada prinsip dasar yang
menjiwai lalu lintas ekonomis pada pasar bebas : “give me that which i want, and
you shall have this which you want”.
Lawan egoisme adalah alturisme. Alturisme adalah sikap suka
memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain di atas
kepentingan sendiri.Namun dari ke dua itu masih ada kemungkinan ketiga yaitu
Benevolence / sikap berbuat baik. Kalau kita melibatkan diri dalam kegiatan
ekonomis, kita tidak mempraktekan egoisme apalagi keserakahan. Tetapi kita juga
tidak berbuat baik kepada mitra dagang. Dua-duanya mencari kepentingan diri dan
hal itu menguntungkan dua-duanya. Maka sikap etis yang penting dalam konteks
ekonomi adalah recirprocity, coorperation dan keutamaan keadilan. Smith
menyimpulkan bahwa dengan mengikuti sistem pasar akan tecipta kemakmuran
yang paling besar dalam masyarakat karena led by an invisible hand.
Dengan menerima pasar bebas, Smith menerima juga kompetisi sebagai
cara yang efisien untuk mewujudkan kebebasan di bidang ekonomi. Tetapi supaya
betul-betul mewujudkan kebebasan itu kompetisi itu perlu ditandai dengan
persamaan (equality) artinya semua peserta berangkat dari posisi yang sama. Maka,
menurutnya kaum miskin menjadi tugas penting negara untuk diberikan
pendidikan. Dalam hal itu, Smith jauh lebih realistis dari banyak politis liberal di
kemudian hari.
4
dirumuskan adalah hukum-hukum sejarah untuk memprediksi perkembangan
masyarakat dimasa mendatang. Dengan mempelajari asal-usul serta perkembangan
kapitalisme, mereka ingin memperlihatkan bahwa sistem kemasyarakatan
kapitalisme mengandung kontradiksi-kontradiksi internal dan akan digantikan oleh
komunisme. Dilihat dari segi etis, kapitalisme tidak saja adalah suatu sistem yang
terbukti akan sirna, tetapi juga merupakan sistem yang harus ditolak karena tidak
manusiawi. Itu dikarenakan mengeksploitasi dan memperbudak manusia. Kritik itu
ditempatkan dalam suatu perspektif etis dan akibatnya konsepsi sosialisis tentang
milik didasarkan juga motif-motif etis.
Inti kritik itu adalah paham aliensi / keterasingan. Menurut marxisme
manusia pada kodratnya adalah makhluk yang bekerja. Meliputi menjadi manusia
yang bersungguh-sungguh dengan bekerja dan dihumanisasikan dengan mengolah
alam melalui pekerjaannya dan membuat alam bersahabat dengan manusia.
Dalam suatu teks terkenal Manifesto Komunis (1848), Karl dan Engels
menegaskan bahwa penghapusan milik pribadi merupakan ajaran komunis : “the
theory of the communists may be summed up in the single sentence : abolition of
private property”. Tujuannya bukan menghapuskan milik pribadi pada umumnya
tetapi milik pribadi borjuis. Maksud borjuis adalah kelas kapitalis modern, pemilik
dari sarana-sarana produksi sosial dan majikan dalam sistem pekerjaan upahan.
Manifesto komunis menegaskan juga : “capital is not a personal, it is a social
power”. Kapital menurut kodratnya sendiri berkaitan dengan kepentingan seluruh
masyarakat dan karena itu harus menjadi milik umum. Komunisme tidak mencabut
dari siapa pun kuasa untuk menjadi pemilik produk-produk masyarakat melainkan
hanya mencabut dari orang kuasa untuk menaklukan pekerjaan orasng lain dengan
cara menjadi pemilik semacam itu. Jelas komunisme secara radikal menentang
penindasan/eksploitasi yang berasal dari pemilikan ekslusif atas sarana-sarana
produksi sehingga cara pemilikan itu harus diganti dengan sistem milik kolektif.
5
2.2 Pertentangan dan Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme
Liberalisme dan sosialisme sebagai dua ideologi yang untuk sebagian besar
menentukan keadaan di bidang ekonomi-politik selama abad ke-19 dan ke -20, pada
kenyataannya di pelbagai negara liberalisme dan sosialisme mempunyai sejarahnya
sendiri yang tidak selalu melintasi pola-pola yang sama.
2.2.1 Liberalisme
Inti pemikiran liberalism adalah tekanannya pada kebebasan Individual.
Negara harus menjaga agar warganya beserta miliknya dalam keadaan aman
sehingga tidak akan terjadi tindakan yang meresahkan masyarakat, seperti
perampokan atau pencurian. Selain itu, Negara member kesempatan seluas-luasnya
kepada warganya untuk menjalankan kebebasannya sendiri. Di bidang ekonomi
pun, liberalisme mengagungkan kebebasan pribadi. Keadaan ekonomi pali baik
akan tercapai bila mekanisme pasar dapat menentukan semua hal: harga jual,
besarnya gaji, kesempatan kerja, volume produksi, dan lain-lain.
Liberalisme yang murni atau tanpa campur tangan Negara, tentu belum
pernah terwujud sepanjang sejarah. Pda abad ke-19 Inggris menjadi Negara
adikuasa yang paling penting di dunia. William Gladstone(1809-1898) sebagai
Perdana Menteri sampai empat kali memimpin cabinet berhaluan liberal. Kemudian
Inggris dan Negara-negara modern lain juga, campur tangan Negara dalam urusan
ekonomi semakin bertambah, khususnya sesudah resesi tahun 1930-an, krisis
ekonomi paling dahsyat yang pernah dialami dunia.
6
2.2.2 Sosialisme
Sebaiknya sosialisme dilihat sebagai reaksi atas ketidak beresan dalam
masyarakat yang disebabkan oleh liberalisme. Bentuk sosialisme yang dianggap
penting :
a. Sosialisme Komunitis
Sosialisme Komunitis atau komunisme menolak milik pribadi. Menurut
mereka, milik pribadi harus menjadi milik bersama atau milik kolektif. Misalnya,
komunisme tidak berkeberatan bila orang mempunyai rumah sendiri dan
pekarangan dimana dihasilkan buah-buahan dan sayur-sayuran untuk pemakaian
pribadi bersama dengan keluarga dan kenalan. Yang tidak boleh jadi milik pribadi
adalah pabrik dan tanah. Akhirnya, kapital atau modal juga tidak boleh menjadi
milik pribadi sebab yang memiliki modal dapat juga menjadi pemilik pabrik dan
tanah. Tinggal ia membeli pabrik atau tanah, atau membangun pabrik baru dengan
uangnya. Dengan amat tepat system ekonomi komunitas sering disebut planned
economy,”ekonomi berencana”. Di negara-negara komunis, ekonomi
direncanakan dengan ketat dari atas harga jual, besarnya gaji dan upah, volume
produksi, dan semua factor ekonomi lain dikomando oleh pemerintah. Boleh
dibilang, ekonomi komunistis merupakan kebalikan dari sistem ekonomi pasar
bebas.
b. Sosialisme Demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat di atas individu.
Tetapi, berbeda dengan komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan sistem
pemerintahan demokratis mereka anggap sebagai sebuah perolehan modern yang
sangat berharga. Karena itu, mereka ingin mewujudkan cita-cita sosialitas melalui
jalan demokratis. Contoh terkemuka adalah Labour Party di Inggris. Partai
sosialis ikut dalam pemlihan umum. Jika menang, mereka membentuk kabinet
yang mengatur politik dan ekonom menurut cita-cita sosialistis.
Salah satu program pokok bagi pemerintah sosialistis adalah nasionalisasi
industri yang penting, di satu pihak industri dasar, seperti pabrik baja, bahan
kimia, semen, pupuk buatan dan sebagainya, artinya industri yang dibutuhkan
oleh industri lain, dan di lain pihak industri lain yang mengusai hajat hidup orang
7
banyak, seperti telekomunikasi, energi, transportasi, dan sebagainya.
Nasionalisasi adalah kebalikan dari privatisasi.
Usaha sosialisme demokratis antara lain :
1. Memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui perundangan-undangan
social.
2. Kesehjateraan dan keselamatan kerja ditingkatkan.
3. Ditentukan syarat-syarat untuk memberhentikan para pekerja.
4. Dibangun sistem jaminan sosial untuk mereka yang suda tidak bisa bekerja
lagi karena sakit atau sudah tua.
5. Ditetapkan upah minimum.
8
keadaan lesu dan jumlah anggota mereka menurun drastis. Salah satu sebab utama
adalah bahwa cita-cita kaum buruh sebagian besar sudah tercapai.
Sosialisme berhasil karena negara-negara industri modern sudah menjadi
welfare state atau negara kesejahteraan. Dengan welfare state dimaksudkan negara-
negara memasang sebuah social safety net atau jaring pengaman sosial. Negara
kesejahteraan mewujudkan sebuah gagasan etis yang selalu sudah menggerakkan
sosialisme, yaitu perhatian kaum buruh dan mereka yang kecil dan sial dalam
perjuangan hidup. Karena itu, negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai
keberhasilan sosialisme demokratis. Sistem welfare state didasarkan atas solidaritas
antara angkatan kerja dan mereka yang tidak bisa bekerja (lagi) karena sakIt,
menganggur atau sudah tua.
Sistem negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai koreksian sosial atas
akibat-akibat negatif ekonomi pasar bebas, seperti misalnya pengangguran
mendadak.
Kesulitan terbesar yang mengancam kelangsungan negara kesejahteraan
adalah pembiayaannya. Jumlah orang tua bertambah besar dan umur mereka
semakin tinggi. Mereka yang tidak bekerja berjumlah semakin besar dan jaminan
sosial mereka harus di bayar dengan premi sosial dari angkatan kerja yang semakin
kecil jumlahnya.Premi sosial yang semakin tinggi akan mengakibatkan pekerjaan
menjadi terlalu mahal.Hal itu akan mendorong naik angka pengangguran.
Kelemahan lain adalah bahwa sistem negara kesejahteraan mudah disalah
gunakan.Banyak karyawan pura-pura sakit dan gaji mereka dibayar terus.
Tentu saja selalu ada kontrol,tetapi menjalankan kontrol yang lebih efektif
dan intensif dengan menambahinspektur sosial akan berarti juga membuat sistem
menjadi lebih mahal lagi. Dengan adanya welfare state dalam liberalisme ,campur
tangan negara dalam bidang sospol dimana seluruh sisten jaminan sosial
direncanakan dan diselenggarakan oleh negara.Kemenangan liberalisme yaitu
diakuinya keunggulan sisten ekonomi pasar.
9
2.3 Kapitalisme dan Demokatisasi
Pada akhir tahun 1980-an bukan saja kapitalisme menang dengan sistem
ekonomi pasar bebasnya. Yang ikut menang adalah demokrasi sebagai sistem
politik yang melatarbelakangi ekonomi pasar bebas. Banyak orang berpendapat
bahwa hubungan kapitalisme dan demokrasi tidak kebetulan. Dengan runtuhnya
sistem ekonomi komunistis, negara-negara bekas Uni Soviet langsung memeluk
sistem politik demokrasi yang tentunya masih disertai aneka macam kesulitan.
Tetapi, jika mempelajari keberhasilan negara-negara industri barat, sulit disangkal
bahwa demokrasi dapat berfungsi sebagai koreksian atas segi-segi negatif dari
kuasa ekonomis yang terwujud dalam kapitalisme. Kapotalisme mengakibatkan
ketidaksamaan sedangkan demokrasi cenderung memajukan persamaan. Dalam
konteks demokratis, semua warga negara dianggap sederajat dan orang terkaya pun
diberi satu suara (one person one vote). Keputusan demokratis adalah keputusan
rata-rata semua warga negara.
Demokratisasi dalam ekonomi yang dijalankan secara kapitalistis di negara-
negara industri barat merupakan fenomena yang menarik. Contohnya : pertama,
sistem pemerintahan demokratis berhasil mengoreksi beberapa ekses kapitalisme.
Kedua, antagonisme antara kelas-kelas seperti dimengerti oleh marxisme, dengan
sistem demokratis cukup teratasi dan ketiga, pemilikan sarana produksi yang
semakin merata. Rupanya di negara-negara barat juga di Amerika Serikat,
demokrasi merupakan jalan terbaik untuk mewujudkan pemerataan pendapatan dan
kekayaan, khususnya demokrasi dimana sosialisme demokratis memegang
pengaruh penting ebab demokrasi belum terwujud dengan baik bila prinsip suara
terbanyak berjalan dengan konsekuen begitupun dengan solidaritas.
10
masyarakat. Disitu semua kepentingan akan diatur oleh invisible han-nya Adam
Smith. Mekanisme pasar berjalan dengan sendirinya. Semua orang mengambil
keputusan rasional yang selalu cocok dengan keputusan rasional yang tepat dari
orang lain. Hal itu bisa diperhitungkan secara otomatis. Pesar sempurna berjalan
seperti sistem komputer. Pertimbangan-pertimbangan moral tidak berjalan
disitu.Moralitas baru di parlukan bila pasar gagal atau mempunyai kekurangan-
kekuragan.
Salah satu alasan yang penting kompetisi pasar tidak pernah sempurna
adalah bahwa bidang ekonomi selalu bisa ditemukan apa yang oleh para ekonom
disebut externalities. Alasan lain mengapa kompetisi dalam pasar tidak sempurna
adalah bahwa tidak semua orang menduduki tempat yang sama agar dapt
memainkan perannya masing-masing.
Sistem pasar bebas yang bisa dijalankan sekarang tetap merupakan system
ekonomi yang paling unggul, karena menjamin efisiensi ekonomi dengan cara
paling memuaskan.
Pentingnya etika tampak dalam dua segi . Pertama, dari segi keadilan social, supay
kepada semua peserta dalam kompetisi di pasar diberikan kesempatan yang sama.
Kedua, sebagaimana lazimnya dalam etika,tuntutan moral inibisa dirumuskan
dengan cara positif dan negative.
Sifat fair merupakan tuntutan etis yang menandai kompetisi dalam konteks
olahraga maupun bisnis. Kompetisi dalam olah raga sering disebut zero sum, yang
artinya jika yang satu menang, yang lainnya kalah. Dalam bisnis kadang-kadang
juga tarjadi begitu, contohnya adlah tender. Pemenang tender hanya bisa satu orang
atau perusahaan. Dalam konteks kompetisi tidak brtentangan dengan kerjasama.
Kompetisi pasti bertentangan dengan monopoli atau oligopoly, tetapi tidak dengan
kerelaan atau bekerjasama denagan pihak lain. Sebaliknya kompetisi dalam bisnis
menuntut adanya kerjasama. Karena itu, dalam bisnis, mutual benefit sering
menjadi suatu nilai etis yang khusus: kedua balah pihak memperoleh manfaat
dengan kegiatan bisnis.
Orang yang terjun ke pasar bebas dengan sndirinya harus menyetujui
aturan-aturan main yang berlaku disitu. Hal itu memunyai implikasi yang kadang-
11
kadang sungguh tidak menyenangkan. Jika ia tidak berhasil memprodksi dengan
efisien, bisa saja perusahaannya tidak bertahan hidup.
Dinamika pasar bebas mengakibatkan bahwa pembisnis tidak pernah akan
tenang dan selalu siap menghadapi perubahan.
Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah mempunyai fleksibilitas lebih
besar sehingga dapat lebih mudah menanggapi situasi pasar yang berubah. Tetapi,
bagaimanapun juga, restrukturisasi selalau akan mengakibatkan korban jatuh.
Krena itu, pemeintah negara bersangkutan menyiapkan jarring pengaman sosialnya
dan tindakan-tindakan korektif lain untuk mengimbangi efek-efek negative.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Liberalisme dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideologi antagonis
yang berjuang merebut hegemoni (kepemimpinan) di panggung politik ekonomi
selama kira-kira satu setengah abad. Pada saat sekarang dua ideologi ini tampaknya
mencapai titik perdamaian. Saat pergantian abad sekarang, liberalisme dan
sosialisme dua-duanya gagal dan serentak juga berhasil, dua-duanya kalah dan
serentak juga menang. Situasi ini mencuat di negara-negara industri di mana
pertentangan historis antara liberalisme dan sosialisme berlangsung sekian lama.
Sosialisme gagal karena harus mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar bebas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Kees. Pengantar Etika Bisnis (Seri Filsafat Atmajaya: 21), Yogyakarta,
Penerbit Kanisius, 2000.
14