Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Akuntansi
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2D Akuntansi
(https://m.merdeka.com/uang/nestapa-nasabah-asuransi-bumiputera-dicuekin-
manajemen-dibiarkan-ojk-kasus-gagal-bayar-bumiputera.html)
(https://m.bisnis.com/finansial/read/20200210/215/1199265/dilindungi-reasuransi-
kenapa-jiwasraya-bumiputera-tak-mampu-bayar-klaim )
4. Seperti dilansir Kontan.co.id, potensi klaim Bumiputera tahun ini mencapai
Rp 9,6 triliun. Rinciannya klaim pemegang polis yang jatuh tempo sepanjang 2020
ini diperkirakan senilai Rp 5,4 triliun. Selain itu, outstanding klaim hingga saat ini
mencapai Rp 4,2 triliun dari 265.000 pemegang polis.Untuk membayar klaim kepada
kepada nasabah, Bumiputera mengoptimalisasikan aset yang dimiliki. Optimalisasi
aset tersebut melalui penjualan aset properti sekaligus Kerja Sama Operasional
(KSO).
(https://money.kompas.com/read/2020/01/20/050700926/ada-potensi-klaim-rp-9-6-
triliun-bagaimana-ajb-bumiputera-membayarnya-)
(https://www.cnbcindonesia.com/market/20200120143130-17-131287/sengkarut-
jiwasraya-asabri-ajb-bumiputera-ini-bedanya/3)
7. Sepanjang tahun 2009, 2010, hingga 2011, hasil audit atas laporan keuangan
Bumiputera mendapat opini “tidak wajar” dari kantor akuntan publik (KAP).
Persoalan KPD menjadi salah satu penyebab.Dalam berkas ikhtisar audit yang
diterima Tirto.id, tim auditor tidak bisa memperoleh bukti audit yang mencukupi atas
investasi perusahaan pada KPD sebesar Rp457,38 miliar pada 2010 dan Rp511,42
miliar pada 2009.
( https://tirto.id/hal-hal-yang-membuat-bumiputera-babak-belur-b8Ce)
8. Dikutip dari Tribunnews.com, bukan hanya kinerja keuangan negatif hingga
Rp 20 triliun saja melainkan hingga akhir Januari 2018 saja, pihak AJB Bumiputera
belum membayarkan klaim nasabah mencapai Rp 2,7 triliun dan sebanyak 19 ribu
nasabah di Jawa Barat dilaporkan belum mendapatkan pembayaran klaim mereka.
Lalu mengapa ini bisa terjadi? Penyebabnya adalah bahwa seperti halnya
Jiwasraya, perusahaan berulang kali mengalami rugi investasi lantaran menempatkan
dana di aset-aset finansial yang berisiko tinggi. Sebenarnya hal ini sudah terendus
oleh Pengelola Statuter Bumiputera yang ditunjuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk menggantikan direksi dan komisaris guna menyelesaikan restrukturisasi di
tubuh perusahaan mutual tersebut. Lalu Investasi apa yang membuat Bumiputera
terpuruk? Ternyata salah satunya juga investasi saham. Bumiputera menderita rugi
besar lantaran berinvestasi di saham perusahaan minyak dan gas bumi PT Sugih
Energy Tbk (SUGI).
(https://www.kompasiana.com/thomasje/5e2661fbd541df639b266c92/kini-giliran-
bumiputera-jatuh-tempo-klaim-asuransi-9-6t,)
B. Analisis Kasus
b. Terlalu berani dalam mengambil risiko yang ditanggung sendiri. Risiko ini
yakni jaminan yang akan dibayarkan kepada nasabah dengan imbal hasil tetap
sehingga sulit memprediksi risiko dimasa depan
3. Penyelesaian Kasus
5. Saran
a. Dalam hal pengawasan OJK harus lebih kredibel, teliti, aktif, dan transparan
yang insidential bahwa industri ini memang sehat dan harus
menginformasikan kondisi ini kepada masyarakat agar tidak terjadi
kesimpangsiuran pemberitahuan tidak memilih untuk bungkam karena OJK
berperan dalam mengawasi lembaga atau industri keuangan secara terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan sektor keuangan, baik perbankan maupun
lembaga keuangan non bank, dan melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat.