Oleh
Muhammad Ali Abror
P17210211011
D. Patofisiologi
Pada seseorang yang mengalami gagal ginjal akan memiliki sebagian
nefron yang masih utuh dan sebagian rusak. Dengan adanya nefron yang
rusak akan menyebabkan peningkatan kerja pada nefron yang masih utuh.
Termasuk glomerulus, volume filtrasi, dan reabsorbsi meskipun GFR atau
daya saring menurun. Dengan peningkatan dari kerja GFR akan
menyebabkan Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar
daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri
dan haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak
oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-
gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai creatinin clearance turun
sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368).
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
3 produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Pathway
Diabetes melitus
Ketidakseimbangan gula
darah
Kerusakan nefron
CKD
Penurunan eritrosit
Anemia
Keletihan
Diagnosa Luaran dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan hasil
Keletihan Setelah dilakukan Edukasi aktivitas dan istirahat (I.12362)
(D.0057) tindakan asuhan
Observasi
keperawatan selama …
x24 jam, diharapkan Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
tingkat keletihan
Terapeutik
menurun dengan kriteria
hasil : Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
1) Verbalisasi Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
kepulihan energi Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
meningkat (5)
Edukasi
2) Tenaga meningkat
(5) Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
3) Kemampuan Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
melakukan aktivitas Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
rutin meningkat (5) Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis: kelelahan, sesak napas saat aktivitas)
4) Verbalisasi Lelah Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan.
menurun (5)
5) Lesu menurun (5) Manajemen energi (I.05178)
(L.05046)
Observasi
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Brunner & Suddarth (2013). Keperawatan Medikal Bedah edisi: 8. Jakarta: EGC.
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3.
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan.
Nuratif, Huda Amin & Kusuma Hadi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis &
NIC-NOC. Yogyakarta: Medication Publishing.
Smeltzer, C Suzanne & Bare, G Brenda. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth, Ed.8, Vol.2. Jakarta: EGC.
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai
Penerbit FKUI.
PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.