Disusun Oleh :
Kelompok F
A. Latar Belakang
Masalah keadilan muncul antara lain dalam kaitan dengan milik. Tentang itu liberalisme dan
sosialisme mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Liberalisme menekankan milik pribadi
sebagai salah satu hak manusia yang terpenting. Sosialisme berpendapat bahwa milik tidak boleh
dibatasi pada kepentingan individu saja, melainkan mempunyai fungsi sosial.
Perjuangan ideologis antara liberalisme dan sosialisme selama abad ke-19 dan ke-20
sebagian besar menghasilkan tatanan sosial ekonomi dunia sekarang dan dengan jelas mempunyai
aspek-aspek etis.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini diangkat beberapa topik permasalah yang nantinya akan di bahas.
Permasalahan tersebut antara lain :
1. Pengertian dari liberalisme dan sosialisme?
2. Pertentangan dari Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan bagi penulis membuat makalah ini diantaranya untuk :
1. Mengerti dan memahami arti dari liberalisme dan sosialisme.
2. Mengetahui Pertentangan dari Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme
BAB II
PEMBAHASAN
1. TINJAUAN HISTORIS
2.1 Liberalisme
Inti pemikiran liberalism adalah tekanannya pada kebebasan Individual. Negara harus
menjaga agar warganya beserta miliknya dalam keadaan aman sehingga tidak akan terjadi tindakan
yang meresahkan masyarakat, seperti perampokan atau pencurian. Selain itu, Negara member
kesempatan seluas-luasnya kepada warganya untuk menjalankan kebebasannya sendiri. Di bidang
ekonomi pun, liberalisme mengagungkan kebebasan pribadi. Keadaan ekonomi pali baik akan
tercapai bila mekanisme pasar dapat menentukan semua hal: harga jual, besarnya gaji, kesempatan
kerja, volume produksi, dan lain-lain.
Liberalisme yang murni atau tanpa campur tangan Negara, tentu belum pernah terwujud
sepanjang sejarah. Pda abad ke-19 Inggris menjadi Negara adikuasa yang paling penting di dunia.
William Gladstone(1809-1898) sebagai Perdana Menteri sampai empat kali memimpin cabinet
berhaluan liberal. Kemudian Inggris dan Negara-negara modern lain juga, campur tangan Negara
dalam urusan ekonomi semakin bertambah, khususnya sesudah resesi tahun 1930-an, krisis
ekonomi paling dahsyat yang pernah dialami dunia.
2.2 Sosisalisme
Sebaiknya sosialisme dilihat sebagai reaksi atas ketidak beresan dalam masyarakat yang
disebabkan oleh liberalisme. Bentuk sosialisme yang dianggap penting :
a. Sosialisme Komunitis
Sosialisme Komunitis atau komunisme menolak milik pribadi. Menurut mereka, milik pribadi
harus menjadi milik bersama atau milik kolektif. Misalnya, komunisme tidak berkeberatan bila
orang mempunyai rumah sendiri dan pekarangan dimana dihasilkan buah-buahan dan sayur-
sayuran untuk pemakaian pribadi bersama dengan keluarga dan kenalan. Yang tidak boleh jadi
milik pribadi adalah pabrik dan tanah. Akhirnya, kapital atau modal juga tidak boleh menjadi milik
pribadi sebab yang memiliki modal dapat juga menjadi pemilik pabrik dan tanah. Tinggal ia
membeli pabrik atau tanah, atau membangun pabrik baru dengan uangnya. Dengan amat tepat
system ekonomi komunitas sering disebutplanned economy,”ekonomi berencana”. Di negara-
negara komunis, ekonomi direncanakan dengan ketat dari atas harga jual, besarnya gaji dan upah,
volume produksi, dan semua factor ekonomi lain dikomando oleh pemerintah. Bleh dibilang,
ekonomi komunistis merupakan kebalikan dari system ekonomi pasar bebas.
b. Sosialisme Demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat di atas individu. Tetapi, berbeda dengan
komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan sistem pemerintahan demokratis mereka
anggap sebagai sebuah perolehan modern yang sangat berharga. Karena itu, mereka ingin
mewujudkan cita-cita sosialitas melalui jalan demokratis. Contoh terkemuka adalah Labour
Party di Inggris. Partai sosialis ikut dalam pemlihan umum. Jika menang, mereka membentuk
kabinet yang mengatur politik dan ekonom menurut cita-cita sosialistis.
Salah satu program pokok bagi pemerintah sosialistis adalah nasionalisasi industri yang
penting, di satu pihak industri dasar, seperti pabrik baja, bahan kimia, semen, pupuk buatan dan
sebagainya, artinya industri yang dibutuhkan oleh industri lain, dan di lain pihak industri lain yang
mengusai hajat hidup orang banyak, seperti telekomunikasi, energi, transportasi, dan sebagainya.
Nasionalisasi adalah kebalikan dari privatisasi.
Usaha sosialisme demokratis antara lain :
1. Memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui perundangan-undangan social.
2. Kesehjateraan dan keselamatan kerja ditingkatkan.
3. Ditentukan syarat-syarat untuk memberhentikan para pekerja.
4. Dibangun sistem jaminan sosial untuk mereka yang suda tidak bisa bekerja lagi karena
sakit atau sudah tua.
5. Ditetapkan upah minimum.
2.3 Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan Liberalisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk
mewujudkan kebebasan pribadi. Kita semua menyetujui, kebebasan merupakan suatu nilai
sangat hakiki bagi manusia.
Kelemahan Liberalisme adalah bahwa mereka kurang memperhatikan nasib kaum miskin dan
orang yang kurang beruntung dalam perjuangan hidup, seperti kaum buruh dalam masyarakat
berindustri. Kalau dirumuskan agak ekstrem, bagi liberalism miskin sama dengan malas.
Sosialisme mempunyai kekuatan yaitu mereka menemukan dimensi transindividual dari milik.
Milik selalu mempunyai suatu fungsi sosial dan tidak pernah boleh dibatasi pada kepentingan
pribadi saja.
Sosialisme juga mempunyai kelemahan yang terasa cukup besar bahkan menjadi fatal untuk
sistem pemerintahan sosialistis. Ekonomi yang dijalankan menurut pandangan sosialisme
demokratis memiliki nasib yang sama.
1. Kesimpulan
Liberalisme dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideologi antagonis yang berjuang merebut
hegemoni (kepemimpinan) di panggung politik ekonomi selama kira-kira satu setengah abad. Pada
saat sekarang dua ideologi ini tampaknya mencapai titik perdamaian. Saat pergantian abad
sekarang, liberalisme dan sosialisme dua-duanya gagal dan serentak juga berhasil, dua-duanya
kalah dan serentak juga menang. Situasi ini mencuat di negara-negara industri di mana
pertentangan historis antara liberalisme dan sosialisme berlangsung sekian lama. Sosialisme gagal
karena harus mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Kees. Pengantar Etika Bisnis (Seri Filsafat Atmajaya: 21), Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2000.