Anda di halaman 1dari 8

KASUS POSISI BABAK PENYISIHANKOMPETISI PERADILAN

SEMU PIDANA TINGKAT NASIONAL PIALA PROF.


SOEDARTO IX FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
DIPONEGORO
Dewasa ini Industri jasa keuangan di Indonesia berkembang
begitu pesat seiring dengan munculnya berbagai layanan keuangan
mulai dari bisnis sektor pembiayaan hingga perasuransian di
samping bisnis sektor perbankan. Dalam bisnis asuransi terdapat
banyak kepentingan dan kegiatan yang melibatkan masyarakat
hingga pemerintah. Peran asuransi dalam membentuk perekonomian
negara memerlukan berbagai aspek mulai dari sumber daya manusia
yang kompeten hingga regulasi yang melindungi segenap pihak yang
berkegiatan di bisnis tersebut. Bisnis asuransi yang diharapkan
berjalan dengan baik akan mendukung dan membantu menjaga
stabilitas ekonomi nasional, menjaga aset negara, mengurangi
tingkat pengangguran, sebagai penyerapan dana masyarakat yang
berkelanjutan, dan sebagai kontributor penyetor pajak.

PT Agata Jiwa Insurance merupakan salah satu perusahaan


Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang bergerak di bidang
asuransi dengan penyertaan modal negara sebesar 90% (sembilan
puluh persen). PT Agata Jiwa Insurance berdiri pada tahun 1998
berkedudukan di Jalan Kebangsaan Atas No.100, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta, dengan Altis Surya Dharma selaku Direktur Utama dan Obed
Rodogogo Sihotang selaku Komisaris Utama. Perusahaan ini
diketahui memperoleh keuntungan pada masa awal berdirinya, tetapi
berdasarkan data audit pada tahun 2006 mencatatkan bahwa PT
Agata Jiwa Insurance mengalami kerugian dengan ekuitas senilai
minus Rp6.785.000.000.000,- (enam triliun tujuh ratus delapan puluh
lima miliar rupiah). Selanjutnya, pada tahun 2007 berdasarkan audit
mencatatkan pertambahan kerugian perusahaan dengan ekuitas
senilai minus Rp9.424.000.000.000,- (sembilan triliun empat ratus
dua puluh empat miliar rupiah). Akibat dari kerugian tersebut, PT
Agata Jiwa Insurance melakukan penggantian jajaran direksi pada
tahun 2012 dengan diangkatnya Lathifah Damayanti sebagai Direktur
Utama dan Najwa Permana sebagai Direktur Keuangan dan Investasi
serta jajaran direksi lainnya. Selain itu, Lathifah Damayanti juga
merangkap sebagai Ketua Komite Investasi perusahaan bersama
dengan Najwa Permana sebagai Wakil Ketua yang dipandang
mampu dan memiliki pengalaman dalam bidang asuransi untuk
memecahkan permasalahan insolven hingga ancaman kebangkrutan
perusahaan.

Sebagai upaya pemulihan kondisi keuangan perusahaan, Lathifah


Damayanti segera mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) bersama jajaran direksi PT Agata Jiwa
Insurance, yaitu Najwa Permana, Aisyah Rahmadanti selaku Direktur
Restrukturisasi Bisnis, Agnes Fadiny Sitanggang selaku Direktur
Sumber Daya Manusia. Dalam rapat tersebut Lathifah Damayanti
menyatakan bahwa PT Agata Jiwa Insurance memerlukan inovasi
dengan melakukan program pemulihan dan penyehatan perusahaan
selama 12 tahun ke depan, salah satunya dengan meluncurkan
produk investasi bernama AJ Saving Plan yang memberikan dua
manfaat sekaligus kepada pemegang polis yaitu perlindungan
asuransi jiwa atas risiko meninggal dunia karena sakit atau
kecelakaan dan perolehan investasi sebesar 10 - 12% per tahun.
Produk ini akan menghasilkan pendapatan besar bagi perusahaan
karena calon pemegang polis wajib membayar secara kontan di awal
pengajuan asuransi minimal Rp100.000.000,-(seratus juta rupiah)
sampai dengan maksimal Rp4.000.000.000,-(empat miliar rupiah)
untuk mendaftarkan dirinya. Dana dari produk AJ Saving Plan
tersebut akan dialokasikan kepada produk investasi yang
menguntungkan sehingga perusahaan dapat menawarkan
pendapatan tetap (fixed income) kepada masyarakat pemegang
polis. Atas penjelasan yang dipaparkan, peserta RUPSLB
menyepakati usulan yang diajukan oleh Lathifah Damayanti karena
produk ini dipandang sebagai terobosan baru dalam dunia asuransi.

Setelah itu, PT Agata Jiwa Insurance melakukan pemilihan


Manajer Investasi untuk mengelola dana pendapatan dari produk AJ
Saving Plan. Beberapa manajer investasi melakukan presentasi
penawaran produk investasi kepada Komite Investasi PT Agata Jiwa
Insurance sehingga terpilih 13 Manajer Investasi baru yang dipercaya
untuk mengelola dana investasi produk AJ Saving plan. Komite
Investasi PT Agata Jiwa Insurance menginginkan agar investasi yang
dilakukan oleh Manajer Investasi didasarkan riset secara mendalam
terlebih dahulu. Para manajer investasi melakukan kerja sama
dengan PT Agata Jiwa Insurance dengan berbagai produk investasi
seperti reksadana saham, reksadana pasar uang, dan obligasi.

Selanjutnya produk AJ Saving Plan disetujui oleh Badan


Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
pada akhir tahun 2012. PT Agata Jiwa Insurance memasifkan
pemasaran produk AJ Saving Plan melalui kerja sama dengan
metode bancassurance yang ditawarkan kepada para nasabahnya.
Peran AJ Saving Plan dalam pemulihan dan penyehatan PT Agata
Jiwa Insurance dibuktikan dengan penambahan modal bagi
perusahaan serta peningkatan kepercayaan publik terhadap
perusahaan. Seiring dengan penjualan AJ Saving Plan, pendapatan
perusahaan tercatat meningkat setiap tahun sejak tahun 2013 sampai
tahun 2016. Langkah yang diambil oleh PT Agata Jiwa Insurance ini
dinilai tepat karena dapat mengantarkan perusahaan hingga sukses
menjadi salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia
dengan adanya sejumlah 10 kantor cabang utama dan 60 kantor
cabang 26.721 titik layanan yang tersebar di segala penjuru Indonesia
untuk membantu pelayanan dan penyebaran produk AJ Saving Plan.
Bahkan PT Agata Jiwa Insurance mensponsori salah satu klub NBA
besar di Amerika Serikat yang semakin mendongkrak nama
perusahaan di kalangan konsumen.
Pada tahun 2016 dilaksanakan rapat Komite Investasi PT Agata
Jiwa Insurance yang membahas mengenai akselerasi
pengembangan dan stabilitas keuangan perusahaan melalui aspek
investasi di Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) periode
tahun 2016-2021. Atas hal tersebut, PT Agata Jiwa Insurance
memerlukan kebijakan investasi baru dengan melakukan diversifikasi
portofolio investasi yang bersifat agresif kepada beberapa sektor
tertentu supaya menimbulkan timbal balik yang bermanfaat bagi
perusahaan. Disamping itu kondisi keuangan yang sudah membaik
juga menguatkan kebijakan tersebut. Pada akhir tahun 2016, telah
disepakati hasil RKAP yang diajukan ke Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) karena sejalan dengan tujuan perusahaan untuk
berkomitmen atas kepercayaan yang sudah diberikan nasabah/klien.

Pada Februari 2017, di Hotel Sun Crystal, Bandung, Jawa Barat,


Komite Investasi PT Agata Jiwa Insurance mengadakan pertemuan
dengan PT Alvian Asset Management, yaitu suatu badan hukum yang
berdiri berdasarkan hukum Indonesia yang berkedudukan di Jl. Tirto
Mulawarman 3D No. 69, Semarang dengan Alvian Permana selaku
direktur utama. PT Alvian Asset Management merupakan salah satu
manajer investasi PT Agata Jiwa Insurance sejak tahun 2009 yang
dipercaya melakukan pengelolaan dana terbesar. Pada pertemuan
tersebut, Najwa Permana menyampaikan kebijakan investasi baru
dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi. Dalam
pertemuan tersebut Lathifah Damayanti menginginkan agar
pengalokasian dana investasi yang dikelola oleh PT Alvian Asset
Management digunakan pada sektor yang memiliki high return
sehingga hasil keuntungan investasi dapat digunakan untuk
pengembangan perusahaan. Para peserta rapat membahas
komposisi dana investasi dengan 90% (sembilan puluh persen) akan
ditempatkan pada jenis Medium Term Notes (MTN) dan 10% (sepuluh
persen) sisanya berupa instrumen lain, yang kemudian disepakati
peserta rapat. Para peserta rapat juga setuju untuk menggunakan
mekanisme pengelolaan investasi berupa Kontrak Pengelolaan Dana
(KPD) yang disesuaikan dengan kepentingan investasi PT Agata Jiwa
Insurance. KPD tersebut mengelola dana investasi PT Agata Jiwa
Insurance sebesar Rp.1.580.750.000.000,- (satu triliun lima ratus
delapan puluh miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

Dalam salah satu ketentuan dari KPD adalah penginvestasian


dana dengan salah satu underlyingnya adalah MTN yang diterbitkan
oleh PT Nasywa Amriansyah Multifinance sebuah perusahaan
pembiayaan dengan bidang usaha pembiayaan konsumen, anjak
piutang, dan sewa guna usaha yang didirikan berdasarkan hukum
Indonesia dan beralamatkan pada Jalan Bung Tomo 4C No.01,
Surabaya yang dipimpin oleh Hamdani Kristiadi sebagai direktur
utama serta memiliki Miftahul Josiah Sebagai Beneficial Owner-nya.
PT Nasywa Amriansyah Multifinance merupakan perusahaan yang
terkenal di kalangan konsumen pembiayaan di Indonesia.

Pembelian MTN yang dilakukan oleh PT Agata Jiwa Insurance


secara bertahap dengan pembelian pertama pada Agustus 2017
dengan pembelian MTN I NAM yang diterbitkan oleh PT Naywa
Amriansyah Multifinance. Dalam rangka pembelian Lathifah
Damayanti menandatangani Surat Perjanjian Penerbitan dan
Penunjukan Agen Pemantau MTN I No 48. Dalam perjanjian
penerbitan MTN tersebut terdapat jaminan berupa sebidang tanah
yang terletak di Kabupaten Badung, Bali untuk memastikan
kemampuan membayar penerbit dan mengandung tenor dari MTN
yaitu selama 3 (tiga) tahun. Selanjutnya penerbitan dan pembelian
MTN II NAM oleh PT Agata Jiwa Insurance dilakukan lagi pada
September 2018. Pembelian MTN II NAM oleh PT Agata Jiwa
Insurance dijaminan berupa sebidang tanah yang terletak di
Bandung, Jawa Barat dengan masa tenor selama 2 (dua) tahun.
Setelah pelunasan pembelian dengan masuknya dana kepada PT
Nasywa Amriansyah Multifinance, Hamdani Kristiadi
memerintahkan kepada jajarannya untuk menggunakan dana
tersebut untuk dialokasikan sesuai rencana.

Pada awal tahun 2019, PT Marsil Abadi Construction yang


diwakili oleh Surya Hasbi Abiyyuanda mengajukan pinjaman dana
kepada PT Nasywa Amriansyah Multifinance guna pelaksanaan
proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaannya, atas adanya
pengajuan tersebut, PT Nasywa Amriansyah Multifinance
memberikan pinjaman secara berkala kepada PT Marsil Abadi
Construction hingga akhir tahun 2019. Selain itu, PT Nasywa
Amriansyah Multifinance juga memberikan aliran dana kepada
perusahaan-perusahaan dibawah kendali Sinar Mashudi Group yang
dimiliki oleh Miftahul Josiah.

Selanjutnya ditemukan bahwa aliran dana kepada perusahaan-


perusahaan dibawah kendali Sinar Mashudi Group teridentifikasi
sebagai penyelewengan dana yang tidak sesuai dengan prospektus
penerbitan MTN. Atas penyelewengan tersebut PT Nasywa
Amriansyah Multifinance mengalami gagal bayar saat jatuh tempo
pada bulan September 2020 terhadap MTN yang dibeli oleh PT Agata
Jiwa Insurance. PT Nasywa Amriansyah Multifinance turut
memberikan pernyataan bahwa kegagalan pembayaran sesuai
ketentuan pada perjanjian penerbitan dan pembelian MTN terjadi
dikarenakan imbas dari adanya pandemi Corona Virus Diseases
(covid-19) yang menyerang segala lini bisnis yang berhubungan
dengan PT Nasywa Amriansyah Multifinance. Atas hal tersebut para
pihak membahas kepastian dari kewajiban PT Nasywa Amriansyah
Multifinance, salah satu upaya yang diajukan adalah untuk
melakukan mekanisme restrukturisasi utang. Usulan tersebut
mendapatkan pertentangan dari beberapa direktur PT Agata Jiwa
Insurance, tetapi penolakan tersebut tidak dihiraukan oleh direktur
lainnya. Akhirnya para pihak sepakat untuk melakukan restrukturisasi
utang melalui penandatanganan perjanjian restrukturisasi utang
sehingga memperpanjang jatuh tempo hingga 6 bulan kemudian.
Namun, setelah jangka waktu yang telah ditentukan, PT Nasywa
Amriansyah Multifinance tetap tidak dapat membayar kewajibannya.
Dikarenakan hal tersebut sesuai dengan perjanjian, maka PT Agata
Jiwa Insurance berhak untuk mengeksekusi jaminan.

Eksekusi jaminan yang dilakukan ternyata didapati bahwa nilai


jual dari jaminan tidak dapat mengembalikan sepenuhnya dana
investasi. Pada tahun 2021, Lathifah Damayanti, Alvian Permana, dan
Hamdani Kristiadi bersepakat untuk menyatakan bahwa kupon dan
pokok MTN NAM telah dinyatakan lunas. dengan dijualnya jaminan
MTN yang diterbitkan PT Nasywa Amriansyah Multifinance maka
emiten tidak lagi memiliki kewajiban untuk mengembalikan uang
MTN beserta bunganya.

Pada tahun 2022 terjadi pergantian jajaran direksi PT Agata Jiwa


Insurance dengan diangkatnya Praharsa Wahab sebagai direktur
utama. Praharsa Wahab dalam evaluasi kebijakan investasi
perusahaan menemukan kejanggalan pembentukan dan pengelolaan
investasi PT Agata Jiwa Insurance yang berhubungan dengan PT
Alvian Asset Management oleh jajaran direksi sebelumnya.
Kejanggalan tersebut bermula dari adanya dugaan ketidaksesuaian
pemilihan instrumen investasi dengan pedoman investasi yang
seharusnya diikuti oleh perusahaan sehingga menyebabkan kerugian.
Atas hal tersebut, Praharsa Wahab melaporkan peristiwa ini kepada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK menyatakan terdapat
kecurangan berupa rekayasa dalam penerbitan dan pembelian MTN
yang diterbitkan PT Nasywa Amriansyah Multifinance.
Menindaklanjuti temuan tersebut, dilakukanlah investigasi terhadap
pihak-pihak yang berkaitan dengan investasi PT Agata Jiwa
Insurance ke PT Nasywa Amriansyah Multifinance. Dalam
melaksanakan penginvestigasian, penyidik yang meminta bantuan
PPATK, menemukan beberapa transaksi keuangan mencurigakan
antara Miftahul Josiah dan Lathifah Damayanti serta aliran dana dari
Miftahul Josiah ke shelf company miliknya, atas temuan tersebut
PPATK akhirnya membekukan rekening milik Miftahul Josiah.
Beberapa bulan kemudian ditemukan adanya kerugian keuangan
negara berkaitan dengan investasi PT Agata Jiwa Insurance oleh
penyidik melalui audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Kemudian, penyidik bekerja sama dengan
NCBInternational Criminal Police Organization berkoordinasi dengan
International Criminal Police Organization agar memasukan Miftahul
Josiah kedalam daftar red notice dan segera melakukan pencarian
terhadap Miftahul Josiah yang diketahui tengah berada di bulgaria.

Anda mungkin juga menyukai