PACKAGING
Disusun Oleh :
2020
BAB I LATAR BELAKANG
Pada perkembangan industri saat ini, bisnis kuliner merupakan salah satu industri yang
tetap bertumbuh. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin banyaknya bisnis kuliner yang
terus berkembang di berbagai daerah khususnya di kota Malang. Saat ini fenomena yang
muncul pada bisnis kuliner terletak pada kecintaan masyarakat akan jenis makanan pedas.
Bisnis kuliner yang menawarkan makanan pedas akan terus berkembang didukung dengan
budaya masyarakat yang menyukai makanan pedas.
Bisnis kuliner pedas ini memiliki prospek yang cukup menjanjikan, dimana segmentasi
pasar yang masih sangat luas. Dalam dunia perindustrian makanan, mie merupakan makanan
yang cukup digemari oleh masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis
kuliner yang menggunakan mie sebagai salah satu menu yang ditawarkan. Setelah mengetahui
bahwa pedas merupakan makanan kecintaan masyarakat dan mie merupakan makanan yang
cukup digemari oleh masyarakat, tidak heran banyak bisnis kuliner Mie Pedas di kota Malang
ini.
Dalam usaha bisnis diperlukan adanya identitas produk. Logo merupakan identitas
merek mulai dengan ekspiorasi, tipografi, dan elemen dengan gaya yang berbeda dilakukan
agar mampu mengesankan kepribadian merek. Dalam pemilihan nama logo, diambil dari
produk utama dan dapat ditambahkan nama-nama unik untuk selingan yang menarik suatu
perhatian konsumen saat membaca.
Pemberian nama logo pada produk penulis adalah Mie Bell’s yang memiliki arti khusus
sesuai dengan konsep kemasan. Nama depan “Mie” yang identik dengan isi produk, dan
diselingi kata “Bell’s” yang diambil dari salah satu nama penulis. Mie Bell’s merupakan salah
satu nama terbaru pada produk mie yang terdapat di Kota Malang. Selain berbeda nama merek
dengan produk mie lain, logo ini disusun dengan sebuah konsep yang sederhana agar mudah
dipahami konsumen. Dengan bentuk lingkaran yang berlatar warna putih yang berarti warna
netral dan terang. Disertai dengan pemberian gambar mangkuk yang terbakar api menunjukkan
Mie yang pedas.
Bisnis kuliner memerlukan adanya keistimewaan dan keunikan yang diberikan kepada
para konsumen agar dapat menarik minat pembelian mereka. Packaging atau kemasan,
diartikan secara umum adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan
untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan terhadap benda lain.
Di zaman yang modern ini, kemasan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari,
terutama untuk keperluan produk hasil usaha. Pada saat menghadapi kompetisi pasar, pemain
usaha makanan ringan membutuhkan perubahan dan inspirasi untuk menyajikan produk
makanan ringan agar berlainan dari produk lainnya.
Pada pemilihan kemasan penulis membuat inovasi yang unik namun bahan sangat
mudah ditemui. Misalnya, bahan dasar dari bambu yang dibentuk seperti bambu ajaib. Dinamai
bambu ajaib karena memiliki pintu yang merahasiakan sebuah makanan didalamnya. Yang
kedua, bahan dasar dari plastik yang dibentuk seperti pot. Dengan bentuknya seperti pot,
ditambahi dengan anyaman warna pilihan yang melapisi bentuk dasar, akan memiliki daya tarik
sendiri karena kemasan sangat jarang ditemukan. Yang ketiga, yaitu berbahan dasar kardus
yang didesain seperti box mie, dibentuk dengan desain sederhana dan praktis. Yang keempat,
menggunakan bahan dasar kain yang dibentuk seperti celengan mini, dan bertema emotikon
agar menarik pembeli yang sangat menyukai gaya hidup jaman sekarang. Yang terakhir
berbahan dasar kertas, dibentuk seperti wadah popcorn, dengan corak warna bahagia. Agar
saat terlihat dari jauh, pembeli langsung melihat warna kemasan yang menonjol.
BAB II STUDI LITERATUR
2.1 Produk
A. Pengertian produk
Produk adalah hasil proses produksi yang dibuat oleh produsen atau perusahaan yang
nanti akan dijual pada konsumen yang membutuhkan. Sebagian besar pendapatan sebuah
perusahaan berasal dari produk yang dijualnya pada para konsumen, konsumen akan membeli
produk itu untuk keperluannya sehari-hari, ataupun untuk memenuhi kepuasannya. Saat ini
banyak sekali perusahaan yang berpendapat bahwa konsumen lebih menyukai produk yang
harganya relatif murah tapi mempunyai kualitas yang baik.
B. Jenis-jenis Produk
Produk Konsumsi
Produk Konsumsi adalah produk yang dipakai oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen
membeli kemudian dipakai langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum produk
yang sering di konsumsi masyarakat digolongkan menjadi 3 bagian diantaranya:
2. Produk belanjaan.
3. Produk khusus.
Produk Industri
Produk Industri adalah produk yang dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya
akan dijual kembali atau dipakai sebagai bahan baku untuk proses produksi hingga
menghasilkan barang lain. Jadi intinya barang atau produk industri dipakai untuk proses
produksi, diantaranya yaitu:
Berdasarkan Wujud
a. Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, disetuh,
dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan serta perlakukan fisik lainnya.
b. Jasa adalah aktivitas, manfaat serta kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contoh produk berupa jasa diantaranya contohnya salon, hotel dan lain sebagainya.
c. Murah
Sekarang ini sebagian besar konsumen menyukai produk dengan harga yang relatif
murah, selain harganya yang harus terjangkau tentunya produk tersebut harus memiliki
kualitas yang cukup baik.
E. Atribut Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi
produk (karakteristik atribut produk) adalah:
1. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari
semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau
kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek
merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan
memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek
yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler dan
Armstrong, 2008).
2. Pengemasan (Packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau
pembungkus suatu produk. Pengemasan melibatkan merancang dan membuat wadah
atau pembungkus suatu produk.
3. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan
fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan
perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk
perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)”. Selain
mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan
nilai konsumen.
4. Tingkatan Produk
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:
c. Produk Tambahan
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan
tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan
baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen
mempunyai masalah atau pertanyaan (Kotler dan Keller, 2009).
Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang
menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa
barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut
Tjiptono (2008) adalah:
e. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa
konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
Strategi desain produk berkaitan dengan tingkat standarisasi produk. Perusahaan memiliki
tiga pilihan strategi, yaitu produk standar, costomized product (produk yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu), dan produk standar dengan modifikasi.
Tujuan dari strategi desain produk adalah sebagai berikut:
A. Pengertian logo
Logo adalah suatu gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu
arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya
membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah di ingat sebagai pengganti dari nama
sebenarnya. Sebuah logo wajib mempunyai filosofi dan kerangkat dasar yang berupa konsep
dengan tujuan melahirkan sifat yang berdiri sendiri atau mandiri. Sebuah logo memiliki ciri khas
seperti warna dan bentuk logo tersebut.
Sebuah logo dapat memakai elemen apa saja, seperti tulisan, logogram, gambar, ilustrasi
dan lain-lain. Sebuah logo adalah simbol atau elemen gambar pada identitas visual. Suatu logo
dapat diambil artinya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui pendekatan budaya
perusahaan (corporate culture), penempatan posisi (positioning) historis atau aspirasi
perusahaan, apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa
rupanya. Secara keseluruhan logo adalah instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya dapat
mewujudkan citra positif dan dapat dipercaya.
B. Fungsi logo
1. Sebagai Identitas,agar bisa membedakan identitas milik kita dengan milik orang lain.
2. Tanda Kepemilikan atau kepunyaan. Agar bisa membedakannya milik orang lain
dengan milik kita.
1. Logotype
Logo type Adalah logo yang menggunakan wordmark (Kata atau nama memakai unsur
tipografi).
2. Logogram
5. Elemen gambar serta tulisannya biasanya terpisah (picture mark dan letter mark).
6. Dapat disebut gambar, Dapat pula disebut tulisan atau yang berbaur (picture mark
sekaligus letter mark).
Memiliki ciri khas, unik, memiliki nilai pembeda yang jelas dengan logo orang lain.
2.Legible
Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi saat diaplikasi ke dalam berbagai ukuran serta
media promosi.
4. Memorable
Logo yang baik ialah gampang untuk dipakai atau diasosiasikan dengan jenis usaha serta
citra sebuah perusahaan atau organisasi.
Faktor agar mudah mengaplikasikan logo baik yang berbentuk fisik, warna ataupun
konfigurasi logo pada berbagai media grafis harus diperhitungkan ketika proses
perencanangan. Supaya terhindar dari kesulitan dalam pembacaannya.
1. Tipografi
Banyak logo yang sukses cuma dengan memakai tipografi. Baik itu serif atau sans serif
atau jenis font lain. Memakai tipografi bisa memberikan semacam “emosi” terhadap
mereka yang melihat.
2. Warna
Warna adalah salah satu hal sangat berpengaruh dalam membuat logo, sebab hika
warna yang kita pakai salah, bisa jadi pesan serta emosi yang kita mau sampaikan
kepada masyarakat menjadi tidak elegan dan tidak maksud. Warna logo seharusnya
sederhana serta gampang diingat, namun tetap dapat memberikan ekspresi langsung
pada masyarakat atau konsumen. Memakai warna yang sederhana pun menghemat
biaya produksi
3. Bentuk
Banyak sekali logo yang bentuknya unik dan menarik. Namun tetap perhatikanlah
bentuk logo yang mau kita desain, sebab setiap bentuk, baik bundar, lurus, siku dan
lainnya akan memiliki arti sendiri; bisa pasif, bisa aktif. Misalnya adalah klien kita mau
logo untuk produk sabun, sebaiknya jangan kita membuat bentuk logo yang keras serta
siku.
4. Keseimbangan
Maksudnya ialah mencari atau menemukan seberapa baik logo yang kita dibuat. Bisa
mencoba memutar maupun melihatnya dibolak-balik logo itu untuk mencari
kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa membuat logo lebih berkembang.
5. Selera
Hal ini pula bisa menentukan dalam pembuatan logo mengingat selera setiap orang
pasti berbeda-beda serta sangat subyektif.
6. Riset
Riset merupakan aspek paling penting dalam membuat suatu logo. Riset ini kunci dalam
membuat logo yang bagus. Riset yang dimaksud tentu bukan riset hanya dalam waktu 1-
2 jam, namun riset secara penuh. Kita wajib mengerti perspektif dari pemesan logo.
Berbicara dengan klien, orang-orang yang ada pada perusahaan itu, klien dari
perusahaan itu, para distributor, kemudian mencari data-data yang akurat mengenai
perusahaan tersebut, baru kemudian mulai membuat logonya.
7. Opini
Tak ada yang salah kita menanyakan pandangan, kritik, serta masukan dari orang lain
untuk membuat logo.
B. Thumbnails
Thumbnails merupakan visual brand storming atau cara pengembangan ide melalui
visual yang berupa sketsa-sketsa kasar dengan menggunakan pensil atau ballpoint yang
dibuat secara manual tanpa bantuan komputer. Sering kali desainer pemula langsung
menggunakan komputer dan melewatkan tahapan ini. Mereka tidak menyadari bahwa
saat memvisualkan konsep, kita harus juga memikirkan cocok tidaknya gambar dengan
pesan yang ingin disampaikan, bagaimana supaya logo mampu menarik perhatian dan
mudah diingat. Konsentrasi kita akan terbagi dalam banyak hal ketika langsung
membuatnya dengan komputer. Selain harus fokus pada hal-hal diatas, kita juga harus
membagi fokus kita dengan mengoperasikan mouse, prosesor, memori, harddisk,
operating system, software, vga, monitor dan hal lainnya. Sedangkan jika menggambar
secara manual, fokus kita hanya terbagi dengan pensil dan kertas. Dengan kata lain, jika
menggunakan kertas maka seolah mengambil benda dengan tangan kita secara
langsung. Tetapi, dengan menggunakan komputer maka seperti mengambil benda
dengan menggunakan robot atau alat bantu lain. Selain harus mengontrol tangan, kita
juga harus mengoprasikan robot.
C. Komputer
Tahap selanjutnya adalah membuat desain menggunakan komputer . Thumbnails-
Thumbnails yang telah anda gambar, dapat anda pilih mana yang lebih bagus dan
desain dengan menggunakan komputer. Dengan demikian, anda tidak akan membuang
banyak waktu. Pada tahap ini anda bisa saja menambahkan efek-efek lain untuk
memperindah logo anda namun tetap tidak keluar dari jalur creative brief dan juga tidak
membuat logo yang sangat berbeda dengan apa yang telah ada pada thumbenails
karena itu berarti anda merancang semuanya dari awal.
D. Review
Setelah semua alternatif desain yang dibuat dengan komputer selesai, tahap selanjutnya
adalah dengan mengajukannya kepada klien dan memberikannya kesempatan untuk
memilih. Kemungkinan, dalam penyerahan tahap pertama ini desain logo yang anda
buat tidak begitu disukai oleh klien. Maka dari itu, anda dapat mengajukan 3 alternatif
pilihan logo. Jika terlalu banyak, dikhawatirkan klien anda justru akan sulit untuk
menentukan logo mana yang dia sukai.
E. Pendaftaran Merek
Setelah logo yang anda buat selesai dibuat, maka logo tersebut dapat didaftarkan ke
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan Departemen Hukum dan HAM untuk
melindungi karya yang telah anda buat supaya tidak di salah gunakan oleh pihak lain.
Sistem Identitas
Pada tahap ini desainer menentukan atribut lain seperti logo turunan, system warna,
system tipografi, system penerapan logo pada berbagai media dan hal-hal lainnya.
Semua hal tersebut dapat anda rangkum dalam system identitas.
F. Produksi
Berdasarkan pedoman system identitas, berbagai media internal dan eksternal dapat
mulai diproduksi dengan identitas yang telah didaftarkan.
2.4 packaging Atau Desain Kemasan
A. Pengertian packaging
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar.
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh
produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis
dalam pasar yang sama.
B. Fungsi Kemasan
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas
dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan
preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan
memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali
perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen
dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah
produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk
dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya
C. Tujuan Kemasan
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.
D. Jenis-jenis Kemasan
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung
selama pengangkutan.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya
tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit,
kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang
telah s empurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng,
dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel,
wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik
Terdapat 3 jenis layer di dalam sebuah kemasan secara utuh. Setiap layer memiliki
bentuk dan fungsi yang berbeda-beda . Jenis-jenisnya adalah:
Outer packaging, merupakan hal pertama yang akan dilihat pelanggan karena benar-
benar tampilan yang dapat dilihat dari luar. Misalnya seperti tas belanja dan kardus.
Inner packaging, merupakan pelindung dari outer packaging agar terhindar tidak mudah
lecet. Contohnya seperti kotak ponsel yang diberi segel.
Product packaging, merupakan desain utama sebuah produk. Misalnya seperti botol
yang diberi label logo dan bungkus permen.
C. Membuat Dieline
Cara membuat desain kemasan yang berikutnya yakni membuat dieline . Secara
pengertian, dieline adalah desain template datar untuk membuat kotak atau paket.
Template ini biasanya dipakai dalam desain grafis sebagai penanda bagian mana saja
yang akan dipakai sebagai kerangka dan bagian mana yang akan dipotong. Ini berguna
banget kalau kamu kebingungan dengan tata letak kemasan yang benar. Cukup buat
dieline saja kamu jadi terbayang bagaimana bentuk akhirnya. Tinggal rancang saja sesuai
dengan desain kemasan yang ingin kamu buat.
Rancangan dieline dibagi menjadi beberapa bagian, tergantung bagaimana bentuk
kemasan yang kamu inginkan. Berikut adalah bagian yang sering dibuat:
Bagian wadah kotak, dirancang sebagai wadah untuk meletakkan produk. Bentuknya
tidak selalu kotak yang saklek, tetapi juga bisa berbentuk lipat seperti kotak pizza, dan
lain-lain.
Bagian penutup kotak, dirancang sebagai segel untuk kotakmu dan juga supaya lebih
mudah dibuka saat sedang dibutuhkan. Contoh jenis penutup seperti standard tuck end,
reverse tuck end, dan full overlap seal end.
Bentuk praktis dengan zip atau dirobek, dirancang untuk kamu yang ingin menggunakan
barang kapan saja dan di mana saja. Misalnya untuk cemilan jagung dan keripik pisang.
D. Memotong Sesuai Dieline
Potong bagian yang tidak kamu butuhkan untuk membuat kemasan, supaya lebih
gampang saat dilipat nantinya. Tips dari kami, daripada memotong dengan gunting,
potonglah dengan menggunakan cutter dan penggaris supaya hasilnya lebih rapi dan
pinggiran kertas jadi rata.
Desain yang sudah dipotong, kemudian dilipat sesuai bentuk yang sudah kamu
rencanakan sebelumnya . Jika kamu tidak membuat kuncian untuk kotak , gunakan
perekat seperti lem atau double tape. Atau kamu juga bisa menggunakan stapler.
Pastikan sudah merekat dengan kuat.
Di tahap ini, cetak atau tempel layer untuk product packaging di sekitar kemasan . Di
layer tersebut sudah termasuk logonya juga.
\
Studi Literatur
Mendesain Logo
3. Bahan Kayu
Menampilkan Jaring- Menampilkan
jaring dan Informasi. Informasi
Menampilkan
Informasi
Menampilkan Menampilkan
informasi Informasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari berbagai studi literature dan tahapan proses didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Karakter produk : Mie pedas ini merupakan makanan yang kering, sedikit basah dan
berminyak. Namun jika berada ditempat yang lembab maka mie akan berjamur. Mie
pedas adalah makanaan yang dapat di konsumsi saat mie baru matang. Mie ini juga
bisa bau apabila didiam kan selama beberapa hari.
b. Informasi yang harus ditampilkan pada produk Mie bels :
1. Merk (logo) yaitu merupakan brand untuk memperkenalkan suatu produk,
Terdapa tulisan Mie bells bewarna kuning dan merah dengan mangkuk hitam
yang mengekpresikan kepedasan serta api membara di atasnya yang mejadi
acuan bahawa produk yang dibuat adalah produk yang pedas, dengan itu
konsumen bisa mengenali produk daari logo tersebut.
B. Progress Logo
Gambar Sketsa Logo Gambar Hasil Logo
1. Desain kemasan yang terbuat dari kardus dibandingkan dengan kotak peyimpan makanan
Bentuk Pada Kardus Bentuk Pada PlastikKotak Makanan
2. Bentuk kemasan yang terbuat dari kayu yang di bandingkan dengan panggangan barbeque
Gambar Bentuk pada kayu bambu Gambar Bentuk pada panggangan barbeque
3. Bentuk kemasan yang terbuat dari plastik dibandingkan dengan mangkuk mie
Gambar Bentuk Produk bahan plastic Gambar Bentuk pada mangkuk plastik
4. Bentuk
kemasan yang
terbuat dari
kain dibandiingkan
dengan
celengan
5. Bentuk kemasan yang terbuat dari karton dibandingkan dengan bentuk desain kemasan
popcorn
Gambar Bentuk bahan pada kertas Gambar Bentuk bahan pada kemasan popcor
Gmabar
Produk Tampak
Depan Gambar
produk Tampak Belakang