Anda di halaman 1dari 7

Resume Kasus Hukum

1. Perkara dugaan Melakukan Pengancaman


Pada hari Minggu tanggal 13 November 2022 pukul 08.00 wib bertempat di Ruang
Kopi Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.

Telah dilakukan mediasi. Setelah terjadinya dugaan Tindakan pengancaman oleh salah
satu pihak sebagaimana bunyi Pasal 351 KUHP. Atas kejadian tersebut kedua pihak telah
melakukan mediasi dan kedua pihak pun juga sudah sepakat untuk berdamai dan tidak
melanjutkan ke proses Hukum. Masing-masing pihak pun juga akan saling memaafkan
satu sama lainnya dan tidak akan dendam di kemudian hari. Kedua pihak pun berdamai
dan Kembali ke rumah masing – masing dengan tersenyum setelah adanya penyelesaian
tersebut dari pihak berwajib.

2. Perkara dugaan tindak pidana penganiayaan


Pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2022 pukul 00.15 wib bertempat di Ruang Kopi
Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.

Telah diselesaikan permasalahan secara Musyawarah. Setelah Terjadi dugaan


Tindakan pidana penganiayaan atas nama korban Sdri. SUSILAWATI dengan Terlapor
Sdri. SITI NURHAENI Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 351 KUHP. Kedua pihak
telah sepakat menyelesaikan permasalahan tersebut secara Musyawarah dan Sdri.
SUSILAWATI membuat surat pernyataan yang menyatakan tidak akan menuntut Sdri.
SITI NURHAENI yang kemudian perkara tersebut diselesaikan melalui wadah restorative
justice. kedua pihak pun telah berdamai dan Kembali ke rumah masing – masing setelah
adanya penyelesaian tersebut dari pihak berwajib.

3. Perkara dugaan tindak pidana penggelapan uang dalam Jabatan


Pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 pukul 10.45 wib bertempat di Ruang Kopi
Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.
Telah dilakukan Mediasi perkara dengan dugaan tindak pidana penggelapan uang
dalam jabatan sesuai dengan Laporan Polisi Nomor : LP/B/912/IX/2022/SPKT/POLRES
METRO JAKARTA BARAT tanggal 27 September 2022 atas nama pelapor
MARGARTEHA JUANITA dan Terlapor RINI UNDRAYANI terkait dengan uang cash
hasil penjualan Tiner milik PT. TRIMAXINDO INTERNASIONAL UNDONESIA yang
tidak disetorkan ke Perusahaan dari Tahun 2015 s/d 2022 sejumlah Rp. 425.000.000,-.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan dan
terlapor juga telah mengembalikan kerugian perusahaan tersebut.

4. Perkara dugaan Tindak Pidana Penipuan dan Penggelapan Investasi

Pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 pukul 10.00 wib bertempat di Ruang
Kopi Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.

Telah dilakukan penyelesaian perkara secara RESTORATIVE JUSTICE terkait


dengan dugaan tindak pidana Penipuan dan atau Penggelapan Investasi Suplemen
sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP dan atau 372 KUHP yang terjadi pada
tahun 2019-2021 di Jl. Duri Intan I Kebon Jeruk Jakarta Barat sbb:

Laporan Polisi nomor : LP/B/896/X/2021/SPKT/Restro Jakbar Tanggal 25 Okt 2021


Antara Pelapor LUCCO BOER dengan Terlapor IGN ADRIANTO HADIBRATA.
Kronologis :
Terlapor menawarkan bisnis investasi Suplemen dan menjanjikan keuntungan.
Karena tertarik dengan keuntungan yang ditawarkan si Terlapor, kemudian
pelapor memberikan uang ke si Terlapor, awalnya si Terlapor memberikan
keuntungan tetapi terakhir terlapor sudah tidak memberikan keuntungan lagi
kepada si Pelapor.

Kemudian pelapor dan terlapor telah sepakat untuk menyelesaikan perkara


tersebut secara Restorative Justice.

5. Perkara dugaan tindak pidana penggelapan


Pada hari Jumat tanggal tanggal 21 Oktober 2022 pukul 14.30 wib bertempat di
Ruang Kopi Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.

Telah dilakukan mediasi perkara dengan dugaan tindak pidana penggelapan sesuai
dengan Laporan Polisi nomor: LP/B/544/VI/2022/SPKT/POLRES METRO
JAKARTA BARAT tanggal 24 Juni 2022 atas nama Pelapor CALVIN MANUEL
AGUSTINO dan terlapor RAFA TAUFIQURAHIM terkait dengan Kerjasama
transaksi penjualan besi Scrap milik PT. HANIN CARBON INDONESIA di Cilegon
Banten sejumlah Rp.860.355.000. kedua belah pihak telah sepakat untuk
menyelesaikan secara kekeluargaan mengembalikan kerugian pelapor dan dibayar
dari pinjaman bank. Untuk waktu pembayaran akan disampaikan dalam mediasi ke
dua setelah pengajuan pinjaman dan mengetahui tanggal pencairan uang pinjaman
dari Bank. Kemudian proses penyelidikan dalam perkara ini masih berjalan.

6. Perkara dugaan tindak pidana pengancaman dan pencemaran nama baik

Pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022 pukul 13.00 bertempat di Ruang Kopi
Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.

Telah dilakukan mediasi atas dugaan tindak pidana pengancaman dan pencemaran
nama baik berdasarkan surat pengaduan tanggal 18 Agustus 2022 atas nama pengadu
Sdri. SUCI SWARASWATI dan Laporan Informasi: LI/190/IX/2022/Sat Reskrim /Res
JB yang dibuat oleh Sdri. SUCI SWARASWATI dengan Terlapor Sdr. IZZUDIN
AHMAD SARDIYANTO serta Surat Perintah Penyelidikan nomor: SP
Lidik/1133/IX/2022/Sat Reskrim/Res JB.
Kedua pihak telah sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara
Musyawarah, dan Sdri. SUCI SWARASWATI membuat surat pernyataan yang
menyatakan tidak akan menuntut Sdr. IZZUDIN AHMAD SARDIYANTO. Yang
selanjutnya perkara tersebut dihentikan melalui wadah Restorative Justice. Kemudian
kedua belah pihak berdamai dan Kembali kerumah masing-masing setelah adanya
penyelesaian dari pihak berwajib.
7. Perkara Melakukan Pengancaman sebagaimana bunyi pasal 335 KUHP

Pada hari Selasa tanggal 11 Oktober 2022 pukul 12.00 wib bertempat di Ruang
Kopi Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.

Telah dilakukan mediasi setelah adanya dugaan perkara pengancaman


sebagaimana bunyi pasal 335 KUHP. Dan setelah dilakukan mediasi kedua belah
pihak sepakat untuk berdamai dan sepakat untuk tidak melanjutkan ke proses hukum.
Masing-masing pihak saling memaafkan satu sama lain dan tidak akan dendam di
kemudian hari. Kemudian kedua pihak berdamai dan Kembali kerumah masing-
masing setelah adanya penyelesaian dari pihak berwajib.

8. Perkara Penggelapan sebagaimana bunyi pasal 372 KUHP

Pada hari Rabu tanggal 5 Oktober 2022 pukul 15.30 wib bertempat di Ruang Kopi
Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.

Telah dilakukan mediasi setelah adanya dugaan perkara penggelapan sebagaimana


bunyi pasal 372 KUHP dan atas kejadian tersebut mengaku bersalah serta meminta
maaf kepada pelapor. Kemudian dilakukannya mediasi antara kedua belah pihak
sehingga sepakat berdamai dan tidak melanjutkan ke proses hukum. Kedua pihak
berdamai dan Kembali ke rumah masing-masing dengan tersenyum dengan membawa
hadiah gelas yang bertuliskan Kopi Restorative Justice Sat Reskrim Polres Metro
Jakarta Barat.
Rekomendasi Kebijakan

Mengacu pada analisa yang dilakukan, maka dalam rangka penerapan restorative
justice dalam penyelesaian perkara di kepolisian. ada beberapa rekomendasi
kebijakan yang disarankan. Rekomendasi tersebut dibagi menjadi dua bagian
yakni rekomendasi umum dan rekomendasi khusus. Rekomendasi umum adalah
rekomendasi untuk persoalan yang sama di Kepolisian dan Restorative Justice.
Disebut umum sebab memungkinkan juga hal yang sama terjadi di selain kedua
persoalan tersebut. sedangkan yang dimaksud rekomendasi khusus merupakan
rekomendasi spesifik untuk Aparat dan Tindak Pidana ringan.

1. Rekomendasi Umum
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai bagian dari
Sistem Peradilan Pidana Terpadu mempunyai peran penting dalam
penegakan hukum pidana

Dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri Pasal 2 disebutkan bahwa


fungsi kepolisian adalah menjalankan salah satu fungsi pemerintahan
negara dalam tugas perlindungan, pengayoman dan pelayanan
masyarakat dan penegakan hukum. Pasal 14 ayat (1) huruf g UU No. 2
Tahun 2002 mengamanatkan bahwa Polisi berwenang melakukan
penyidikan tindak pidana yang sebelumnya didahului oleh tindakan
penyelidikan oleh penyelidik. Penegakkan hukum yang dilakukan
tentunya penegakan hukum yang harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (KUHAP), juga mengacu pada program prioritas
kapolri yang mengusung konsep Transformasi menuju Polri yang
Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi berkeadilan (PRESISI).
2. Lembaga Kepolisian secara penuh memiliki peran sebagai ujung
tombak dalam upaya penegakan hukum

pada tindak pidana yang mempunyai tugas dan kewenangan atas suatu
perbuatan tersebut perlu dihentikan proses penyelesaian perkaranya
atau perlu adanya tindak lanjut dalam proses peradilan tindak pidana
dengan alasan-alasan tertentu. Aturan perundang-undangan yang
menjadi latar belakang atas upaya tersebut ialah Pasal 18 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, yang berbunyi; “Untuk kepentingan umum dan
masyarakat, pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya dapat bertindak
menurut penilaiannya sendiri”. Sedangkan pada ayat (2) dalam UU
tersebut dijelaskan bahwa pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan. dalam keadaan yang
sangat perlu dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan,
serta Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

3. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan melalui pendekatan


Restorative Justice

pertama, masyarakat diberikan ruang untuk menangani sendiri


permasalahan hukumnya yang dirasakan lebih adil. Kedua, beban
negara dalam beberapa hal menjadi berkurang misalnya untuk
mengurusi tindak pidana – tindak pidana yang masih dapat
diselesaikan secara mandiri oleh masyarakat.
2. Rekomendasi Khusus

1. Aparat kepolisian, kejaksaan dan pengadilan dapat lebih fokus untuk


memberantas tindak pidana – tindak pidana dengan kualifikasi yang lebih
berbahaya

jumlah perkara yang masuk kedalam system peradilan dapat dikurangi


sehingga beban institusi pengadilan sebagaimana diungkapkan diatas
menjadi berkurang. Dengan demikian beban untuk menyediakan anggaran
penyelenggaraan system peradilan pidana utamanya dalam hal
penyelenggaraan Lembaga pemasyarakatan pun akan berkurang.

2. Kepolisian Berwenang dalam Upaya Diskresi


dalam menjalankan tugas dan wewenangnya para penyidik dari kepolisian
memiliki kewenangan melakukan upaya diskresi untuk menentukan
tindakan yang selanjutnya akan dilakukan.

3. Penegakan Hukum Tindak Pidana Ringan Melalui Restorative Justice

Saat ini selalu timbul benturan dalam mencari keadilan. Hukum dianggap
tidak berdaya Ketika berhadapan dengan penguasa, namun sangat ampuh
ketika berhadapan dengan rakyat kecil dan masih terjadinya tebang pilih
dalam penegakan Hukum di negeri ini. Dalam penegakan hukum setiap
warga negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama tanpa perbedaan.
Bahwa kasus yang sama harus diberi putusan yang sama berdasarkan asas
similia similibus (persamaan).

Anda mungkin juga menyukai