Anda di halaman 1dari 3

Komunikasi Efektif

oleh Ratri Tamayanti, 1506689742

Komunikasi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang harus dikuasai


oleh semua tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan harus mampu menguasai
komunikasi yang baik untuk rekan kerjanya dan pasien maupun keluarga pasien.
Pasien memiliki karateristik yang berdeda-beda, ada yang mengalami kebutuhan
khusus, lanjut usia, gangguan pendengaran atau yang lainnya. Sehingga
diperlukan kemampuan komunikasi yang baik.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi yang melibatkan
seseorang untuk menggunakan simbol verbal maupun non-verbal yang bertujuan
untuk mempengaruhi sikap orang lain. Komunikasi merupakan pengalihan suatu
pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami (Liliweri, 2003).
Komunikasi yang efektif dapat berjalan dengan baik, salah satu caranya dengan
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan tindakan penting
bidang program komunikasi kesehatan yang ditujukan untuk perilaku atau sosial
perubahan (World Health Organization, 2009). Komunikasi interpersonal
merupakan komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan
umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media.
Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burhon and
Huffner, 2002) Komunikasi interpersonal dapat dibagi menjadi komunikasi
provider-pasien seperti dialog masyarakat, konseling dan personal selling
(Schiavo, 2014).
Komunikasi efektif interpersonal yaitu dengan melakukan konseling.
Konseling merupakan hubungan pofesional antara konselor dengan klien untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, belajar
mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna
berupa data kesehatan dan pendektan batin. Hubungan ini biasanya dilakukan
orang per orang yang tidak hanya terserang penyakit fisik tetapi psikis.
Seorang konselor harus memiliki beberapa sikap yang harus diperhatikan
untuk berhubungan dengan kliennya, meliputi.

1. Tanggung jawab
2. Kemampuan dalam menganalisis kemampuan diri
3. Kemampuan berperan sebagai teladan
4. Kesadaran akan adanya perbedaan di kalangan masyrakat
5. Kesadaran akan nilai-nilai budaya
6. Kesediaan berkorban untuk pasien dari segi waktu dan tenaga
7. Berperan kuat pada kode etik konseling
Hambatan saat komunikasi konseling juga sering terjadi yang dialami antara
konseler dengan pasien. Beberapa faktor yang menghambat terjadinya komunikasi
konseling masalah kesehetan dengan pasien (Nasir, 2009).
1. Tingkat pengetahuan kesehatan
2. Tingkat pendidikan
3. Hambatan berbahasa
4. Perbedaan budyaa
5. Usia
6. Batasan kognitif
7. Perubahan sikap sebagai pengaruh dari pernyakit yang diderita
8. Ketimpang kekuatan pasien dibandingkan dengan tenaga kesehatan.
9. Ketidakpercayaan pasien pada konselor
Oleh karena itu, komunikasi merupakan sarana untuk membangun dan
membantu penyembuhan hubungan anatra tenaga kesehatan dan pasien.
Keselamatan pasien juga memerlukan komunikasi yang efektif di antara anggota
tim kesehatan karena gangguan dalam komunikasi antara tim kesehatan
merupakan penyebab utama dari kesalahan di tempat kerja dan mengancam
profesional kredibilitas tim kesehatan (Potter dan Perry, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Burgon and Huffner. (2002). Human Communication. London: Sage Publicatio


Liliweri, A . (2003). Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Nasir. et. al. (2009). Komunikasi dalam Keperawatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Media.
Potter, P. A., and Perry, A. G. (2013). Fundamentals of Nursing. Ed. 8. Canada:
Elsevier.
Schiavo, R. (2014). Health Communication: From Theory To Practice. Ed. 2.
United States of America: Jossey-Bass.
World Health Organization. (2009). Patient Safety Curriculum Guide for Medical
Schools: Topic 4. Being An Effective Team Player.

Anda mungkin juga menyukai