1. Nefropati Diabetik,
merupakan penyakit ginjal dengan diabetes disebabkan karena kelainan pembuluh darah
halus pada glomerulus ginjal. Normalnya protein terkandung didalam darah tidak akan
bisa menembus ginjal, jika sel didalam ginjal mengalami kerusakan molekul protein
yaitu albumin dapat melewati dinding pembuluh darah halus dan masuk dalam urine
sehingga terdapatnya albumin dalam urine dapat menjadi pertanda adnya kelainan
nefropati diabetik .
2. Hipertensi,
jika tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal
vasokontriksi sehingga aliran nutrisi ke ginjal terganggu dan mengakibatkan kerusakan
sel-sel ginjal yang berdampak pada kerusakan pada fungsi ginjal, dan jika tidak segera
ditangani dapat terjadi gagal ginjal kronis dan hanya dapat ditangani dengan
hemodialisis dan transplantasi ginjal.
3. Glomerulonefritis,
yaitu akibat dari reaksi anti bodi dengan jaringan gromeruli yang menyebabkan
pembengkakan dan kematian sel sel kapiler, dan mengakibatkan membran glomeruli
menjadi berpori-pori sehingga protein dan eritrosit dapat menembus membran tersebut
sehingga bermanifestasi proteinuria dan hematuria.
4. Fungsi ginjal
juga terganggu karena adanya pemarutan atau obstruksi sirkulasi melalui glomerulus
sehingga kemampuan filtrasi glomeruli berkurang dan terganggunya fungsi filtrasi dari
glomeruli mengakibatkan retensi sampah metabolisme natrium serta air. Penyakit ginjal
kistik, yaitu diturunkan scara dominan autosomal, terbentuk kista ginjal yang semakin
membesar yang berhubungan dengan kerusakan ginjal progresif (Priscilla, 2016).
2.1.3 Manifestasi Klinis Gagal Ginjal
Tanda dan gejala yang timbul akibat cairan dan elektrolit yang tidak seimbang,
perubahan fungsi regulator tubuh dan retensi yaitu Anemia, terjadi karena produksi eritrosit
juga terganggu (sekresi eritropoietin ginjal berkurang), pasien mengeluh lelah pusing dan
latergi. Hiperurisemia, sering ditemukan pada pasien dengan gagal ginjal terminal,
disebabkan ekskresi ginjal terhadap fosfat menurun. Tekanan darah meningkat, karena
adanya hipervolemia ginjal mengeluarkan vasopresor (renin). Kulit hiperpigmentasi serta
kulit tampak kekuningan atau kecoklatan, uremic frost atau bekuan uremik yaitu kristal urea
yang sangat mengiritasi pada permukaan kulit dan tampak pada pori-pori kulit. Sisa
metabolisme yang tidak dapat diekskresikan oleh ginjal, diekskresikan melalui kapiler
kulit yang halus sehingga tampak uremic
frost (Baradero M, 2008).
Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat asimtomatik, BUN dan
kreatinin meningkat.
Penyakit ginjal stadium akhir, gagal ginjal dengan azotemia (peningkatan kadar
kreatinin dan BUN) serta uremia.
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal. 1. Ultrasonografi
ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal
dan adanya massa kista, obtruksi pada saluran perkemihan
bagianatas.
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
c. Pielografi Intravena
Menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan
faal ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
j. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda- tanda perikarditis,
aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
k. Biopsi Ginjal
Dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis atau perlu untuk
mengetahui etiologinya.
3) Urin
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan tubular, amrasio
urine / ureum sering 1:1.
4) Ureum dan Kreatinin Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10 mg/dL diduga tahap
akhir (mungkin rendah yaitu 5).
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh
pus / nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna kecoklatan
menunjukkan adanya darah, miglobin, dan
porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal
berat).
5) Hiponatremia
6) Hiperkalemia
Hemodialisis merupakan proses filtrasi atau penyaringan yaitu memisahkan zat yang
penting dalam darah akan tetap berada dalam darah (seperti sel darah, dan protein) dengan
zat atau produk sampah yang akan dikeluarkan (seperti urea, kreatinin, kalium, dan cairan
yang berlebih) menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis (Yasmara, 2016).
2.2.2 Indikasi dan Kontra Indikasi Hemodialisis
1. Indikasi
j. Kulit :
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia,
dan terjadi perikarditis.
1
Hipervolumia Keseimbangan Cairan Manajemen
Hipervolemia
Definisi: Definisi:
Peningkatan volume cairan Ekuilibrium antara volume Definisi:
intravaskuler, interstisial, cairan di intraseluller dan Mengidentifikasi dan
dan atau intraseluler. ekstraselulertubuh. mengelola kelebihan
volume cairan
Setelah dilakukan tindakan intravaskuler dan
keperawatan selama 1x4 jam ekstraseluler serta
pasien diharapkan: 1. mencegah terjadinya
Edema (4) komplikasi.
1. Asites (4)
Tindakan:
Keterangan: 1. Periksa tanda dan
1. Meningkat
gejala hipervolemia
2. Cukup meningkat
(dispnue, edema)
3. Sedang 2. Monitor intake dan
4. Cukup menurun output cairan
5. Menurun 3. Ajarkan cara
membatasi asupan
cairan
4. Kolaborasi pemberian diuretik
2
Defisit nutrisi Status Nutrisi Edukasi Diet
Definisi:
Pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan Definisi: Definisi:
dengan kerusakan jaringan Pengalaman sensorik atau Mengidentifikasi dan
atau fungsional dengan emosional yang berkaitan mengelola pengalaman
onset mendadak atau dengan karusakan jaringan sensorik atau emosional
lambat dan berintensitas aktual atau fungsional dengan yang berkaitan dengan
ringan hingga berat yang onset mendadak atau lambat kerusakan jaringan atau
berlangsung kurang dari 3 berintensitas ringan hingga fungsional dengan onset
bulan. berat dan konsisten. mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga
Setelah dilakukan tindakan
berat dan konstan.
keperawatan selama 1x4 jam
pasien diharapkan: Tindakan:
1. Keluhan nyeri (4) 1. Identifikasi respon
2. Perasaan takut nyeri non verbal
mengalami cidera 2. Jelaskan penyebab
berulang (4) nyeri
3. Jelaskan strategi
Keterangan: meredakan nyeri
1. Meningkat 4. Ajarkan teknik
2. Cukup meningkat nonfarmakologi untuk
3. Sedang pengurangan nyeri.
4. Cukup menurun 5.
Menurun
4
Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan Integritas
Kulit Jaringan Kulit
Keterangan:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun 5.
Menurun
5. Risiko infeksi
Definisi:
Beresiko mengalami
peningkatan terserang organisme patogenik.
Kontrol Resiko
Keterangan:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat 3. Sedang
4. Cukup menurun 5. Menurun