DAGING
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
Daging adalah bagian otot skeletal dari karkas sapi yang aman, layak dan lazim dikonsumsi
oleh manusia, dapat berupa daging segar, daging segar dingin, atau daging beku (SNI, 2008).
Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman, dan layak dikonsumsi oleh
manusia, terdiri atas potongan daging bertulang, daging tanpa tulang, dan daging variasi, berupa
daging segar, daging beku, atau daging olahan (Permentan, 2011).
Daging yang banyak dikonsumsi adalah daging sapi, daging kambing, daging kerbau, dan
daging babi. Tetapi karena alasan keyakinan, daging babi dianggap haram oleh orang muslim.
Bagian terpenting yang menjadi acuan dalam memilih daging adalah sifat fisiknya. Sifat fisik
dalam hal ini antara lain warna, keempukan, tekstur, kekenyalan dan kebasahan. Sifat fisik
memegang peranan penting dalam proses pengolahan dikarenakan sifat fisik menentukan kualitas
serta jenis olahan yang akan dibuat. Sifat fisik sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebelum
pemotongan dan setelah pemotongan. Faktor penting sebelum pemotongan adalah perlakuan
istirahat yang dapat menentukan tingkat cekaman (stres) pada ternak. Ternak yang tidak
diistirahatkan akan menghasilkan daging yang berwarna gelap, bertekstur keras, kering, memiliki
nilai pH tinggi dan daya mengikat air tinggi. Faktor penting setelah pemotongan yang berpengaruh
pada kualitas daging adalah pelayuan. Pelayuan daging akan berpengaruh pada keempukan, flavor
dan daya mengikat air. Faktor-faktor tersebut sangat berkaitan dengan waktu postmortem atau
waktu setelah pemotongan. Karkas sapi menurut SNI 01-3932-2008 adalah tubuh sapi sehat yang
telah disembelih, utuh atau dibelah membujur sepanjang tulang belakangnya, setelah dikuliti, isi
perut dikeluarkan tanpa kepala, kaki bagian bawah dan alat kelamin sapi jantan atau ambing sapi
betina yang telah melahirkan dipisahkan dengan atau tanpa ekor. Potongan daging dapat
menentukan golongan dari daging seperti yang dijelaskan dalam SNI 3932:2008.
BAB II
TUJUAN
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Daging Sapi
Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produ hasil pengolahan
jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tida menimbulkan gangguan kesehatan
bagi yang memakannya (Soeparno, 1994) Daging sapi merupakan bagian dari hewan potong yang
digunakan manusia untu bahan makanan (Saptarini, 2009). Daging sapi merupakan produk ternak
yan merupakan sumber protein hewani. Daging sapi merupakan bahan pangan yanmengandung
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk pertumbuhan dan kesehatan (Arifin et al., 2008).
Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan asal ternak yang mengandung nutrisi berupa air,
protein, lemak, mineral, dan sedikit karbohidrat sehingga dengan kandungan tersebut menjadikan
medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan menjadikan mudah mengalami kerusakan
(Nurwantoro et al., 2012a ). Bahan pangan asal ternak menjadi berbahaya dan tidak berguna
apabila tidak aman, oleh karena itu, perlu penjagaan yang mutlak dalam keamanan pangan supaya
menjadikan berguna bagi tubuh (Bahri, 2008). Komposisi daging sapi terdiri dari 19% protein, 5%
lemak, 70% air, 3,5% zat-zat non protein, dan 2,5% mineral (Forrest et al., 1992). Sumber lain
menyatakan bahwa daging sapi terdiri dari 75% air, 19% protein, 3,5% substansi non protein yang
larut, dan 2,5% lemak (Lawrie, 2003). Perbandingan komposisi daging dari sapi, kambing, ayam
dan babi.
1. Alat
a. Pipet tetes
b. Pisau
c. Talenan
d. Cawan petri
e. Kertas Saring
f. Neraca analitik
g. TKPI
h. Standar warna daging
i. Standar marbling
j. Standar tekstur
2. Bahan
a. Daging sapi
BAB V
PROSEDUR KERJA
1. Amati daging sapi tersebut, uji keempukan daging tersebut. Catat hasil pengamatan
2. Amati daging sapi, tentukan warna daging sapi tersebut kemudian bandingkan dengan standar
warna daging sapi. Catat hasil pengamatan
3. Amati warna lemak sapi, tentukan warna kemudian bandingkan dengan standar warna lemak.
Catat hasil pengamatan
5. Amati daging sapi, tentukan marbling tersebut kemudian bandingkan dengan standar marbling.
Catat hasil pengamatan
6. Uji kesegaran daging menggunakan H2S, amati daging tersebut dan catat hasil pengamatan
7. Tentukkan komposisi zat gizi daging, hitung dan catat hasil pengamatan
BAB VI
3. Hati 100−64
x 100% = 36%
100
BAB VII
KESIMPULAN
Kesimpulan
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Selain mutu
proteinnya yang tinggi, daging mengandung asam amino esensial yang lengkap dan seimbang serta
beberapa jenis mineral dan vitamin.
Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman, dan layak dikonsumsi oleh
manusia, terdiri atas potongan daging bertulang, daging tanpa tulang, dan daging variasi, berupa
daging segar, daging beku, atau daging olahan (Permentan, 2011).
Daging yang banyak dikonsumsi adalah daging sapi, daging kambing, daging kerbau, dan daging
babi. Tetapi karena alasan keyakinan, daging babi dianggap haram oleh orang muslim. Bagian
terpenting yang menjadi acuan dalam memilih daging adalah sifat fisiknya.
Sifat fisik dalam hal ini antara lain warna, keempukan, tekstur, kekenyalan dan kebasahan. Sifat
fisik memegang peranan penting dalam proses pengolahan dikarenakan sifat fisik menentukan
kualitas serta jenis olahan yang akan dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, S. (2016). Profil Protein Lima Jenis Daging Yang Direndam Buah Nanas Berbasis SDS-
PAGE.
Bagus, S. (2016). Daya Hambat Konsentrasi Enzim Bromelin Dari Ekstrak Bonggol Nanas
(Ananas comosus (L.) Merr) Terhadap streptococcus sanguinis.
Dalilah, E. (2006). Evaluasi Nilai Gizi Dan Karakteristik Protein Daging Sapi Dan Hasil
Olahannya, 1–72.
Darmawati, S., & Haribi, R. (2005). ANALISIS PROTEIN PILLI Salmonella typhi ISOAT
RS.KARIADI DENGAN ELEKTROFORESIS SDS-PAGE. Jurnal Litbang Universitas
Muhammadiyah Semarang, 2(3), 1–4.
Dewi, S. (2012). Kajian Pemanfaatan Enzim Bromelin Dari Limbah Kulit nanas (Ananas Comosus
(L.) Merr), 25–30.
Fatchiyah, Arummingtyas, E. L., Widyarti, S., & Rahayu, S. (2011). Biologi Molekuler. Jakarta:
Erlangga. Gunanti. 2010. Karateristik Protein Lernaea cyprenacea dengan Metode
Hermanianto, J., Nurwahid, M., & Azhar, E. (2008). Pengetahuan Bahan Daging dan Unggas.
Pengetahuan Bahan Daging Dan Unggas, 1–64.
Himmatul, ulya shilvia. (2014). Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus L.
Merr) Terhadap Protein Terlarut Pada Daging Ayam Kampung.
Indra, R. (2016). Perbandingan Kualitas Kimia (Kadar Air, Protein, Lemak) Otot Paha (Biceps
Femoris) Pada Beberapa Bangsa Sapi.
from http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/view/207
Lestari, D., 2015. Protein Dan Peptida Susu Kambing Serta Potensinya Sebagai
https://doi.org/10.1002/ejoc.201200111
Yang Berbeda.
Roy, S., & Kumar, V. (2014). A Practical Approach on SDS PAGE for Separation
Sidik, I. M. (2015). Kandungan Gizi Nanas. Retrieved April 19, 2017, from
http://www.nutrigizi.com/buah/nanas/
LAMPIRAN