Anda di halaman 1dari 37

1

LAPORAN PENDAHULUAN
CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
A.

PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang
bersifat persisten dan irreversibel, sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu
penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori
ringan, sedang dan berat (Mansjoer, 2007).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992;
812)
Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan cronic kidney disease
( CKD ), pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal
failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam
rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena
dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien datang/merasa masih
dalam stage stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD, untuk
menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance
creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF
( cronic renal failure ) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien datang
dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila
menggunakan istilah CRF.

B.

KLASIFIKASI
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
-

Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar


kreatinin serum normal dan penderita asimptomatik.

Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan


telah rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin
serum meningkat.

Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.

K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari


tingkat penurunan LFG :
-

Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria


persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2

Stadium 2

: Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan

LFG antara 60-89 mL/menit/1,73 m2


-

Stadium 3

: kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59

mL/menit/1,73m2
-

Stadium

kelainan

ginjal

dengan

LFG

antara

15-

29mL/menit/1,73m2
-

Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau


gagal ginjal terminal.

Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance


Creatinin Test ) dapat digunakan dengan rumus :
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )
72 x creatini serum
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85

C.

ETIOLOGI

Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis

Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,


nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis

Gangguan jaringan penyambung

misalnya

lupus eritematosus

sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif

Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal


polikistik,asidosis tubulus ginjal

Penyakit metabolik misalnya


DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis

Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal

Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli


neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher
kandung kemih dan uretra.

D.

Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih
rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi

uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan


produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Pathway

E.

MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin
juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :
hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem
renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem
pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi
pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah,
dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak,
suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal

Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu


digerakan), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar,
terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan
hipertropi otot otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan
akibat penimbunan urokrom, gatal gatal akibat toksik, kuku tipis
dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan
metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia

yang

disebabkan

karena

berkurangnya

produksi

eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum sum


tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup
eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan
fungsi trombosis dan trombositopeni.
F.

KOMPLIKASI
1.

Hiperkaliemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolik,


katabolisme dan masukan diet berlebih

2.

Perikarditis, efusi perikardial dan tamponade jantung akibat retensi


produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat

3.

Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem


renin-angiotensin-aldosteron

4.

Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang sel darah


merah

5.

Penyakit tulang

6.

Asidosis metabolik

7.

Osteodistropi ginjal

8.

Sepsis

9.

Neuropati perifer

10. Hiperuremia
G.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah
-

hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit

RFT ( renal fungsi test )


ureum dan kreatinin

LFT (liver fungsi test )

Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium

koagulasi studi
PTT, PTTK

BGA

2. Urine
-

urine rutin

urin khusus : benda keton, analisa kristal batu

3. pemeriksaan kardiovaskuler
-

ECG

ECO

4. Radidiagnostik

H.

USG abdominal

CT scan abdominal

BNO/IVP, FPA

Renogram

RPG ( retio pielografi )

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
-

Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin

Observasi balance cairan

Observasi adanya odema

Batasi cairan yang masuk

b) Dialysis
-

peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak
bersifat akut

adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial

Dialysis )
-

Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena
dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka
dilakukan :

AV fistule : menggabungkan vena dan arteri

Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke


jantung )

c) Operasi
-

Pengambilan batu

transplantasi ginjal

I.

PENGKAJIAN
1.

Aktifitas dan Istirahat


Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, kelemahan otot dan
tonus otot, penurunan ROM

2.

Integritas ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas,
takut, marah, iritable.

3.

Sirkulasi
Riwayat hipertensi, palpitasi, nyeri dada, peninggian JVP, takikardi,
hipotensi, prichtonrub.

4.

Eliminasi
Perubahan warna urin, penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, urin
pekat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung.

5.

Makanan dan cairan


Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi,
anoreksia, mual, muntah, rasa logam pada mulut, asites, penurunan otot,
penurunan lemak subkutan.

6.

Neurosensri
Sakit kepala, kram otot, penglihatan kabur, kejang, kebas, kesemutan,
gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan kesadaran, koma,

7.

Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah.

8.

Pernapasan
Kusmaul, dipsnea, batuk, frotty sputum bila terjadi edema pulmonal.

9.

Keamanan

10

Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam, sepsis, dehidrasi,


petekie, ekimosis, fraktur, defisit fosfat kalsium pada kulit, ROM
terbatas.
10. Seksualitas
Penurunan libido, amenore, infertilitas
11. Interaksi sosial
Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti
biasanya.
(Doengoes, 2000)
J.

ANALISA DATA
Data-data

Etiologi
Payah jantung kiri

Ds :
Klien

mengeluh

sesak

napas
Do :

pertukaran gas

Tekanan vena pulmonalis

Dyspnea

RR 26 x/menit

Klien

Kapiler paru

tampak

gelisah
-

Bendungan atrium kiri

Masalah
Gangguan

Terpasang

O2

Edema paru
Sesak. Dyspnea, gelisah

sebanyak 2 liter
-

Pusing

Gangguan tidur

- Klien tampak lemah


Ds :
Klien mengeluh lemas dan
sesak
Do :

Gangguan pertukaran gas

retensi natrium
tekanan kapiler
volume intertisial

Klien gelisah

Nadi meningkat

TD meningkat

Edema
Preload naik

Penurunan curah
jantung

11

Klien tampak pucat

Batuk kering

Klien tampak cemas

Beban jantung
Cop turun

- Edema tungkai
Ds :

Cop turun

Klien mengatakan cepat


lelah setelah beraktivitas
Do :

aktivitas

Metabolisme anaerob

Dypsnea

Klien tampak lemah

Aktivitas hanya di
tempat tidur

Suplai o2 ke jaringan

Intoleransi

TD

dan

Asam laktat
Fatique, nyeri sendi, lelah,
lemas

nadi

meningkat
Ds :

GGK

Klien mengatakan mual


dan tidak nafsu makan

Sekresi entropoetin

Do :
-

Nutrisi
dari

kurang
kebutuhan

tubuh

Produksi hb
Porsi makan tidak
habis

Bb menurun

Membran

mukosa

kering
-

Klien tampak lemas

Bising

usus

Suplai nutrisi dalam darah


Penurunan BB, lemas,
nausea, vomitus, mukosa
kering
Intake nutrisi tidak adekuat

10

/menit

K.

HB menurun

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru ditandai
dengan dypsnea, Rr 22x/menit, atraksi dada cepat, pasien gelisah
terpasang O2.

12

2. Penurunan curah jantung ditandai dengan beban jantung meningkat


ditandai dengan Td 180/120 mmhgn : 92x/menit edemapalpebra, edema
tungkai, konjungtiva anemia, rbc menurun, Hb menurun.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake yang tidak
adekuat ditandai dengan mual, nafsu makan menurun, membran mukosa
kering Hb 7,6 g/dl.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
adanya dypsnea setelah aktivitas, aktivitas terbatas, pasien nampak lemas.
L.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Gangguan
pertukaran

TUJUAN

Setelah

1) Kaji

gas dilakukan

b.dedemapaaru

INTERVENSI

tindakan

1) Identifikasi

pernapasan

keadaan

pasien

dan menentukan

keperawatan
2x24

jam

tidak 2) Beri
lagi

pertukaran gas

pasien

tindakan

selam
terjadi

RASIONAL

semi

posisi
fowler

atau duduk

dapat
memaksmalkan
ventilasi
3) Nafas

3) Anjurkan
untuk

selanjutnya
2) Semi
fowler

tarik

nafas dalam

dalam

dapat
memaksimalkan
ventilasi
dapat

dan

membuat

pasien
4) Kolaborasi
dalam
pemberian O2

lebih

nyaman
4) Pemberian

O2

dapat
meningkatkan
suplai

O2

ke

13

Penurunan
curah

Setelah

jantung dilakukan

b.d

tubuh
TTV 1) Data

1) kaji

beban tindakan

untuk

setiap 8 jam

menentukan

sekali

tindakan

jantung

selama

2x24

meningkat

jam

curah 2) Ciptakan

selanutnya
2) Menurunkan

jantung

lingkungan

kembali

yang

kegelisahan

nyaman

pasien

3) Menejemen stres
dan tenang
3) Beri informasi
agar pasien tidak
normal
nadi
tentang
cemas
dan
normal, edema
menejemen
tenang
hilang
4)
Amlodipine
stres
normal,

Td

4) Kolaborasi

Nutrisi

untuk

dalam

menurunkan

pemberian obat

tekanan darah

amlodipine
1) Pantau status 1) Mengetahui

kurang Setelah

dari kebutuhan dilakukan

nutrisi pasien

tubuh b.dintake tindakan


yang
adekuat

2x24

tindakan

nutrisi
terpenuhi nafsu 2) Beri

makna

makan

dalam

porsi

neningkat,

sedikit

tapi

hilang,

membran
mukosa
lembab

pasien

dan menentukan

tidak selama

lemas

keadaan

sering
3) Ciptakan
lingkungan
yang

nyaman

untuk makan
4) Beri informasi
tentang
kebersihan

selanutnya
2) Untuk mencegah
terjadinya mual
3) Lingkungan yang
nyaman

dapat

meningkatkan
nafsu makan
4) Mulut
yang
bersih
meningkatkan
keinginan untuk

14

mulut dan gigi

tepat

5) Kolaborasi
dengan

ahli

yang
dapat

mempercepat
proses

gizi
4

makan
5) Aktivitas

penyembuhan
TTV 1) Mengetahui

Intoleransi

Setelah

1) Kaji

aktivitas

dilakukan

sebelum

berhubungan

tindakan

sesudah

memberatkan

dengan

selama

melakukan

klien

kelemahan

jam

2x24
pasien

mampu
berkativitas
secara mandiri
Dengan criteria
hasil :
Kriteria

dan

melakukan
aktivitas
3) Beri informasi
kepada

klien

dan

hilang
TTV

pentingnya

melakukan
aktivitas
secara
mandiri

yang

aktivitas
2) Menghindari
2) Bantu
klien
resiko injury
dalam

umum baik
Lemas

normal
Dapat

aktivitas

keluarga

3) Mobilisasi
dilakukan supaya
klien tidak meras
kaku

dan

melancarkan

akan
mobilisasi
4) Kolaborasi

peredaran darah
4) Aktivitas yang
tepat

dapat

dengan

mempercepat

rehabilitasi

proses

medic

penyembuhan

dalam

menentukan
aktivitas klien

DAFTAR PUSTAKA

15

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.
Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis
Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta.: Balai Penerbit FKUI

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN M DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASES

16

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama

: Ny. M

Umur

: 40 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Status marital

: Janda

Tanggal masuk

: 20 Jan 2016

Tanggak pengkajian : 25 Jan 2016


Diagnosa medis

: CKD

No medrek

: 891238

2. Identitas penanggung jawab


Nama

: Nn.N

Umur

: 20 tahun

Jenis kelamin

: perempuan

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Hub.dengan klien

: Anak

Alamat

: kesambi dalam

B. Keluhan Utama

: klien mengeluh sesak napas

C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh sesak napas sejak 3 hari yang lalu,sesak bertambah jika
klien beraktivitas dan tidur terlentang, sesak berkurang jika klien duduk dan
menggunakan oksigen, sesak dirasakan seperti habis berjalanan jauh, sesak
dirasakan di kedua dada, klien juga mengeluk batuk tapi tidak berdahak,
klien mengeluh lemasa sehingga dalam memenuhi personal hygieni
menggunakan pispot, klien juga mengeluh tidak bisa tidur tiga hari ini
16
karena sesaknya.
2. Riwayat kesehatan dahulu

17

Klien mengatakan didiagnosa memiliki sakit ginjal sejak 5 bulan yang lalu
dan selama 5 bulan setiap 1 minggu sekali. Klien juga memiliki riwayat
hipertensi sejak 20 tahun yang lalu setelah melahirkan anak ketiganya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatarkan riwayat hipertensi diturunkan dari ibunya dan sekarang
anaknya pun memiliki riwayat yang sama. Tidak ada yang

memiliki

riwayat sakit ginjal di keluarganya.


4. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Hub Perkawinan

: Perempuan

: Keturunan

: Klien

: Yang tinggal dal am


satu rumah

: Meninggal
D. Kebutuhan Dasar
1. Oksigenesi
Terpasang O2 sebanyak 2 liter, oksiganasi terpenuhi, tidak ada sumbatan jalan
napas , Klien sesak.

18

2. Cairan dan elektrolit


Terpasang inpus dengan cairan RL dengan tetesan 20 tts / menit hasil elektrolit
baik / normal.
3. Nutrisi
Porsi makan malam tidak habis, napsu makan berkurang, klien mengeluh
mual.
4. Elisminasi
BAk lancar hampir 6x sehari warna kekuning-kuningan,BAB lancar,
konsistensi lembek, BAB dan BAK dibantu oleh keluarga.
5. Rasa nyaman dan kebersihan diri
Klien disekian oleh keluargannya setiap pagi hari,klien tampak gelisah karena
sesak.
6. Aktifitas dan istirahat
Klien hanya beraktivitas di tempat tidur hanya duduk dan tiduran karena
lemas, klien mengeluh tidak bisa tidur sudah 3 hari ini.
7. Kesalamatan dan keamanan
Klien selalu didampingi oleh keluarganya dalam melakukan aktivitas dan
kebutuhan kebersihan diri.
8. Peran seksual
Klien mengatakan biasanya setelah cuci darah menstruasinya lancar.
9. Psikologi social
Klien mengatakan menerima dan pasrah dengan sakit yang dideritanya, dan
klien yakin Akan bisa sembuh dari penyakitnya.

E.Pemeriksaan fisik
1.
2.
3.

Keadaan umum : klien tampak gelisah dan lemas.


Kesadaran
: Composmentis
Tanda - Tanda vital
TD :180 /120 mmHg
R : 22 x / menit

19

4.

N : 92 x / menit
S : 37,5 c
Kepala dan wajah
Bentuk mata simetris, rambut bersih, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri

5.

tekan kepala, tidak ada lesi,tidak ada edema, tidak ada pendarahan.
Mata
Bentuk mata simentris, sclera anikhtesih, pupil isokol, konjungtisu
anemis, terdapat Edama palpebra, tidak ada nyeri tekan mata, penglihatan

6.

mulai tidak jelas.


Hidung
Bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri
tekan hidung, mukosa hidung bersih, tidak ada polip, tidak ada pendarahan,

7.

penciuman normal.
Telinga
Bentuk kedua telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan

8.

telinga, tidak ada pendarahan, pendengaran baik / normal.


Mulut dan kerongkongan
Bentuk simetris, membrane mukosa bibir kering, mulut sedikit kotor,
palatum, uvuk dan gigi utuh, tidak ada stomatitis, tidak ada perdarahan, batuk

9.

tanpa dahak, dan pengecapan normal.


Leher
Bentuk simetris, tidak ada nyeri telan, tidak ada nyeri menelan, karotis

teraba, tidak ada pembesaran KGB dan tidak ada peninggian JVP.
10. Dada
Bentuk dada simetris, warna kulit kecoklatan, retraksi dinding dada cepat,
tidak ada nyeri tekan pada dada, suara napas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan, bunyi jantung reguler, tidak ada bunyi jantung abnormal, tidak ada
lesi, tidak ada defromitas, tidak ada trauma / jejas.
11. Abdomen
Bentuk simetris, warna kulit kecoklatan, bising usus 8x/menit, terdapat
nyeri tekanan pada abdomen bawah seblah kanan, perkusi disemua kuadrat
abdomen normal, tidak ada asites, tidak ada jejas.
12. Punggung
Bentuk simetris,warna kulit kecoklatan,bentuk tulang belakang normal,
tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, skapula normal, tidak ada lesi,
dan tidak ada jejas.
13. Ekstremitas

20

- Ekstremitas atas

: bentuk kedua ekstremitas simentris, tidak ada fraktur


tidak ada lesi, tidak ada defomitas, CRT 3 detik, akral
teraba dingin, tidak ada clubbing finger, tonos otot
baik, terpasang infuse disebelah kiri.

- Ekstremitas bawah : bentuk kedua ekstremitas bawah simetris,tidak ada


faktur, tidak ada lesi, tidak ada deformitas, CRT 3
detik, akral

teraba dingin, tidak ada clubing finger,

tonus otot baik, kekuatan otot

dan terdapat

edema tangkai.
14. Rektum dan genitalia
Tidak dikaji
F. Masalah gangguan sistem
1. Sistem pernafasan
: klien sesak, terpasang O2 sebanyak 2 liter,
2. Sistem kardiovaskuler

retraksi dada cepat.


: TD 180 /120 mmHg,N :92 x / menit, klien
gelisah,

3. Sistem perkemihan

terdapat edema palpebra,

konjungtive anemis, CRT 3 detik.


: Klien memiliki riwayat GGK selama 5 bulan,
nyeri tekan di bagian abdomen bawah kanan,

edema di kedua tungkai.


4. Sistem Muskuloskeletal : Klien mengeluh lemas, CRT 3 detik, terdapat
edema di kedua tungkai, kekuatan otot.
5.
6.
7.
8.
9.

Sistem persyarafan
Sistem pencernaan
Sistem integument
Sistem endrokrin
Sistem penginderaan

: tidak ada masalah


: tidak ada masalah
: tidak ada masalah
: tidak ada masalah
: tidak ada masalah

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium tanggal 20 Januari 2016
Jenis
Pemeriksaan
Hematologi
WBC
RBC

Hasil

Nilai Normal

Interpretasi

3,61 x 103 /uL


2.54 x 1012 /uL

4.00 10.00
3.50 5,50

21

HGB
HCT
PLT
Kimia Darah
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Kalium
Natrium
Chlorida

7,2 g/dL
23,4 %
148 x 103 /uL

12,0 18,0
37,0 - 54,0
150 - 400

88 mg/ dL
52,7 mg/dL
6,35 mg/dL
19 u/l
11 u/l
3,06 mmol/l
129,3 mmol/l
100,6 mmol/l

<140
15-45
0,5 0,9
<31
<31
3,6 - 5,5
135 - 155
98 - 108

N
N

2. Laboratorium tanggal 24 Januari 2016


JENIS

HASIL

NILAI NORMAL

INTERPRETASI

5,91 x 103 /uL


2,64 x 1012 /uL
7,6 g/dL
22,9 %
111 x 103 /uL

4.00 10.00
3.50 5,50
12,0 18,0
37,0 - 54,0
150 - 400

PEMERIKSAAN

Hematologi
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT

3. USG tanggal 24 Januari 2016


Hasil :

Ren dekstra Et sinistra : ukuran membesar, PCS melebar,


disertai penipisan korteks,
pelebaran ureter proksimal

Vesika Urinaria

: dinding tak menebal, reguler, urolith

(-)
Uterus

: ukuran normal, permukaan reguler,


parenkim homogen, tak tampak

massa
Kesan

- Severe hidronefrosis dan hidroureter bilateral, suspect e.c


bendungan urolitik pada midureter bilateral

22

Aspek ginekologi dalam batas normal.

H. Terapi dan Penatalaksanaan Medis


1. Terapi
JENIS
TERAPI

DOSIS

CARA
PEMBERIAN

RL
Furosemid

20 tts/menit
2 x 1 amp

infus
IV bolus

Cairan
Diuretik

Seftazidine

2 x 1 amp

IV bolus

Antibiotik

Ranitidine

2 x 1 amp

IV bolus

Antiemetik

Amlodipine

1 x 10mg

PO

Anti
hipertensi

Irbesartan

1 x 300 mg

PO

Alprazolame

1 x 0,25 mg

PO

Codein

1 x 10 mg

PO

Angiotensin
receptor
antagonist
Benzodiazepine
s
Analgetik,
antitasif

INDIKASI

EFEK SAMPING

Pusing,
penglihatan
buram, lelah
Diare, nausea,
nyeri abdominal
Muntah, sakit
kepala, sakit
perut
Jantung
berdegub
kencang, mual,
pusing
Pingsan, pusing
Kecanduan
Mual, muntah
pusing, sembelit

2. Penatalaksanaan Medis
Rencana dilakukan tindakan hemodialisis pada tanggal 27 Januari 2016
jam 13.00 WIB

23

ANALISA DATA
Data-data
Ds : pasien mengeluh sesak
nafas

dan

batuk,

Etiologi
Payah jantung kiri

sesak

bertambah ketika tidur dan

Masalah
Gangguan
pertukaran gas

bendungan atrium kiri

berkurang ketika duduk


Do : RR 22x/ menit

tekanan vena pulmonalis

Dipsynea
Atraksi dada cepat
Terpasang
O2

kapiler pam

sebanyak 2 liter
Pasien
nampak

edema paru

gelisah
Gangguan tidur

difusi terganggu
hipervintilasi,

Ds : pasien mengeluh

sesak,dypsnea
Retensi atrium

lemas dan sesak nafas


Do

pasien

nampak

jantung
Tekanan kaviler

gelisah

TD 180/120 mmhg
N : 92x/menit
Konjungtiva anemia
CRT 3 detik
Edemapalpebra
Pasien
nampak

Penurunan

Volume intertisial
Edema

curah

24

emas
Edema ekstremitas

bawah
RB : 2,6410/pul
Hb : 7,62/dl

Ds : pasien mangatakan

Preload naik
Beban jantung
Cop
Cop

Intoleransi aktivitas

cepat lelah jika beraktivitas


dan langsung sesak nafas

Suplai O2 ke jantung

Do : pasien nampak lemas


dan pucat

Metabolisme anaerob

Asam laktat

Td 180/120 mmhg
N : 92x/menit
Dypsnea
Aktivitas terbatas
dandibantu keluarga
Ds
:
pasien
mengatakan

mual

dan

nafsu

tidak

Fatique,kelelahan,lemas
Gagal ginjal kronis

kebutuhan tubuh
Sekresi eritropotein

makan
Do : porsi makan

Produksi HB

tidak habis

Membran

bibir kering
Pasien
nampak

lemas
Keadaan

kotor
HB :7,6 gl/dl
Ureum : 52,7 g/dl
Kreatinin : 6,25 g/dl

mukosa

mulut

Nutrisi kurang dari

Suplai nutrisi dalam


darah
Penurunan BB, lemas,
nausea, vomitus, mukosa
kering, mulut kotor
Intake nutrisi tidak
adekuat

25

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru ditandai
dengan dypsnea, Rr 22x/menit, atraksi dada cepat, pasien gelisah
terpasang O2.
2. Penurunan curah jantung ditandai dengan beban jantung meningkat
ditandai dengan Td 180/120 mmhgn : 92x/menit edemapalpebra, edema
tungkai, konjungtiva anemia, rbc menurun, Hb menurun.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake yang tidak
adekuat ditandai dengan mual, nafsu makan menurun, membran mukosa
kering Hb 7,6 g/dl.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
adanya dypsnea setelah aktivitas, aktivitas terbatas, pasien nampak lemas.
INTERVENSI
NO

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Gangguan
pertukaran

TUJUAN

Setelah

1) Kaji

gas dilakukan

b.dedemapaaru

INTERVENSI

tindakan

RASIONAL

1) Identifikasi

pernapasan

keadaan pasien

pasien

dan

keperawatan

menentukan

selam

2x24

tindakan

jam

tidak

terjadi

lagi

pertukaran gas

2) Beri

posisi

semi fowler
atau duduk
3) Anjurkan
untuk

tarik

nafas dalam

selanjutnya
2) Semi
fowler
dapat
memaksmalka
n ventilasi
3) Nafas dalam
dapat
memaksimalka
n ventilasi dan
dapat membuat

26

pasien
4) Kolaborasi
dalam
pemberian

lebih

nyaman
4) Pemberian O2
dapat
meningkatkan

O2

suplai O2 ke
2

Penurunan
curah

Setelah

1) kaji

jantung dilakukan

b.d

beban tindakan

jantung

selama

2x24

meingkat

jam

curah

jantung

TTV

menentukan

sekali

tindakan
selanutnya
2) Menurunkan

lingkungan

normal,

Td

normal

nadi

normal,
edema hilang

untuk

setiap 8 jam

2) Ciptakan

kembali

tubuh
1) Data

yang nyaman
dan tenang
3) Beri
informasi
tentang
menejemen
stres
4) Kolaborasi
dalam

kegelisahan
pasien
3) Menejemen
stres

agar

pasien

tidak

cemas

dan

tenang
4) Amlodipine
untuk
menurunkan
tekanan darah

pemberian
obat
3

Nutrisi

amlodipine
1) Pantau status

kurang Setelah

dari kebutuhan dilakukan

nutrisi pasien

tubuh b.dintake tindakan


yang
adekuat

tidak selama

keadaan pasien
dan

2x24

menentukan

nutrisi
terpenuhi

1) Mengetahui

tindakan
2) Beri

makna

selanutnya
2) Untuk

27

nafsu

makan

neningkat,
lemas hilang,
membran

dalam

porsi

mencegah

sedikit

tapi

terjadinya

sering
3) Ciptakan

mual

lingkungan

mukosa

yang nyaman

lembab

untuk makan
4) Beri
informasi
kebersihan
dan

gigi
5) Kolaborasi
dengan

yang

nyaman

dapat
meningkatkan
nafsu makan
4) Mulut
yang

tentang
mulut

3) Lingkungan

ahli

bersih
meningkatkan
keinginan
untuk makan
5) Aktivitas yang
tepat

gizi

dapat

mempercepat
proses
4

penyembuhan
TTV 1) Mengetahui

Intoleransi

Setelah

1) Kaji

aktivitas

dilakukan

sebelum

berhubungan

tindakan

sesudah

memberatkan

dengan

selama

melakukan

klien

kelemahan

jam

2x24
pasien

mampu
berkativitas
secara mandiri
Dengan
criteria hasil :
Kriteria
umum
baik
Lemas

aktivitas
2) Bantu

dan

klien

yang

2) Menghindari
resiko injury

dalam
melakukan
aktivitas
3) Beri informasi
kepada
dan

aktivitas

klien
keluarga

akan
pentingnya

3) Mobilisasi
dilakukan supaya
klien tidak meras
kaku

dan

melancarkan
peredaran darah
4) Aktivitas
yang

28

hilang
TTV

mobilisasi
4) Kolaborasi

normal
Dapat

dengan

tepat

dapat

mempercepat
proses

rehabilitasi

penyembuhan

melakukan

medic

aktivitas

menentukan

secara

aktivitas klien

dalam

mandiri

IMPLEMENTASI
NO
1

DX
I

Hari / Tanggal

Implementasi

Evaluasi

Selasa 26 januari I : Mengkaji pernapasan E : RR 22x/menit,


2016

pasien

dyspnea atraksi dada


cepat pasien nampak
gelisah

I : Memberikan posisi duduk

E : Pasien mengatakan
sesak hilang setelah

Mengacapkan

relaksasi nafas dalam

teknik

diberikan posisi duduk


E : Pasien mengatakan
lelah sedikit berkurang
E : Pasien nampak

29

I : Memberikan O2 sebanyak tenang


2

II

2 liter melalui nasal kanul


Selasa 26 januari I : Mengkaji tanda tanda vital

E : TD 180/120mmhg,

2016

N 92x/menit, RR 22/
menit, S 37,2
I : Meniptakan ;ingkungan E : Pasien mengatakan
yang nyaman

merasa lebih tenang

I : Memberikan informasi E

Pasien

dan

kepada pasien dan keluarga keluarga memhai apa


tentang meneemen stress

yang

disampaikan

oleh perawat
I

Memberikan

obat E : Pasien mengatakan

amlodipine sebanyak 10mg merasa lebih tenang


3

III

melalui oral
setelah mentimun obat
Selasa 26 januari I : Memantau status nutrisi E : Pasien megeluh
2016

pasien

mual,

nafsu

makan

menurut
I : Memberikan makanan E : Pasien nampak
dalam

porsi

sedikit

tapi tidak berselera untuk

sering

makan

I : Memberikan informasi E
tentang kebersihan mulut

Pasien

dan

keluarga

memahami

yang

sampaikan

di

perawat
I

Memberikan

ranitidine
4

IV

sebanyak

injeksi E : Klien tenang saat


40mg dilakukan injeksi

melalui IV
Selasa 26 januari I : Mengkaji TTV (TD, Nadi, E : Pasien mengatakan
2016

RR, suhu)

sesak

setelah

dari

toilet
I : Membantu pasien dalam E : Pasien nampak
beraktivitas

lemas

untuk

30

beraktivitas
I : Memberikan informasi E

Pasien

kepada pasien dan keluarga keluarga


tentang mobilisasi

memahami

apa yang disampaikan


oleh perawat

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Px
: NY. M
Nomedrek
: 891238
NO
1.

Dx
I

DX

Hari / Tanggal
Rabu,

SOAPIE
dan sudah tidur
O : RR : 22x/menit
Terpasang O2 sebanyak 2
liter
Pasien nampak gelisah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I

memberikan

: CKD
Paraf

27 S : pasien mengatakan sesak nafas

januari 2016

dan

posisi

duduk
Mengajarkan teknik latihan
nafas dalam
Memberikan O2 sebanyak 2
liter
E : pasien mengatakan

31

sesak berkurang dan lebih


nyaman
2

II

dengan

posis

duduk
Rabu,
27 S : pasien mengatakan masih lemas
O : TD 150/110mmh
januari 2016
N 86x/menit
R 20x/menit
S 36,8c
CRT
2
detik
konungtivaanemia
A

Masalah

teratasi

sebagian
P : lanutkan intervensi
I : hasil laboratorium belum
3

III

Rabu,

keluar
27 S : pasien mengatakan mualnya

januari 2016

berkurang dan nafsu makannya


menurun
O : porsi makan tidak habis, pasien
nampak lemah, membran mukosa
lembab
A : masalah belum teratasi
P : lanutkan intervensi
I : memberikan makan sedikit tapi
sering,

memberikan

infeksi

ranitidine melalui IV
E : pasien nampak

meringis

kesakitan saat di infeksi ranitidine


4

IV

Rabu,

27 S : pasien mengeluh masih lemas

januari 2016

jika banyak bergerak


O : pasien nampak lemah, pasien
nampak pucat
A : Masalahbelum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I : mengkaji aktivitas

pasien,

32

membantu dalam beraktivitas


E : pasien nampak masih lemas
untuk bersalah ke toilet
5

Kamis,

28 S : pasien mengaakan sesaknya

januari 2016

sudah hilang
O : tidak terpasang O2, RR,
22xx/menit, pasien nampak teng
A : maslah teratasi
P : intervensi di hentikan

VI

Kamis,

28 S : pasien mengatakan sudah tidak

januari 2016

lemas setelah di lakukan cuci darah


O : TD : 10/90mmhg, N :
78xx/menit,

konjungtivaananemis,

edema berkurang
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
7

VII

Kamis,

28 S : pasien mengatakan mualnya

januari 2016

berkurang tetapi nafsu makannya


masih berkurang
O : porsi makan tidak habis,
membran mukosa lembab
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
I : memberikan infeksi ranitidine,
40mg

melelui

IV, memberikan

makanan yang di sukai pasien tetapi


tetap

memperhatikan

diet,

memberikan informasi tentang diet


GGK
E : pasien nampak memperhatikan
saat diberikan informasi
8

VIII

Kamis,

28 S : pasien mengatakan sudah bisa

januari 2016

beraktivitas dan terlihat ketoilet


sendiri
O : pasien nampak segar dan tidak

33

lemah
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

1
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE
PADA NY. M 40 TAHUN
DI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Keperawatan Medikal Bedah I dan II

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Berkah Melati Andriani


Dewi Rosdiani
Fadli Angga Hardiyansyah
Lisnawati
Marwan Abdul Malik
Mely Aprilia
Moch. Didik Nugraha
Nurhalimah
Nursisca Dewi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2016

2
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I DAN II
DI RUANG MAWAR, ANYELIR DAN SOKA
RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Keperawatan Medikal Bedah I dan II

Oleh :
MOCH. DIDIK NUGRAHA
NIM. JNR0150035

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2016

Anda mungkin juga menyukai