Anda di halaman 1dari 7

Tugas Audit

Pertemuan 15

Kelompok 6

Aisyah Maharini Djayadiningrat (1406013012)

I Nyoman Gede Sastradinatha (1406013013)

I Made Rai Dwipayana (1406013039)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Diploma III

Universitas Udayana

2015
Kertas Kerja Beban Usaha dan Penyelesaian audit

A. Sifat dan Contoh Beban Usaha

Beban usaha adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau
terjadinya kewajiban entitas yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang,
pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasu utama atau operasi sentral
perusahaan. Beban terdiri dari beberapa macam, Berikut adalah jenis-jenis beban usaha :

· Beban Akrual (accured expense)


Beban akrual adalah beban yang masih harus dibayar (beban-beban tertentu mungkin telah
terjadi), tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir
periode akuntansi adalah perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi
ini meskipun belum dibayarkan.

· Beban kredit macet (bad debts expense)


Beban kredit macet adalah beban yang timbul atas tindakan tertagihnya piutang usaha.
Contohnya beban piutang ragu-ragu (doubtful accounts expense), beban piutang yang tidak dapat
ditagih (uncollectible accounts expense), dan seterusnya.

· Beban lain-lain (other expenses)


Beban lain-lain adalah beban yang berasal dari transaksi peripheral (transaksi diluar operasi
utama atau operasi sentral perusahaan) atau aktivitas sekunder perusahaan. Contohnya adalah
beban sewa dan bunga.

· Beban operasional (operational expense)


Beban operasional adalah beban-beban yang terdiri atas beban penjualan dan beban umum dan
administrasi. Laba operasi dihitung dengan cara mengurangkan laba kotor dengan beban
operasional.

· Beban penjualan (selling expense)


Beban penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung dengan segala aktivitas toko atau
aktivitas yang mendukung operasional penjualan barang dagang. Contohnya adalah beban gaji
atau beban upah karyawan, beban iklan, beban perlengkapan/ keperluan, dan beban penyusutan
peralatan.

· Beban penyusutan (depreciation expense)


Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva. Sifat
beban penyusutan secara konsep tidak berbeda dengan baban yang mengakui pemanfaatan atas
premi asuransi ataupun sewa yang dibayar dimuka selama periode berjalan. Beban penyusutan
adalah beban yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (non-cash expense). Alokasi harga
perolehan aktiva tetap dilakukan dengan cara mendebet akun beban penyusutan dan mengkredit
akun akumilasi penyusutan. Akun beban penyusutan akan tampak dalam laporan laba-rugi,
sedangkan akun akumulasi penyusutan akan terlihat dalam neraca.

· Beban umum dan administrasi (general and administration expense)


Beban umum dan beban administrasi merupakan beban-beban yang dikeluarkan dalam trangka
mendukung aktiva/ urusan kantor (administrasi) dan operasi umum. Contohnya adalah beban gaji,
beban perlengkapan, dan beban penyusutan peralatan.

· Beban yang ditangguhkan (deffered expense,prepaid expense)


Beban yang ditangguhkan adalah beban dibayar dimuka/ pengeluaran-pengeluaran tertentu yang
telah dibayarkan namun atas barang atau jasa yang belum digunakan. Untuk bagian dari
pengeluaran-pengeluaran yang baru akan digunakan dalam periode berikutnya memerlukan
pengakuan sebagai aktiva.

B. Prosedur Pemeriksaan Beban Usaha


1. Meminta buku besar (atau buku pembantu/rincian) masing-masing jenis beban, kemudian
cocokkan dengan saldo biaya untuk laporan laba-rugi
2. Meminta SK Direksi yang mengatur jenis beban (misalnya yang mengatur biaya gaji,
honor, jasa, produksi)
3. Periksa apakah beban yang dikeluarkan telah sesuai dengan ketentuan
4. Periksa apakah ada pengeluaran/pembebanan beban telah mendapat persetujuan dari
pejabat yang yang berwenang
5. Periksa apakah ada pengeluaran beban yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan
operasional perusahaan, kalau ada tanyakan dan ungkap.
6. Periksa apakah struktur gaji sesuai dengan jabatan (misalnya apakah gaji direksi lebih
kecil dari komisaris/kabag)
7. Periksa apakah semua pengeluaran beban telah didukung oleh bukti-bukti yng akurat dan
sah
8. Menentukan ketetapan sistem pengendalian intern atas beban.
9. Menentukan kebenaran jumlah beban.
10. Menentukan bahwa beban telah dicatat dengan tepat.
11. Menentukan bahwa beban telah diklasifikasikan dengan tepat.

Prinsip beban diverifikasi pada saat menerima buku-buku harian. Prosedur pemeriksaan apa yang
harus dilakukan akan tergantung pada sistem pengendalian intern, praktek-praktek perusahaan
dan klasifikasi beban yang tepat. Pemeriksa harus mempelajari prosedur pembukuannya, luas
tidaknya pemeriksaan perkiraan beban akan tergantung kepada efektivitas pemeriksaan intern
dan pengendalian melalui anggaran biaya overhead pabrik.

C. Contoh Kertas Kerja Top dan Supporting Schedule Beban Usaha dan Proses
Penyelesaian Audit

Kertas kerja top supporting schedule audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh
akuntan selama melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan
yang telah dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-
kesimpulan yang telah dibuatnya.
Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawaban konfirmasi, Clients
Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat oleh akuntan pemeriksa ;
Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik yang diperoleh ataupun yang
didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.

Dengan kata lain kertas kerja top supporting schedule audit dapat berasal dari pihak klien, hasil
analisis yang dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara langsung
maupun tidak langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien dapat berupa :Neraca Saldo
(Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bank reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts
Receivable Aging Schedule), Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang,
Rincian Biaya Umum dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.
Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas Opname (Cash Count
Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil analisis pengendalian interen.
Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt (penyisihan
piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance , atau dapat dipecah menjadi dua
yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and Loss, Top Schedule, Supporting
Schedule, Konsep Laporan Audit .
Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara lain : Hasil
konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank, Pernyataan dari penasihat
hukum.
Isi Kertas Kerja Audit
Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan
keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat diterapkan
telah dilaksanakan.
Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan :
 Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
 Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakukan.
 Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian
yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang
menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja top supporting schedule Audi antara lain :
• Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pengauditan
• Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan keuangan
yang diauditnya
• Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.
• Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.
Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno.2008.Auditing edisi 3, jilid 1

Anda mungkin juga menyukai