Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lisa Amin Nur

Nim - Prodi : 191217356


Matkul : Manajemen Pemasaran (UAS)
Dosen : Dr.Uswatun Chasanah,M.Si

1. Strategi Pengembangan Merek :


a. Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy)
Strategi perluasan lini produk artinya perusahaan membuat produk baru atau
produk tambahan dalam lini produk yang sama dan juga menggunakan merek yang
sama, tetapi dengan tambahan atau feature tertentu, seperti bentuk, rasa,
kandungan, ukuran kemasan, dan lain sebagainya.
Contoh dari strategi perluasan lini produk adalah Indomie Goreng dengan Indomie
Goreng Ayam, Supermie Soto dengan Supermie Soto Banjar, Shampo Sunsilk
dengan aneka variannya dan lain-lain.
b. Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy)
Strategi perluasan merek adalah saat perusahaan memutuskan untuk menggunakan
merek yang sudah ada yang biasanya memang sudah berhasil di pasar untuk
digunakan sebagai merek produk baru dalam lini produk yang berbeda.
Contoh penggunaan strategi perluasan merek adalah penggunaan merek Dove,
Shampo Dove, Sabun Mandi Dove, kemudian penggunaan merek Lifebuoy untuk
shampo Lifebuoy dan sabun mandi Lifebuoy, dan lain sebagainya.
c. Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy)
Strategi multi brand adalah strategi di mana perusahaan menggunakan banyak
merek untuk setiap produknya, dalam kategori produk yang sama.
Contohnya seperti perusahaan Indofood yang sengaja meluncurkan merek Indomie,
Supermi serta Sarimi untuk membidik target pasar yang berbeda.
d. Strategi Merek Baru (New Brand Strategy)
Penggunaan merek baru untuk meluncurkan produk baru biasanya dipilih oleh
perusahaan dengan alasan tertentu, diantaranya adalah dikhawatirkan jika produk
baru gagal, maka bisa mempengaruhi merek dan produk yang sudah ada,
perusahaan tidak mau mengambil resiko dengan merek dan produk yang baru
tersebut.
Contohnya yang dilakukan Unilever dalam mengembangkan produknya, seperti
mengeluarkan merek Pepsodent untuk kategori pasta gigi, Blue Band untuk merek
kategori margarine.
e. Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy)
Merek bersama atau co-branding adalah penggunaan dua merek untuk satu produk,
atau biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini ditempuh perusahaan
untuk mendapatkan kekuatan dari masing-masing merek tersebut.
Contohnya Air minum dalam kemasan Aqua melakukan co-branding dengan
Danone.
2. Ekuitas merek adalah merek yang masuk dan memiliki tempat di hati banyak orang.
Contohnya saat Anda perlu mengirim barang secara cepat, kata ‘gojekin’ merupakan
leksikon yang dapat dimengerti oleh hampir semua orang di Indonesia pada hari ini.
Kita dapat melapor jika merek kita bermasalah.
3. Lima tingkatan produk terdiri dari, yaitu:
 Core Benefit, manfaat dasar Produk inti memiliki manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
 Basic Product, merupakan produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk
yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
 Expected Product, serangkaian kondisi atau atribut yang diharapkan konsumen.
Produk yang diharapkan merupakan produk formal yang ditawarkan dengan
berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati
untuk dibeli.
 Augmented Product, produk pelengkap dan bermanfaat bagi konsumen atau
penambah manfaat dan layanan. Produk pelengkap merupakan berbagai atribut
produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga
dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
 Potential Product, untuk membedakan produk kita dengan produk yang lain.
Produk potensial merupakan segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
Contohnya adalah Mobil.
 Manfaat Inti (Core Benefit)
Mobil diciptakan oleh manusia dalam rangka membantu kegiatan perpindahan
seseorang atau kelompok orang dari satu tempat ke tempat lainnya atau dalam kata
lain disebut mobilisasi.
 Produk Dasar (Basic Product)
Produk dasar dari mobil yaitu adanya kemudi di bagian depan, kursi mobil, mesin-
mesin yang berguna agar mobil dapat bekerja dengan baik.
 Produk yang Diharapkan (Expected Product)
Produk yang diharapkan dari suatu mobil adalah kursi mobil yang nyaman, kemudi
yang jangkauannya baik, ada pendingin udara di dalamnya, bantalan leher yang
nyaman.
 Produk Tambahan (Augmented Product)
Produk tambahannya adalah alat pemutar vcd atau dvd, sabuk pengaman, garansi
mesin.
 Produk Potensial (Potential Product)
Produk potensial untuk mobil adalah bisa berada pada desain interior mobil, bahan-
bahan pembentuk mobil. Jika yang ada pada mobil bisa berbeda dari produk-
produk sejenis yang ada, maka mobil yang berbeda dan lebih baik itu yang akan
mendapat pandangan yang baik dan akan dicari oleh konsumen yang
membutuhkan.
4. Segmentasi Lokasi, Waku, Harga
5. Value proposition adalah alasan mengapa pelanggan memilih kita dibandingkan yang
lain. Salah satu value proposition yang baik adalah manfaat yang menyelesaikan
permasalahan pelanggan. Setiap value proposition dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dari pelanggan.
6. Overpositioning adalah Disini produk memiliki citra yang terlalu tinggi dalam benak
konsumen, dan karenanya dianggap diatas jangkauan daya beli mereka.
Doubtful positioning adalah Disini pelanggan merasa sulit untuk mempercayai klaim
sebuah brand dalam kaitannya dengan fitur suatu produk, harga, atau manufakturnya.
7. Klasifikasi Produk :
1) Berdasarkan wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok
utama, yaitu :
 Barang.
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba
atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik
lainnya.
 Jasa.
Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
hotel dan sebagainya.
2) Berdasarkan daya tahan
Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
 Barang tidak tahan lama (nondurable goods).
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur
ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.
 Barang tahan lama (durable goods).
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal
adalah satu tahun lebih).
Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono (1999:98-101)
mengklasifikasikan produk menjadi :
1) Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen
akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang
konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu :
 Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera
dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya.
 Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya,
dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.
 Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi
merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya.
 Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau
kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk
membelinya.
2) Barang industri
Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara
atau konsumen bisnis). Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
 Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk
ke dalam produk jadi..
 Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi
kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
 Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang
memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan
produk jadi.
8. Tahapan marketing mix :
 Produk
merupakan segala bentuk hasil usaha yang ditawarkan ke pasar untuk digunakan
atau dikonsumsi sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.
 Harga
yang dimaksud adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh user atau klien Anda
untuk mendapatkan produk yang Anda tawarkan.
 Tempat
Konsep ini berfokus pada tempat atau lokasi di mana perusahaan Anda berdiri. Di
mana, semakin strategis tempat bisnis Anda, semakin besar juga keuntungan yang
akan didapatkan perusahaan.
 Promosi
Strategi marketing mix ini berfokus pada masalah promosi bisnis, seperti
bagaimana cara memasarkan produk, media apa yang digunakan, dan sebagainya.
 Orang
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan maju atau tidaknya sebuah
perusahaan. Tak dapat kita pungkiri bahwa faktor ini berperan penting dalam
membuat suatu kemajuan atau bahkan kemunduran dari suatu perusahaan.
 Proses (Process)
Proses di sini mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap
konsumennya, mulai dari konsumen memesan (order) hingga akhirnya mereka
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
 Tampilan Fisik (Physical Evidence)
 Tampilan fisik tempat usaha akan menjelaskan bagaimana penataan bangunan dari
suatu perusahaan.
9. Marketing mix atau bauran pemasaran ini merupakan serangkaian unsur – unsur
pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan
dalam pasar sasaran.
Faktor faktor yang mempengaruhi keputusan harga :
Faktor Internal :
 Sasaran Pemasaran
Semakin jelas perusahaan menetapkan sasarannya, semakin mudah penetapan
harga. Sasaran yang utama adalah bertahan hidup, memaksimalkan laba saat ini,
kepemimpinan pangsa pasar, dan kepemimpinan mutu produk.
 Strategi Bauran Pemasaran
Pemasar harus memperhatikan bauran pemasaran total saat menetapkan harga. Bila
harga merupakan faktor pemosisian yang amat penting, maka harga akan amat
mempengaruhi keputusan yang diambil mengenai elemen bauran pemasaran yang
lain.
 Biaya
Berbagai tipe biaya :
 Biaya tetap yaitu biaya yang tidak berubah pada tingkat produksi dan penjualan
 Biaya variabel yaitu biaya yang berubah langsung dengan tingkat produksi
 Biaya total yaitu jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk suatu tingkat
produksi
 Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus memutuskan siapa dalam organisasi yang sebaiknya menetapkan
harga (manajemen puncak, manajer divisi atau lini produk, tenaga penjual yang
mungkin diberi wewenang untuk melakukan negosiasi dengan pelanggan dalam
rencang harga tertentu).
Faktor Eksternal :
 Pasar dan Permintaan
Terdapat empat tipe pasar, yaitu:
 Persaingan murni yaitu pasar dengan banyak pembeli dan penjual yang
memperdagangkan komoditi seragam – tidak satupun pembeli atau penjual
yang banyak mempengaruhi perkembangan harga pasar.
 Persaingan monopolistic yaitu pasar dengan banyak pembeli dan penjual yang
berdagang dalam kisaran harga tertentu bukannya dengan satu harga pasar.
 Persaingan oligopolistik yaitu pasar dengan beberapa penjual yang amat peka
terhadap strategi penetapan harga dan strategi pemasaran penjual lain.
 Monopoli murni yaitu pasar yang hanya satu penjual – mungkin monopoli
pemerintah, monopoli swasta yang diatur atau monopoli swasta yang tidak
diatur.
 Kurve Permintaan adalah kurva yang menunjukkan jumlah unit yang akan diserap
pasar dalam periode waktu tertentu, pada berbagai harga yang ditetapkan.
 Elastisitas Harga adalah ukuran kepekaan permintaan terhadap perubahan harga.
 Biaya, Harga, dan Tawaran Pesaing
Faktor eksternal lain yang mempengaruhi keputusan harga perusahaan adalah biaya
dan harga pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing terhadap perubahan harga
perusahaan sendiri. Selain itu strategi penetapan harga perusahaan dapat
mempengaruhi sifat persaingan yang dihadapinya.
 Faktor - Faktor Eksternal yang lain Kondisi ekonomi, Pedagang, Pemerintah,
Pertimbangan sosial
10. Strategi penetapan harga yang saya pilih adalah Market Penetration Pricing, alasannya
walaupun kita menetapkan harga rendah untuk produk baru, tetapi kita dapat menarik
pembeli dalam jumlah besar dan meraih pangsa pasar yang besar. Dan lama kelamaan
laba yang kita dapatkan juga besar.
11. Sistem pemasaran vertical (SPV atau VMS = vertical marketing system) adalah saluran
distribusi yang terdiri dari produsen, pedangan besar, dan pengecer yang bertindak
sebagai suatu sistem terpadu.
Saluran Pemasaran Konvesional Sistem Pemasaran Vertikal

Pabrik Pabrik

Pedagang Besar
Pedagang Besar
Pengecer
Pengecer

Konsumen Konsumen

Anda mungkin juga menyukai