Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zhahira Salwa Nurhasinah

Kelas : D4 2B
NIM : P17334120490

Resume Pemeriksaan Mikroskopis Urine

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopis urine adalah pemeriksaan sedimen


urine. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan biakan urine untuk menentukan keberadaan
bakteri, jenis bakteri, sekaligus antibiotik yang cocok untuk membunuh kuman tersebut.
Dianjurkan yang diperiksa adalah urine pagi karena kepekatannya tinggi. Hasil yang
ditemukan dapat berupa unsur-unsur organik seperti sel epitel, leukosit, eritrosit, oval fat
bodie, spermatozoa, dan mikroorganisme, Unsur-unsur anorganik ialah bahan armorf, kristal,
dan zat lemak.
a. Eritrosit
Sel eritrosit normalnya berukuran 7 µm. Dalam urine sel eritrosit berbentuk bulat
bikonkaf, tidak berinti, membentuk krenasi atau mengkerut biasanya terdapat pada urine yang
pekat. Eritrosittampak bengkak dan hamper tidak berwarna pada urine yang encer. Hematuria
adalah adanya peningkatan jumlah eritrosit dalam urine karena kerusakan glomerular, tumor
yang mengikis daluran kemih, trauma ginjal, batu saluran kemih, infeksi, inflamasi, infark
ginjal, nekrois tubular akut, dan infeksi saluran kemih. Hematuria dibedakan menjadi
hematuria makroskopik (gross hematuria) dan hematuria mikroskopik. Hematuria
mikroskopik sering dijumpai pada nefropati diabetik, hipertensi, dan ginjal polikistik.
- Asal : Glomerulus → Meatus Uretra
- Urin segar : Bentuk normal
- Hipertonik: Krenasi
- Hipotonik : Ghost atau shadow cell
- Normal : (-),1-2/LPB masih dianggap normal
- Hematuria mikroskopik : Eritrosit >5/LPB (perdarahan glomerulus ginjal),
aktifitas fisik yang berlebihan → Hilang 24-48 jam istirahat.
- Eritrosit dismorfik / poikilositosis ( 80%) → Hematuri glomeruler
b. Leukosit
Bentuknya bulat, berinti, bergranula ukurannya lebih besar 1,5 – 2 kali eritrosit. sel
leukosit yang di temukan dalam darah berpotensi ditemukan juga di dalam urine namun yang
paling sering adalah jenis neutrofil. Peningkatan presentase atau jumlah leukosit dalam urine
disebut Piuria atau Leukosituria umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik
bagian atas atau bawah, sistisis, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Piuria atau
Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi
atau inflamansi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang mungkin disebabkan
karena adanya perubahan permeabilitas membrane glomerulus atau perubahan motilitas
leukosit. Pada kondisi berat jenis urine rendah, leukosit dapat ditemukan dalam bentuk sel
Glitter merupakan leukosit PMN yang menunjukkan gerakan Brown butiran dalam
sitoplaasma. Pada suasana pH alkali leukosit cenderung berkelompok.
- Normal : (-), Laki-laki < 5/LPB, wanita < 15/LPB
- Hipertonik : Krenasi
- Hipotonik : Glitter cell (pielonefritis)
- Bergerombol : infeksi akut → pielonefritis, sistitis,uretritis
c. Sel Epitel
Sel ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan saluran
kemih. Sel-sel epitel hamper selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal dari kandung kemih
( vesica urinary ), urethra, dan vagina.
- Normal : Dapat ditemukan → Eksfoliasi / pengelupasan karena adanya pergantian sel-sel
tua melalui sekresi urin.
- Peningkatan sel-sel epitel : Indikasi adanya proses inflamasi pada traktus urinarius
1. Sel Epitel Transional
Sel epitel berasal dari kandung kemih yang memiliki tonjolan. Besar kecilnya
ukuran sel epitel transional tergantung dari bagian saluran kemih yang mana dia
berasal.
- Normal : Dalam jumlah sedikit.
- Gerombolan sel yang besar melalui instrumentasi ( kateterisasi) → Karsinoma
sel transisional dari pelvis sampai vesika urinaria.
2. Sel Epitel Squamosa
Sel ini adalah sel epitel terbesar yang terlihat pada specimen urine normal. Sel
epitel ini tipis, datar, dan inti bulat kecil. Mereka mungkin ialah sel tunggal atau
kelompok dengan ukuran yang bervariasi. Lebih banyak tampak pada urine
wanita berasal dari vulva, uretra bagian distal.
- Wanita : Sedikit arti diagnostik
- Pria (tidak sirkumsisi) → Kontaminasi
d. Ovale Fat Bodies
Sel epitel tubulus. Epitel yang bentuknya membulat karena mengalami degenerasi
lemak. Butir lemak dalam lumen tubulus (lipoprotein) atau berisi butir lemak karena
degenerasi lipid intrasel. Sindroma nefrotik, diabetes mellitus lanjut, eklampsia,
glomerulonefritis kronik, nefrosis lipoid, emboli lemak.
e. Silinder
Dibentuk :- Lumen tubuli ginjal (tubulus distal & duktus kolektivus). Akibat
Presipitasi mukoprotein Tamm-Horsfall
Faktor-faktor pembentukan silinder :
- Stasis urin (aliran urin yang lambat)
- Peningkatan keasaman
- Kepekatan urin
- Adanya protein Tamm-Horsfall
1. Silinder Hialin
Ujungnya membulat dengan sisi-sisinya yang pararel, homogen dan tidak
berwarna sehingga agak sulit terlihat. Beberapa silinder hialin bisa di temukan
dalam sedimen urine normal karena fenomena fisiologis normal seperti
peningkatan sementara silinder hialin terjadi setelah olahraga berat, dehidrasi,
terpapar panas dan stress emosional namun jumlahnya sangat banyak pada
penyakit ginjal dan gagal jantung.
- Normal : (-) / (1-2/LPK)
- Penyakit renal, penyakit jantung kongestif, terapi diuretik
- Latihan fisik dan dehidrasi fisiologik
2. Silinder Eritrosit
Silinder eritrosit adalah penemuan patologis yang sangat penting dalam
sedimen urine. Silinder leukosit berhubungan dengan glomerulonefritis akut,
nepropati IgA, lupus nefritis, endokarditis bakteri sub akut, dan gagal ginjal.
silinder ini ditemukan juga pada orang sehat setelah beraktivitas olahraga
kontak (pseudonephritis atletik) seperti sepak bola, bola basket dan tinju.
- Diagnostik : Kerusakan glomeruler & perdarahan parenkim ginjal.
- Hematuria mikroskopik ► kelainan glomerulus
- Walaupun ditemukan satu penting ! Glomerulonefritis akut, lupus nefritis,
endokarditis bakterial subakut, trauma renal,infark renal, pielonefritis berat.
- Aktifitas fisik berlebihan → Hilang (24-48 jam , istirahat).
3. Silinder Leukosit
Silinder yang dipermukaannya tampak leukosit. Dalam keadaan patologis
silinder leukosit juga disebut silinder nanah. silinder leukosit juga merupakan
penunjuk infeksi asli pada ginjal dan kandung kemih.
Leukosit (silinder leukosit) berasal : Glomerulus maupun tubulus
- Kelainan tubulus (silinder leukosit > silinder eritrosit)
- Penyakit glomeruler , nefritis interstisial, lupus nefritis, dan sindroma
nefrotik penyakit tubulointerstisial.
4. Silinder Granula
Mirip silinder Hialin memiliki butir-butir halus, bila berbutir kasar biasanya
lebih tebal dan pendek. Beberapa silinder granula dengan butiran halus dapat
di temui dalam sedimen urine yang sehat, sedangkan dalam keadaan abnormal
atau patologis akan ditemui beberapa silinder granular dalam sedimen urine.
Silinder granular berhubungan dengan glomerulus ginjal dan penyakit kronis
glomerulointestinal keracunan timbal. Butiran silinder granular diperoleh dari
hasil degenerasi sel dalam silinder atau tubulus ginjal, ukuran dan jumlah
butirannya bervariasi.
- Degenerasi seluler silinder/agregasi direk serum protein ke dalam matriks
mukoprotein Tamm-Horsfall. Awalnya granula kasar dan besar → Stasis urin
→ Halus.
- Indikator : Penyakit renal (tubulus & glomerulus) yang signifikan.
5. Silinder Lilin
Silinder lilin Lebih lebar dari silinder Hialin, tidak berwarna/sedikit abu-abu,
berkilau seperti lilin, pinggir tidak rata, ujungnya membulat. Sel silinder akan
mengalami beragam degenerasi. silinder lilin pada tahap akhir merupakan
temuan patologis yang sangat serius di dalam urin. Silinder lilin berkaitan
dengan obstruksi lokal, stasis ginjal, oliguria, dan penyakit ginjal kronik.
Karena berkaitan dengan stasis ginjal, diameter silinder lilin sering lebih lebar
dari silinder lainnya. disebut juga sebagai silinder gagal ginjal atau silinder
luas. Ketika ginjal kembali berfungsi normal setelah periode shutdown ginjal,
silinder bervariasi akan muncul dalam sedimen urine.
- Degenerasi silinder granuler.
- Gagal ginjal kronik berat, hipertensi maligna, amiloidosis renal, nefropati
diabetika,penyakit renal akut, inflamasi tubuler dan rejeksi allografft ginjal.
6. Silinder Lemak
Silinder lemak merupakam temuan patologis penting dalam sedimen urine.
silinder lemak sering diemui bersama dengan oval fat bodies, silinder ini
berkaitan dengan sindrom nefrotik.
- Degenerasi lemak epitel tubuler.
- Sindroma nefrotik, glomerulosklerosis, diabetika, nefrosis lipoid,
glomeruolnefritis kronik, lupus.
f. Kristal
Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan Bersama urine
( misal oksalat, asam urat, fosfat, crystin ) akan terkristalisasi atau mengeras dan sering tidak
dianggap suatu yang berarti. Pembentukan kristal atau garam amorf dipengaruhi oleh jenis
makanan, banyaknya makanan, kecepatan metabolisme dan konsentrasi urine ( tergsntung
banyak-sedikitnya minum ). Yang perlu diwaspadai jika kristal-kristal tersebut ternyata
berpotensi terhadap pembentukan ginjal. Batu terbentuk jika konsentrasi garam-garam
tersebut melampaui keseimbangan kelarutan.
1. Kristal Kalsium Oksalat
Kristal kalsium oksalat umum ditemui dalam sedimen urin, kristal ini dapat
ditemukan pada keadaan nilai pH urin asam, basa maupun netral. Kristal
kalsium oksalat mempunyai dua formulasi kimia yaitu dihidrat dan
monohidrat.
Formula dan susunanya bergantung pada konsentrasi kation kalsium pada
larutan, bentuk kristal kalsium oksalat dengan formula dihidrat adalah segi
delapan atau seperti amplop. Sedangkan kalsium oksalat monohidrat
bentuknya oval. Ukuran dan morfologi kristal pun sangat bervariasi.
Kehadiran kalsium oksalat dalam urine menjadi alasan sederhana, diet kaya
oksalat (contohnya tomat, bayam dan belimbing). Kelebihan asupan vitamin C
dapat menyebabkan peningkatan metabolisme pembentukan kalsium oksalat.
Peningkatan jumlah kalsium oksalat dapat dikaitkan dengan urolitiasis,
penyakit ginjal kronis yang parah, dan keracunan etilen glikol.
- Normal : makanan kaya oksalat → Tomat, bawang, jeruk, asparagus, dan
vitamin C, Keracunan etilen glikol, diabetes mellitus, penyakit liver, penyakit
ginjal kronik berat.
2. Kristal Kalsium fosfat
Kristal ini tidak berwarna dan terdapat dalam urine alkali dengan nilai Ph lebih
dari 7,5. Kalsium fosfat memiliki 3 struktur diantarnya berbentuk seperti kuas,
bentuk prisma ramping dengan ujung seperti baji, dan berbentuk seperti
piringan. Kristal Ca fosfat dikaitkan dengan urolitiasis karena infeksi.
3. Kristal Tripel Fosfat
Ada padaa urin basa atau netral pada umumnya ph lebih dari 7,5. Banyak
ragam bentuk kristal tripel fosfat ini namun yang paling sering adalah
berbentuk tutup peti. Kristal ini dapat ditemukan juga pada urin orang sehat
dengan pengumpulan spesimen yang sesuai SPO. 10%-20% batu kandung
kemih mengandung triple fosfat yang dihasilkan dari infeksi bakteri dengan
urease positif yang menyebabkan urine menjadi alkali hingga membentuk
kristal. Hal ini disebut juga batu infeksi. Batu ini disebut juga batu akik karena
membesar dengan cepat sehingga mengisi seluruh sistem kandung kemih yang
menyebakan kerusakan ginjal.
4. Kristal Leusin
Kristal leucine berbentuk bulat berwarna kuning tua dengan bagian tengah
tampak kerutan, tampak berminyak dan ditemukan pada urine dengan pH
asam. Kristal ini berkaitan dengan penyakit hati yang parah.
Penyakit maple syrup, sirosis, hepatitis virus berat, dan yellow acute atrophy
dari liver
5. Kristal Bilirubin
Kristal bilirubin harus diobservasi terlebih dahulu dengan pemeriksaan
kimiawi bisa dengan menggunakan carik celup dengan memastikan bahwa
hasilnya positif. Kristal bilirubin berwarna merah tua atau cokelat tua dan
bentuk yang paling umum adalah seperti jarum dalam sebuah pusaran.
Beberapa kristal bisa berupa butiran atau piringan. Kristal ini berhubungan
dengan penyakit hati.
g. Spermatozoa
Spermatozoa dapat ditemukan dalam sedimen urine, sangat mudah untuk
mengidentifikasi spermatozoa karena bergerak dan meiliki ekor yang panjang.
- Pria : Kejang epileptik, emisi nokturnal, penyakit organ genital, spermatorhea.
- Wanita : coitus
h. Parasit
Parasit yang paling sering diamati dalam sedimen urine adalah protozoa Trichomonas,
merupakan penyebab utama dari infeksi vagina juga dapat menginfeksi uretra, kelenjar
periuretra, kandung kemih, dan prostat. dalam sedimen urine Trichomonas memiliki
karakteristik begerak menonjol dan tersentak-sentak. ukuran dari Trichomonas berdiameter
15-30 µm.
i. Bakteri
Dalam keadaan normal, saluran kemih bagian atas steril. pada kenyataannya sebagian
besar sedimen urine mengandung sedikit bakteri karena metode pegumpulan spesimen urine
yang kurang baik menyebabkan urine terkontaminasi. dalam kondisi urine terkontaminasi
jumlah bakteri yang ada dalam urin tidak signifikan. jika terdapat bakteri dalam urine yang di
kumpulkan sesuai standar prosedur operasional (SPO) bisa jadi adalah infeksi saluran kemih,
dalam ISK ditemukan juga sel ragi dan jamur.
j. Benang Lendir dan Mucus
Bentuknya panjang, sempit dan berombak. lendir di sekresikan oleh kelenjar di
saluran kemih bagian bawah dan vagina, dan meningkat dengan berbagai kondisi peradangan.

Anda mungkin juga menyukai