Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Gizi dan Produktivitas Kerja

Dosen MK : Dr. Lalu Muhammad Saleh, SKM. M.Kes

PEMENUHAN GIZI PEKERJA

OLEH

NAMA : MULIADI RAIS


NIM : K 012181098

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa
karena atas Rahmat, karunia dan Taufik-Nya makalah dengan tema
Pemenuhan Gizi Pekerja ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima Kasih
kepada Ibu Dr. Lalu Muhammad Saleh, SKM. M.Kes selaku dosen Mata Kuliah
Gizi dan produktivitas kerja, yang telah memberikan tugas ini kepada kami
agar kami dapat lebih memahami tentang pemenuhan gizi pekerja.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Kami pun menyadari makalah ini
masih banyak kekurangan didalamnya, sehingga saran dan kritikan yang positif
sangat di harapkan demi penyempurnaan makalah kedepannya, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian yang dapat kami sampaikan,Semoga makalah sederhana ini
dapat berguna bagi pembaca dan mudah – mudahan segala urusan dan upaya
kami tidak sia – sia.
Amin Ya Rabbal Alamin

Makassar, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Jenis jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh ......................................... 3
2.2 Angka kecukupan gizi pekerja ................................................................ 5
2.3 Cara menentukan kebutuhan zat gizi makro, mikro, dan cairan ................. 6
2.4 Kecukupan Gizi menurut kondisi khusus pekerja ....................................... 9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12
Daftar Pustaka.................................................................................................. 13

iii
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan
kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu upaya yang mempunyai
dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia
adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Status gizi masyarakat
merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan
produktivitas kerja (Satriono, 1999).
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-
macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan
kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara
proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-
sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara
menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan
dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan
baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya
memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi
(Adrianto Dan Ningrum, 2010).
Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan gizi secara
tetap, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut
tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan
pangan dan gizi dalam jumlah yang cukup. Mereka menderita lapar pangan
dan gizi, mereka menderita gizi kurang. Keadaan gizi seseorang merupakan
gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang
nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan
kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi (Aziza,
Dkk. 2015)
Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan
salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja
sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi

1
merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting
dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian
semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja
umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja.
Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja
mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka
meningkatkan disiplin dan produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja
menghabiskan waktunya lebih dari 35% bahkan mencapai 50% setiap
harinya di tempat kerja. Oleh karena itu tenaga kerja perlu mendapatkan
asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukannya. Kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga
kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti :
pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang,
berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang
bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban, apatis dan lain
sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan tidak bisa diharapkannya
pencapaian efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal. Dan untuk itu,
usaha untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
dilakukan dengan mengatasi masalah gizi tenaga kerja, yaitu dengan jalan
memperbaiki keadaan kesehatan dan meningkatkan keadaan gizinya
melalui pemenuhan gizi pekerja.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Penyusunan Makalah ini yaitu :
1. Untuk Mengetahui jenis jenis zat gizi yang dibutuhkan Pekerja
2. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi Pekerja
3. Untuk Mengetahui Cara menentukan kebutuhan zat gizi makro, mikro,
dan cairan pada pekerja
4. Untuk mengetahui Kecukupan Gizi menurut Kondisi Khusus Pekerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Jenis Zat Gizi yang dibutuhkan oleh tubuh


Menurut Sunita Almatsier, (2009: 3) Zat Gizi adalah ikatan kimia
yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan
energi, membangun, memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
jaringan. Secara umum zat Gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari Zat
gizi makro, zat gizi mikro dan Cairan.
a. Zat gizi makro
Zat gizi makro adalah zat gizi yang berperan sebagai sumber
energi. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.
1) Karbohidrat merupakan senyawa organik yang mengandung atom
karbon, hydrogen dan oksigen dan merupakan senyawa organik yang
paling utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan
jaringan tubuh. Beberapa fungsi karbohidrat, yaitu sumber energi,
protein sparer, bahan metabolisme utama, dan sumber energi untuk
otak. Kebutuhaan hidrat arang dalam suatu menu berdasarkan prinsip
gizi seimbang untuk orang Indonesia kurang lebih sebesar 60%-70%
dari total energi sehari (Depkes RI, 2009).
2) Protein mempunyai peranan penting yaitu mengganti jaringan yang
rusak pada tubuh dan pertumbuhan jaringan tubuh. Protein juga
memiliki peran penting dalam pembentukan sistem kekebalan
(imunitas) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon.
Setiap orang dewasa sedikitnya wajib mengkonsumsi 1 g protein per
kg berat tubuhnya, dimana setiap gram protein mempunyai nilai 4
kalori. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang
mengandung dan atlet. Protein yang dibutuhkan dalam suatu menu
makanan kurang lebih 10%-15% dari total energi perhari. (Depkes RI.
2009).
3) Lemak juga merupakan sumber energi yang ideal untuk sel tubuh
sebab setiap molekul mengandung energi yang besar, mudah di
angkut dan diubah bila diperlukan. Namun sayang, bentuknya lebih

3
memakan waktu dan sulit diserap oleh tubuh. Lemak merupakan zat
yang bersifat sebagai cadangan energi bagi tubuh. Pada tubuh lemak
disimpan di jaringan bawah kulit yang berfungsi untuk menstabilkan
suhu tubuh, sebagai bantalan bagi organ-organ tubuh sehinnga
terlindung dari getaran-getaran yang terlalu keras. Namun
penimbunan lemak yang berlebihan dapat meningkatkan resiko
terhadap beberapa penyakit. Lemak terdapat pada minyak, margarin,
santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya. Kebutuhan
lemak per hari kurang lebih 20%-25% dari total kebutuhan energi atau
minimal 15% dan maksimal 30% (Depkes RI. 2009).

b. Zat gizi mikro (Vitamin dan Mineral)


Vitamin dan mineral memiliki fungsi untuk membantu melancarkan
kinerja tubuh, seperti mengatur dan melindungi proses dalam tubuh,
pembentukan enzim dan hormon dan mencapai vitalitas jaringan yang
prima. Vitamin dan mineral banyak terdapat pada sayuran dan buah-
buahan (Depkes RI. 2009).
1) Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan
oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.
Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia. Oleh karena
itu, harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi, kecuali
vitamin D.
2) Mineral disebut sebagai komponen anorganik tubuh atau disebut juga
sebagai abu sisa pembakaran. Karena pada proses pembakaran
sempurna mineral tidak ikut terbakar. Yodium merupakan mineral
yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi
mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan
hormon tiroksin. Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat
badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar dan 150 g per
hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dianjurkan tambahan
masaing-masing 25 g per hari.

4
c. Cairan
Air berfungsi sebagai pelarut, mengatur sistim keseimbangan
tubuh. Air diperoleh dari cairan, makanan dan proses metabolisme
tubuh. Air merupakan unsur yang paling banyak di perlukan oleh tubuh,
60% dari berat badan manusia terdiri dari air (Depkes RI, 2009).
Lingkungan kerja yang panas dataupun jenis pekerjaan yang berat
membutuhkan air minum ≥ 2,8 liter/hari, sedangkan untuk jenis
pekerjaan ringan atau pekerjaan dengan suhu lingkungan tidak panas
membutuhkan air minum sebesar 1,9 liter/hari. Rata-rata asupan cairan
yang diperoleh oleh tubuh dari miuman yaitu sebesar 1400ml, makanan
700ml, oksidasi makanan 200ml (total 2300ml). Rata-rata pengeluaran
cairan oleh tubuh perhari yaitu buang air kecil (BAK) sebesar 1400ml,
buang air besar (BAB) 100ml, perespirasian kulit 100ml, kehilangan yang
tidak terlihat yaitu memalui kulit dan saluran nafas 700ml (total 2300).
2.2 Angka Kecukupan Gizi Pekerja
Kecukupan gizi pekerja merupakan suatu ukuran kecukupan
rata-rata zat gizi setiap hari untuk pekerja yang disesuaikan dengan
golongan umur, jenis pekerjaan, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas
tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dan mencegah
terjadinya defisiensi zat gizi (Depkes, 2005).
Tabel Angka Kecukupan Gizi P ekerja sesuia dengan AKG 2004

5
Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut Umur, Jenis Kelamin dan
Aktivitas Fisik* (Sumber : berdasarkan AKG 2004) Koreksi berat badan
Contoh: Seorang perempuan usia 35 tahun, memiliki berat badan 52 kg
dengan aktivitas sedang, maka kebutuhan energinya adalah:

2.3 Cara menentukan kebutuhan zat gizi makro, mikro, dan cairan pada
pekerja
Untuk dapat menghitung kebutuhan Zat gizi pada pekerja,
terlebih dahulu kita kelompokkan aktivitas atau beban kerja (ringan,
sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja dapat dilihat pada
tabel berikut:

Kebutuhan energi selama bekerja (8 Jam) adalah 40-50% dari kebutuhan


sehari. Bila diterjemahkan kedalam menu menjadi kebutuhan untuk 1 kali
makan dan 1 kali snack. Kebutuhan energi dan protein selama bekerja
seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.

6
Tabel Kebutuhan energi dan protein selama bekerja (8 jam)

Setelah kita mengetahui suatu pekerjaan termasuk dalam kriteria aktivitas


atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) serta kebutuhan energy (
Kalori ), perlu dipikirkan cara memenuhi kebutuhan tersebut dalam menu
pekerja sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta
zat-zat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang
(WNPG VIII, 2004), yaitu : Karbohidrat (50-65% dari total energi), Protein
(10-20% dari total energi), Lemak (20-30% dari total energi). Kebutuhan
energi diterjemahkan ke dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar
bahan makanan penukar. Pemberian makanan utama di tempat kerja
dilakukan saat istirahat (4-5 jam setelah kerja) diselingi pemberian kudapan
(makanan selingan). Berikut adalah standar porsi makanan bagi pekerja
menurut usia dan kategori aktivitas fisik

7
Standar porsi makanan pekerja laki-laki dan perempuan selama bekerja (8 jam)

Catatan: Berat ini adalah berat bersih bahan mentah yang dapat dimakan,
tidak termasuk tulang, cangkang, kulit, batang dan bagian-bagian lain yang
tidak dapat dimakan

8
2.4 Kecukupan Gizi menurut Kondisi Khusus Pekerja
Dalam kondisi tertentu, pekerja membutuhkan asupan gizi yang lebih dari
kebutuhan normalnya. Kondisi kondisi khusus tersebut adalah sebagai
berikut :

A. Kondisi fisiologis
1. Selama Kehamilan : untuk perkembangan janin, pekerja perempuan
yang hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti
zat besi dan asam folat. Perempuan yang berstatus gizi baik dengan
tingkat aktivitas ringan-sedang membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari
pada trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan
tambahan 300 kkal/ hari.
2. Selama Menyusui: untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil
membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam
bulan pertama, seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan
500 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.
B. Kondisi tertentu
1. Anemia Besi: untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet
besi dengan dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia
teratasi. Selain itu, pekerja dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan
sayuran hijau. Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah
anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per
minggu selama 16 minggu setiap tahun.
2. Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi tiap hari.
3. Kelebihan Berat Badan: perlumelakukan perencanaan makan atau diet
rendah kalori seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan
dengan mengurangi asupan lemak dan mencukupi komposisi bahan
makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu cukup sumber

9
karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan mineral. Porsi
kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari. Konsumsi
sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak mengandung
serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan
selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang
dikonsumsi sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara
teratur dan rutin perlu dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis
yang disarankan adalah olahraga aerobik karena dapat membakar kalori
lebih banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 4-5 kali seminggu selama
20-30 menit karena dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru
dapat terjadi
C. Kondisi di tempat kerja
1. Kondisi di tempat kerja Lembur dan Shift Kerja : Bagi pekerja yang
lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih diberikan makanan dan minuman
tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi. Hal ini juga
berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam, termasuk pekerja
perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.
2. Risiko Lingkungan Kerja
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh
terhadap gizi kerja adalah:

a. Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang
tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu
diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang
keluar dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum
air, konsumsi sayur dan buah.
b. Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan
keracunan kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya
metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga
menurunkan berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi.
Hal ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami gangguan
psikologis.
c. Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan
tambahan protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.
10
d. Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan
pertambangan sering terserang kecacingan yang dapat mengganggu
fungsi alat pencernaan dan kehilangan zat-zat gizi sehingga dibutuhkan
tambahan zat gizi.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Zat Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun, memelihara
jaringan serta mengatur proses-proses jaringan. Secara umum zat Gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari Zat gizi makro, zat gizi mikro dan Cairan.
Zat gizi makro yaitu karbohidrat, lemak dan protein, sedangkan zat gizi mikro
yaitu vitamin dan mineral.
Kecukupan gizi pekerja merupakan suatu ukuran kecukupan
rata-rata zat gizi setiap hari untuk pekerja yang disesuaikan dengan
golongan umur, jenis pekerjaan, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dan mencegah terjadinya
defisiensi zat gizi (Depkes, 2005).
Untuk dapat mengetahui kebutuhan Gizi pekerja terlebih dahulu
kita klasifikasikan suatu jenis pekerjaan, ringan, sedang dan berat.
Kemudian kita melihat tabel kebutuhan energy untuk 8 jam kerja, setelah itu
kita melihat tabel Standar porsi makanan pekerja laki-laki dan perempuan
selama bekerja (8 jam) dan yang terakhir kita melihat contoh menu untuk
pemenuhan gizi pekerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
Khusus bagi pekerja dengan kondisi khusus, porsi makanannya
agar disesuaikan dengan kebutuhan. Kondisi khusus ini berupa, wanita
yang sedang hamil. Ibu menyusui, anemia besi, obesitas, dll

3.2 Saran
Setelah Kita mempelajari tentang pemenuhan Gizi pekerja, maka
diharapkan kiranya dapat diterapkan di tempat kerja dengan memberikan
makanan yang sesuai dengan kebutuhan pekerja, dan tidak diberikan
dalam bentuk uang agar kualitas hidup para pekerja bisa lebih ditingkatkan
dan menjadi lebih produktif.

12
Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Kementerian kesehatan RI, 2011 Pemenuhan Kecukupan Gizi Bagi Pekerja,
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian kesehatan RI. 2009. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi
Orang Dewasa.
Tarwaka, 2008. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Harapan Press. Surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai