Oleh :
Rezsy Herawati / B300190265
KELAS H
1
2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
3
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….5
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………8
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………8
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...8
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...9
A. Pengertian APBN……………………………………………………………………………9
B. Dasar Hukum ABPN………………………………………………………………………...9
C. Struktur APBN……………………………………………………………………………..10
1. Pendapatan Negara………………………………………………………………………10
a. Penerimaan Perpajakan…………………………………………………………………….10
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)…………………………………………………10
2. Belanja Negara…………………………………………………………………………..11
3. Pembiayaan……………………………………………………………………………..12
4
F. Fungsi APBN………………………………………………………………………………16
1. Fungsi Alokasi……………………………………………………………………………..16
2. Fungsi Distribusi…………………………………………………………………………..16
3. Fungsi Stabilisasi………………………………………………………………………….16
4. Fungsi Pengawasan……………………………………………………………………….16
5. Fungsi Perencanaan……………………………………………………………………….17
6. Fungsi Otorisasi……………………………………………………………………………17
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..19
B. Saran………………………………………………………………………………………19
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian APBN
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tinggi dalam
struktur perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu pengaturan mengenai keuangan
negara selalu didasarkan pada undang-undang ini, khususnya dalam bab VIII Undang-
Undang Dasar 1945 Amendemen IV pasal 23 mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Bunyi pasal 23:
Ayat (1)
Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ayat (2)
Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden
untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah.
Ayat (3)
Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.
8
C. Struktur APBN
Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account. Dalam
beberapa hal, isi dari I-account sering disebut postur APBN. Beberapa faktor penentu
postur APBN antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan Negara
Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih. Pendapatan Negara terdiri atas Penerimaan Perpajakan, Penerimaan
Negara Bukan Pajak, dan Penerimaan Hibah. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar
makro ekonomi, kebijakan pendapatan negara, kebijakan pembangunan ekonomi,
perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum, kondisi dan kebijakan
lainnya.
Contohnya, target penerimaan negara dari SDA migas turut dipengaruhi oleh
besaran asumsi lifting minyak bumi, lifting gas, ICP, dan asumsi nilai tukar. Target
penerimaan perpajakan ditentukan oleh target inflasi serta kebijakan pemerintah terkait
perpajakan seperti perubahan besaran pendapatan tidak kena pajak (PTKP), upaya
ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak dan lainnya.
a. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam
negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan
negara yang berasal dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai barang dan jasa, pajak
penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangunan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan, cukai, dan pajak lainnya. Pajak perdagangan internasional adalah semua
penerimaan negara yang berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor. Hingga saat ini
struktur pendapatan negara masih didominasi oleh penerimaan perpajakan, terutama
penerimaan pajak dalam negeri dari sektor nonmigas.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan lingkup keuangan negara yang
dikelola dan dipertanggungjawabkan sehingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai
9
lembaga audit yang bebas dan mandiri turut melakukan pemeriksaan atas komponen yang
mempengaruhi pendapatan negara dan merupakan penerimaan negara sesuai dengan
undang-undang. Laporan hasil pemeriksaan BPK kemudian diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD).
2. Belanja Negara
Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih. Belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat, dan transfer ke
daerah. Besaran belanja negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: asumsi dasar
makro ekonomi, kebutuhan penyelenggaraan negara, kebijakan pembangunan, risiko
(bencana alam, dampak krisis global) kondisi dan kebijakan lainnya. Contohnya, besaran
belanja subsidi energi dipengaruhi oleh asumsi ICP, nilai tukar, serta target volume BBM
bersubsidi.
Belanja pemerintah pusat menurut fungsi adalah sebagai fungsi pelayanan umum,
fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan
hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata, fungsi
agama, fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial.
b. Transfer ke Daerah
Merupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Komponen
pembentuk Dana Perimbangan ada 3, yaitu:
Dana Bagi Hasil dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. DBH tersebut
mencakup penyelesaian kurang bayar Rp. 11,9 T.
1) DAK reguler Rp. 33,0 T untuk daerah yang memenuhi kriteria umum, kriteria
khusus, dan kriteria teknis,
2) DAK tambahan untuk afirmasi kepada kabupaten/kota daerah tertinggal dan
perbatasan yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah sebesar Rp. 2,8 T,
3) DAK untuk Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) dan DAK usulan
Pemerintah Daerah yang disetujui oleh DPR RI sebesar Rp. 23,0 T.
Dana ini diberikan kepada daerah-daerah yang menjalankan otonomi khusus, yaitu
Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Aceh.
3. Pembiayaan
Besaran pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: asumsi dasar
makro ekonomi, kebijakan pembiayaan, kondisi, dan kebijakan lainnya.
Pembiayaan Luar Negeri meliputi: Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas
Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek, Penerusan pinjaman, dan Pembayaran Cicilan
Pokok Utang Luar Negeri (terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium).
Asumsi dasar ekonomi makro sangat berpengaruh pada besaran komponen dalam
struktur APBN. Asumsi dasar tersebut adalah: pertumbuhan ekonomi, nominal produk
domestik bruto, inflasi y-o-y, rata-rata tingkat bunga SPN 3 bulan, nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS, harga minyak (USD/barel), produksi/lifting minyak (MBPD), lifting gas
(MBOEPD). Indikator lainnya adalah jumlah penduduk, pendapatan per kapita, tingkat
kemiskinan, dan tingkat pengangguran.
E. Siklus APBN
Tahapan ini dilakukan pada tahun sebelum anggaran tersebut dilaksanakan (APBN
t-1) misal untuk APBN 2014 dilakukan pada tahun 2013 yang meliputi dua kegiatan yaitu,
perencanaan dan penganggaran. Tahap perencanaan dimulai dari:
13
2. Penetapan/Persetujuan APBN
3. Pelaksanaan APBN
Jika tahapan kegiatan ke-1 dan ke-2 dilaksanakan pada APBN t-1, kegiatan
pelaksanaan APBN dilaksanakan mulai 1 Januari – 31 Desember pada tahun berjalan
(APBN t). Dengan kata lain, pelaksanaan tahun anggaran 2014 akan dilaksanakan mulai 1
Januari 2014 – 31 Desember 2014.Kegiatan pelaksanaan APBN dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini kementerian/lembaga (K/L). K/L mengusulkan konsep Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berdasarkan Keppres mengenai rincian APBN dan
menyampaikannya ke Kementerian Keuangan untuk disahkan. DIPA adalah alat untuk
melaksanakan APBN. Berdasarkan DIPA inilah para pengelola anggaran K/L (Pengguna
Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, dan Pembantu Pengguna Anggaran) melaksanakan
berbagai macam kegiatan sesuai tugas dan fungsi instansinya.
14
pertanggungjawabannya dilakukan pada tahun 2014. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Untuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaksanaan
APBN secara keseluruhan selama satu tahun anggaran, Presiden menyampaikan rancangan
undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa
laporan keuangan yang telah diperiksa BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
F. Fungsi APBN
1. Fungsi Alokasi
APBN merupakan sarana bagi negara untuk mengumpulkan dana dari masyarakat,
misalnya dalam bentuk pajak dan menggunakannya untuk pembiayaan pembangunan serta
mengalokasikannya sesuai dengan sasaran yang dituju. Dengan adanya APBN, pemerintah
dapat melakukan proyeksi ke mana dana akan dialokasikan. Sebagai contoh digunakannya
dana untuk pembangunan dan perbaikan jalan, jembatan, sekolah serta sarana-sarana
lainnya. Proses alokasi APBN nantinya juga akan memengaruhi struktur produksi dan
ketersediaan lapangan kerja. Jadi Fungsi Alokasi adalah Anggaran negara diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan juga berfungsi untuk mengurangi pemborosan sumber daya
dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian di mana alokasi terbut bersifat
umum, misalnya pembuatan jembatan, tanggul, jalan, perbaikan jalan.
2. Fungsi Distribusi
Dalam APBN penerimaan negara yang diperoleh dari berbagai sumber digunakan
kembali untuk membiayai pengeluaran negara di berbagai sektor pembangunan melalui
departemen-departemen yang terkait. Pengeluaran ini digunakan untuk kepentingan umum
15
yang didistribusikan dalam wujud subsidi, premi, dan dana pensiun. Jadi fungsi distribusi
adalah pengeluaran negara yang digunakan untuk kepentingan atas dasar kemanusian,
bantuan contohnya: dana pensiun, subsidi, premi.
3. Fungsi Stabilisasi
4. Fungsi Pengawasan
5. Fungsi Perencanaan
6. Fungsi Otorisasi
16
Hemat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan.
Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (dari 1 Januari sampai 31 Desember).
APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahunnya ditetapkan
dengan Undang-Undang.
APBN disusun untuk memperoleh gambaran lebih dalam tentang kondisi keuangan pusat
atau daerah serta menilai kinerja pemerintah dalam mengelola keuangan dan
memperkirakan kondisi keuangan dimasa depan. APBN disusun dengan tujuan untuk
mengatur pembelanjaan daerah dari penerimaan yang direncanakan supaya mendapat
sasaran yang ditetapkan, antara lain untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran masyarakat.
B. Saran
Tentunya masih banyak lagi yang perlu atau bisa kita pelajari mengenai APBN ini, seperti
untuk apa saja digunakannya atau bagaimana mekanisme atau proses penyusunan APBN
dan juga banyak hal lainnya lagi yang bisa kita pelajari berkenaan dengan segala sesuatu
ahal yang berhubungan dengan APBN.
18