Telah dilakukan mediasi. Setelah terjadinya dugaan Tindakan pengancaman oleh salah
satu pihak sebagaimana bunyi Pasal 351 KUHP. Atas kejadian tersebut kedua pihak telah
melakukan mediasi dan kedua pihak pun juga sudah sepakat untuk berdamai dan tidak
melanjutkan ke proses Hukum. Masing-masing pihak pun juga akan saling memaafkan
satu sama lainnya dan tidak akan dendam di kemudian hari. Kedua pihak pun berdamai
dan Kembali ke rumah masing – masing dengan tersenyum setelah adanya penyelesaian
tersebut dari pihak berwajib.
Pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 pukul 10.00 wib bertempat di Ruang
Kopi Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.
Telah dilakukan mediasi perkara dengan dugaan tindak pidana penggelapan sesuai
dengan Laporan Polisi nomor: LP/B/544/VI/2022/SPKT/POLRES METRO
JAKARTA BARAT tanggal 24 Juni 2022 atas nama Pelapor CALVIN MANUEL
AGUSTINO dan terlapor RAFA TAUFIQURAHIM terkait dengan Kerjasama
transaksi penjualan besi Scrap milik PT. HANIN CARBON INDONESIA di Cilegon
Banten sejumlah Rp.860.355.000. kedua belah pihak telah sepakat untuk
menyelesaikan secara kekeluargaan mengembalikan kerugian pelapor dan dibayar
dari pinjaman bank. Untuk waktu pembayaran akan disampaikan dalam mediasi ke
dua setelah pengajuan pinjaman dan mengetahui tanggal pencairan uang pinjaman
dari Bank. Kemudian proses penyelidikan dalam perkara ini masih berjalan.
Pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022 pukul 13.00 bertempat di Ruang Kopi
Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.
Telah dilakukan mediasi atas dugaan tindak pidana pengancaman dan pencemaran
nama baik berdasarkan surat pengaduan tanggal 18 Agustus 2022 atas nama pengadu
Sdri. SUCI SWARASWATI dan Laporan Informasi: LI/190/IX/2022/Sat Reskrim /Res
JB yang dibuat oleh Sdri. SUCI SWARASWATI dengan Terlapor Sdr. IZZUDIN
AHMAD SARDIYANTO serta Surat Perintah Penyelidikan nomor: SP
Lidik/1133/IX/2022/Sat Reskrim/Res JB.
Kedua pihak telah sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara
Musyawarah, dan Sdri. SUCI SWARASWATI membuat surat pernyataan yang
menyatakan tidak akan menuntut Sdr. IZZUDIN AHMAD SARDIYANTO. Yang
selanjutnya perkara tersebut dihentikan melalui wadah Restorative Justice. Kemudian
kedua belah pihak berdamai dan Kembali kerumah masing-masing setelah adanya
penyelesaian dari pihak berwajib.
7. Perkara Melakukan Pengancaman sebagaimana bunyi pasal 335 KUHP
Pada hari Selasa tanggal 11 Oktober 2022 pukul 12.00 wib bertempat di Ruang
Kopi Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.
Pada hari Rabu tanggal 5 Oktober 2022 pukul 15.30 wib bertempat di Ruang Kopi
Restorative Justice Sat Reskrim Polres Jakarta Barat.
Mengacu pada analisa yang dilakukan, maka dalam rangka penerapan restorative
justice dalam penyelesaian perkara di kepolisian. ada beberapa rekomendasi
kebijakan yang disarankan. Rekomendasi tersebut dibagi menjadi dua bagian
yakni rekomendasi umum dan rekomendasi khusus. Rekomendasi umum adalah
rekomendasi untuk persoalan yang sama di Kepolisian dan Restorative Justice.
Disebut umum sebab memungkinkan juga hal yang sama terjadi di selain kedua
persoalan tersebut. sedangkan yang dimaksud rekomendasi khusus merupakan
rekomendasi spesifik untuk Aparat dan Tindak Pidana ringan.
1. Rekomendasi Umum
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai bagian dari
Sistem Peradilan Pidana Terpadu mempunyai peran penting dalam
penegakan hukum pidana
pada tindak pidana yang mempunyai tugas dan kewenangan atas suatu
perbuatan tersebut perlu dihentikan proses penyelesaian perkaranya
atau perlu adanya tindak lanjut dalam proses peradilan tindak pidana
dengan alasan-alasan tertentu. Aturan perundang-undangan yang
menjadi latar belakang atas upaya tersebut ialah Pasal 18 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, yang berbunyi; “Untuk kepentingan umum dan
masyarakat, pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya dapat bertindak
menurut penilaiannya sendiri”. Sedangkan pada ayat (2) dalam UU
tersebut dijelaskan bahwa pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan. dalam keadaan yang
sangat perlu dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan,
serta Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Saat ini selalu timbul benturan dalam mencari keadilan. Hukum dianggap
tidak berdaya Ketika berhadapan dengan penguasa, namun sangat ampuh
ketika berhadapan dengan rakyat kecil dan masih terjadinya tebang pilih
dalam penegakan Hukum di negeri ini. Dalam penegakan hukum setiap
warga negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama tanpa perbedaan.
Bahwa kasus yang sama harus diberi putusan yang sama berdasarkan asas
similia similibus (persamaan).