Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

POTRET BUDAYA PERSALINAN MASYARAKAT DALAM ILMU


KEBIDANAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Dalam Profesional Bidan

Disusun oleh :
Annisa Nurrohmah Septiani (P20624423004)
Fitriani Lesmanawati (P20624423011)
Raitri Ajeng Rahmani (P20624423021)
Risa Nur Fauziah (P20624423026)
Siti Nur Choerunnisa (P20624423029)
Siti Wafa Alfiah (P20624423031)
Titi Patimah (P20624423034)
Wandania Bela Lestari (P20624423038)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang diajukan
untuk memenuhi salah satu nilai tugas Semester II Mata Kuliah Pengembangan
Profesi Bidan.
Shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan
nabi kita Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya
dan kita selaku umatnya semoga kita semua selaku umat yang mendapat
Syafaat oleh Allah Swt.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan
bantuan pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesaikannya
makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihakyang
terlibat.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat
memberikan ilmu, informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang
bermanfaat guna untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Aamiin.

Tasikmalaya, 10 Maret 2024


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 4
1.4 Manfaat Penulisan 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Budaya Kebidanan 5
B. Mitos dalam Persalinan 6
D. Isu – Isu Terkini Dalam Persalinan 11
E. Peran, Fungsi Dan Tanggungjawab Bidan Dalam Asuhan Persalinan 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 21
B. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya merupakan hal yang sangat unik untuk dikenal dan dipelaj
ari. Begitu banyak budaya tertentu yang masih berlaku pada suatu lingkun
gan masyarakat dan tentunya masih memiliki pengaruh yang kuat dalam p
engambilan suatu tindakan dan keputusan. Budaya juga sangat berpengaru
h terhadap perempuan, terutama perempuan hamil hingga melahirkan. Beb
erapa budaya tertentu masih banyak diberlakukan pada ibu melahirkan teru
tama dari pantangan terhadap makanan, kepercayaan terhadap perawatan d
iri (perawatan kesehatan reproduksi) serta pengambilan keputusan yang m
asih besar dipegang oleh orang tua, atau orang yang tertua di dalam suatu
keluarga tersebut (Ilawati & Sofiyanti, 2022).
Mitos adalah satu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah
kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu perkara
yang pernah berlaku pada suatu masa dahulu, yang kebenarannya belum
tentu benar adanya. Mitos, mungkin sama tuanya dengan bahasa itu
sendiri. Beberapa mitos dapat bertahan karena memberikan nasehat yang
sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun, banyak mitos, yang meluas
salah satunya adalah mitos sekitar kehamilan dan melahirkan, yang
terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran dan
teknologi.
Pantangan atau larangan yang dipercaya tersebut tidak selalu meru
gikan perempuan tetapi terkadang ada beberapa praktik budaya yang memi
liki pantangan yang merugikan perempuan terutama pada periode persalin
an, tetapi selama ini tetap dijalankan meskipun sudah mengetahui resikony
a. Setiap larangan, pantangan atau anjuran, tetap harus ada alasannya.
Apalagi zaman sekarang ini masalah kehamilan dapat dikonsultasikan
dengan dokter atau bidan.
Fenomena yang terjadi sampai saat ini tentang mitos persalinan
baik sadar maupun tidak, banyak dijumpai di masyarakat karena masih
kentalnya kebudayaan dan adat yang berlaku di masyarakat berupa
anjuran, pantangan atau aturan-aturan yang diyakini oleh masyarakat
ketika mengalami masa hamil. Sebagian masyarakat bahkan ada yang
mempercayai mitos-mitos tersebut yang beragam dari masa ke masa.
Bahkan keberadaannya bisa berbeda di setiap daerah.
Saat menjalani masa kehamilan. Biasanya akan banyak mendapat
nasehat dari kerabat, keluarga, teman dan juga dari orang sekelilingnya,
tentang apa yang boleh dan tidak boleh selama masa kehamilan. Walaupun
maksud dan tujuannya itu baik tetapi tidak semua dari nasehat atau
pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar secara medis maupun
ilmiah.
Oleh karena itu bidan diharapkan mampu mengklarifikasi tentang
mitos kehamilan yang telah beredar di masyarakat, sehingga dapat
meminimalisir dampak negatif dari adanya mitos tersebut. Agar dapat
mengetahui apa kebenarannya dan tidak hanya mengikuti sesuatu yang
tidak dketahui alasan dan kenyataannya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana fenomena mitos-mitos tentang persalinan yang terjadi di
masyarakat?
b. Apa saja anjuran dan larangan yang beredar di lingkungan masyarak
at tentang mitos persalinan?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Pengembangan Profesi Bida
n
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana fenomena mitos-mitos tentang p
ersalinan yang terjadi di masyarakat.
b. Untuk mengetahui apa saja anjuran dan larangan yang beredar
di lingkungan masyarakat tentang mitos persalinan.

D. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Penulis sebagai wahana penambah pengetahuan dan pemaparan
pemikiran mengenai pengembangan profesi bidan dalam
menyikapi mitos-mitos persalinan
2. Pembaca
Pembaca sebagai media informasi perkembangan pengetahuan,
informasi, dan wawasan mengenai pengembangan profesi bidan
dalam menyikapi mitos-mitos persalinan

BAB II
PEMBAHASAN
1. Mitos Rasa Ngantuk Saat Bersalin Karena Konsumsi Keong Sa
wah (Tutut)
Fakta :
Ada banyak mitos mengenai makanan untuk ibu hamil yang
berkembang dimasyarakat. Salah satunya mitos yang diturunkan dari
generasi ke generasi adalah ibu hamil tidak boleh makan bekicot liar atau
tutut. Meski tergolong aman dan kaya kandungan gizi, ibu hamil yang
mengidap alergi seafood perlu berhati-hati saat mengonsumsi tutut atau
keong sawah. Studi dalam Journal of the Science of Food and Agriculture
(2023) menemukan bahwa keluarga keong sawah lain, yakni Pila
polita, mengandung tropomyosin yang bisa memicu alergi.
Analisa :
Menurut mitos, makan tutut bisa membuat ibu mengantuk saat
persalinan. Terlepas dari kepercayaan yang tersebar luas ini, penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini.
Sebenarnya mengonsumsi tutut di masa kehamilan hamper tidak memiliki
risiko yang berbahaya. Namun perlu diperhatikan banyak hal terkait
dengan kebersihan dan porsinya. Ibu hamil tetap dianjurkan untuk
mengkonsusmsi tutut dalam keadaan matang sempurna untuk menghindari
kontminasi bakteriserta sebaiknya jumlahnya pun tidak berlebihan.
Maka dari itu hal inilah yang paling mungkin menyebabkan mitos
ini muncul. Tutut sebenarnya mengandung protein yang merupakan
tambahan yang sehat untuk asupan ibu hamil. Makan tutut dapat
memberikan nutrisi, mineral dan vitamin yang dibutuhkan ibu hamil.
Fakta lainnya tutut merupakan sumber protein yang baik. Kandungannya
ini dapat bayi, bahkan membenat memperkuat tulang dan otot, bahkan
dapat membantu mencegah cacat lahir. Selain itu juga menjadi sumber
kalsium dan magnesium yang merupakan dua mineral penting untuk
Kesehatan tulang.

2. Minum madu dan telur ayam kampung agar kuat selama


melahirkan
Saat persalinan, ibu hamil membutuhkan tenaga dan stamina agar
bisa melalui proses persalinan yang tidak mudah ini. Semua mungkin
pernah mendengar khasiat telur ayam kampung mentah untuk
meningkatkan stamina.
Meski telur ayam kampung mentah dipercaya bisa meningkatkan
stamina, namun ibu hamil harus menghindari konsumsi makanan mentah.
Telur mentah menjadi salah satu makanan mentah yang harus ibu hamil
hindari, karena ada kemungkinan telur mentah mengandung bakteri
salmonella. Jika ibu hamil mengonsumsi telur mentah yang mengandung
salmonella, maka ibu hamil dapat mengalami mual, muntah, diare, kram
perut hingga demam.
Bahkan dalam beberapa kasus, mengonsumsi telur mentah atau
setengah matang saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Jadi, demi kesehatan ibu hamil dan juga janin, konsumsi telur yang sudah
dimasak hingga matang. Alih-alih mengonsumsi telur ayam kampung
mentah, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan kaya nutrisi untuk
mempersiapkan tenaga untuk bersalin
Makanan mentah merupakan sarang virus, bakteri, atau parasit
yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Ibu hamil lebih rentan
terhadap keracunan makanan, karena kehamilan mengubah populasi
mikroba di usus. Hal ini juga mengubah metabolisme dan melemahkan
sistem kekebalan tubuh ibu hamil. Muntah dan diare akibat keracunan
makanan dapat menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil. Kasus yang serius
mungkin memerlukan rawat inap dan hidrasi dengan cairan intravena.
Ibu hamil dapat menularkan racun akibat keracunan makanan
kepada janin melalui aliran darah. Dalam kasus yang parah, keracunan
darah ini bisa menyebabkan keguguran dan lahir mati.
Jadi, ibu hamil tidak disarankan untuk mengonsumsi telur
kampung mentah saat menjelang persalinan. Konsultasikan dengan dokter
mengenai makanan atau minuman apa yang baik untuk menambah stamina
menjelang persalinan
Salah satu nutrisi yang baik dikonsumsi ibu pada masa hamil
adalah madu karena madu merupakan suplemen penambah tenaga dan
ketahan diri selama mengandung dan pada saat menjelang masa kelahiran
bayi. Perempuan hamil yang akan melahirkan sangat membutuhkan
minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena
banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi,
terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan
gula, vitamin B1, dan zat besi sangat membantu untuk mengontrol laju
gerak rahim dan menambah masa sistole (kontraksi jantung ketika darah
dipompa ke pembuluh nadi).
Manfaat madu bagi ibu hamil yang menjelang persalinan terutama
berkaitan dengan menambah tenaga yang sangat berperan dalam kekuatan
kontraksi (his) yang sangat diperlukan dalam proses persalinan. Pada
proses persalinan diperlukan tenaga terutama his untuk mendorong janin
agar dapat membantu pembukaan jalan lahir sehingga proses persalinan
dapat berlangsung secara normal.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian
konsumsi madu pada ibu hamil multigravida trimester III terhadap lama
persalinan kala I
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Konsumsi Madu terhadap
Lama Persalinan Kala I dan Kala II (Rosmadewi1 , Ranny Septiani2
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, Indonesia)
didapatkan dari 30 orang responden yang konsumsi madu, lamanya
persalinan kala II kurang dari atau sama dengan 30 menit sejumlah 70%,
sedangkan yang tidak konsumsi madu didapatkan lamanya persalinan kala
II kurang dari atau sama dengan 30 menit sejumlah 40%. Pada hasil uji
Chi Square, didapatkan p-value= 0,02≤α=0,05 yang artinya ada pengaruh
pemberian konsumsi madu pada ibu hamil multigravida trimester III
terhadap lama persalinan kala II.
3. Bayi akan berhenti bergerak jelang persalinan
Selama ini ada mitos yang berkembang bahwa, bayi akan berhenti
bergerak di dalam kandungan jelang persalinan.
Pertumbuhan bayi yang sehat bisa ditandai dengan gerakan aktif
selama berada di perut. Pada awal kehamilan, Ibu mungkin merasa sulit
membedakan antara gerakan janin dan usus. Namun, seiring berjalannya
waktu, ibu hamil pun mulai menikmati setiap gerakan janin di dalam
perut. Bayi masih aktif bergerak beberapa hari atau bahkan beberapa jam
sebelum persalinan.
Bayi akan bergerak untuk mencari jalan lahirnya. Posisi bayi yang
semakin mendekati jalan lahir membuat ibu merasakan gerakan si janin
sekaligus kontraksi secara bersamaan. Jika posisi kepala sudah di bawah,
bayi mungkin berhenti bergerak. Bayi hanya menggerakkan kepalanya
untuk membuat leher rahim semakin menipis dan membuka jalan lahir.
Bayi sudah tidak menendang lagi ketika kehamilan sudah melewati
usia 30 minggu. Kondisi tersebut disebabkan ruang gerak bayi yang
semakin sempit dan organ tubuh yang semakin sempurna. Ruang gerak
yang sempit membuat bayi berputar-putar saja. Janin juga mendorong
dinding rahim menggunakan kepalanya yang membuat kontraksi semakin
terasa sakit. Putaran dan gerakan bayi itu ternyata bisa membantu
melancarkan proses persalinan karena membuat bertambahnya
pembukaan.
Namun, beberapa ibu hamil masih merasakan gerakan aktif janin
menjelang persalinan. Beberapa bayi masih bisa menendang dan berputar.
Sebuah studi tentang kehamilan menemukan bahwa gerakan bayi tidak
benar-benar hilang menjelang persalinan, melainkan hanya
melambat. Meski gerakan bayi mulai lambat dan terkadang tidak bergerak
sama sekali, ibu perlu waspada jika bayi tidak bergerak dalam waktu lama.

Anda mungkin juga menyukai