Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan


komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan
timbal balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan
derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan
praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program -
program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang
lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat
ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian
integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya
selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan
atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana
yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan
fungsinya dengan baik.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

1. TAYLOR, dkk (1983)


“Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan
makna atau arti”.
2. BURGESS (1988)
“Proses penyampaiaan informasi, makna dan pemahaman dari pengirim
pesan kepada penerima pesan”.
3. YUWONO (1985)
“Kegiatan mengajukan pengertian yang didiinginkan dari pengirim informasi
kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan
dari penerima informasi.”
4. ROGERS
“Communication is the process by which massages are transffered from
source to receiver. The source transfer the ideas with an intent to modify
behavior of communication is to effect on the of the receiver.”
2.2 Hakekat Komunikasi
a) Komunikasi merupakan alat untuk membangun hubungan terapeutik.
b) Komunikasi merupakan alat bagi perawat untuk mempengaruhi tingkah
laku klien dan kemudian untuk mendapatkan keberhasilan dalam
intervensi keperawatan.
c) Komunikasi merupakan hubungan itu sendiri, dimana tanpa komunikasi
tidak mungkin terjadi hubungan terapeutik perawat-klien.
2.3 Komponen Komunikasi

Media

Encoding Decoding

Komunikator Pesan Komunikan

Feedback

Bagan 2.2.1

Komunikasi mempunyai 6 komponen yaitu (Potter & Perry, 1993):


1. Komunikator : penyampai informasi atau sumber informasi
2. Komunikan : penerima informasi, pemberi respon terhadap stimulus
3. Pesan : gagasan, pendapat, stimulus, fakta, informasi
4. Media : saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan
5. Kegiatan “encoding” : perumusan pesan oleh komunikator
6. Kegiatan “decoding” : penafsiran pesan oleh komunikan

2.4 Faktor yang memengaruhi komunikasi

Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potter & Perry, 1993):

1. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan perawat harus mengerti
pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, maupun proses
berpikir dari orang tersebut.Cara berkomunikasi pada usia remaja dengan
usia balita tentunya berbeda, pada usiaremaja Anda barangkali perlu
belajar bahasa “gaul” mereka sehingga remaja yang kitaajak bicara akan
merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa.Persepsi ini. dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan
persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
3. Nilai
“Nilai adalah bandar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi
perawat untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk
mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan
dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesionalnya
diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya.
4. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi
seseorang.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian, seperti
marah, sedih, seriang akan dapat mempengaruhi perawat dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi klien
dan keluarganya sehingga perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan dengan tepat. Selain itu perawat juga perlu mengevaluasi
emosi pada dirinya agar dalam memberikan asuhan keperawatan tidak
.terpengaruh oleh emosi dibawah sadarnya.
6. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda.
Tanned (1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3 tahun wanita ketika bermain
dalam kelompoknya menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan,
meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman,
sedangkan laki-laki menggunakan bahasa untuk mendapat kemandirian
diri aktivitas bermainnya, di mana jika mereka ingin berteman maka
mereka melakukannya dengan bermain.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan.
Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespon
pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibanding dengan tingkat
pengetahuan tinggi. Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien
sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dari akhirnya dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.
8. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
berkomunikasi. Cara komunikasi seseorang perawat dengan koleganya,
dengan cara komunikasi seorang perawat pada klien akan berbeda
tergantung perannya. Demikian juga antara guru dengan murid.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana bising, tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan
kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan.
10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu menyediakan rasa
aman dankontrol. Dapat dimisalkan dengan individu yang merasa
terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang
sangat dekat dengan dirinya. Hal itu juga yang dialami oleh klien pada
saat pertama kali berinteraksi dengan perawat. Untuk itu perawat perlu
memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan
dengan klien.

2.5 Prinsip Komunikasi Terapeutik

1. Klien harus menjadi focus utama interaksi


2. Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik
3. Membuka diri digunakan dalam interaksi
4. Hubungan social dengan klien harus dihindari
5. Kerahasiaan klien harus dijaga
6. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
7. Implementasi intervensi berdasarkan teori
8. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian
tentang tingkah laku klien dan memberi nasehat
9. Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali pengalamannya
secara rasional
2.6 Komunikasi dalam hubungan terapeutik perawat – klien

Analisa diri perawat

Pada dasarnya sebelum suatu hubungan terjalin perlu sekali melakukan analisa diri,
khususnya perawat di sini terdapat 4 fokus analisa diri: kesadaran diri, eksplorasi
perasaan, klarifikasi nilai role model dan rasa tanggung jawab Yang akan dibahas
hanya kesadaran diri saja, selebihnya akan dibahas pada hubungan terapeutik
perawat-klien. Seorang Perawat perlu menyadari tentang “siapa dirinya” atau
kesadaran diri, di mana pada tingkatan ini diperlukan komunikasi intrapersonal.
Untuk menuju kesadaran diri diperlukan: mempelajari diri sendiri, belajar dari orang
lain, dan membuka diri, ini secara tidak langsung akan mendorong seseorang untuk
melakukan komunikasi dengan orang lain/ komunikasi interpersonal. Untuk
meningkatkan kesadaran diri perlu dipahami tentang teori jendela Johari:

Kuadran 1 Kuadran 3

Kuadran 2 Kuadran 4

1 2 1 2

3 3 3 4

A B
Gambar 2.2.1
Dengan teori tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran lain.


2. Individu yang memiliki pemahaman diri rendah menunjukkan komunikasi
yang buruk (gambar b).
3. Individu yang memiliki pemahaman diri tinggi menunjukkan komunikasi
yang baik (gambar a).
Upaya meningkatkan kesadaran diri kadang menyakitkan dan tidak mudah,
khususnya jika ditemukan konflik dengan ideal diri seseorang. Untuk itulah kita
membutuhkan komunikasi sebagai alat.

Perawat disini perlu memahami 4 fokus analisa diri :

1. Kesadaran diri. Kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri baik perilaku,
perasaan maupun pikirannya sendiri. Kesadaran diri dapat dilakukan dengan :

a) Mempelajari diri sendiri


b) Belajar dari orang lain
c) Membuka diri

2. Eksplorasi perasaan, Eksplorasi perasaan dilakukan thd hubungan seseorang


dengan lingkungan luar/interaksinya dengan org lain. Dengan menyadari perasaan
kita sebelum bertemu dengan org lain kita akan menyadari bahwa kita mungkin
merasa cemas, bahwa nanti kecemasan itu akan membuat kita berkeringat sangat
banyak, sehingga kita perlu mengantisipasinya dengan membawa sapu tangan
misalnya. Bagi perawat, eksplorasi perasaan merupakan hal yang perlu dilakukan
agar perawat terbuka dan sadar terhadap perasaannya sehingga dia dapat
mengontrol perasaanya agar ia dapat menggunakan dirinya secara terapeutik

3. Klarifikasi nilai. Nilai adalah konsep dimana seseorang memiliki standar


mengenai hal-hal yg pantas dilakukan (Stuart&Sundeen, 1995). Klarifikasi nilai
perlu dilakukan karena nilai itu bermacam-macam, dan dari sinilah seorang yang
proaktif mendasarkan pemilihan responnya. Pemilihan respon perlu didasarkan
pada nilai, nilai/standar perilaku yg pantas tersebut bila ditetapkan sebagai prinsip
maka nilai akan menjadi pusat kehidupan.

4. Role model dan rasa tanggung jawab. Perawat dapat menjadi model apabila
perawat tersebut dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta
tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran & memperlihatkan
perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat dituntut dapat bertanggung
jawab dalam pelaksanaan asuhan keperawatan berdasarkan kode etik yang
ditetapkan.

BAB 2

NARASI

ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN REMAJA

Ilustrasi:
Suatu hari seorang pemudi yang berusia 16 tahun yang bernama Cinta
mengikuti balap motor liar bersama teman-temannya, namun naas Cinta mengalami
kecelakaan yang menyebabkan kaki dan tangannya luka. Seorang laki-laki yang tepat
melihat kejadian itu langsung membawa Cinta ke IGD RSWB. Perawat dan dokter
kemudian langsung memberikan penanganan kepada Cinta. Setelah diberikan
penanganan, kondisi Cinta membaik dan dia masih ditempatkan di ruangan IGD
karena keluarganya belum datang. Perawat Dimas kemudian menghampiri Cinta
untuk menanyakan kondisinya.
Perawat Dimas: “Selamat malam” (Tersenyum).
Cinta : “Malam” (Termenung)
Perawat Dimas: "Dik, perkenalkan saya perawat Dimas. Saya perawat yang bertugas
pada malam ini. Jika boleh tahu nama Adik siapa?”
Cinta : “Nama saya Cinta Daratusta, bisa panggil saja Cinta”
Perawat Dimas: “Baiklah Dik Cinta, bagaimana keadaannya sekarang?”
Cinta : “Ya masih begini-begini aja”
Perawat Dimas: “Maaf Dik Cinta, bisa dijelaskan lagi maksud dari kata masih
begini-begini saja itu apa?”
Cinta : “Begini, tangan dan kaki saya masih sedikit sakit, tetapi saya rasakan
sudah lebih membaik setelah diberi tindakan tadi”
Perawat Dimas: “Saya mengerti yang anda rasakan Dik Cinta. Nah bagaimana kalau
kita berbincang-bincang mengenai masalah Adik, dan mengenai kronologis
kecelakaannya. Apakah Dik Cinta bersedia?”
Cinta : “Hmmm….” (Ragu-ragu)
Perawat Dimas: “Dik Cinta bisa menceritakannya kepada saya, saya akan berusaha
semampu saya untuk membantu” (Mempertahankan kontak mata, sedikit
membungkuk, bersikap terbuka)
Cinta : “Baiklah saya bersedia”
Perawat Dimas: “Nah kalau begitu kita disini akan berbincang-bincang selama
kurang lebih 20 menit ya Dik Cina?”
Cinta : “Iya”
Perawat Dimas: “Nah Dik Cinta sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa
terjadi kecelakaan? Saya akan mendengarkannya dengan baik”
Cinta : “Hmm… Anu, tadi itu saya balapan motor dengan teman-teman
saya, nah pas tikungan ban motor saya kepleset dan akhirnya saya seperti ini”
(Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Dimas: “Jadi Dik Cinta ini kecelakaan gara-gara balapan motor?”
Cinta : “Hehe… Iya ” (Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Dimas: “Kenapa Dik Cinta bisa ikut balapan motor?”
Cinta : “Ya beginilah anak muda, biar dibilang gaul gitu loh”
Perawat Dimas: “Nah, terus apakah orang tua Dik Cinta mengetahui kalau Adik
sering ikut balapan?”
Cinta : “Orang tua saya itu tidak peduli dengan saya”
Perawat Dimas: (Diam dan mempertahankan kontak mata)
Cinta : “Mereka itu sangat jarang di rumah, mereka sibuk sendiri dengan
pekerjaan mereka”
Perawat Dimas: “Lalu?”
Cinta : “Ya saya cari kesibukan juga dong, mendingan saya kumpul dengan
anak motor daripada saya dirumah sumpek sendiri”
Perawat Dimas: “Jadi apakah Dik Cinta sering ikut balapan karena orang tua Adik
jarang memperhatikan Adik?”
Cinta : “Iya bisa dibilang begitu, Apalagi mereka itu galak, kerjaannya
ceramahi saya terus. Ya saya jadi kurang betah di rumah”
Perawat Dimas: “Iya, saya mengerti apa yang Dik Cinta rasakan. Kalau saya
perhatikan Adik dari tadi bisa tersenyum menjawab pertanyaan saya, tapi saya rasa
ada yang Adik pikirkan”
Cinta : “Iya benar” (Menunduk)
Perawat Dimas: “Apa yang adik pikirkan kalau begitu?”
Cinta : “Ya tentang tadi itu, nanti kalau mereka datang pasti akan marah-
marah”
Perawat Cinta : “Mengenai masalah itu, nanti saya akan bicarakan dengan orang tua
Adik ya, jadi tidak usah cemas dulu, sementara kita tunggu kedatangan dari orang tua
Dik Cinta, tadi sudah dihubungi pihak rumah sakit”
Cinta : “Iya”
Perawat Dimas: “Nah berdasarkan apa yang Adik jelaskan tadi, saya bisa pahami
kalau masalah Dik Ramlan itu sebenarnya karena jarang berkomunikasi dan
mendapat perhatian dari orang tua, apakah benar seperti itu?”
Cinta : “Benar” (Menunduk)
Perawat Dimas : “Iya mungkin itu penyebab adik merasa kurang nyaman di rumah,
tetapi kalau saya boleh berikan pemahaman, yang perlu Dik Cinta ingat adalah orang
tua Adik itu sibuk bekerja untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu karena mereka
sayang dengan adik. Tapi nanti saya juga akan beritahukan kepada orang tua adik
agar memberikan sedikit waktu untuk memberikan perhatian ke adik ya. Nah kalau
boleh saya sarankan, adik lebih baik berhenti ikut balapan liar, karena seperti yang
adik rasakan sekarang gak enak kan rasanya?”
Cinta : “Iya, saya menyesal” (Menunduk)
Perawat Dimas: “Nah sebaiknya Dik Cinta melakukan hal-hal yang positif mumpung
masih muda, seperti mengembangkan hobi yang adik miliki, bermain musik, belajar
yang giat, siapa tahu adik bisa berprestasi, tentunya akan membanggakan orang tua
dan secara otomatis mereka pasti akan lebih perhatian dengan adik”
Cinta : “Iya suster, saya akan coba untuk berubah”

Ilustrasi:
Saat Perawat Dimas dan Cinta sedang berbincang-bincang, kemudian
akhirnya Ibu Anggun datang dan menemui Cinta.

Ibu Anggun : “Ya ampun anakku, kamu tidak apa-apa kan?” (Cemas)
Cinta : (Mengangguk dan menunduk)
Perawat Dimas: “Selamat malam Ibu. Saya perawat Dimas. Kondisi anak ibu tidak
apa-apa, dia hanya mengalami luka lecet di tangan dan kaki saja, kalau boleh saya
tahu nama ibu siapa?”
Ibu Anggun : “Syukurlah Cinta tidak kenapa-kenapa, nama saya bu anggun. Nduk,
kamu itu kenapa toh..? Kok bisa seperti ini?”
Cinta : (Diam dan menunduk)
Perawat Dimas: “Begini Ibu Anggun, tadi saya sudah berbincang-bincang dengan
Dik Cinta, adik ini ikut balapan motor dengan temannya dan akhirnya kecelakaan”
Ibu Anggun : “Ya ampuun, ibu kan sudah sering peringati jangan ikut balapan lagi,
untung saja kamu tidak terjadi apa-apa”
Cinta : (Diam dan tertunduk)
Perawat Dimas: “Begini Ibu Anggun, Adik Cinta ini ikut balapan karena dia ingin
mencari perhatian dari lingkungannya, karena menurut dia di rumah dia tidak pernah
diperhatikan. Kalau boleh saya tahu bagaimana kebiasaan ibu dan keluarga di rumah
dengan Cinta?”
Ibu Anggun : “Saya di rumah dengan suami saya memang jarang bertemu lama
dengan Cinta karena saya dan suami sibuk dengan pekerjaan, tapi sesekali saya juga
sering menegurnya kalau ada kelakuan dia yang menurut saya aneh. Tapi saya sangat
sayang dengan anak saya ini”
Perawat Dimas: “Iya saya mengerti dengan keadaan ibu. Anak usia remaja seperti
Cinta ini terkadang perlu pengawasan yang lebih Bu Anggun, karena mereka pada
usia ini sangat memerlukan pendampingan, karena jika dibiarkan tanpa pengawasan
takutnya anak salah memilih pergaulan”
Ibu Anggun : “Iya, mulai sekarang mungkin saya akan lebih memberikan waktu
untuk memperhatikan Cinta agar tidak terjadi hal seperti ini lagi”
Perawat Dimas: “Iya bagus sekali komitmen Ibu Anggun kalau begitu, nah akan
lebih baik lagi jika Ibu sering berkomunikasi dengan Cinta bu”
Ibu Anggun : “Komunikasi yang bagaimana ya sebaiknya?”
Perawat Dimas: “Nah seperti ini ibu, pada usia remaja sebaiknya anak dianggap
seperti sahabat, artinya Ibu perlu melibatkan, mendengarkan dan menghargai
pendapat dia dan mengarahkan hal-hal yang kurang baik, seperti itu Ibu”
Ibu Anggun : “Iya saya akan membiasakan hal seperti itu”
Cinta : “Ibu Cinta minta maaf ya selama ini banyak merepotkan ibu”
Ibu Anggun : “Iya nak, Ibu juga minta maaf sering tidak memperhatikan kamu”
Perawat Dims: “Nah Dik Cinta seperti itu seharusnya ya, harus berbakti kepada
orang tua. Bagaimana perasaann adik sekarang?”
Cinta : “Terimakasih, sekarang saya sudah lega, akhirnya hal yang saya
tidak bisa sampaikan sekarang sudah diketahui ibu saya langsung”
Perawat Dimas: “Iya, selanjutnya adik bisa lebih terbuka lagi dengan orang tua ya”
Cinta : “Iya ”
Perawat Dimas: “Nah Dik Cinta masih ingat tentang pesan saya tadi?”
Cinta : “Tentu, saya harus lebih terbuka dengan orang tua dan melakukan
hal yang positif dan harus bisa berprestasi”
Perawat Dimas: “Iya bagus sekali, nah kalau Ibu Anggun bagaimana?”
Ibu Anggun : “Iya, saya dan suami akan lebih meluangkan waktu dan membangun
komunikasi yang baik dengan Cinta”
Perawat Dimas: “Iya seperti itu ya bu. Nah adik sementara bisa istirahat dulu
sekarang, nanti adik dipindahkan ke ruangan agar diberi perawatan hingga sembuh
ya. Nah untuk Ibu Anggun nanti bisa ikut saya sebentar untuk mengurus administrasi
ya bu”
Cinta : “Iya”
Perawat Dimas: “Nah Dik Cinta sekarang saya akan ke ruangan perawat dulu
bersama Ibu adik ya, nanti kalau sudah selesai saya akan kembali dan mengantar
adik ke ruangan ya”

Cinta : “Iya, terimakasih banyak bantuannya”

Perawat Dimas: “Iya sama-sama Dik Cinta, Saya pamit ya, mari Ibu Anggun ikut
saya sebentar”

Ilustrasi:

Perawat dan ibunya Cinta kemudian menuju ruangan perawat untuk menyelesaikan
administrasi

Anda mungkin juga menyukai