Anda di halaman 1dari 18

Dosen Pengajar : CICI YUSNAYANTI,. S.Kep,.Ns,.M.

Kes

TUGAS INDIVIDU
KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH :

NAMA : RINI WIDIYA SARI


NIM : P201701070
KELAS : J2 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan malakah yang berjudul “Perubahan Perkembangan pada
Lansia” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami
menggunakan berbagai sumber baik dari buku maupun media elektronik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kritik yang bersifat membangun kami harapkan dari pembaca sekalian agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.

Kendari, 26 Maret 2020

Penyusun
Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

A.    Latar Belakang.....................................................................................................


B.     Rumusan Masalah................................................................................................
C.     Tujuan..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

A.    Pengertian Lansia.................................................................................................


B.     Teori-Teori Proses Menua...................................................................................
C.     Batasan-Batasan Lanjut Usia...............................................................................

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................

A.    Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia.........................................

BAB IV PENUTUP.................................................................................................

A.     Kesimpulan..........................................................................................................
B.     Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di
bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk
yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.
Saat ini, di seluruh dunia orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-
rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal
ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan
bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga
bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau berlanjut secara alamiah
dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada
kalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-kekurangan
yang menyolok (deskripansi).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa,
misalnya dengan terjadi kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain
sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit.
Sebenarnya, tidak ada batas yang tegas pada usia berapa penampilan seseorang mulai
menurun. Pada setia orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya berbeda, baik dalam hal
pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Hal ini juga sangat individu. Namun
umumnya, fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur antara 20 dan 30
tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh
beberapa saat, kemudian menurun sedikit-sedikit sesuai bertambahnya umur.
Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan “proses menua”, mulai dari
teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan pita, teori terjadinya atrofi,
yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses evolusi, dan teori
imunologik, yaitu : teori adanya produk sampah atau waste products. Dari tubuh sendiri
yang makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahui, lanjut usia kan selalau bergandengan
dengan perubahan fisiologis maupun psikologi. Yang penting untuk diketahui bahwa
aktivitas fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang
disebabkan bertambahnya umur.

B. Rumusan Masalah
Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia ?

A. Tujuan
Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh lanjut usia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lansia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang
berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 berbunyi “Lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.”
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau berlanjut secara
alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
(Nugroho Wahyudi, 2000).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut badan koordinasi keluarga
berencana nasional ada 3 aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,
aspek ekonomi dan aspek sosial. (BKKBN, 1998)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah
individu yang mencapai usia lebih dari 60 tahun dan mengalami proses penuaan
secara terus-menerus secara alamiah.

B. Teori-Teori Proses Menua

Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. Masing-masing
lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda. Tidak ada satu faktor pun ditemukan
untuk mencegah proses menua.

1. Teori-teori biologi
a. Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram
oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi.
b. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
c. Teori “Immunologi Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus
ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
d. Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
e. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik, seperti
karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan, dan hilangnya fungsi.
g. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.

2. Teori Kejiwaan Sosial


a. Aktivitas dan Kegiatan (Activity Theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang
aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b. Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Teori dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori
ini merupakan gabungan dari teori diatas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan
yang terjadi pada seorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimilikinya.
c. Teori Pembebasan (Diengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepakna diri dari kehidupan sosialnya atau menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut
usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi
kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :
         Kehilangan peran (Loos of Role)
         Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relationship)
        Berkurangnya komitmen(Reduced Commitment to Social Mores and
Values)

C. Batasan-Batasan Lanjut Usia


Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur :
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan (Middle Age)
Ialah kelompok usia 45-59 tahun.
b. Lanjut usia (Elderly)
Ialah usia antara 60-74 tahun.
c. Lanjut usia tua (Old)
Ialah usia antara 75-90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old)
Ialah usia diatas 90 tahun.
2. Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut :
a.       0-1 tahun = masa bayi
b.      1-6 tahun = masa pra sekolah
c.       6-10 tahun = masa sekolah
d.      10-20 tahun = masa pubertas
e.       40-65 tahun = masa setengah umur (Prasenium)
f.       65 tahun keatas = masa lanjut usia (Senium)
3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI)
Mengatakan : Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaaan dapat
dibagi menjadi 4 bagian.
a.       Pertama = fase iuventus, antara 25-40 tahun
b.      Kedua = fase verilitas, antara 40-50 tahun
c.       Ketiga = fase praesenium, antara 55-65 tahun
d.      Keempat = fase senium, antara 65 hingga tutup usia

4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyo Negoro


Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut :
a.       Usia dewasa muda (Elderly Adulhood) = 18 atau 20-25 tahun
b.      Usia dewasa penuh(Middle Years) atau maturitas = 25-60 atau 65 tahun
c.       Lanjut usia (Geriatric Age) = lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk umur
70-75 tahun (Young Old), 75-80 tahun (Old), lebih dari 80 tahun (Very Old).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia

1. Perubahan-perubahan fisik
a. Sel
         Lebih sedikit jumlahnya
         Lebih besar ukurannya
         Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan inraseluler
         Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati
         Jumlah sel otak menurun
         Terganggunya mekanisme perbaikan sel
         Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5-10

b. Sistem persyarafan
         Berat otak menurun 10-20%
         Cepatnya menurun hubungan persyarafan
         Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khusunya dengan stress
         Mengecilnya syaraf panca indera
         Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf
pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin
         Kurang sensitif terhadap sentuhan

c. Sistem pendengaran
         Presbiakusis atau gangguan pada pendengaran
         Membrana timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
         Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin
         Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stress

d. Sistem penglihatan
         Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
         Kornea lebih berbentuk sferis atau bola
         Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) lalu menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan
         Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
         Hilangnya daya akomodasi
         Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya
         Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala

e. Sistem kardiovaskular
         Elastisitas, dinding aorta menurun
         Katup jantung menebal dan jadi kaku
         Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
         Kehilangan elastisistas pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke
berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmhg
(mengakibatkan pusing mendadak)
         Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer : sistolik normal lebih kurang 170 mmhg, diastolik
normalnya lebih kurang 90 mmhg

f. Sistem pengaturan temperatur tubuh


         Temperatur tubuh menurun atau hipotermia secara fisiologik lebih kurang
35o C, ini akibat metabolisme yang menurun
         Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot
g. Sistem respirasi
         Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
         Menurunnya aktivitas dari silia
         Paru-paru kehilangan elastisitas : kapasitas residu meningkat, menarik nafas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas
menurun
         Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
         Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmhg
         Karbondioksida pada arteri tidak berganti
         Kemampuan untuk batuk berkurang
         Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia

h. Sistem gastrointestinal
         Kehilangan gigi : penyebab utama adanya periodental disesase yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi
yang buruk
         Indera pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atrofi indera pengecap (lebih kurang 80%), hilangnya sensitivitas dari saraf
pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin
         Esofagus melebar
         Lambung : rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun
         Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
         Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu)
         Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah

i. Sistem reproduksi
         Menciutnya ovari dan uterus
         Atrofi payudara
         Pada laki-laki, testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan
         Dorongan seksual menetap sampai usia diatas usia 70 tahun (asal kondisi
kesehatan baik) yaitu : kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut
usia, hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan
seksual, tidak perlu cemas karan merupakan perubahan alami
         Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan-perubahan warna 

j.   Sistem genitourinaria
         Ginjal : mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah keginjal menurun
sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang mengkonsentrasi urin,
berat jenis urin menurun, BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21 mg
%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat
         Vesika urinaria atau kandung kemih : otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, VU susah
dikosongkan pada pria usia lanjut sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi
urin
         Pembesaran prostat lebih kurang 75% dialami oleh pria usia diatas 65 tahun
         Atrofi vulva
         Vagina : frekuensi seksual intercourse menurun secara bertahap tiap tahun
tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua

k. Sistem endokrin
         Produksi dari hampir semua hormon menurun
         Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
         Pituitari : pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan         
Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic Rate, dan
menurunnya daya pertukaran zat
         Menurunnnya produksi aldosteron
         Menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya : progesteron, estrogen dan
testosteron
l. Sistem kulit (integumen)
         Kulit mengerut atau keriput akibt kehilangan jaringan lemak
         Perubahan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi) serta
perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis
         Menurunnnya respon terhadap trauma
         Mekanisme proteksi kulit menurun : poduksi serum menurun, penurunan
produksi VTB, gangguan pigmentasi kulit
         Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu
         Berkurangnya elastisits akibat dari menurunnya cairan dan vaskulerisasi
         Pertumbuhan kuku lebih lambat
         Kuku jari jadi keras dan rapuh
         Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
         Klenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya
         Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya

m. Sistem muskuloskeletal
         Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
         Kifosis
         Pinggang, lutut, dan jari-jari pergelangan terbatas
         Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
         Persendian membesar dan menjadi kaku
         Tendon mengerut dan mengalami skelerosis
         Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot
mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan
menjadi tremor
         Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh

2. Perubahan-Perubahan Mental
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
         Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
         Kesehatan umum
         Tingkat pendidikan
         Keturunan atau hereditas
         Lingkungan
a) Kenangan (Memory)
         Kenangan jangka panjang : berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup
beberapa perubahan.
         Kenangan jangka pendek atau seketika : 0-10 menit, kenangan buruk.
b) IQ (Intellgentia Quantion)
         Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
         Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor : terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor luar itu.

3. Perubahan-Perubahan Psikososial
a. Pensiun, akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain :
         Kehilangan finansial (income berkurang)
         Kehilangan status ( dulu mempunyai jabatan, posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya)
         Kehilangan teman atau kenalan atau relasi
         Kehilangan pekerjaan atau kegiatan
b.      Merasakan atau sadar akan kematian
c.      Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak lebih
sempit
d.     Ekonomi akibat dari pemberhentian jabatan (economyc deprivation),
meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan
e.       Penyakit kronis dan ketidakmampuan
f.       Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
g.      Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
h.      Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan
family
i.        Hilangnya kekuatan dan ketagapan fisik : perubahan terhadap gangguan dan
konsep diri

4. Perkembangan Spiritual
         Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
         Lansia makin matur dalam kehidupan kegamannnya. Hal ini terlihat dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari
         Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah berpikir dan bertindak dengan
cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lanjut usia adalah individu yang mencapai usia lebih dari 60 tahun dan
mengalami proses penuaan secara terus-menerus secara alamiah.
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah
baik secara fisik, mental, psikososial dan spiritual sehingga dapat menimbulkan
gangguan dalam hal memenuhi kebutuhan hidup dan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.

B. Saran
Perubahan-perubahan yang terjadi pada kanjut usia harus disikapi secara
tenang sehingga tidak akan menimbulkan kecemasan karena merupakan proses
alamiah yang akan dialami oleh semua individu. Dukungan dari keluarga dan
lingkungan juga akan membantu lanjut usia dalam melewati masa perubahannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai