Npm : 2121020283
UTS
PUTUSAN
NOMOR : 55/G/2022/PTUN.PBR
Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan
sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan Acar Biasa menjatuhkan Putusan
dengan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana terurai di bawah ini, dalam perkara antara :
1. BINTANG SIANPAR,SH
2. JORI ANGGIAT MARADONG, SH
MELAWAN
Dari sedikit ulasan diatas dapat ditarik beberapa point penting terhadap Objek Gugatan
Sengkete Tanah dalam putusan PTUN :
Pokok Permasalahan ;
Penggugat telah mengajukan gugatan kepada Wahab dan Anita selaku tergugat karena
diduga menjual tanah seluas 4.661m2 tanpa sepengetahuan dan seizin Penggugat, Bahwa
Penggugat telah memiliki dan menguasai tanahnya sejak akhir tahun 1980 an dimana tanah
tersebut berasal daripeninggalan Alm. Suaminya dan ketika suaminya telah meninggal dunia
tanah tersebut tetap dimiliki oleh PENGGUGAT, dan pada akhir-akhir ini pada saat anak-
anaknya mau menguasai tanah objek sengketa pada saat itulah mulai diketahui bahwa diatas
tanah tersebut telah terbit objek sengketa. Objek Sengketa diterbitkan oleh TERGUGAT I
pada tanggal 25 Agustus 2021 dan diterbitkan oleh TERGUGAT II pada tanggal 20
September 2021 hal itu diketahui oleh PENGGUGAT melalui keluarga dan anak-anaknya
pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2022, sehingga sangat merugikan PENGGUGAT secara
individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi PENGGUGAT yaitu Kerugian
Materil yang tidak sedikit.
Permasalahan HAN Yang ditemukan dalam Putusan Tata Usaha Negara NOMOR :
55/G/2022/PTUN.PBR
Penerbitan objek sengketa tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN dan pada pasal 3 Bab III Yaitu Azas
Umum Penyelenggaraan Negara yang di singkat AUPB, dan azas yang dilanggar tersebut
adalah :
1. Bahwa penjelasan Pasal 3 Angka 1 adalah tentang ASAS KEPASTIAN HUKUM. Adapun
Asas kepastian hukum yang dilanggar oleh Tergugat I dan Tergugat II adalah, pada saat
sebelum menerbitkan objek sengketa bahwa tim tidak turun ke lapangan untuk melakukan
pengukuran dan tidak disertai adanya Surat Perintah Tugas dan juga tidak mengundang para
sempadan sehingga Surat Pernyataan Ganti Rugi Tanah tersebut cacat hukum karena tidak
sesuai dengan prosedur yang sebenarnya.
Selain itu, Penerbitan Objek sengketa sudah tidak sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang berlaku di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru dan sudah
bertentangan dengan Pasal 52 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan dimana syarat sahnya keputusan Pejabat Tata Usaha Negara harus dibuat sesuai
dengan prosedur dan substansi yang sesuai dengan objek keputusan.
Didalam kasus sengketa tanah ini menimbulkan kerugian bagi masyarakat, seperti masyarakat
yang biasanya menggunakan tanah ini sebagai lahan untuk berkebun lalu ketika sengketa tanah
terjadi masyarakat dan Ibu Sakdiah selaku penggugat tidak dapat memanfaatkan tanahnya secara
optimal karena tanah penggugat telah dikuasai oleh pihak lain tanpa haknya.
Sebagai subjek hukum dalam permasalahan Sengketa Tanah antara Ibu Sakdiah, Lurah Tuan
Negeri, Camat Tanayan Raya dan Anita yang dapat dilakukan melalui langkah-langkah hukum
untuk menyelesaian masalah tersebut, antara lain :
1. Melakukan penyelesaian masalah sengketa tanah secara damai, Ibu Sakdiah dan para
tergugat dapat melakukan mediasi atau konsilasi supaya masalah tersebut dapat
diselesaikan secara kekeluargaan selain itu juga membantu menghindari proses
pengadilan yang panjang dan biaya yang cukup mahal.
2. Melakukan gugatan perdata ke pengadilan , jika penyelesaian melalui konsultasi atau
mediasi tidak berhasil, pihak yang terkena dapat mengajukan gugatan perdata ke
pengadilan. Di persidangan pengadilan, pihak yang terkena harus mengajukan argumen
dan bukti untuk membuktikan pembelaan mereka.
3. Melakukan banding, jika salah satu diantara pihak tidak puas dengan keputusan
pengadilan mereka dapat mengajukan banding ke pengadilan tinggi atau pengadilan
banding untuk mengajukan argumen tentang mengapa keputusan sebelumnya salah atau
tidak adil.
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa Surat Pernyataan Ganti Rugi
Tanah Register No: 141/TN/590/VIII/2021 tanggal 25 Agustus 2021 dan Register No:
1036/590/TR/2021 tanggal 20 September 2021, Luas 4.661M2 atas nama Anita tidak sesuai
Standar Operasional Prosedur(SOP) yang kemudian menuai kontrversi atau perdebatan, yang
didalamnya terdapat Pelanggaran Perundang-undangan dan Azas Umum Penyelenggaraan
Negara atau (AUPB) seperti asas kepastian hukum dan asas keterbukaan. Dengan adanya objek
sengketa ini juga merugikan masyarakat. Subjek hukum yang terdampak oleh objek sengketa ini
dapat menyelesaikan melalui langkah hukum seperti melakukan penyelesaian masalah secara
mediasi atau konsilasi, melakukan gugatan perdata ke pengadilan atau melakukan banding.