MAKALAH
DISUSUN OLEH
NIM : 1910106086
KELAS/SEMESTER : B/4
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri farmasi saat ini sangatlah pesat dan berakibat pada
banyaknya obat yang beredar, sehingga satu obat generik dapat memiliki banyak
obat patennya dan terkadang bentuk dan nama obat satu dengan yang lain
menjadi sama atau hampir sama.
Bentuk dan atau nama obat yang hampir sama dapat menyebabkan
terjadinya medication error yang berupa kesalahan dalam pemberian obat kepada
pasien. Obat yang hampir sama bentuk dan namanya dikenal dengan obat-obat
look-alike sound-alike (LASA). Adanya pengetahuan apoteker untuk menyikapi
obat-obat LASA di sarana distribusi obat adalah salah satu upaya dalam
mencegah munculnya medication error. Adapun kesalahan dalam penggunaan
obat-obat LASA belum banyak dilaporkan dalam literatur maupun publikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi dari LASA (look-alike-sound-alike)?
2. Bagaimana penyimpanan obat LASA?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Identitas Jurnal
ISSN 2089-712X
Article Info
Pembahasan
Metode FIFO (First in First Out), yaitu obat-obatan yang baru masuk diletakkan
di belakang obat yang terdahulu, sedangkan metode FEFO (first expired first out)
dengan cara menempatkan obat-obatan yang mempunyai ED (expired date) lebih
lama diletakkan di belakang obat-obatan yang mempunyai ED lebih pendek. Proses
penyimpanannya memprioritaskan metode FEFO, baru kemudian dilakukan metode
FIFO. Barang yang ED-nya paling dekat diletakkan di depan walaupun barang
tersebut datangnya belakangan. Ruang penyimpanan diatur suhu dan kelembaban
yang dilakukan secara berkala, yaitu 2 (dua) kali sehari setiap jam 08.00 WIB dan
15.00 WIB. Suhu yang terdapat di ruangan penyimpanan 18,7o Celcius
BAB 3
PEMBAHASAN
LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-obat yang digolongkan dalam
obat yang perlu diwaspadai (high-alert medication) karena sering menyebabkan
terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan Obat yang berisiko tinggi
menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Perlu dilakukan
pengelolaannya untuk meningkatkan keamanan dan mencegah terjadinya
medication erorrs, sehingga pengetahuan Apoteker terkait obat LASA dan kaidah
pengelolaannya menjadi sangat penting
Adapun Kelompok Obat high-alert, diantaranya:
a. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
b. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2 meq/ml atau
yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari
0,9%, dan magnesium sulfat =50% atau lebih pekat).
c. Obat-Obat sitostatika (Permenkes, 2014).
a. fase prescribing, adalah error yang terjadi pada fase penulisan resep.
Fase ini meliputi: obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak
tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat atau ada obat yang
tidak ada indikasinya, tidak tepat dosis dan aturan pakai.
b. fase transcribing, error terjadi pada saat pembacaan resep untuk
proses dispensing.
c. fase dispensing, dispensing terjadi pada saat penyiapan hingga
penyerahan resep oleh petugas apotek. Fase ini merupakan
permasalahan dalam penelitian ini.
d. fase administration, error yang terjadi pada proses penggunaan obat.
Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan pasien atau
keluarganya
Tall Man Lettering adalah praktik penulisan bagian dari nama obat dalam
huruf besar untuk membantu membedakan seperti suara,obat mirip satu sama lain
untuk menghindari kesalahan pengobatan. Tall Man Lettering melibatkan
penekanan huruf yang berbeda dalam dua nama untuk membantu membedakan
antara keduanya. The Institute for Safe Medication Practice (ISMP), Food and
Drug Administration (FDA), The Joint Commission dan organisasi-organisasi
lainnya telah mempromosikan penggunaan Tall Man Lettering sebagai salah satu
cara mengurangi kebingungan antara nama obat yang sama (Anonim, 2012).
A. Kesimpulan
B. Saran
Penyimpanan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari sudah
menerapkan sistem LASA tetapi belum sepenuhnya dilengkapi karena beberapa
faktor seperti ruangan yang sempit, penyimpanan obat LASA yang belum ada,
dan kurangnya Tenaga Teknis kefarmasian.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uad.ac.id/14872/1/T1_1500023170_NASKAH%20PUBLIKASI.pdf