Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopis urine adalah pemeriksaan sedimen
urine. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan biakan urine untuk menentukan keberadaan bakteri, jenis bakteri, sekaligus antibiotik yang cocok untuk membunuh kuman tersebut. Dianjurkan yang diperiksa adalah urine pagi karena kepekatannya tinggi. Hasil yang ditemukan dapat berupa unsur-unsur organik seperti sel epitel, leukosit, eritrosit, oval fat bodie, spermatozoa, dan mikroorganisme, Unsur-unsur anorganik ialah bahan armorf, kristal, dan zat lemak. a. Eritrosit Sel eritrosit normalnya berukuran 7 µm. Dalam urine sel eritrosit berbentuk bulat bikonkaf, tidak berinti, membentuk krenasi atau mengkerut biasanya terdapat pada urine yang pekat. Eritrosittampak bengkak dan hamper tidak berwarna pada urine yang encer. Hematuria adalah adanya peningkatan jumlah eritrosit dalam urine karena kerusakan glomerular, tumor yang mengikis daluran kemih, trauma ginjal, batu saluran kemih, infeksi, inflamasi, infark ginjal, nekrois tubular akut, dan infeksi saluran kemih. Hematuria dibedakan menjadi hematuria makroskopik (gross hematuria) dan hematuria mikroskopik. Hematuria mikroskopik sering dijumpai pada nefropati diabetik, hipertensi, dan ginjal polikistik. - Asal : Glomerulus → Meatus Uretra - Urin segar : Bentuk normal - Hipertonik: Krenasi - Hipotonik : Ghost atau shadow cell - Normal : (-),1-2/LPB masih dianggap normal - Hematuria mikroskopik : Eritrosit >5/LPB (perdarahan glomerulus ginjal), aktifitas fisik yang berlebihan → Hilang 24-48 jam istirahat. - Eritrosit dismorfik / poikilositosis ( 80%) → Hematuri glomeruler b. Leukosit Bentuknya bulat, berinti, bergranula ukurannya lebih besar 1,5 – 2 kali eritrosit. sel leukosit yang di temukan dalam darah berpotensi ditemukan juga di dalam urine namun yang paling sering adalah jenis neutrofil. Peningkatan presentase atau jumlah leukosit dalam urine disebut Piuria atau Leukosituria umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas atau bawah, sistisis, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Piuria atau Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi atau inflamansi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang mungkin disebabkan karena adanya perubahan permeabilitas membrane glomerulus atau perubahan motilitas leukosit. Pada kondisi berat jenis urine rendah, leukosit dapat ditemukan dalam bentuk sel Glitter merupakan leukosit PMN yang menunjukkan gerakan Brown butiran dalam sitoplaasma. Pada suasana pH alkali leukosit cenderung berkelompok. - Normal : (-), Laki-laki < 5/LPB, wanita < 15/LPB - Hipertonik : Krenasi - Hipotonik : Glitter cell (pielonefritis) - Bergerombol : infeksi akut → pielonefritis, sistitis,uretritis c. Sel Epitel Sel ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan saluran kemih. Sel-sel epitel hamper selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal dari kandung kemih ( vesica urinary ), urethra, dan vagina. - Normal : Dapat ditemukan → Eksfoliasi / pengelupasan karena adanya pergantian sel-sel tua melalui sekresi urin. - Peningkatan sel-sel epitel : Indikasi adanya proses inflamasi pada traktus urinarius 1. Sel Epitel Transional Sel epitel berasal dari kandung kemih yang memiliki tonjolan. Besar kecilnya ukuran sel epitel transional tergantung dari bagian saluran kemih yang mana dia berasal. - Normal : Dalam jumlah sedikit. - Gerombolan sel yang besar melalui instrumentasi ( kateterisasi) → Karsinoma sel transisional dari pelvis sampai vesika urinaria. 2. Sel Epitel Squamosa Sel ini adalah sel epitel terbesar yang terlihat pada specimen urine normal. Sel epitel ini tipis, datar, dan inti bulat kecil. Mereka mungkin ialah sel tunggal atau kelompok dengan ukuran yang bervariasi. Lebih banyak tampak pada urine wanita berasal dari vulva, uretra bagian distal. - Wanita : Sedikit arti diagnostik - Pria (tidak sirkumsisi) → Kontaminasi d. Ovale Fat Bodies Sel epitel tubulus. Epitel yang bentuknya membulat karena mengalami degenerasi lemak. Butir lemak dalam lumen tubulus (lipoprotein) atau berisi butir lemak karena degenerasi lipid intrasel. Sindroma nefrotik, diabetes mellitus lanjut, eklampsia, glomerulonefritis kronik, nefrosis lipoid, emboli lemak. e. Silinder Dibentuk :- Lumen tubuli ginjal (tubulus distal & duktus kolektivus). Akibat Presipitasi mukoprotein Tamm-Horsfall Faktor-faktor pembentukan silinder : - Stasis urin (aliran urin yang lambat) - Peningkatan keasaman - Kepekatan urin - Adanya protein Tamm-Horsfall 1. Silinder Hialin Ujungnya membulat dengan sisi-sisinya yang pararel, homogen dan tidak berwarna sehingga agak sulit terlihat. Beberapa silinder hialin bisa di temukan dalam sedimen urine normal karena fenomena fisiologis normal seperti peningkatan sementara silinder hialin terjadi setelah olahraga berat, dehidrasi, terpapar panas dan stress emosional namun jumlahnya sangat banyak pada penyakit ginjal dan gagal jantung. - Normal : (-) / (1-2/LPK) - Penyakit renal, penyakit jantung kongestif, terapi diuretik - Latihan fisik dan dehidrasi fisiologik 2. Silinder Eritrosit Silinder eritrosit adalah penemuan patologis yang sangat penting dalam sedimen urine. Silinder leukosit berhubungan dengan glomerulonefritis akut, nepropati IgA, lupus nefritis, endokarditis bakteri sub akut, dan gagal ginjal. silinder ini ditemukan juga pada orang sehat setelah beraktivitas olahraga kontak (pseudonephritis atletik) seperti sepak bola, bola basket dan tinju. - Diagnostik : Kerusakan glomeruler & perdarahan parenkim ginjal. - Hematuria mikroskopik ► kelainan glomerulus - Walaupun ditemukan satu penting ! Glomerulonefritis akut, lupus nefritis, endokarditis bakterial subakut, trauma renal,infark renal, pielonefritis berat. - Aktifitas fisik berlebihan → Hilang (24-48 jam , istirahat). 3. Silinder Leukosit Silinder yang dipermukaannya tampak leukosit. Dalam keadaan patologis silinder leukosit juga disebut silinder nanah. silinder leukosit juga merupakan penunjuk infeksi asli pada ginjal dan kandung kemih. Leukosit (silinder leukosit) berasal : Glomerulus maupun tubulus - Kelainan tubulus (silinder leukosit > silinder eritrosit) - Penyakit glomeruler , nefritis interstisial, lupus nefritis, dan sindroma nefrotik penyakit tubulointerstisial. 4. Silinder Granula Mirip silinder Hialin memiliki butir-butir halus, bila berbutir kasar biasanya lebih tebal dan pendek. Beberapa silinder granula dengan butiran halus dapat di temui dalam sedimen urine yang sehat, sedangkan dalam keadaan abnormal atau patologis akan ditemui beberapa silinder granular dalam sedimen urine. Silinder granular berhubungan dengan glomerulus ginjal dan penyakit kronis glomerulointestinal keracunan timbal. Butiran silinder granular diperoleh dari hasil degenerasi sel dalam silinder atau tubulus ginjal, ukuran dan jumlah butirannya bervariasi. - Degenerasi seluler silinder/agregasi direk serum protein ke dalam matriks mukoprotein Tamm-Horsfall. Awalnya granula kasar dan besar → Stasis urin → Halus. - Indikator : Penyakit renal (tubulus & glomerulus) yang signifikan. 5. Silinder Lilin Silinder lilin Lebih lebar dari silinder Hialin, tidak berwarna/sedikit abu-abu, berkilau seperti lilin, pinggir tidak rata, ujungnya membulat. Sel silinder akan mengalami beragam degenerasi. silinder lilin pada tahap akhir merupakan temuan patologis yang sangat serius di dalam urin. Silinder lilin berkaitan dengan obstruksi lokal, stasis ginjal, oliguria, dan penyakit ginjal kronik. Karena berkaitan dengan stasis ginjal, diameter silinder lilin sering lebih lebar dari silinder lainnya. disebut juga sebagai silinder gagal ginjal atau silinder luas. Ketika ginjal kembali berfungsi normal setelah periode shutdown ginjal, silinder bervariasi akan muncul dalam sedimen urine. - Degenerasi silinder granuler. - Gagal ginjal kronik berat, hipertensi maligna, amiloidosis renal, nefropati diabetika,penyakit renal akut, inflamasi tubuler dan rejeksi allografft ginjal. 6. Silinder Lemak Silinder lemak merupakam temuan patologis penting dalam sedimen urine. silinder lemak sering diemui bersama dengan oval fat bodies, silinder ini berkaitan dengan sindrom nefrotik. - Degenerasi lemak epitel tubuler. - Sindroma nefrotik, glomerulosklerosis, diabetika, nefrosis lipoid, glomeruolnefritis kronik, lupus. f. Kristal Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan Bersama urine ( misal oksalat, asam urat, fosfat, crystin ) akan terkristalisasi atau mengeras dan sering tidak dianggap suatu yang berarti. Pembentukan kristal atau garam amorf dipengaruhi oleh jenis makanan, banyaknya makanan, kecepatan metabolisme dan konsentrasi urine ( tergsntung banyak-sedikitnya minum ). Yang perlu diwaspadai jika kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap pembentukan ginjal. Batu terbentuk jika konsentrasi garam-garam tersebut melampaui keseimbangan kelarutan. 1. Kristal Kalsium Oksalat Kristal kalsium oksalat umum ditemui dalam sedimen urin, kristal ini dapat ditemukan pada keadaan nilai pH urin asam, basa maupun netral. Kristal kalsium oksalat mempunyai dua formulasi kimia yaitu dihidrat dan monohidrat. Formula dan susunanya bergantung pada konsentrasi kation kalsium pada larutan, bentuk kristal kalsium oksalat dengan formula dihidrat adalah segi delapan atau seperti amplop. Sedangkan kalsium oksalat monohidrat bentuknya oval. Ukuran dan morfologi kristal pun sangat bervariasi. Kehadiran kalsium oksalat dalam urine menjadi alasan sederhana, diet kaya oksalat (contohnya tomat, bayam dan belimbing). Kelebihan asupan vitamin C dapat menyebabkan peningkatan metabolisme pembentukan kalsium oksalat. Peningkatan jumlah kalsium oksalat dapat dikaitkan dengan urolitiasis, penyakit ginjal kronis yang parah, dan keracunan etilen glikol. - Normal : makanan kaya oksalat → Tomat, bawang, jeruk, asparagus, dan vitamin C, Keracunan etilen glikol, diabetes mellitus, penyakit liver, penyakit ginjal kronik berat. 2. Kristal Kalsium fosfat Kristal ini tidak berwarna dan terdapat dalam urine alkali dengan nilai Ph lebih dari 7,5. Kalsium fosfat memiliki 3 struktur diantarnya berbentuk seperti kuas, bentuk prisma ramping dengan ujung seperti baji, dan berbentuk seperti piringan. Kristal Ca fosfat dikaitkan dengan urolitiasis karena infeksi. 3. Kristal Tripel Fosfat Ada padaa urin basa atau netral pada umumnya ph lebih dari 7,5. Banyak ragam bentuk kristal tripel fosfat ini namun yang paling sering adalah berbentuk tutup peti. Kristal ini dapat ditemukan juga pada urin orang sehat dengan pengumpulan spesimen yang sesuai SPO. 10%-20% batu kandung kemih mengandung triple fosfat yang dihasilkan dari infeksi bakteri dengan urease positif yang menyebabkan urine menjadi alkali hingga membentuk kristal. Hal ini disebut juga batu infeksi. Batu ini disebut juga batu akik karena membesar dengan cepat sehingga mengisi seluruh sistem kandung kemih yang menyebakan kerusakan ginjal. 4. Kristal Leusin Kristal leucine berbentuk bulat berwarna kuning tua dengan bagian tengah tampak kerutan, tampak berminyak dan ditemukan pada urine dengan pH asam. Kristal ini berkaitan dengan penyakit hati yang parah. Penyakit maple syrup, sirosis, hepatitis virus berat, dan yellow acute atrophy dari liver 5. Kristal Bilirubin Kristal bilirubin harus diobservasi terlebih dahulu dengan pemeriksaan kimiawi bisa dengan menggunakan carik celup dengan memastikan bahwa hasilnya positif. Kristal bilirubin berwarna merah tua atau cokelat tua dan bentuk yang paling umum adalah seperti jarum dalam sebuah pusaran. Beberapa kristal bisa berupa butiran atau piringan. Kristal ini berhubungan dengan penyakit hati. g. Spermatozoa Spermatozoa dapat ditemukan dalam sedimen urine, sangat mudah untuk mengidentifikasi spermatozoa karena bergerak dan meiliki ekor yang panjang. - Pria : Kejang epileptik, emisi nokturnal, penyakit organ genital, spermatorhea. - Wanita : coitus h. Parasit Parasit yang paling sering diamati dalam sedimen urine adalah protozoa Trichomonas, merupakan penyebab utama dari infeksi vagina juga dapat menginfeksi uretra, kelenjar periuretra, kandung kemih, dan prostat. dalam sedimen urine Trichomonas memiliki karakteristik begerak menonjol dan tersentak-sentak. ukuran dari Trichomonas berdiameter 15-30 µm. i. Bakteri Dalam keadaan normal, saluran kemih bagian atas steril. pada kenyataannya sebagian besar sedimen urine mengandung sedikit bakteri karena metode pegumpulan spesimen urine yang kurang baik menyebabkan urine terkontaminasi. dalam kondisi urine terkontaminasi jumlah bakteri yang ada dalam urin tidak signifikan. jika terdapat bakteri dalam urine yang di kumpulkan sesuai standar prosedur operasional (SPO) bisa jadi adalah infeksi saluran kemih, dalam ISK ditemukan juga sel ragi dan jamur. j. Benang Lendir dan Mucus Bentuknya panjang, sempit dan berombak. lendir di sekresikan oleh kelenjar di saluran kemih bagian bawah dan vagina, dan meningkat dengan berbagai kondisi peradangan.