Anda di halaman 1dari 17

Komunikasi Interprofesi

Cynthia Puspariny, S.ST, M.Kes


 Komunikasi interprofesi
 Jenis-jenis komunikasi interprofesi
 Kegagalan komunikasi interprofesi
Materi  Hambatan dalam komunikasi
interprofesi
 Membangun komunikasi
interprofesi yang efektif
 komunikasi yang terjadi antar
multidisiplin ilmu mengenai praktik
Komunikasi keprofesian yang berkolaborasi guna
interprofesi meningkatkan kerjasama dan
pelayanan kesehatan (Barr: 2002)
Adanya komunikasi interprofessi ialah bertujuan
untuk:
1) mewujudkan kesehatan pasien yang lebih baik,
2) bertukar informasi dan alat medis agar lebih efektif
untuk memajukan praktek medis,
3) serta mengadvokasi untuk penerapan standar baru
pelayanan perawatan kesehatan.
Jenis komunikasi tersebut dapar berupa;
1) Komunikasi antara manajer fasilitas
kesehatan dengan petugas kesehatan,
Jenis-jenis
2) Komunikasi antara dokter dengan
komunikasi perawat/bidan,
interprofesi 3) Komunikasi antara dokter dengan dokter,
misalnya komunikasi antara dokter
spesialis dengan dokter ruangan atau
antar dokter spesialis yang merawat
pasien,
4) Komunikasi antara dokter/bidan/ perawat dengan
petugas apotek,
5) Komunikasi antara dokter/ bidan/perawat dengan
petugas administrasi/keuangan,
6) Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan
petugas pemeriksaan penunjang (radiology,
laboratorium, dsb).
Bentuk komunikasi interprofessional dapat berupa
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Contoh
komunikasi non-verbal dalam komunikasi
interprofessional dapat berupa rekam medik pasien,
resep untuk pasien, dll.

Rekam medik pasien menjadi sumber informasi untuk


tenaga medis yang akan manjadi petugas pelayanan
perawatan dikemudian hari, resep pun menjadi bentuk
komunikasi yang diberikan dokter untuk pasien
mengambil obat di apotek.
Menurut Potter & Perry (2005) keefektifan komunikasi
dapat didukung dengan faktor-faktor berikut:
 Persepsi, dalam berkomunikasi antar profesi perlu berusaha
menyetarakan persepsi agar tidak menimbulkan masalah
dala berkomunikasi.
 Lingkungan yang nyaman untuk berkomunikasi, hindari
lingkungan yang dapat menggangu proses komunikasi
menjadi terhambat.
 Pengetahuan, tingkatan pengetahuan yang berbeda. Hal ini
dapat menimbulkan penyampaian pesan yang tidak jelas
serta dapat menimbulkan negative feedback.
 Occasion o
Terjadi saat komunikasi tentang hal yang sangat
Kegagalan penting terlambat terjadi sehingga manfaatnya
untuk penyelesaian tugas atau masalah tim
komunikasi menjadi berkurang
interprofesi  Content o
Terjadi karena tidak tersampaikannya atau tidak
adanya informasi yang dibutuhkan atau justru
informasi yang dikomunikasikan tidak akurat
 Purpose o
Kegagalan komunikasi tipe ini terutama terjadi saat tujuan
komunikasi tidak tercapai, atau hal yang penting
diputuskan/dibicarakan akhirnya tidak dikomunikasikan
dengan baik.
 Audience o
Terjadi karena ketidakhadiran anggota tim yang sebenarnya
memegang peran penting selama komunikasi atau diskusi
berlangsung.
Kasus:
perawat A telah menyelesaikan tugas shiftnya dan
akan segera pulang, sehingga ia terburu-buru
memberikan rekam medik pasien C ke perawat B
tanpa adanya informasi lebih lanjut. Sehingga
perawat B merasa bingung untuk melanjutkan
shiftnya karena kurangnya informasi yang jelas
mengenai pasien C

Bagaimana menurut mu???


Hambatan

?
dalam
komunikasi
interprofesi
 Nilai diri dan harapan pribadi/Personal
values and expectations

 Perbedaan Kepribadian/ Personality


differences

 Hierarchy/ Hirarki
 Perilaku mengganggu/Disruptive behavior

 Budaya dan etnik/ Culture and ethnicity

 Beda Generasi/Generational differences

 Jenis kelamin/Gender
 Karena ada perbedaan dalam pola piker
penyelesaian masalah
 Claramita, dkk., 2012
 1) Mampu menghormati (Respect) tugas, peran dan tanggung jawab
profesi kesehatan lain, yang dilandasi kesadaran/sikap masing-masing
pihak bahwa setiap profesi kesehatan dibutuhkan untuk saling
bekerjasama demi keselamatan pasien (Patient-safety) dan keselamatan
petugas kesehatan (Providersafety).
Membangun  2) Membina hubungan komunikasi dengan prinsip kesetaraan antar
profesi kesehatan.
komunikasi  3) Mampu untuk menjalin komunikasi dua arah yang efektif antar petugas
interprofesi kesehatan yang berbeda profesi.
 4) Berinisiatif membahas kepentingan pasien bersama profesi kesehatan
yang efektif lain.
 5) Pembahasan mengenai masalah pasien dengan tujuan keselamatan
pasien bisa dilakukan antar individu ataupun antar kelompok profesi
kesehatan yang berbeda.
 6) Mampu menjaga etika saat menjalin hubungan kerja dengan profesi
kesehatan yang lain.
 4) Berinisiatif membahas kepentingan pasien bersama profesi
kesehatan lain.
 5) Pembahasan mengenai masalah pasien dengan tujuan
keselamatan pasien bisa dilakukan antar individu ataupun antar
kelompok profesi kesehatan yang berbeda.
 6) Mampu menjaga etika saat menjalin hubungan kerja dengan
profesi kesehatan yang lain.
 7)Mampu membicarakan dengan profesi kesehatan yang lain
mengenai proses pengobatan (termasuk alternatif/tradisional).
 8) Informasi yang bersifat komplimenter/saling melengkapi:
kemampuan untuk berbagi informasi yang appropriate dengan
petugas kesehatan dari profesi yang berbeda (baik tertulis di
medical record, verbal maupun non-verbal).
 9) Paradigma saling membantu dan melengkapi tugas antar
profesi kesehatan sesuai dengan tugas, peran dan fungsi profesi
masing-masing.
 10) Negosiasi: Kemampuan untuk mencapai persetujuan bersama
antar profesi kesehatan mengenai masalah kesehatan pasien.
 11) Kolaborasi: Kemampuan bekerja sama dengan petugas
kesehatan dari profesi yang lain dalam menyelesaikan masalah
kesehatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai