LAPORAN PENDAHULUAN
CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
A.
PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang
bersifat persisten dan irreversibel, sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu
penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori
ringan, sedang dan berat (Mansjoer, 2007).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992;
812)
Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan cronic kidney disease
( CKD ), pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal
failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam
rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena
dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien datang/merasa masih
dalam stage stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD, untuk
menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance
creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF
( cronic renal failure ) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien datang
dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila
menggunakan istilah CRF.
B.
KLASIFIKASI
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
-
Stadium 2
Stadium 3
mL/menit/1,73m2
-
Stadium
kelainan
ginjal
dengan
LFG
antara
15-
29mL/menit/1,73m2
-
C.
ETIOLOGI
misalnya
lupus eritematosus
D.
PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih
rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
E.
MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin
juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :
hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem
renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem
pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi
pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah,
dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak,
suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
yang
disebabkan
karena
berkurangnya
produksi
KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
Penyakit tulang
6.
Asidosis metabolik
7.
Osteodistropi ginjal
8.
Sepsis
9.
Neuropati perifer
10. Hiperuremia
G.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah
-
hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
koagulasi studi
PTT, PTTK
BGA
2. Urine
-
urine rutin
3. pemeriksaan kardiovaskuler
-
ECG
ECO
4. Radidiagnostik
H.
USG abdominal
CT scan abdominal
BNO/IVP, FPA
Renogram
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
-
b) Dialysis
-
peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak
bersifat akut
Dialysis )
-
Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena
dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka
dilakukan :
c) Operasi
-
Pengambilan batu
transplantasi ginjal
I.
PENGKAJIAN
1.
2.
Integritas ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas,
takut, marah, iritable.
3.
Sirkulasi
Riwayat hipertensi, palpitasi, nyeri dada, peninggian JVP, takikardi,
hipotensi, prichtonrub.
4.
Eliminasi
Perubahan warna urin, penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, urin
pekat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung.
5.
6.
Neurosensri
Sakit kepala, kram otot, penglihatan kabur, kejang, kebas, kesemutan,
gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan kesadaran, koma,
7.
Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah.
8.
Pernapasan
Kusmaul, dipsnea, batuk, frotty sputum bila terjadi edema pulmonal.
9.
Keamanan
10
ANALISA DATA
Data-data
Etiologi
Payah jantung kiri
Ds :
Klien
mengeluh
sesak
napas
Do :
pertukaran gas
Dyspnea
RR 26 x/menit
Klien
Kapiler paru
tampak
gelisah
-
Masalah
Gangguan
Terpasang
O2
Edema paru
Sesak. Dyspnea, gelisah
sebanyak 2 liter
-
Pusing
Gangguan tidur
retensi natrium
tekanan kapiler
volume intertisial
Klien gelisah
Nadi meningkat
TD meningkat
Edema
Preload naik
Penurunan curah
jantung
11
Batuk kering
Beban jantung
Cop turun
- Edema tungkai
Ds :
Cop turun
aktivitas
Metabolisme anaerob
Dypsnea
Aktivitas hanya di
tempat tidur
Suplai o2 ke jaringan
Intoleransi
TD
dan
Asam laktat
Fatique, nyeri sendi, lelah,
lemas
nadi
meningkat
Ds :
GGK
Sekresi entropoetin
Do :
-
Nutrisi
dari
kurang
kebutuhan
tubuh
Produksi hb
Porsi makan tidak
habis
Bb menurun
Membran
mukosa
kering
-
Bising
usus
10
/menit
K.
HB menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru ditandai
dengan dypsnea, Rr 22x/menit, atraksi dada cepat, pasien gelisah
terpasang O2.
12
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan
pertukaran
TUJUAN
Setelah
1) Kaji
gas dilakukan
b.dedemapaaru
INTERVENSI
tindakan
1) Identifikasi
pernapasan
keadaan
pasien
dan menentukan
keperawatan
2x24
jam
tidak 2) Beri
lagi
pertukaran gas
pasien
tindakan
selam
terjadi
RASIONAL
semi
posisi
fowler
atau duduk
dapat
memaksmalkan
ventilasi
3) Nafas
3) Anjurkan
untuk
selanjutnya
2) Semi
fowler
tarik
nafas dalam
dalam
dapat
memaksimalkan
ventilasi
dapat
dan
membuat
pasien
4) Kolaborasi
dalam
pemberian O2
lebih
nyaman
4) Pemberian
O2
dapat
meningkatkan
suplai
O2
ke
13
Penurunan
curah
Setelah
jantung dilakukan
b.d
tubuh
TTV 1) Data
1) kaji
beban tindakan
untuk
setiap 8 jam
menentukan
sekali
tindakan
jantung
selama
2x24
meningkat
jam
curah 2) Ciptakan
selanutnya
2) Menurunkan
jantung
lingkungan
kembali
yang
kegelisahan
nyaman
pasien
3) Menejemen stres
dan tenang
3) Beri informasi
agar pasien tidak
normal
nadi
tentang
cemas
dan
normal, edema
menejemen
tenang
hilang
4)
Amlodipine
stres
normal,
Td
4) Kolaborasi
Nutrisi
untuk
dalam
menurunkan
pemberian obat
tekanan darah
amlodipine
1) Pantau status 1) Mengetahui
kurang Setelah
nutrisi pasien
2x24
tindakan
nutrisi
terpenuhi nafsu 2) Beri
makna
makan
dalam
porsi
neningkat,
sedikit
tapi
hilang,
membran
mukosa
lembab
pasien
dan menentukan
tidak selama
lemas
keadaan
sering
3) Ciptakan
lingkungan
yang
nyaman
untuk makan
4) Beri informasi
tentang
kebersihan
selanutnya
2) Untuk mencegah
terjadinya mual
3) Lingkungan yang
nyaman
dapat
meningkatkan
nafsu makan
4) Mulut
yang
bersih
meningkatkan
keinginan untuk
14
tepat
5) Kolaborasi
dengan
ahli
yang
dapat
mempercepat
proses
gizi
4
makan
5) Aktivitas
penyembuhan
TTV 1) Mengetahui
Intoleransi
Setelah
1) Kaji
aktivitas
dilakukan
sebelum
berhubungan
tindakan
sesudah
memberatkan
dengan
selama
melakukan
klien
kelemahan
jam
2x24
pasien
mampu
berkativitas
secara mandiri
Dengan criteria
hasil :
Kriteria
dan
melakukan
aktivitas
3) Beri informasi
kepada
klien
dan
hilang
TTV
pentingnya
melakukan
aktivitas
secara
mandiri
yang
aktivitas
2) Menghindari
2) Bantu
klien
resiko injury
dalam
umum baik
Lemas
normal
Dapat
aktivitas
keluarga
3) Mobilisasi
dilakukan supaya
klien tidak meras
kaku
dan
melancarkan
akan
mobilisasi
4) Kolaborasi
peredaran darah
4) Aktivitas yang
tepat
dapat
dengan
mempercepat
rehabilitasi
proses
medic
penyembuhan
dalam
menentukan
aktivitas klien
DAFTAR PUSTAKA
15
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN M DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASES
16
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama
: Ny. M
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Status marital
: Janda
Tanggal masuk
: 20 Jan 2016
: CKD
No medrek
: 891238
: Nn.N
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Hub.dengan klien
: Anak
Alamat
: kesambi dalam
B. Keluhan Utama
C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh sesak napas sejak 3 hari yang lalu,sesak bertambah jika
klien beraktivitas dan tidur terlentang, sesak berkurang jika klien duduk dan
menggunakan oksigen, sesak dirasakan seperti habis berjalanan jauh, sesak
dirasakan di kedua dada, klien juga mengeluk batuk tapi tidak berdahak,
klien mengeluh lemasa sehingga dalam memenuhi personal hygieni
menggunakan pispot, klien juga mengeluh tidak bisa tidur tiga hari ini
16
karena sesaknya.
2. Riwayat kesehatan dahulu
17
Klien mengatakan didiagnosa memiliki sakit ginjal sejak 5 bulan yang lalu
dan selama 5 bulan setiap 1 minggu sekali. Klien juga memiliki riwayat
hipertensi sejak 20 tahun yang lalu setelah melahirkan anak ketiganya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatarkan riwayat hipertensi diturunkan dari ibunya dan sekarang
anaknya pun memiliki riwayat yang sama. Tidak ada yang
memiliki
Keterangan :
: Laki-laki
: Hub Perkawinan
: Perempuan
: Keturunan
: Klien
: Meninggal
D. Kebutuhan Dasar
1. Oksigenesi
Terpasang O2 sebanyak 2 liter, oksiganasi terpenuhi, tidak ada sumbatan jalan
napas , Klien sesak.
18
E.Pemeriksaan fisik
1.
2.
3.
19
4.
N : 92 x / menit
S : 37,5 c
Kepala dan wajah
Bentuk mata simetris, rambut bersih, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri
5.
tekan kepala, tidak ada lesi,tidak ada edema, tidak ada pendarahan.
Mata
Bentuk mata simentris, sclera anikhtesih, pupil isokol, konjungtisu
anemis, terdapat Edama palpebra, tidak ada nyeri tekan mata, penglihatan
6.
7.
penciuman normal.
Telinga
Bentuk kedua telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
8.
9.
teraba, tidak ada pembesaran KGB dan tidak ada peninggian JVP.
10. Dada
Bentuk dada simetris, warna kulit kecoklatan, retraksi dinding dada cepat,
tidak ada nyeri tekan pada dada, suara napas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan, bunyi jantung reguler, tidak ada bunyi jantung abnormal, tidak ada
lesi, tidak ada defromitas, tidak ada trauma / jejas.
11. Abdomen
Bentuk simetris, warna kulit kecoklatan, bising usus 8x/menit, terdapat
nyeri tekanan pada abdomen bawah seblah kanan, perkusi disemua kuadrat
abdomen normal, tidak ada asites, tidak ada jejas.
12. Punggung
Bentuk simetris,warna kulit kecoklatan,bentuk tulang belakang normal,
tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, skapula normal, tidak ada lesi,
dan tidak ada jejas.
13. Ekstremitas
20
- Ekstremitas atas
dan terdapat
edema tangkai.
14. Rektum dan genitalia
Tidak dikaji
F. Masalah gangguan sistem
1. Sistem pernafasan
: klien sesak, terpasang O2 sebanyak 2 liter,
2. Sistem kardiovaskuler
3. Sistem perkemihan
Sistem persyarafan
Sistem pencernaan
Sistem integument
Sistem endrokrin
Sistem penginderaan
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium tanggal 20 Januari 2016
Jenis
Pemeriksaan
Hematologi
WBC
RBC
Hasil
Nilai Normal
Interpretasi
4.00 10.00
3.50 5,50
21
HGB
HCT
PLT
Kimia Darah
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Kalium
Natrium
Chlorida
7,2 g/dL
23,4 %
148 x 103 /uL
12,0 18,0
37,0 - 54,0
150 - 400
88 mg/ dL
52,7 mg/dL
6,35 mg/dL
19 u/l
11 u/l
3,06 mmol/l
129,3 mmol/l
100,6 mmol/l
<140
15-45
0,5 0,9
<31
<31
3,6 - 5,5
135 - 155
98 - 108
N
N
HASIL
NILAI NORMAL
INTERPRETASI
4.00 10.00
3.50 5,50
12,0 18,0
37,0 - 54,0
150 - 400
PEMERIKSAAN
Hematologi
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT
Vesika Urinaria
(-)
Uterus
massa
Kesan
22
DOSIS
CARA
PEMBERIAN
RL
Furosemid
20 tts/menit
2 x 1 amp
infus
IV bolus
Cairan
Diuretik
Seftazidine
2 x 1 amp
IV bolus
Antibiotik
Ranitidine
2 x 1 amp
IV bolus
Antiemetik
Amlodipine
1 x 10mg
PO
Anti
hipertensi
Irbesartan
1 x 300 mg
PO
Alprazolame
1 x 0,25 mg
PO
Codein
1 x 10 mg
PO
Angiotensin
receptor
antagonist
Benzodiazepine
s
Analgetik,
antitasif
INDIKASI
EFEK SAMPING
Pusing,
penglihatan
buram, lelah
Diare, nausea,
nyeri abdominal
Muntah, sakit
kepala, sakit
perut
Jantung
berdegub
kencang, mual,
pusing
Pingsan, pusing
Kecanduan
Mual, muntah
pusing, sembelit
2. Penatalaksanaan Medis
Rencana dilakukan tindakan hemodialisis pada tanggal 27 Januari 2016
jam 13.00 WIB
23
ANALISA DATA
Data-data
Ds : pasien mengeluh sesak
nafas
dan
batuk,
Etiologi
Payah jantung kiri
sesak
Masalah
Gangguan
pertukaran gas
Dipsynea
Atraksi dada cepat
Terpasang
O2
kapiler pam
sebanyak 2 liter
Pasien
nampak
edema paru
gelisah
Gangguan tidur
difusi terganggu
hipervintilasi,
Ds : pasien mengeluh
sesak,dypsnea
Retensi atrium
pasien
nampak
jantung
Tekanan kaviler
gelisah
TD 180/120 mmhg
N : 92x/menit
Konjungtiva anemia
CRT 3 detik
Edemapalpebra
Pasien
nampak
Penurunan
Volume intertisial
Edema
curah
24
emas
Edema ekstremitas
bawah
RB : 2,6410/pul
Hb : 7,62/dl
Ds : pasien mangatakan
Preload naik
Beban jantung
Cop
Cop
Intoleransi aktivitas
Suplai O2 ke jantung
Metabolisme anaerob
Asam laktat
Td 180/120 mmhg
N : 92x/menit
Dypsnea
Aktivitas terbatas
dandibantu keluarga
Ds
:
pasien
mengatakan
mual
dan
nafsu
tidak
Fatique,kelelahan,lemas
Gagal ginjal kronis
kebutuhan tubuh
Sekresi eritropotein
makan
Do : porsi makan
Produksi HB
tidak habis
Membran
bibir kering
Pasien
nampak
lemas
Keadaan
kotor
HB :7,6 gl/dl
Ureum : 52,7 g/dl
Kreatinin : 6,25 g/dl
mukosa
mulut
25
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru ditandai
dengan dypsnea, Rr 22x/menit, atraksi dada cepat, pasien gelisah
terpasang O2.
2. Penurunan curah jantung ditandai dengan beban jantung meningkat
ditandai dengan Td 180/120 mmhgn : 92x/menit edemapalpebra, edema
tungkai, konjungtiva anemia, rbc menurun, Hb menurun.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake yang tidak
adekuat ditandai dengan mual, nafsu makan menurun, membran mukosa
kering Hb 7,6 g/dl.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
adanya dypsnea setelah aktivitas, aktivitas terbatas, pasien nampak lemas.
INTERVENSI
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan
pertukaran
TUJUAN
Setelah
1) Kaji
gas dilakukan
b.dedemapaaru
INTERVENSI
tindakan
RASIONAL
1) Identifikasi
pernapasan
keadaan pasien
pasien
dan
keperawatan
menentukan
selam
2x24
tindakan
jam
tidak
terjadi
lagi
pertukaran gas
2) Beri
posisi
semi fowler
atau duduk
3) Anjurkan
untuk
tarik
nafas dalam
selanjutnya
2) Semi
fowler
dapat
memaksmalka
n ventilasi
3) Nafas dalam
dapat
memaksimalka
n ventilasi dan
dapat membuat
26
pasien
4) Kolaborasi
dalam
pemberian
lebih
nyaman
4) Pemberian O2
dapat
meningkatkan
O2
suplai O2 ke
2
Penurunan
curah
Setelah
1) kaji
jantung dilakukan
b.d
beban tindakan
jantung
selama
2x24
meingkat
jam
curah
jantung
TTV
menentukan
sekali
tindakan
selanutnya
2) Menurunkan
lingkungan
normal,
Td
normal
nadi
normal,
edema hilang
untuk
setiap 8 jam
2) Ciptakan
kembali
tubuh
1) Data
yang nyaman
dan tenang
3) Beri
informasi
tentang
menejemen
stres
4) Kolaborasi
dalam
kegelisahan
pasien
3) Menejemen
stres
agar
pasien
tidak
cemas
dan
tenang
4) Amlodipine
untuk
menurunkan
tekanan darah
pemberian
obat
3
Nutrisi
amlodipine
1) Pantau status
kurang Setelah
nutrisi pasien
tidak selama
keadaan pasien
dan
2x24
menentukan
nutrisi
terpenuhi
1) Mengetahui
tindakan
2) Beri
makna
selanutnya
2) Untuk
27
nafsu
makan
neningkat,
lemas hilang,
membran
dalam
porsi
mencegah
sedikit
tapi
terjadinya
sering
3) Ciptakan
mual
lingkungan
mukosa
yang nyaman
lembab
untuk makan
4) Beri
informasi
kebersihan
dan
gigi
5) Kolaborasi
dengan
yang
nyaman
dapat
meningkatkan
nafsu makan
4) Mulut
yang
tentang
mulut
3) Lingkungan
ahli
bersih
meningkatkan
keinginan
untuk makan
5) Aktivitas yang
tepat
gizi
dapat
mempercepat
proses
4
penyembuhan
TTV 1) Mengetahui
Intoleransi
Setelah
1) Kaji
aktivitas
dilakukan
sebelum
berhubungan
tindakan
sesudah
memberatkan
dengan
selama
melakukan
klien
kelemahan
jam
2x24
pasien
mampu
berkativitas
secara mandiri
Dengan
criteria hasil :
Kriteria
umum
baik
Lemas
aktivitas
2) Bantu
dan
klien
yang
2) Menghindari
resiko injury
dalam
melakukan
aktivitas
3) Beri informasi
kepada
dan
aktivitas
klien
keluarga
akan
pentingnya
3) Mobilisasi
dilakukan supaya
klien tidak meras
kaku
dan
melancarkan
peredaran darah
4) Aktivitas
yang
28
hilang
TTV
mobilisasi
4) Kolaborasi
normal
Dapat
dengan
tepat
dapat
mempercepat
proses
rehabilitasi
penyembuhan
melakukan
medic
aktivitas
menentukan
secara
aktivitas klien
dalam
mandiri
IMPLEMENTASI
NO
1
DX
I
Hari / Tanggal
Implementasi
Evaluasi
pasien
E : Pasien mengatakan
sesak hilang setelah
Mengacapkan
teknik
29
II
E : TD 180/120mmhg,
2016
N 92x/menit, RR 22/
menit, S 37,2
I : Meniptakan ;ingkungan E : Pasien mengatakan
yang nyaman
I : Memberikan informasi E
Pasien
dan
yang
disampaikan
oleh perawat
I
Memberikan
III
melalui oral
setelah mentimun obat
Selasa 26 januari I : Memantau status nutrisi E : Pasien megeluh
2016
pasien
mual,
nafsu
makan
menurut
I : Memberikan makanan E : Pasien nampak
dalam
porsi
sedikit
sering
makan
I : Memberikan informasi E
tentang kebersihan mulut
Pasien
dan
keluarga
memahami
yang
sampaikan
di
perawat
I
Memberikan
ranitidine
4
IV
sebanyak
melalui IV
Selasa 26 januari I : Mengkaji TTV (TD, Nadi, E : Pasien mengatakan
2016
RR, suhu)
sesak
setelah
dari
toilet
I : Membantu pasien dalam E : Pasien nampak
beraktivitas
lemas
untuk
30
beraktivitas
I : Memberikan informasi E
Pasien
memahami
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Px
: NY. M
Nomedrek
: 891238
NO
1.
Dx
I
DX
Hari / Tanggal
Rabu,
SOAPIE
dan sudah tidur
O : RR : 22x/menit
Terpasang O2 sebanyak 2
liter
Pasien nampak gelisah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I
memberikan
: CKD
Paraf
januari 2016
dan
posisi
duduk
Mengajarkan teknik latihan
nafas dalam
Memberikan O2 sebanyak 2
liter
E : pasien mengatakan
31
II
dengan
posis
duduk
Rabu,
27 S : pasien mengatakan masih lemas
O : TD 150/110mmh
januari 2016
N 86x/menit
R 20x/menit
S 36,8c
CRT
2
detik
konungtivaanemia
A
Masalah
teratasi
sebagian
P : lanutkan intervensi
I : hasil laboratorium belum
3
III
Rabu,
keluar
27 S : pasien mengatakan mualnya
januari 2016
memberikan
infeksi
ranitidine melalui IV
E : pasien nampak
meringis
IV
Rabu,
januari 2016
pasien,
32
Kamis,
januari 2016
sudah hilang
O : tidak terpasang O2, RR,
22xx/menit, pasien nampak teng
A : maslah teratasi
P : intervensi di hentikan
VI
Kamis,
januari 2016
konjungtivaananemis,
edema berkurang
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
7
VII
Kamis,
januari 2016
melelui
IV, memberikan
memperhatikan
diet,
VIII
Kamis,
januari 2016
33
lemah
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
1
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE
PADA NY. M 40 TAHUN
DI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I DAN II
DI RUANG MAWAR, ANYELIR DAN SOKA
RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON
Oleh :
MOCH. DIDIK NUGRAHA
NIM. JNR0150035