Jenis-jenis Produk
Adapun jenis-jenis dari produk yang digunakan, diantaranya seperti:
1. Produk Konsumsi
Yaitu produk yang digunakan oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen
membeli lalu digunakan langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum
produk yang sering di konsumsi masyarakat digolongkan menjadi tiga bagian
diantaranya:
Produk kebutuhan sehari-hari.
Produk belanjaan.
Produk khusus.
2. Produk Industri
Yaitu produk yang dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan
dijual kembali atau digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga
menghasilkan barang lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan untuk
proses produksi, diantaranya yaitu:
Materials and parts “bahan baku dan suku cadang”
Capital items “barang modal”
Supplies and services “perlengkapan dan layanan bisnis”
Pengklasifikasian Produk
1. Berdasarkan Wujud
Berdasarkan wujudnya, produk diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Barang dan Jasa.
Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba,
disetuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakukan fisik lainnya.
Jasa adalah aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contoh produk berupa jasa diantaranya seperti salon, hotel dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan Daya Tahan
Berdasarkan daya tahannya, produk dikategorikan menjadi 2 yaitu:
Barang tidak tahan lama
Barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang berwujud yang
biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Contohnya: sabun, pasta gigi dan sebagainya.
Barang tahan lama
Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
dapat bertahan lama dengan banyaknya pemakaian. Contohnya: lemari es dan
lain-lain.
3. Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen
akhir dan bukan untuk kepentingan bisnis, terdapat empat jenisbarangkonsumen
yaitu:
Convenience Goods yaitu barang yang umumnya memiliki frekuensi
pembelian yang tinggi (sering dibeli), diperlukan dalam waktu segera dan
membutuhkan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembeliannya.
Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya
konsumen membandingkan harga, kualitas, dan model diantara berbagai
alternatif yang ada. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian dan lain
sebagainya.
Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi
merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-
barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar
dan pakaian desain terkenal.
Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui maupun telah diketahui
konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu
nisan, ensiklopedi, tanah pekuburan dan lain sebagainya.
4. Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh konsumen antara atau
konsumen bisnis. Barang industri ini selain digunakan untuk di konsumsi
langsung, yaitu untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali.
Terdapat 3 kelompok barang industri, yaitu:
Material and part adalah barang yang sepenuhnya masuk dalam produk jadi.
Kelompok ini dibagi menjadi bahan baku, bahan jadi dan suku cadang.
Capital Items adalah barang tahan lama yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan atau mengelola produk jadi.
Supplies and service adalah barang yang tidak tahan lama dan jasa yang
memberi kemudahan dalam mengembangkan/mengelola keseluruhan produk
jadi.
2. Price / Harga
Harga(Price)Adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur lainnya (Produk, Promosi dan Distribusi) menyebabkan timbulnya biaya.
Menjalankan sebuah bisnis jual-beli tidak akan terlepas dari permasalahan harga.
Harga memegang peranan penting dalam terjadinya kesepakatan jual-beli dari
produsen ke tangan konsumen. Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi
kelayakan produk dari nilai ekonomisnya. Karena permasalahan ini, perusahaan
biasanyan mengadakan penetapan harga yang disepakati sebelum barang beredar di
pasaran.
Menurut Machfoedz 2005, tujuan dari penetapan suatu harga adalah untuk mencapai
target perusahaan, mendapatkan laba dari penjualan, meningkatkan serta
mengembangkan produksi produk, serta meluaskan target pemasaran. Penetapan harga
suatu produk atau jasa tergantung dari tujuan perusahaan atau penjual yang
memasarkan produk tersebut. Menurut Harini 2008 penetapan harga memiliki tujuan
yaitu:
3. Mencapai Penghasilan atas Investasi
Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan persentasenya dan
untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang
dihasilkannya.
4. Kestabilan Harga
Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali
atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah
terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang
menurun.
5. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar
Apabila perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas, merkea harus
berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu
kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan bisnis.
6. Menghadapi atau Mencegah Persaingan.
Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan
mengetahui pada harga berapa mereka akan menetapkan penjualan. Ini artinya,
perusahaan belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
7. Penetapan Harga untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan ini biasanya menjadi acuan setiap bisnis untuk bertahan hidup, karena
setiap bisnis memerlukan laba.
Peranan alokasi dari harga, yaitu membantu para pembeli untuk memutuskan
cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya
beli
Peranan informasi dari harga, yaitu mendidik konsumen mengenai faktor
produk, seperti : kualitas
METODE DALAM PENETAPAN HARGA :
SKIMMING PRICING METHOD
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk
baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut
pada saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen
tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan-pertimbangan
kualitas, inovasi dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhannya.
A. Faktor-faktor Intern
1. Sasaran Pemasaran
Sasaran-sasaran yang umum bertahan hidup dengan menetapkan harga
terendah selama harga penjualan masih dapat menutup biaya variabel dan
sebagian biaya tetap sehingga perusahaan masih tetap survival. Sasaran kedua
memaksimumkan laba jangka pendek dimana perusahaan lebih
menitikberatkan pada kemampuan keuangan yang ada. Sasaran ketiga
kepemimpinan market share dengan menetapkan harga yang serendah
mungkin, untuk menjadi lebih unggul dalam market-share. Dan sasaran
terakhir adalah kepemimpinan mutu produk dimana perusahaan menetapkan
harga yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu produk.
2. Strategi Marketing-Mix
Keputusan mengenai harga harus dikoordinasikan dengan keputusan-keputusan
mengenai desain produk, distribusi dan promosi. Disini harga merupakan
faktor kunci penentuan posisi produk di pasar, desain produk, dan berapa
besarnya biaya yang diperlukan, selain itu juga menentukan ciri-ciri produk
yang akan ditawarkan.
3. Biaya
Perusahaan menetapkan suatu harga yang dapat menutup semua biaya untuk
memproduksi, mendistribusi dan menjual produk tersebut, termasuk suatu
tingkat laba yang wajar atas segala upayanya serta resiko yang dihadapinya.
4. Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus menetapkan siapa di dalam organisasi yang bersangkutan
yang bertanggung jawab atas penetapan harga. Mereka yang juga turut
mempengaruhi penetapan harga ialah manajer penjualan, manajer produksi,
manajer keuangan dan akuntan serta para wiraniaga.
B. Faktor-faktor Ekstern
1. Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara harga
dan permintaan terhadap produk atau jasa itu. Persepsi konsumen mengenai
harga dan nilai dimana konsumen lah yang akan menentukan tepat tidaknya
harga sebuah produk. Ketika menetapkan harga, perusahaan harus
memperhatikan pula persepsi konsumen terhadap harga, bagaimana persepsi
tersebut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan juga penetapan
harga dalam berbagai jenis pasar.
2. Biaya, Harga dan Tawaran Pesaing
Seorang konsumen yang mempertimbangkan akan membeli sebuah produk,
akan mengevaluasi harga produk yang satu dengan produk sejenis lainnya, dan
membandingkan kualitas produk-produk itu. Oleh karena itu perusahaan dalam
memetapkan harga juga harus mengetahui harga dan mutu yang ditawarkan
masing-masing perusahaan pesaing.
Fungsi Place :
Menentukan tempat
Dimana produk menjadi proyek investasi. Apakah untuk tempat tinggal atau
tempat usaha. Tempat tinggal rumah haruslah ditempati, bila tidak maka
bangunan akan cepat rusak ( tinggi biaya perawatan ). Juga harus bisa disewa atau
dikontrakkan ke pihak lain dengan nilai yang setimpal. Banyak jenis tempat
tinggal yang tidak ditempati, kosong tanpa penghuni
Manfaat Place
Konsumen mudah memperoleh produk Kita
Dengan banyaknya produk yang ada dipasar, apalagi dengan banyaknya produk-
produk substitusi, maka distribusi yang direncanakan dengan baik dapat
membantu produk tersebut tersebar dengan cepat. Dengan demikian, maka
konsumen akan mudah memperoleh produk tersebut di pasar.
4. Promotion / Promosi
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud
dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli pada produk
yang ditawarkan perusahan yang bersangkutan.
Tujuan promosi adalah :
Meningkatkan penjualan
Apabila target penjualan yang sudah ditetapkan tidak tercapai
Memperkenalkan produk baru
Pada umumnya orang enggan membeli produk yang masih baru, jadi promosi ini
digunakaan untuk mendorong pembelian terhadap sebuah produk baru.
Meredam persaingan
Jika ada pesaing melakukan banting harga untuk menarik pembeli, umumnya
pemimpin pasar enggan melakukan penurunan harga, karena ini bisa dapat
memicu perangharga. Strategi yang bisa dilakukan dengan cara melakukan
promosi terbatas, tidak melakukan pemotongan harga, tetapi membelikan manfaat
tambahan pada konsumen jika melakukan pembelian.
Pemilihan media memerlukan dua keputusan, yaitu media apa yang akan digunakan
dan sarana media apa yang dipakai. Dua metode berikut dapat digunakan untuk
menentukan pemilihan media.
1. Cost-Per-Thousand Contacts Comparison
Dalam metode ini, pemilihan media dilakukan berdasarkan jumlah kontak yang
tejadi tanpa memperhatikan kualitas kontaknya. Metode ini sangat populer, karena
sederhana dan mudah diterapkan. Meskipun demikian, penggunaan metode ini
bisa menyesatkan jika pengiklan memandang kontak sama dengan eksposur.
Eksposur adalah peluang individu menangkap pesan iklan dari media tertentu.
Oleh karena itu kuantitas dan kualitas eksposur sama-sama penting bagi pengiklan,
yang keduanya diukur melalui :
Jangkauan (reach), yaitu jumlah individu yang menerima eksposur dari media
tertentu minimal sekali dalam periode waktu tertentu.
a. Kekerapan (frequency), yaitu berapa kali individu menerima tayangan atau
pesan selama periode waktu tertentu.
b. Dampak (impact), yaitu nilai kualitatif tayangan pada media tertentu.
Misalnya iklan kosmetik lebih banyak faedahnya bila ditempatkan pada
majalah wanita daripada di majalah bisnis.
Ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam, metode ini. Pertama,
metode ini tidak memperhitungkan kualitas khalayak, misalnya iklan kosmetik
yang dibaca 1.000 wanita di sebuah tabloid, maka nilainya akan berbeda jika
dibaca 1.000 pria. Kedua, metode ini tidak memperhitungkan peluang perhatian
khalayak atau dengan kata lain tidak memperhitungkan kekuatan dampak media
terhadap audiensi. Misalnya pembaca majalah remaja lebih berpeluang melihat
iklan lebih banyak daripada pembaca majalah ilmiah. Dan ketiga, metode ini tidak
memperhitungkan kualitas editorial media yang digunakan.