Disusun oleh :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunyaMakalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah kesehatan di Indonesia masih saja ada sampai saat ini khususnya
mengenai pertolongan persalinan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kematian
ibu dan bayi pada saat persalinan, hal ini dikarenakan adanya perilaku budaya yang
persalinan yang dilakukan oleh dukun beranak. Pertolongan persalinan oleh dukun
kematian ibu dan bayi. Biasanya dukun beranak menolong persalinan tanpa
sehingga dapat terjadi berbagai komplikasi yang berakibat kematian. Hampir seluruh
wilayah di Indonesia masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun beranak. Di
Indonesia persalinan yang dilakukan oleh dukun beranak sebesar 75% sampai 80%
2014:04 ).
ibuibu hamil dalam memilih persalinan ke tenaga kesehatan atau yang biasa disebut
dengan bidan. Sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam menentukan
status kesehatan. Dengan kata lain, merubah pola hidup ataupun kebudayaan tentang
kesehatan yang biasa dilakukan dan mengikuti perubahan zaman yang semakin
menuju kearah yang lebih baik (Prasetyawati, 2012: 79). Kebiasaan dan perilaku
masyarakat desa yang lebih suka memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional yang
diberikan dukun beranak dibandingkan fasilitas kesehatan modern. Dari segi sosial
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
kesehatan.
PEMBAHASAN
A. Dukun Bayi
1. Definisi
Dukun adalah seorang anggota masyarakat pada umumnya seorang wanita yang
temurun, belajar secara praktis atau dengan cara lain yang menjurus kearah
b. Peran dukun bayi dalam memberikan perawatan kepada bayi dan ibu.
harus diwajibkan mendatangi dukun bayi tetapi secara sukarela dukun bayi akan
Pemberian upah atas perawatan yang diberikan oleh dukun bayi tidak dipatok
kelahiran bagi orang Jawa dianggap sebagai krisis kehidupan yang harus
diseimbangkan antara Tuhan dan alam sehingga adanya ritual dan upacara adalah
mutlak dilakukan adanya Menjadi dukun bayi adalah pilihan yang tidak semua
orang dapat melakukannya sehingga memberikan pertolongan persalinan dan
serangkaian kegiatan yang menyertainya adalah suatu pekerjaan mulia yang telah
kehamilan dan kelahiran adalah sesuatu yang sifatnya magis, percaya setiap
B. Tenaga Kesehatan
Petugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada masyarakat sudah cukup baik,
namun dengan kondisi bidan yang beragam baik dari segi kemampuan menangani
pasien, kepribadian, rasa pengambian dan keinginan untuk melayani, dan
berbagai faktor yang lain, maka pandangan dan penilaian terhadap bidan menjadi
cukup beragam.
oleh bidan kepada masyarakat sudah cukup baik. Biasanya mereka bersedia
ada yang menilai bahwa bidan pelayanannya kurang bagus, misalnya ada
bidan yang tidak segera mau datang bila dimintai pertolongan. Keluhan
malam hari. Diantara bidan ada yang enggan datang pada saat itu juga, pada
hal proses kelahiran tidak bisa ditunda. Selain itu ada yang melihat bahwa
proaktif, dalam arti cenderung menunggu untuk dipanggil baik pada saat
persalinan.
untuk yang kedua kalinya bayi sudah lahir, di bawah pertolongan dukun.
bahwa untuk menjadi bidan harus sekolah cukup lama, dan peralatan yang
untuk bidan baru yang bukan berasal dari etnis Madura. Selain itu ada bidan
pertolongannya.
salah satu pertimbangan penting untuk memilih apakah ingin ditolong bidan
atau dukun.
C. Faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap dukun dan tenaga
kesehatan:
1. Kemiskinan
Tersedianya berbagai jenis pelayanan publik serta persepsi tentang nilai dan
mutu pelayanan merupakan faktor penentu apakah rakyat akan memilih tenaga
besar kecilnya biaya sejauh dijangkau oleh masyarakat miskin. Sekitar 65%
mereka lebih memilih layanan yang diberikan oleh dukun. Biaya pelayanan
yang diberikan oleh bidan di desa untuk membantu persalinan lebih besar
lebih lunak secara uang tunai dan ditambah barang. Besarnya tarif dukun
hanya sepersepuluh atau seperlima dari tarif bidan desa. Dukun juga bersedia
sama sekali bahkan disebagian besar kabupaten, dukun beranak masih eksis
dan dominan. Menurut data yang diperoleh Dinas Kesehatan Jawa Barat
jumlah bidan jaga di Jawa Barat sampai tahun 2005 ada 7.625 orang.
Disebutkan pada data tersebut, jumlah dukun di perkotaan hanya setengah
dukun lebih banyak (dua kali lipat) jumlah bidan. Malah di Jawa Barat masih
ada 10 kabupaten yang tidak ada bidan (Ketua Mitra Peduli/Milik Jabar).
beranak daripada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk rumah sakit masih
atau kematian bayi mereka terima sebagai musibah yang bukan ditentukan
manusia. Selain itu masih banyak perempuan terutama muslimah yang tidak
para medis laki-laki. Dengan sikap budaya dan agama seperti itu, kebanyakan
Dalam mutu pelayanan tidak dipenuhinya standar minimal medis oleh para
dukun, seperti dengan praktek yang tidak steril (memotong tali pusat dengan
sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi baru lahir dengan mulut).
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Keberadaan dukun bayi adalah keniscayaan. Keberadaan mereka ada secara alami
dalam kehidupan masyarakat. Pada kondisi geografis dan sosial masyarakat yang
catatan ada monitoring dan pembinaan yang terarah sehingga tidak membahayakan
kesehatan ibu maupun anaknya.Sehingga interaksi mereka dengan bidan dan tenaga
b. Saran
Tantangan bidan tidak mudah, terutama yang tinggal di dearah yang memiliki tradisi
budaya yang khas, untuk itu diperlukan kemampuan lebih demi mengambil hati
masyarakat. Bidan harus memahami dan masuk ke dalam tradisi masyarakat secara
halus.