Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PELAYANAN KEBIDANAN

DSUSUN OLEH
KELOMPOK 1

DEWI SARTIKA A1A221260


SUCIANTI NUR A1A221234
DESI RATNAH SARI A1A221258
VICARIANI A1A221228
OLIVIA SELANNO A1A221233
 

PROGRAM STUDY S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY

MAKASSAR

2021
Apa itu bidan ?
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel,
yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasidan
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan. (Jurnal, Desember 2017)
Bagaimana proses terbentuknya bidan di
Indonesia?
Perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia menurut catatan dimulai pada
tahun 1807 ketika Angka Kematian Ibu dan Bayi tinggi sehingga dukun dilatih untuk
pertolongan persalinan di zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Dandels. Tetapi
keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Adapun
pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang Belanda yang ada di Indonesia.
Tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia tepatnya di Rumah Sakit
Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto. Seiring dengan dibukanya pendidikan
dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di
Batavia oleh seorang dokter militer Belanda W. Bosch. (Rahayu, 6 Maret 2019)
A. Kajian kolessonlear terhadap pelayanan kebidanan &
situasi perempuan pada multi periode di Indonesia

1. Kajian kolessonlear terhadap pelayanan kebidanan

Bidan merupakan profesi kunci dalam pelayanan terhadap perempuan


selama daur kehidupan. Dan hasil telaah sebagian besar penelitian
menunjukkan bahwa bidan mempunyai otoritas besar terhadap kesejahteraan
kesehatan perempuan. Sehingga profesionalisme bidan merupakan elemen
penting dalam pemberdayaan perempuan. (Jurnal, Desember 2017)
2. Situasi perempuan pada multi periode
di Indonesia
Peran kaum wanita tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia. Kaum
wanita memiliki peran yang terbilang penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dan pada awalnya masih lemahnya posisi tawar pejuang perempuan dalam
memperjuangkan kesetaraan gender namun, seiring dengan berjalannya waktu kini
wanita diberikan kebebasan untuk menyatakan pendapatnya, perempuan bisa lebih
mengekspresikan pendapatnya mengenai isu-isu perempuan lewat lokakarya, lewat
diskusi umum atau bahkan dengan mendirikan Komnas Perempuan. Serta munculnya
undang-undang tentang hak Asasi Wanita menunjukkan bahwa situasi wanita di
Indonesia cukup diperhatikan oleh pemerintah. (Nasional.Sindonews.com, 6 Maret 2019)
B. Rekontruksi Budaya dan penguatan
identitas budaya setempat.
1. Rekontruksi budaya adalah perubahan sudut pandang seseorang yang dapat
merubah sikap serta penampilan watak dalam kehidupan sehari hari dari pembauran
budaya. (Rahayu, 6 Maret 2019)

2. Sistem nilai budaya megacu kearifan masa lampau, sebagai bahan baku
pengembangan struktur dan tekstur masa depan. Ketika satu generasi mulai
mengabaikan sistem nilai budaya positif dari pendahulunya, tandanya peri kehidupan
di wilayah itu mulai rapuh. Jika kondisi tersebut dibarengi gelombang pembudayaan
budaya bangsa lain, tentu kondisinya kian suram. Karenanya, kesadaran
kebudayaan sebagai 'sistem nilai' harus kembali digiatkan. (Rahayu, 6 Maret 2019)
PENUTUP
KESIMPULAN

 Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang


bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.
 Sejarah pergerakan wanita di Indonesia ditandai dengan kebijakan politik etis oleh
Belanda di Hindia Belanda. Kebijakan itu membuat pendidikan Eropa masuk dan
mulai memperkenalkan pendidikan modern bagi wanita. Periode pertama, yaitu
periode melek huruf ditandai dengan masuknya pendidikan modern dan mulainya
wanita-wanita Indonesia berliterasi dengan berbagai sumber pustaka.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai