Anda di halaman 1dari 16

Scenario 1

Step 5
“Kesulitan komunikasi karena pasien dan nakes dari lingkungan yang berbeda
(budaya/ SARA)”

Kelompok 12
1902551012 Yoshe Kartika S
1902511056 Victoria Immanuela
1902511057 Marco
1902511058 Claudia Felicia L
1902511059 Johnathan L
1902511060 Medea Callista
1902561069 I Dw Gd Agung N S
1902561075 Ni Md Rai Dwi N
1902561077 A A Sg Ayana Putri
1902531047 Ni Md Anggita T Y
1902531049 Delicia Theofilia E
1902521012 Desak Made Novi A
1908551025 Valentinus Alwen
1908551026 Rhinard Valery G R
1902541026 Zainul Muhlisi M

Anggota
Kelompok 12
01
Step 5
Merumuskan tujuan
belajar berdasarkan
kesepakatan kelompok, di
bawah supervisor tutor.
01
Mengetahui solusi yang tepat untuk
menciptakan komunikasi yang baik antara
tenaga medis dan pasien. dan juga
menyampaikan informasi selain dengan
menggunakan bahasa verbal.

Chittem dan Butow (2015) menyatakan bahwa


adanya perbedaan bahasa dapat
menyebabkan timbulnya kesalahpahaman
dalam menafsirkan informasi yang diberikan.
Oleh karena itu dalam hubungan nakes-
keluarga diperlukan sikap saling menghargai
untuk dapat meminimalisir terjadinya
kesalahpahaman karena adanya perbedaan
kultur budaya dan bahasa.
02
Mahasiswa harus memperluas ilmu di bidang bahasa agar
dapat berkomunikasi nyaman dengan pasien. Dikarenakan
apabila mencara translator dapat terjadi miskomunikasi.

Seorang tenaga kesehatan minimal bahasa daerah yang digunakan


di lingkungan setempat (bukan hanya bahasa Indonesia). Bahasa
merupakan salah satu komunikasi yang penting dalam
menyampaikan suatu informasi. Sebagai seorang mahasiswa, kita
haruslah memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik
kepada pasien. Teknik komunikasi menjadi landasan antara lain
dalam melakukan wawancara medis, melakukan negosiasi, memberi
informasi dan edukasi, menyampaikan berita buruk, dan
memberikan informasi penting tentang obat yang diberikan. Setiap
daerah atau tiap negara memiliki bahasa yang berbeda, sehingga
nakes minimal harus menguasai 1 bahasa asing seperti bahasa
inggris, dimana bahasa ini merupakan bahasa internasional sehingga
memudahkan dalam berkomunikasi dengan orang asing (Setyawan,
2017).
03
Mahasiswa mampu tanggap dalam mencari solusi ketika
terdapat kendala komunikasi dengan pasien yang berlatar
belakang budaya berbeda

Solusi jangka panjang yang dapat dilakukan adalah pelatihan


komunikasi. Menurut Arumsari dkk., (2016) penting untuk
mengadakan pelatihan-pelatihan terkait komunikasi untuk
meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan seperti
kemampuan berbahasa asing dan kesabaran dalam
menghadapi situasi dan kondisi di ICU khususnya
berhubungan dengan keluarga pasien. Sedangkan solusi
jangka pendek yaitu menanyakan langsung ke keluarga yang
mendampingi atau ke perawat/tenaga kesehatan yang
menguasai bahasa tersebut hingga memanggil jasa
penerjemah (Simanjuntak, 2016).
Peran
Profesi!
Pendidikan Dokter

Care Provider active listener,


Memberikan pelayanan Memperhatikan dengan seksama baik
medis yang bermutu, komunikasi verbal dan nonverbal yang
menyeluruh, berkelanjutan, terjadi selama sesi konsultasi denga
dan manusiawi terhadap pasien untuk mendapatkan pelayanan
pasien kesehatan yang holistik
Pendidikan Dokter Gigi

Dokter gigi yang berperan sebagai tenaga kesehatan


memiliki peran yang besar terhadap keberhasilan
perawatan. Keberhasilan perawatan ini nantinya akan
berdampak pada kepuasaan pasien. Salah satu hal
yang mempengaruhi kepuasaan pasien adalah
keefektifan dari komunikasi interpersonal yang
dijalankan oleh dokter. Peran dokter gigi dalam kasus
diatas tidak lain adalah membantu tenaga kesehatan
lainnya berkomunikasi dengan pasien. Komunikasi
dokter gigi-pasien merupakan kompetensi yang harus
dikuasai dan dimiliki oleh dokter gigi karena
kompetensi komunikasi mempunyai peranan
terhadap keberhasilan penyelesaian masalah
kesehatan pasien (Caresya et al., 2016).
Psikologi
Ilmuwan psikologi/psikolog memiliki tugas untuk memberitahu pasien
dengan memberdayakan teknik komunikasi multikultural. Namun, jika
ilmuwan psikologi/psikolog tidak fasih dalam menggunakan bahasa pasien
maka ilmuwan psikologi/psikolog dapat meminta rekan lainnya yang fasih
menggunakan bahasa pasien agar tidak terjadi miskomunikasi. Selain itu,
ilmuwan psikologi/psikolog dapat memberdayakan bahasa tubuh atau
bahasa verbal untuk menjelaskan kepada pasien dan menyediakan
pelayanan konsultasi.
Kesehatan Masyarakat
Peran dari kesehatan masyarakat sendiri dapat membantu dalam
mencari translator yang sekiranya dapat menjadi penghumbung
kominikasi antara pasien tersebut dan tenaga kesehatan yang akan
melakukan pemeriksaanya. Selain itu kita juga bisa berperan sebagai
translator apabila kita mengetahui bahasa yang digunakan oleh
pasien tersebut. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang ada
seperti kemunculaan Google Translete kita dapat dengan mudah
untuk menjadi translator tersenut sehingga pelayanan kesehatan akan
dapat berjalan dengan lancar
Keperawatan
Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peran dalam melakukan pengkajian sebelum pemberian
asuhan keperawatan dilakukan. Dalam proses pengkajian ini, perawat dapat menerapkan komunikasi
terapeutik kepada pasien. Komunikasi terapeutik itu sendiri adalah komunikasi interpersonal antara
perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling mempengaruhi dan
memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta
memperbaiki pengalaman emosional pasien yang membantu mencapai kesembuhan pasien. Perawat
juga dapat berkolaborasi dengan keluarga pasien maupun tenaga kesehatan lainnya dalam
memahami bahasa dan budaya pasien sehingga sebagai tenaga kesehatan dapat mengambil tindakan
yang efektif dan segera untuk pasien (Anjaswarni, T., 2016).
Farmasi
● Seorang farmasis dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik sesuai
dengan 9 star of pharmacist (Communicator). sehingga pelayanan
kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat, dan tenaga
kesehatan berjalan dengan baik, misalnya menjadi komunikator yang baik
dalam PIO (Pelayanan Informasi Obat), Penyuluhan, konseling dan
konsultasi obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang
perawatan pasien, Pengajar, Narasumber, dan sebagainya. Oleh karena itu
Farmasi dapat ikut serta dalam menyelesaikan masalah yang terjadi ketika
komunikasi antar pasien dan tenaga kesehatan yang lain.
Fisioterapi

Pada dasarnya Fisioterapi memiliki peran dalam memperbaiki, mengembangkan, dan


memelihara gerak serta kemampuan fungsi yang maksimal selama perjalanan kehidupan individu
atau kelompok tersebut (Kemenkes RI, 2013). Tujuan utama fisioterapi adalah untuk memulihkan
atau meminimalkan gangguan sistem gerak dan fungsi tubuh akibat cedera atau penyakit
sehingga mencapai kualitas hidup yang tinggi. Tidak hanya itu, komunikasi efektif sudah tentu
punya peranan penting dalam fisioterapi. dengan berkomunikasi kepada pasien, memberikan
edukasi serta tindakan pencegahan. Salah satu edukasi yang dapat diberikan yaitu risiko jatuh.
pada lansia tingkat risiko jatuh sangat tinggi. sehingga sebagai fisioterapi dapat mengambil peran
pada edukasi untuk menghindari adanya risiko jatuh pada pasien.
Daftar Pustaka
● Arumsari, D. P., Emaliyawati, E., & Sriati, A. (2017). Hambatan komunikasi efektif perawat dengan
keluarga pasien dalam perspektif perawat. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2(2):104-
114.
● Caresya, et al. (2016). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dokter Gigi-Pasien terhadap
Tingkat Kepuasan di Poli Gigi Puskesmas Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 3(3): 547-
554.
● Chittem, M., & Butow, P. 2015. Responding To Family Request For Nondisclosure : The Impact Of
Oncologists Cultural Background. Journal of Cancer Research and Therapeutics. 11(1):174-180.
● Setyawan, F. E. B. 2017. Komunikasi Medis: Hubungan Dokter-Pasien. Magna Medika: Berkala
Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan. 1(4):51-57.
● Simanjuntak, R. D. 2016. Pelayanan Kesehatan dalam Pendekatan Komunikasi Antarbudaya (Studi
Fenomenologi Pelayanan Kesehatan Dokter Kepada Pasien di RSUP H. Adam Malik Medan).
Jurnal Simbolika. 2(2):156-166
● Ghosh, A., Joshi, S. and Ghosh, A., 2021. Effective Patient-Physician Communication – A Concise
Review. JAPI, [online] 68. Available at: <https://www.japi.org/> [Accessed 31 October 2021].
● Anjaswarni, T., (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Komunikasi dalam Keperawatan.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
● Menkes RI. 2016. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
● Kemenkes RI, 2013. Keputusan Mentri Kesehatan No.80 Tahun 2013. : 1–13. Available from: URL:
file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/bn1536-2013.pdf.
Terima Kasih!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
Kelompok 12
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai