Pt Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ( AISA ) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang produksi barang-barang consumer
Yang kedua, terdapat dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema
dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama antara lain
dengan menggunakan pencairan pinjaman AISA dari beberapa bank, pencairan deposito
berjangka, transfer dana di rekening Bank, dan pembiayaan beban Pihak Terafiliasi oleh Grup
AISA.
Selain itu, ditemukan juga adanya hubungan serta transaksi dengan pihak terafiliasi yang
tidak menggunakan mekanisme pengungkapan (disclosure) yang memadai kepada stakeholders
secara relevan.
Tujuan EY mendasari dari informasi manajemen baru bahwa manajemen lama AISA
membuat pembukuan yang berbeda untuk tujuan eksternal, misalnya untuk kepentingan audit
eksternal.
Polemik : Manajemen PT PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA ) dinilai berlebihan
karena mengumumkan hasil audit investigasi laporan keuangan tahun 2017 oleh Kantor
Akuntan Publik terafiliasi Ernst & Young (EY) . Padahal seharusnya Laporan audit
investigasi EY sebenarnya untuk keperluan internal perusahaan Tiga Pilar dan sebagai basis
dalam menyelesaikan masalah. Jadi dokumen itu seharusnya untuk keperluan internal
emiten, " dan seharusnya EY tidak berhak untuk melakukan Investigasi Laporan Keuangan
Ada sanksi yang menanti AP maupun KAP yang terbukti melakukan pelanggaran. Dalam
hal ini, tentunya Didik Wahyudianto maupun KAP yang bersangkutan, mulai dari peringatan
hingga pembekuan izin praktik profesi.
Mengacu pada Undang-Undang (UU) 5/2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) 154/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik, ada beberapa
sanksi yang siap menanti.
Mulai dari rekomdenasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan tertulis, pembatasan
pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin, atau dikenakan denda kepada yang
bersangkutan.
Denda yang dimaksud berkaitan dengan kewajiban auditor selaku anggota asosiasi yang harus
memiliki izin, ikut pendidikan, dan denda ini tidak terkait dengan pekerjannya sebagai auditor,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Namun, PPPK tidak akan terburu-buru untuk menentukan sikap dalam menghadapi kasus
tersebut. Saat ini, bendahara negara tengah mendalami kasus tersebut, untuk memutuskan apakah
ada pelanggaran terhadap kode etik akuntansi publik.