Anda di halaman 1dari 17

BAURAN PEMASARAN 4P

( PRODUK , PLACE, PRICE &


PROMOTION )

Nama : Wiwit Winarti


NIM : M 26180129
Dosen Pembimbing : Sutianingsih, SE, MM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ATMA BHAKTI SURAKARTA


2019 / 2020
1. Produk
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti “sesuatu yang diproduksi
oleh tenaga kerja atau sejenisnya”. Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce,
merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau
membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata “produk” merujuk pada apapun
yang diproduksi (anything produced). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih
merujuk pada sesuatu yang diproduksi (thing or things produced). Produk dalam
pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.
Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau
unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah
pengelompokan industri untuk barang dan jasa.
Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam
tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur,
produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk
yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut
sebagai komoditas. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke
sebuah pasar guna mendapatkan perhatian untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi
yang dapat memuaskan kebutuhan. Suatu produk dapat berupa suatu benda, jasa dan
keinginan lain-lain untuk melukiskan sesuatu yang dapat memenuhi keinginan. Untuk
itu setiap pengusaha harus mengetahui perkembangan kebutuhan konsumen melalui
penelitian pasar agar dapat mengetahui dan dapat menyesuaikan diri dalam
menciptakan produk. Bukan hanya kualitas produk/service yang diberikan atau
kecanggihan teknologinya, tetapi kemasan yang menarik/wrapping, tepat fungsinya
sesuai kebutuhan target, dan kemudahan penggunaan produk dapat menjadi daya tarik
bagi konsumen.

Jenis-jenis Produk
Adapun jenis-jenis dari produk yang digunakan, diantaranya seperti:
1. Produk Konsumsi
Yaitu produk yang digunakan oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen
membeli lalu digunakan langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum
produk yang sering di konsumsi masyarakat digolongkan menjadi tiga bagian
diantaranya:
 Produk kebutuhan sehari-hari.
 Produk belanjaan.
 Produk khusus.
2. Produk Industri
Yaitu produk yang dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan
dijual kembali atau digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga
menghasilkan barang lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan untuk
proses produksi, diantaranya yaitu:
 Materials and parts “bahan baku dan suku cadang”
 Capital items “barang modal”
 Supplies and services “perlengkapan dan layanan bisnis”

Pengklasifikasian Produk
1. Berdasarkan Wujud
Berdasarkan wujudnya, produk diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Barang dan Jasa.
 Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba,
disetuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakukan fisik lainnya.
 Jasa adalah aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contoh produk berupa jasa diantaranya seperti salon, hotel dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan Daya Tahan
Berdasarkan daya tahannya, produk dikategorikan menjadi 2 yaitu:
 Barang tidak tahan lama
Barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang berwujud yang
biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Contohnya: sabun, pasta gigi dan sebagainya.
 Barang tahan lama
Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
dapat bertahan lama dengan banyaknya pemakaian. Contohnya: lemari es dan
lain-lain.
3. Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen
akhir dan bukan untuk kepentingan bisnis, terdapat empat jenisbarangkonsumen
yaitu:
 Convenience Goods yaitu barang yang umumnya memiliki frekuensi
pembelian yang tinggi (sering dibeli), diperlukan dalam waktu segera dan
membutuhkan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembeliannya.
 Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya
konsumen membandingkan harga, kualitas, dan model diantara berbagai
alternatif yang ada. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian dan lain
sebagainya.
 Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi
merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-
barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar
dan pakaian desain terkenal.
 Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui maupun telah diketahui
konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu
nisan, ensiklopedi, tanah pekuburan dan lain sebagainya.

4. Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh konsumen antara atau
konsumen bisnis. Barang industri ini selain digunakan untuk di konsumsi
langsung, yaitu untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali.
Terdapat 3 kelompok barang industri, yaitu:
 Material and part adalah barang yang sepenuhnya masuk dalam produk jadi.
Kelompok ini dibagi menjadi bahan baku, bahan jadi dan suku cadang.
 Capital Items adalah barang tahan lama yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan atau mengelola produk jadi.
 Supplies and service adalah barang yang tidak tahan lama dan jasa yang
memberi kemudahan dalam mengembangkan/mengelola keseluruhan produk
jadi.

Ciri-ciri Produk yang Disukai Konsumen


Adapun beberapa ciri produk yang di sukai konsumen, diantaranya sebagai berikut:
1. Awet Atau Tahan Lama
Tentunya konsumen menyukai dengan produk yang tahan lama bila digunakan
atau awet sehingga tidak mudah rusak, misalnya seperti telepon genggam
umumnya rata-rata orang di Indonesia menyukai telepon genggam yang harganya
murah tapi memiliki daya tahan yang baik. Dengan daya tahan yang baik maka
banyak sekali produk telepon genggam yang laku dan disukai masyarakat
Indonesia.
2. Perawatan Yang Mudah
Produk yang disukai oleh konsumen selain awet yaitu mudah dirawat atau di
pelihara, misalnya seperti pada pakaian, selain pakaian tersebut harus nyaman saat
digunakan maka pakaian tersebut juga harus mudah di rawat dibersihkan atau
seperti pada sepatu, banyak sekali masyarakat yang menyukai sepatu yang simpel
karena selain mudah digunakan sepatu tersebut biasanya mudah untuk dibersihkan.
3. Murah
Saat ini sebagian besar konsumen menyukai produk dengan harga yang relatif
murah, selain harganya yang harus terjangkau tentunya produk tersebut harus
memiliki kualitas yang cukup baik. Seperti tadi contohnya pada produk telepon
genggam, konsumen lebih memilih produk yang relatif murah tapi memiliki
kualitas yang cukup baik.

Contoh Produk yang Dihasilkan Oleh Perusahaan/Produsen


Beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh berbagai macam perusahaan
diantaranya seperti:
 Contoh pada makanan yaitu mie instan, sosis, pizza, kue, cemilan dan lain-lain.
Pada bumbu dan bahan untuk memasak misalnya seperti minyak goreng,
tepung terigu, kaldu ayam, mentega, margarin dan lain-lain.
 Contoh pada minuman yaitu air mineral/air minum kemasan, minuman
kaleng/botol, susu kemasan dan lain-lain.
 Contoh pada ekektronik yaitu handphone/telepon genggam, kosol game,
televisi, komputer, laptop dan lain-lain.

Strategi Pemasaran Jasa

1. Membangun User Experience Lewat Pemasaran


Ketika melakukan pemasaran dalam bisnis jasa secara efektif diharapkan akan
menciptakan pengalaman pelanggan (User Experience) yang baik dan sangat
penting untuk menarik banyak pelanggan. Pengalaman berbisnis Anda jelas
memiliki dampak pada nilai layanan yang Anda berikan dan meminimalisasi
risiko yang terjadi.
Tujuan Anda adalah untuk mengidentifikasi masalah atau penyakit yang berada
dalam tubuh bisnis jasa Anda dan secara efektif menunjukkan kepada mereka
bagaimana pelayanan Anda memecahkan masalah atau titik penyakit tersebut.
Tantangan dan tugas Anda adalah untuk mensimulasikan dan menciptakan User
Experience melalui kampanye pemasaran Anda untuk menangkap perhatian
mereka.
Pertanyaan besarnya adalah User Experience seperti apa yang membuat
pelanggan Anda merasa nyaman? Hal ini harus dipertimbangkan secara masak
dan tentunya terhubung dengan sebuah relasi dan nilai. Jika Anda dapat
menggunakan upaya pemasaran Anda untuk menunjukkan tidak hanya
pengalaman itu, tetapi mengapa layanan yang Anda tawarkan lebih baik daripada
yang lain di pasar, Anda dapat melihat banyak keberhasilan dalam upaya
pemasaran Anda.

2. Pentingnya Peran Pemasaran & Customer Service


Bisnis jasa cenderung memiliki reputasi yang dibangun oleh pihak pemasaran dan
customer service Anda. Pihak-pihak tersebut memiliki kemampuan untuk
membuat atau bahkan menghancurkan reputasi bisnis Anda. Lebih sulit untuk
mengontrol kerugian bisnis jasa, yang berarti Anda harus selalu siap siaga
terhadap jasa yang Anda berikan dan sebisa mungkin pertahankan reputasi bisnis
Anda agar tetap tidak tercemar. Karena bisa jadi satu ulasan buruk dari pelanggan
bisa membuat bisnis Anda tidak berjalan lancar.

2. Price / Harga
Harga(Price)Adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur lainnya (Produk, Promosi dan Distribusi) menyebabkan timbulnya biaya.
Menjalankan sebuah bisnis jual-beli tidak akan terlepas dari permasalahan harga.
Harga memegang peranan penting dalam terjadinya kesepakatan jual-beli dari
produsen ke tangan konsumen. Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi
kelayakan produk dari nilai ekonomisnya. Karena permasalahan ini, perusahaan
biasanyan mengadakan penetapan harga yang disepakati sebelum barang beredar di
pasaran.
Menurut Machfoedz 2005, tujuan dari penetapan suatu harga adalah untuk mencapai
target perusahaan, mendapatkan laba dari penjualan, meningkatkan serta
mengembangkan produksi produk, serta meluaskan target pemasaran. Penetapan harga
suatu produk atau jasa tergantung dari tujuan perusahaan atau penjual yang
memasarkan produk tersebut. Menurut Harini 2008 penetapan harga memiliki tujuan
yaitu:
3. Mencapai Penghasilan atas Investasi
Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan persentasenya dan
untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang
dihasilkannya.
4. Kestabilan Harga
Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali
atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah
terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang
menurun.
5. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar
Apabila perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas, merkea harus
berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu
kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan bisnis.
6. Menghadapi atau Mencegah Persaingan.
Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan
mengetahui pada harga berapa mereka akan menetapkan penjualan. Ini artinya,
perusahaan belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
7. Penetapan Harga untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan ini biasanya menjadi acuan setiap bisnis untuk bertahan hidup, karena
setiap bisnis memerlukan laba.

STRATEGI PENETAPAN HARGA


Dua peranan utama harga dalam proses pengambilan keputusan bagi pembeli :

 Peranan alokasi dari harga, yaitu membantu para pembeli untuk memutuskan
cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya
beli
 Peranan informasi dari harga, yaitu mendidik konsumen mengenai faktor
produk, seperti : kualitas
METODE DALAM PENETAPAN HARGA :
SKIMMING PRICING METHOD
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk
baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut
pada saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen
tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan-pertimbangan
kualitas, inovasi dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhannya.

PENETRATION PRICING METHOD


Dalam strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru
dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang
besar dalam waktu relatif singkat dan megurangi biaya per unit dan mengurangi
kemampuan pesaing, karena harga yang rendah menyebabkan marjin yang diperoleh
setiap perusahaan menjadi terbatas.

PRESTIGE PRICING METHOD


Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas atau prestise suatu
barang atau jasa. Dengan demikian bila harga diturunkan sampai pada tingkat tertentu,
maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun. Strategi ini
merupakan strategi menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga konsumen yang
sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk, dan kemudian
membelinya

PRICE LINING METHOD


Metode ini digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis. Hal
ini dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara : 1. Produsen menjual ke pengecer dengan
harga yang sama, kemudian pengecer menambah persentase markup yang berbeda,
sehingga tingkat harganya berbeda. 2. Produsen merancang produk dengan tingkat
harga yang berbeda-beda dan pengecer menambah persentase markup, sehingga harga
jual ke konsumen akan bervariasi

ODD-EVEN PRICING METHOD


Metode ini digunakan dengan menetapkan harga yang besar mendekati jumlah
genap tertentu. Pada prateknya memang satuan/kuantitas yang kecil strategi ini kurang
mengena sasaran. Tetapi bila menyangkut satuan/kuantitas besar ataupun dikaitkan
dengan pembelian berbagai macam produk lainnya, maka hasilnya akan lebih efektif.
Contoh : Harga pakaian tercantum Rp. 59.975 dianggap masih dibawah Rp. 60.000,
artinya bila dibayar dengan Rp. 60.000 masih ada kembalian

DEMAND BACKWARD PRICING


Metode ini berdasarkan suatu target harga tertentu, kemudian perusahaan
menyesuaikan kualitas komponen-komponen produknya. Dengan kata lain produk
didesain sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi target harga yang ditetapkan.
Misalnya : Perusahaan menetapkan marjin yang harus dibayarkan kepada wholesaler
dan retailer. Setelah itu barulah harga jual ditetapkan

BUNDLE PRICING METHOD


Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu paket, yang
didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket
tertentu secara keseluruhan daripada nilai masing-masing item secara individual.
Strategi ini memberika manfaat besar bagi pembeli dan penjual. Pembeli dapat
menghemat biaya total sedangkan penjual dapat menekan biaya pemasarannya.
Contoh : Travel agency menawarkan paket liburan yang mencakup : Transportasi,
akomodasi dan konsumsi

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM


PENETAPAN HARGA

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah:

A. Faktor-faktor Intern
1. Sasaran Pemasaran
Sasaran-sasaran yang umum bertahan hidup dengan menetapkan harga
terendah selama harga penjualan masih dapat menutup biaya variabel dan
sebagian biaya tetap sehingga perusahaan masih tetap survival. Sasaran kedua
memaksimumkan laba jangka pendek dimana perusahaan lebih
menitikberatkan pada kemampuan keuangan yang ada. Sasaran ketiga
kepemimpinan market share dengan menetapkan harga yang serendah
mungkin, untuk menjadi lebih unggul dalam market-share. Dan sasaran
terakhir adalah kepemimpinan mutu produk dimana perusahaan menetapkan
harga yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu produk.
2. Strategi Marketing-Mix
Keputusan mengenai harga harus dikoordinasikan dengan keputusan-keputusan
mengenai desain produk, distribusi dan promosi. Disini harga merupakan
faktor kunci penentuan posisi produk di pasar, desain produk, dan berapa
besarnya biaya yang diperlukan, selain itu juga menentukan ciri-ciri produk
yang akan ditawarkan.
3. Biaya
Perusahaan menetapkan suatu harga yang dapat menutup semua biaya untuk
memproduksi, mendistribusi dan menjual produk tersebut, termasuk suatu
tingkat laba yang wajar atas segala upayanya serta resiko yang dihadapinya.
4. Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus menetapkan siapa di dalam organisasi yang bersangkutan
yang bertanggung jawab atas penetapan harga. Mereka yang juga turut
mempengaruhi penetapan harga ialah manajer penjualan, manajer produksi,
manajer keuangan dan akuntan serta para wiraniaga.

B. Faktor-faktor Ekstern
1. Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara harga
dan permintaan terhadap produk atau jasa itu. Persepsi konsumen mengenai
harga dan nilai dimana konsumen lah yang akan menentukan tepat tidaknya
harga sebuah produk. Ketika menetapkan harga, perusahaan harus
memperhatikan pula persepsi konsumen terhadap harga, bagaimana persepsi
tersebut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan juga penetapan
harga dalam berbagai jenis pasar.
2. Biaya, Harga dan Tawaran Pesaing
Seorang konsumen yang mempertimbangkan akan membeli sebuah produk,
akan mengevaluasi harga produk yang satu dengan produk sejenis lainnya, dan
membandingkan kualitas produk-produk itu. Oleh karena itu perusahaan dalam
memetapkan harga juga harus mengetahui harga dan mutu yang ditawarkan
masing-masing perusahaan pesaing.

3. Faktor-faktor Eksternal Lainnya


Faktor-faktor lain itu, pertama kondisi ekonomi seperti inflasi, boom, resesi,
serta tingkat bunga, mempengaruhi keputusan mengenai harga karena faktor-
faktor tersebut mempengaruhi biaya produksi sebuah produk dan persepsi
konsumen terhadap harga serta nilai produk itu. Kedua penjual-ulang,
perusahaan harus menetapkan harga yang dapat memberikan laba yang wajar
kepada penjual-ulang, meningkatkan dukungan mereka, dan membantu mereka
untuk menjual produk secara efektif. Ketiga adalah pemerintah, dimana
pemasar perlu mengetahui harga dan menjamin bahwa kebijakan mereka
dalam penetapan harga tidak melanggar Undang-Undang.

3. Place ( Saluran Distribusi / Tempat )


Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah,
harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah perusahaan distributor
adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer)
ke pengecer (retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut
dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor
tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan.

Fungsi Place :
Menentukan tempat
Dimana produk menjadi proyek investasi. Apakah untuk tempat tinggal atau
tempat usaha. Tempat tinggal rumah haruslah ditempati, bila tidak maka
bangunan akan cepat rusak ( tinggi biaya perawatan ). Juga harus bisa disewa atau
dikontrakkan ke pihak lain dengan nilai yang setimpal. Banyak jenis tempat
tinggal yang tidak ditempati, kosong tanpa penghuni

Menetukan lokasi lapangan


Berada pada pemukiman yang ramai dan berdekatan dengan lahan bisnis, seperti
mall, rukan, sarana hiburan, pasar atau pemukiman dengan lahan yang luas sekali
dan dilengkapi dengan konsep produk yang terarah. Sehingga loaksi tersebut
ramai ditempati penduduk karena banyak peminatnya.
Menentukan posisi lokasi tempat
Dimana fungsi ini berhubungan terhadap akses – akses transportasi, seperti jalan
menuju tol. Termasuk juga bebas banjir. Tidak terlalu macet bila mau menuju ke
lokasi. Bila memungkinkan lahan yang diinvestasikan bisa dijadikan lahan untuk
berbisnis.

Manfaat Place
Konsumen mudah memperoleh produk Kita
Dengan banyaknya produk yang ada dipasar, apalagi dengan banyaknya produk-
produk substitusi, maka distribusi yang direncanakan dengan baik dapat
membantu produk tersebut tersebar dengan cepat. Dengan demikian, maka
konsumen akan mudah memperoleh produk tersebut di pasar.

Availaibility atau ketersediaan produk


Ketersediaan produk juga mengandung makna ketersebaran produk. Jika produk
tersedia di suatu outlet, itu berarti produk tersebut terdistribusi lebih baik. Produk
ada ‘di mana-mana’ sehingga mudah dicari konsumen. Teh botol sosro tersedia
tidak saja di outlet modern, tetapi juga ada di warung-warung bahkan sampai
‘menembus’ gang/ perkampungan.

Impulse buying (Dorongan untuk membeli)


Konsumen mungkin pada mulanya tidak berencana membeli suatu produk, namun
karena konsumen melihat produk tersbeut di toko, timbul niat untuk membelinya.
Misalnya, Anda makan di suatu rumah makan. Karena melihat teh botol merek
tertentu maka Anda menjadi ingin mengkonsumsi produk tersebut.

4. Promotion / Promosi
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud
dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli pada produk
yang ditawarkan perusahan yang bersangkutan.
Tujuan promosi adalah :
 Meningkatkan penjualan
Apabila target penjualan yang sudah ditetapkan tidak tercapai
 Memperkenalkan produk baru
Pada umumnya orang enggan membeli produk yang masih baru, jadi promosi ini
digunakaan untuk mendorong pembelian terhadap sebuah produk baru.
 Meredam persaingan
Jika ada pesaing melakukan banting harga untuk menarik pembeli, umumnya
pemimpin pasar enggan melakukan penurunan harga, karena ini bisa dapat
memicu perangharga. Strategi yang bisa dilakukan dengan cara melakukan
promosi terbatas, tidak melakukan pemotongan harga, tetapi membelikan manfaat
tambahan pada konsumen jika melakukan pembelian.

Contoh atau Beberapa Cara Melakukan Promosi


1. Undian
Undian adalah cara menarik konsumen untuk menggunakan produk dengan
mengiming-imingi hadiah.
2. Obral
Obral adalah kata sakti yang digunakan oleh produsen untuk menarik minat
membeli. Menurut KBBI makna kata obral adalah menjual barang secara besar
dengan harga murah. Obral dilakukan dengan tujuan menghabiskan barang, cuci
gudang, dll.
3. Gratis
Selain kata obral gratis juga adalah kata yang paling suka di dengar oleh
konsumen. Gratis disini berkonotasi barang yang diberikan secara cuma-cuma.
Pada umumnya produk atau layanan gratis diberikan sebagai nilai tambah dari
produk atau layanan standar.
4. Trial
Trial adalah uji coba produk yang dilakukan oleh konsumen sebelum ia melakukan
pembelian.
5. Event Marketing
Event marketing adalah aktivitas pemasaran yang dibuat dalam bentuk kegiatan.
Event marketing adalah sebuah aktivitas pemasaran dalam kelompok.
6. Sponsorship
Sponsorship adalah menyediakan dana untuk sebuah kegiatan. Perusahaan yang
menyediakan dana agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
7. Limited Edition
Seuatu yang terbatas mengundang banyak minat orang untuk memilikinya dan
harganya cenderung semakin mahal. cara ini dapat membuat produk yang dibuat
terbatas bisa dijadikan alat untuk menaikan daya tawar produk tersebut.
8. Mouth Advertising
Iklan mulut adalah jenis promosi yang paling dahsyat, efektif, dan berbiaya paling
murah.
9. Paket
Paket adalah satu taktik merketing yang mengemas dan menjual beberapa produk
sekaligus dengan harga yang lebih murah.
10. Pameran
adalah salah satu alat marketing untuk memperkenalkan produk kepada target
konsumen. Pameran bersifat personal dan targetnya pun hanya sebatas pengunjung
pameran saja, kualitas penjelasan nsebuah produk kepada target konsumen dapat
lebih personal dan lebih jelas.

Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor, adalah:


 Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak
mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.
 Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena
skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
 Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana
mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi.
 Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam
barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing
pabriknya.

Fungsi Saluran Distribusi


Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi
harus melakukan pertimbangan yang baik.
Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler (1997 : 531-532) adalah :
 Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen dan
pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
 Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif tentang
produk yang ditawarkan.
 Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain,
sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan.
 Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.
 Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui bank atau
lembaga keuangan lainnya.
 Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang
kepada organisasi / orang lain.
 Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan
mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke konsumen akhir.
 Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya dalam
pekerjaan saluran distribusi.
 Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
saluran distribusi.

Macam Saluran Distribusi

Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya :


1. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena
tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang
dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari
rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
2. Produsen – Pengecer – Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar
saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh
pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran
distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani
pengecer saja.
4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya
terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
5. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya
kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama
agen penjualan. (Swastha dan Irawan, 1997, p.295-297)

Pemilihan media memerlukan dua keputusan, yaitu media apa yang akan digunakan
dan sarana media apa yang dipakai. Dua metode berikut dapat digunakan untuk
menentukan pemilihan media.
1. Cost-Per-Thousand Contacts Comparison
Dalam metode ini, pemilihan media dilakukan berdasarkan jumlah kontak yang
tejadi tanpa memperhatikan kualitas kontaknya. Metode ini sangat populer, karena
sederhana dan mudah diterapkan. Meskipun demikian, penggunaan metode ini
bisa menyesatkan jika pengiklan memandang kontak sama dengan eksposur.
Eksposur adalah peluang individu menangkap pesan iklan dari media tertentu.
Oleh karena itu kuantitas dan kualitas eksposur sama-sama penting bagi pengiklan,
yang keduanya diukur melalui :

Jangkauan (reach), yaitu jumlah individu yang menerima eksposur dari media
tertentu minimal sekali dalam periode waktu tertentu.
a. Kekerapan (frequency), yaitu berapa kali individu menerima tayangan atau
pesan selama periode waktu tertentu.
b. Dampak (impact), yaitu nilai kualitatif tayangan pada media tertentu.
Misalnya iklan kosmetik lebih banyak faedahnya bila ditempatkan pada
majalah wanita daripada di majalah bisnis.

Ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam, metode ini. Pertama,
metode ini tidak memperhitungkan kualitas khalayak, misalnya iklan kosmetik
yang dibaca 1.000 wanita di sebuah tabloid, maka nilainya akan berbeda jika
dibaca 1.000 pria. Kedua, metode ini tidak memperhitungkan peluang perhatian
khalayak atau dengan kata lain tidak memperhitungkan kekuatan dampak media
terhadap audiensi. Misalnya pembaca majalah remaja lebih berpeluang melihat
iklan lebih banyak daripada pembaca majalah ilmiah. Dan ketiga, metode ini tidak
memperhitungkan kualitas editorial media yang digunakan.

2. Matching of Audience and Media Characteristics


Pendekatan lainnya untuk memilih media adalah dengan menentukan target
khalayak lalu membandingkan karakteristiknya dengan karakteristik berbagai
media Prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data-data rinci tentang pelanggan (siapa, dimana, kapan, dan
bagaimana).
b. Mempelajari cakupan (coverage) suatu media.
c. Membandingkan kedua informasi di atas. Hasilnya baru merupakan
pemilihan media pendahuluan, karena hanya didasari aspek cakupan.
d. Mengkaji pemilihan media pendahuluan itu dari aspek lainnya seperti aspek
kebiasaan target khalayak terhadap media, jenis produk, bentuk pesan, dan
biaya penggunaan media.
e. Anggaran iklan dialokasikan ke media-media yang dipilih, termasuk sarana
media masing-masing. Saran media yang dipilih harus memperhitungkan
aspek-aspek berikut :
 Tiras atau sirkulasi, yaitu banyaknya unit fisik penyampai iklan.
 Khalayak, yaitu jumlah orang atau individu yang dapat dirangkul suatu
sarana media.
 Khalayak efektif, yaitu sejumlah individu yang benar-benar menjadii
sasaran sarana media tersebut.
 Effective-ad-exposed audience, yaitu bagian dari khalayak efektif yang
memperhatikan iklan di sarana media
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai