Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan hubungan dengan orang dalam,
misalnya abnormal return dari perubahan harga saham, menjadi motivasi terjadinya insider
trading. Dalam kasus ini, meskipun tidak dapat dibuktikan bahwa telah terdapat pihak yang
telah memberikan memberikan informasi non publik kepada Louis, tetapi indikasi insider
trading dapat dilihat dengan adanya keuntungan berupa ‘abnormal return’ sebesar
Sin$173.965 yang berhasil diperoleh Louis melalui tindakan pembelian saham Bank Danamon
tepat sebulan sebelum diumumkannya rencana akuisisi saham Bank Danamon oleh DBS Group
Holdings Ltd di Singapura. Selan itu, terdapat indikasi bahwa Louis telah menyiasati tindakan
yang dilakukannya dengan cara menggunakan akun saham milik istrinya. Keberadaan
informasi asimetris sering menyulitkan untuk mencegah dan membuktikan transaksi insider
trading ini. Sementara di sisi lain, dampak transaksi ini, selain merugikan perusahaan dan
investor, juga dapat menurunkan kredibilitas pasar modal secara keseluruhan karena
perusahaan dianggap tidak mampu menerapkan GCG yang telah diatur pedomannya oleh
KNKG (2006) yang di antaranya menyebutkan hak-hak dasar pemegang saham, salah satunya
hak untuk memperoleh informasi menegnai perusahaan secara tepat waktu, benar dan teratur,
kecuali hal-hal yang bersifat rahasia.
Prinsip pelarangan perdagangan oleh orang dalam sangat penting untuk dilaksanakan.
Oleh karena itu, prinsip OECD sub-prinsip E mewajibkan regulator melarang perdagangan
oleh orang dalam tersebut dengan menegakkan hukuman atas pelanggaran aturan tersebut. Di
Indonesia, sanksi atas pelanggaran pelarangan perdagangan oleh orang dalam diatur dalam
Pasal 104 UU PM. Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan oleh orang dalam terancam
sanksi pidana 10 (sepuluh) tahun penjara dan denda maksimum Rp15 miliar. Namun demikian,
dikarenakan transaksi pembelian saham Bank Danamon oleh Louis dilakukan melalui broker
asing yang berada di Singapura maka ketentuan Pasal 104 UU PM tidak dapat dipenuhi
sehingga dalam kasus ini, Louis tidak dipidana melainkan hanya dikenakan sanksi berupa
denda sebesar Sin$434.912 atau setara dengan US$312.96.
Pencegahan perdagangan oleh orang dalam telah disebutkan dalam Pedoman Umum
GCG Indonesia. Pada Bab V tentang Pemegang Saham, bagian Pedoman Pelaksanaan 2.4,
disebutkan bahwa Perusahaan tidak boleh memihak pada pemegang saham tertentu dengan
memberikan informasi yang tidak diungkapkan kepada pemegang saham lainnya. Informasi
harus diberikan kepada semua pemegang saham tanpa menghiraukan jenis dan klarifikasi
saham yang dimilikinya.
Daftar Referensi
Gunawan, Hendra (ed.). (2015). Insider Trading PT Bank Danamon Memakan Korban.
https://internasional.kontan.co.id/news/insider-trading-bank-danamon-memakan-korban
Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat. Jakarta:
IAI.
Pasopati, Giras. (2015). Kasus Insider Trading Saham Danamon BEI Temui UBS Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151016132758-92-85309/kasus-insider-
trading-saham-danamon-bei-temui-ubs-indonesia
Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/ tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada
mata ajaran lain, kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan/ atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”.