Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI KEPERAWATAN PALIATIF

Dosen : Nazaruddin.S.kep,.NS,.M.kep

DI SUSUN OLEH :

Nama : Irmawati Tohamba


Nim : P201701118
Kelas : J3 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Komunikasi
Perawatan Paliatif sesuai dengan waktu yang telah diberikan, dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan namun demikian penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin agar hasil dari tulisan ini tidak menyimpang dari ketentuan-
ketentuan yang ada.

Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penunyusun bisa menyelesaikan


makalah ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Dosen yang mengajar mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
yang memberikan pengajaran dan arahan dalam penyusunan makalah ini, dan tidak
lupa kepada teman-teman semua yang telah ikut berpartisipasi membantu penyusun
dalam upaya penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
tak ada gading yang takretak, begitu pula dengan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan mudah-mudahan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 07 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................2

A. Konsep Tentang Pentingnya Komunikasi............................................2


B. Kesulitan Komunikasi Paliatif..............................................................2
C. Tantangan Komunikasi Paliatif............................................................3
D. Komunikasi Interpersonal.....................................................................4

BAB III PENUTUP.........................................................................................6

A. Kesimpulan ..........................................................................................6
B. Saran.....................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi bisa di definisikan sebagai pembagian informasi secara sukarela
dan sengaja antara dua orang atau lebih dalam upaya menyampaikan dan menerima
pesan. Komunikasi memainkan peran vital dalam pelayanan akhir kehidupan pasien
kanker. Komunikasi pada pasien kanker sangat menantang namun sejauh ini hal
tersebut kurang di perhatikan dalam pelayanan kanker sehingga sering bagi perawat
onkologi melaporkan hambatan substansial dan tantangan berkomunikasi dalam
prakter mareka (Hasan dan Rasyid, 2016).
Hasil penelitian virdun menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan
salah satu hal penting yang diinginkan oleh pasien dan keluarganya dalam perawatan
penyakitnya. Lebih lanjut komunikasi terapeutik menurut pasien dan keluarga yaitu
pemberian informasi yang jujur dan jelas terkait penyakitnya, komunikasi dengan
empati (Virdun, Dkk, 2017).
Komunikasi terapeutik adalah landasan dasar untuk kepastian pengobatan,
hasil kesehatan yang positif, kepatuhan pasien dan kualitas perawatan secara
keseluruhan. Sehingga seorang perawat harus memiliki dan menguasai
skillkomunikasi yang di butuhkan supaya mereka bisa bekerja secara efektif dan
membangun hubungan interpersonal yang kontruktif dan sukses antara perawat dan
pasien (Lai, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tentang pentingnya komunikasi ?
2. Apa kesulitan dalam komunikasi paliatif ?
3. Apa saja tantangan komunikasi paliatif ?
4. Bagaimana cara komunikasi interprofesional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep tentang pentingnya komunikasi
2. Untuk mengetahui kesulitan dalam komunikasi paliatif
3. Untuk mengetahui tantangan komunikasi paliatif
4. Untuk mengetahui cara komunikasi interprofesional

1
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Pentingnya Komunikasi


Komunikasi merupakan tema yang paling umum yang berhubungan dengan
kepuasan dan kualitas pelayanan. Dampak darikomunikasi terapeutik dengan pasien
atau keluarga adalah meningkatnya kepuasan pasien atau keluarga terhadap pelayanan
yang diberikan dan membangun hubungan interpersonal dengan pasien dan keluarga
yang didasari keprcayaan dan kekeluargaan (Minanton & Arlina. D, 2019).
Komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien sangat penting untuk
keberhasilan asuhan keperawatan bagi setiap pasien khususnya bagi pasien kanker
dimana mereka mengalami peningkatan distress psikologis. Untuk mencapai hal ini,
perawat harus memahami karakteristik komunikasi terapeutik (Minanton & Arlina. D,
2019).
Komunikasi terapeutik dengan pasien atau keluarga berdampak peningkatan
kepuasan pasien atau keluarga terhadap pelayanan yang diberikan. Hal ini didukung
oleh hasil penelitian sebelumnya bahwa komunikasi dengan keluarga dan pasien
merupakan factor yang mempengaruhi secara positif kepuasan keluarga dan pasien
dengan pelayanan. Komunikasi yang dimaksudkan yaitu informasi yang jujur dan
akurat terkait diagnosis and prognosis, mendengarkan secara aktif, pernyataan empati,
dan informasi yang konsisten dan jelas (Mehendro. P, 2017).
Perawat seharusnya menyediakan informasi dalam istilah-istilah yang
sederhana dan menggunakan bahasa mudah dipahami oleh pasien, khususnya pasien
yang miliki literasi kesehatan yang rendah, focus pada point yang paling penting, dan
menjelaskan dalam bahasa yang awam ketika harus menggunakan istilah kesehatan.
Selain itu, perawat juga perlu menggunakan komunikasi non-verbal contohnya
sentuhan, duduk samping bed pasien, kontak mata dan mendengar secara aktif itu
menunjukan caring dari perawat (Mahendro. P, 2017).
B. Kesulitan Dalam Komunikasi Paliatif
Hambatan utama dalam menyediakan komunikasi terapeutik berasal dari
faktor perawat. Perawat secara konsisten menunjukkan kesusahan saat
mengkomunikasikan topik akhir kehidupan dengan pasien dan keluarga. Kurangnya
pengalaman dan motivasi pasien berdampak pada rendahnya kepercayaan diri perawat
untuk menyediakan komunikasi terapeutikdi pelayanan end of life. Rasa percaya diri
2
perawat sangat penting dalam memberikan perawatan berkualitas bagi pasien yang
sekarat dan terlibat dalam diskusi kanker ( Minanton & Arlina. D, 2019 ).
Hambatan lain yang bisa menghambat perawat dalam menyediakan
Komunikasi terapeutik adalah ketidaknyamanan membicarakan kematian dan proses
kematian yang diyakini perawat dapat berdampak buruk terhadap harapan pasien.
Padahal penelitian telah menunjukkan bahwa harapan tidak selalu bertentangan
dengan pemberian informasi tentang penyakit dan prognosisnya (Minanton & Arlina.
D, 2019 ).

Kurangnya pengetahuan dan skill perawat serta bimbingan telah menjadi


hambatan lain untuk menyediakan komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga
mencakup kurangnya pemahaman empati, menjadi pendengar yang baik dan
penggunaan bahasa yang tepat (Banerjee et al., 2016). Menurut hasil penelitian
Walter (2016) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang
Paliatif sangat penting dan hal tersebut mempengaruhi kemampuan mereka untuk
mendiskusikan topik paliatif. Area Paliatif banyak tenaga professional yang terlibat
sehingga adanya ketidakjelasan tanggung jawab untuk mendiskusikan topic end of life
serta anggota tim interprofesional dapat menghambat komunikasi jika mereka tidak
berada pada satu tujuan yang sama dengan gagasan yang sama (Minanton & Arlina.
D, 2019).
C. Tantangan Komunikasi Paliatif
Salah satu tantangan dan kesulitan itu seperti bagaimana mengatur masalah
komunikasi yang ada di pelayanan paliatif atau kanker yang sangat kompleks
contohnya bagaimana memberikan informasi secara tepat tentang berita buruk terkait
diagnosis atau prognosis, bagaimana mendiskusikan tujuan perawatan dan keinginan
pasien serta bagaimana cara memulai diskusi tentang kematian dan proses kematian
dimana dikalangan masyarakat masih relative tabu (Minanton & Arlina. D, 2019).
Tantangan-tantangan yang ada dalam berkomunikasi dengan pasien adalah :
1. Mengabarkan berita buruk.
2. Menghadapi tanggapan emosional.
3. Menghentikan atau menahan perawatan aktif.
4. Menghindari keheningan dan mempromosikan keterbukaan di antara
pasien, kerabat, dan professional.

3
5. Membahas keinginan pasien yang mengatakan “jangan melakukan
resusitasi”.
6. Tanggapan yang sesuai untuk permintaan euthanasia.
7. Membahas tentang kematian dan prosesnya.
8. Berbicara kepada anak-anak mereka.
9. Berkomunikasi dengan kolega.
D. Komunikasi Interprofesional
1. Definisi
Kolaborasi interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) adalah
kemitraan antara orang dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama
untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan
(Imaningtyas. R & Agus. S, 2018).
Interprofesional Collaboration merupakan strategi untuk mencapai kualitas
hasil yang di inginkan dalam keberhasilan pelayanan kesehatan oleh rumah sakit yang
diberikan untuk pasien. Dalam pelaksanaanya maka diperlukan komunikasi secara
efektifuntuk menyampaikan pendapat dalam penyelesaian masalah. Tidak hanya
masalah, dalam interprofesional Collaboration juga merupakan salah satu bentuk
upaya kerjasama yang dilakukan oleh tenaga medis untuk memperbaiki pelayanan
kesehatan di rumah sakit, seperti memperbaiki pelayanan keselamatan pasien
(Muhamad. A, 2016).
Upaya yang di lakukan untuk meningkatkan komunikasi dalam pelaksanaan
interprofessional collaboration adalah dengan menggunakan catatan perkembangan
pasien terintegrasi (CPPT). Metode pencatatan terintegrasi ini diharapakan dapat
meningkatkan komunukasi efektif antar profesi, pencatatan di lakukan lebih optimal,
meminimalkan mis komunikasi, dan meningkatkan keselamatan pasien yang
berdampak kepada mutu pelayanan (Imaningtyas. R & Agus. S, 2018).
2. Manfaat komunikasi interprofesional
Komunikasi interprofesional yang efektif tidak akan menimbulkan terjadinya
pemecahahn masalah , bebagai ide dan pengambilan keputusan bersama. Bila
komunikasi tidak efektif terjadi di antara profesi kesehatan keselamatan pasien
menjadi taruhannya. Beberapa alasan yang dapat terjadi yaitu kurangnya
informasi yang kritis, salah mempresepsikan informasi, perintah yang kurang jelas
melalui telepon dan melewatkan perubahan status atau informasi (Agus. M,
Hardjana 2007).
4
3. Tujuan komunikasi interprofesional
Komunikasi interprofesional pada pelayanan kesehatan di lakukan oleh
tenaga-tenaga medis seperti, dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, dll. Adanya
komunikasi interprofesional bertujuan untuk :
a. Mewujudkan kesehatan pasien yang lebih baik
b. Bertukar informasi dan alat medis agar lebih efektif untuk memajukan
praktek medis
c. Mrngadvokasi untuk penerapan standar baru pelayanan perawatan
kesehatan
4. Jenis dan bentuk komunikasi interprofesional
Komunukasi interprofesional dapat terjadi dalam berbagai jenis komunikasi
dalam satu organisasi pelayanan kesehatan. Jenis komunikasi tersebut dapat
berupa :
a. Komunikasi antara manajer fasilitas kesehatan dengan petugas kesehatan.
b. Komunikasi antara dokter dengan perawat atau bidan.
c. Komunikasi antara dokter dengan dokter, misalnya komunikasi antara
dokter spesialis dengan dokter ruangan atau antar dokter spesialis yang
merawat pasien.
d. Komunikasi antara dokter/perawat/bidan dengan petugas apotek.
e. Komunikasi antara dokter/perawat/bidan dengan petugas pemeriksaan
penunjang (radiologi, labolatorium, dsb).

Selain jenis komunikasi di atas, komunikasi interprofesional memiliki bentuk


komunikasi yang terjadi ketika komunikasi berlangsung. Bentuk komunikasi
interprofesional dapat berupa komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
Contoh komunikasi nonverbal dalam komunikasi interprofesional dapat berupa
rekam medik pasien dan resep untuk pasien. Rekam medik pasien menjadi sumber
informasi untuk tenaga medis yang akan menjadi petugas pelayanan perawatan
dikemudian hari.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses keperawatan adalah
komunikasi terapeutik, Komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien sangat
penting untuk keberhasilan asuhan keperawatan bagi setiap pasien khususnya bagi
pasien kanker dimana mereka mengalami peningkatan distress psikologis. Untuk
mencapai hal ini, perawat harus memahami karakteristik komunikasi terapeutik.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca, penulis juga mengharapkan kritik atau saran dari pembaca sehingga dapat
mewujudkan makalah yang lebih baik kedepannya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Agus M. Hardjana, 2007. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Jl. Cempaka 9,


Deresan, Yogyakarta.

Damayanti & Mukhripah, 2008. Komunikasi terapeutik dalam keperawatan. PT Refika


Aditama, Bandung.

Imaningtyas. R & Agus. S. 2018, Peningkatan Komunikasi dalam Pelaksanaan


Interprofessional Collaboration melalui Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi, Vol. 1,
2018.

Minanton & Arlina. D, 2019, Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kanker Dan
Paliatif : Kajian Literatur, Vol. 3, No. 1, Juli 2019.

Mahendro. P, 2017, Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Kepuasan Pasien di Rawat


Jalan RSUD Jogja, Vol. 6, No. 1 : 72-81, Januari 2017.

Muhammad. A, 2016, Pengaruh Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan Terhadap


Kepuasan Pasien Dengan Kepercayaan Sebagai Variabel Intervening, Vol. 4, No. 2, 2016.

7
 Mengapa komunikasi dalam MAPPING  Dalam Komunikasi Paliatif
keperawatan itu penting ? memiliki beberapa kesulitan
atau hambatan :
Karena komunikasi merupakan tema yang
 Faktor perawat yang kurang
paling umum yang berhubungan dengan
kepuasan dan kualitas pelayanan.. Komunikasi KOMUNIKASI DALAM pengetahuan dan pengalaman.

terapeutik antara perawat dan pasien sangat  Ketidaknyamanan perawat

penting untuk keberhasilan asuhan


KEPERAWATAN PALIATIF untuk membicarakan kematian

keperawatan bagi setiap pasien khususnya dapat berdampak buruk


bagi pasien kanker dimana mereka mengalami terhadap harapan pasien.
peningkatan distress psikologis. Untuk  Kurangnya skill perawat dalam
mencapai hal ini, perawat harus memahami memahami empati dan
karakteristik komunikasi terapeutik menjadi pendengar yang baik
untuk pasien dan keluarga.

 Tantangan komunikasi paliatif


Komunikasi interprofesional adalah kemitraan antara orang dengan latar
 Bagaimana memberikan informasi secara tepat tentang
pekerjaan yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah
berita buruk terkait diagnosis atau prognosis.
kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan. Manfaat komunikasi
 Bagaimana mendiskusikan tujuan perawatan dan keinginan
interprofesional yaitu tidak akan menimbulkan terjadinya pemecahan
pasien.
masalah. Dan bertujuan untuk : mewujudkan keseatan pasien yang lebih
 Bagaimana cara memulai diskusi tentang kematian dan
baik, bertukar informasi dan alat medis agar lebih efektif untuk memajukan
proses kematian.
praktek medis dan mengadvokasi untuk penerapan standar baru pelayanan
perawatan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai