Tugas : dr. Desi Khairina Tri Murni, M.Ked (Clin.Path)., Sp.PK
Pemeriksaan Laboratorium Urinalisa, Fungsi ginjal dan Infeksi menular
seksual Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberi informasi tentang ginjal dan saluran kemih tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti : hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal dll. Urinalisa atau analisa urin merupakan pemeriksaan laboratorium dengan sampel urin. Pemeriksaan ini tampak sebagai suatu pemeriksaan sederhana, karena spesimen mudah didapat dan teknik pemeriksaan mudah. Tujuan urinalisa dan fungsi ginjal : - Membantu menegakkan diagnosa. - Sebagai pemeriksaan penyaring. - Memantau perjalanan penyakit. - Memantau efektivitas / komplikasi pengobatan. Indikasi pemeriksaan urinalisa dan fungsi ginjal: - Evaluasi kesehatan secara umum. - Gangguan pada ginjal dan saluran kemih. - Gangguan endokrin. - Gangguan hati dan saluran empedu. A. Pemeriksaan makroskopis 1. Volume urine Dalam keadaan normal volume urine 24 jam sekitar 750-2.500mL dengan rata- rata 1.500mL/24jam. Volume urin dipengaruhi oleh berbagai faktor : - Pemasukan cairan - Pengeluaran keringat - Aktivitas fisik - Suhu tubuh - Umur - Jenis kelamin 2. Warna urin • Warna urin normal kuning jernih • Warna urin dipengaruhi oleh : - Jumlah diuresis - Kepekatan urin - Obat yang dimakan - Makanan dan minuman tertentu 3. Kejernihan urin Kejernihan urin dinyatakan sebagai jernih, agak keruh,keruh atau sangat keruh. Kekeruhan urin dapat terjadi pada keadaan normal atau abnormal.Kekeruhan urin keadaan normal dapat terjadi akibat peningkatan jumlah sel epitel dalam sedimen urin dan kontaminasi bakteri. Kekeruhan urin abnormal bisa disebabkan : - Lekosit - Eritrosit - pus - Bakteriuria - Kristal - Protein 4. Bau urin Bau urin normal disebabkan oleh asam-asam organik yang mudah menguap. Beberapa jenis bau urin abnormal : - Amoniak : bila urin dibiarkan tanpa pengawet dalam suhu kamar - Aseton : dapat dijumpai pada pasien DM dengan penyulit ketoasidosis - Bau busuk : pada infeksi traktus urinarius - Lain-lain : dipengaruhi obat2an,makanan dan minuman. B. Pemeriksaan Mikroskopik Pada ada pemeriksaan mikroskopik dilakukan pembuatan sedimen urin.Pemeriksaan sedimen urin dilihat dengan bantuan mikroskop.Sedimen urin bisa tanpa pewarnaan (natif) maupun dengan pewarnaan (gram,Sternheimer) Unsur-unsur sedimen yang dinilai: 1.Eritrosit - Tampak sebagai massa bulat tidak memiliki inti. - Bentuk eritrosit dapat berbeda, dalam urin pekat dapat mengerut (crenated) dan dalam urin encer eritrosit akan membengkak. - Urin yang mengandung eritrosit (hematuria) dapat ditemukan pada keadaan : Kelainan pada membran glomerulus Trauma vaskular ginjal Glomerulonefritis Infeksi akut ginjal Keganasan Nefrolitiasis 2. Lekosit - Tampak sebagai massa bulat ukurannya lebih besar dari eritrosit dan mengandung butirbutir halus. - Urin yang mengandung banyak lekosit disebut piuria. - Piuria dapat ditemukan pada keadaan : Pielonefritis Sistitis Prostatitis Uretritis 3. Epitel - Tampak sebagai sel berinti satu, ukuran lebih besar dari lekosit dengan bentuk berbedabeda menurut asal tempatnya. - Beberapa jenis epitel diurin yang dapat ditemui : Epitel skuamous (gepeng), sering ditemukan, berasal dari vagina,uretra distal Epitel transisional, ukuran lebih kecil, inti terletak sentral,berbentuk polihedral,berasal dari pelvis renis,kandung kemih,uretra proksimal. Epitel kuboid/tubuli, Paling bermakna, bentuk bulat,ukuran lebih kecil dari skuamous, jumlahnya meningkat pada keadaan nekrosis tubular, kerusakant tubular,pielonefritis,glomerulonefritis, reaksi toksik. 4. Silinder/Cast - Merupakan cetakan protein yang terjadi dalam tubuli ginjal. - Protein Tamm Horsfall merupakan matriks dasar untuk terbentuknya silinder. - Pembentukan silinder terjadi bila PH urin asam, mengandung kadar garam tinggi(urin pekat), dan terdapat stasis urin. - Pembentukan terjadi pada pars ascendens,lengkung henle,tubuli colectivus atau tubuli distal. - Silinder urin menunjukkan adannya keadaan abnormal dari parenkim ginjal yang biasa berhubungan dengan proteinuria. Bentuk-bentuk silinder : Silinder hialin Tampak sebagai silinder dengan kedua sisi paralel dengan ujung membulat, homogen dan tidak berwarna/trasparan. Meningkat pada keadaan dehidrasi Silinder eritrosit Pada permukaan silinder terdapat eritrosit. Ditemukan pada glomerulonefritis akut (GNA),lupus nefritis,infark ginjal,trauma ginjal,pielonefritis. Silinder Lekosit Pada permukaan silinder terdapat lekosit Ditemui pada pielonefritis, nefritis intertisial, lupus nefritis. Silinder epitel Pada permukaan silinder terdapat sel epitel Pada infeksi akut tubulus ginjal Silinder granular Pada permukaan silinder terdapat granula (butir-butir) sifat granul dapat halus atau kasar. Ditemui pada nefritis kronik, inflamasi akut, peny. Glomerulus & tubulus ginjal. Silinder lilin ( Waxy) Silinder tidak berwarna atau sedikit abu-abu. Ukuran lebih lebar dari silinder hialin bagian pinggir tidak rata terdapat lekukan sedangkan ujungnya sering bersudut. Merupakan degenerasi yang lebih lanjut dari silinder granular Ditemui pada gagal ginjal kronik, renal amiloidosis, nefropati diabetik. 74 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MODUL SALURAN KEMIH Silinder lemak Silinder mengandung butir-butir lemak, dapat dilihat dengan cara mewarnai sedimen dengan larutan sudan III. Didapati pada sindroma nefrotik, glomerulonefritis kronik Oval Fat bodies - Sel epitel tubulus dapat terisi oleh banyak tetesan lemak yang berada dalam lumen tubulus (lipoprotein yang menembus glomerulus), sel-sel seperti ini disebut oval fat bodies / renal tubular fat / renal tubular fat bodies. - Oval fat bodies menunjukkan adanya disfungsi glomerulus dengan kebocoran plasma ke dalam urin dan kematian sel epitel tubulus. - Oval fat bodies dijumpai terutama pada sindrom nefrotik.