Anda di halaman 1dari 13

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.    Pengkajian
1.      Pengumpulan Data
a.       Identitas Klien
Nama                                 : Ny.S
Umur                                 : 77 tahun
Jenis Kelamin                    : Perempuan
Pendidikan                        : SD
Pekerjaan                           : Petani
Agama                               : Islam
Suku / Bangsa                    : Sunda / Indonesia
Status Perkawinan             : Kawin
Diagnosa Medis                 : Hemoroid
Alamat                               : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.
                                             Bojong Asih Kec. Mertajaya
Tanggal Masuk RS            : 22 Oktober 2014           Pukul : 10.10 WIB
Tanggal Operasi                 : –
Tanggal Pengkajian           : 23 Oktober 2014           Pukul : 06.30 WIB
No.CM                              : 019679
b.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                                 : Tn.M
Umur                                 : 55 tahun
Jenis Kelamin                    : Laki – laki
Pendidikan                        : SMA
Pekerjaan                           : Petani
Hubungan dengan Klien   : Anak
Alamat                               : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.
                                             Bojong Asih Kec. Mertajaya

2.      Keluhan Utama
Klien mengeluh BAB bercampur / dilumuti darah.
3.      Riwayat Penyakit
a.       Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke RSI Hj.Siti Muniroh Tasikmalaya tanggal 22 Oktober 2014 pukul 10.10 WIB
dengan keluhan BAB berdarah sudah 2 hari, + 3 kali BAB berdarah, BAB berdarah bila feses
keras, perdarahan terjadi karena adanya benjolan di anus, tidak terjadi perdarahan di daerah
lain, warna darah merah segar, klien merasakan badannya lemas, BAB tidak teratur dan
susah, BAK lancar.
b.      Riwayat Penyakit Dahulu
Klien menderita hemoroid sudah + 1 tahun yang lalu tetapi tidak dilakukan tindakan operasi
sehingga sekarang kambuh kembali.
c.       Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama, penyakit keturunan (seperti
diabetes, hipertensi, asma, dll), penyakit menular (seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, dll).
4.      Data Biologis
No Kebutuhan Sebelum sakit Sesudah sakit
1. Nutrisi
a.  BB/TB 47 kg/140 cm 47 kg/140 cm
b.  Diit terakhir Nasi BN 1600 kal
c.  Kemampuan mengunyah
-     Mengunyah Baik Baik
-     Menelan Baik Baik
-     Bantuan total/sebagian Tidak ada Sebagian
d. Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari
e.  Porsi makan 1 porsi 1
/2 porsi
f.   Makanan yang di sukai Tidak terkaji Tidak terkaji
g.  Makanan yang menimbulkan Tidak ada Tidak ada
alergi
2. Cairan
a.  Intake
-       Oral
Jenis Air putih Air putih
Jumlah + 1000 cc + 600 cc
Bantuan total/sebagian Tidak ada Sebagian
-       Intervensi
Jenis Tidak ada RL
jumlah Tidak ada + 400 cc
b.  Output
-       Sunction Tidak ada Tidak ada
-       Drain Tidak ada Tidak ada
-       Muntah Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a.  BAB
Frekuensi 1x/hari Belum pernah
Warna Khas feses -
Jumlah + 100 cc -
Keluhan Tidak ada -
Bantuan total/sebagian Tidak ada -
b.  BAK
Frekuensi 3 – 4 x/hari 3 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah + 800 cc + 600 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Bantuan total/senagian Tidak ada Sebagian
4. Istirahat
a.  Lama tidur 8 – 9 jam 6 – 7 jam
b.  Kesulitan mulai tidur Tidak ada Gelisah
c.  Kebiasaan mulai tidur Malam Siang + malam
5. Personal hygiene
a.  Mandi Belum pernah
-     Frekuensi 2x/hari -
-     Kebiasaan mandi Pagi + sore -
-     Bantuan Tidak ada -
b.  Gosok gigi 2x/hari -
c.  Cuci rambut 1x/2 hari -
d. Gunting kuku 1x/minggu -
e.  Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
6. Aktivitas
a.  Kesulitan dalam melakukan Tidak ada Ya
aktivitas
b.  Anjuran badrest Tidak ada Ya
5.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kesadaran                     : CM
b.      Penampilan umum        : Kotor
c.       BB dan TB                   : 47 kg dan 140 cm
d.      Pemeriksaan TTV
1)      TD                           : 100/70 mmHg
2)      N                             : 72 x/menit
3)      R                             : 28 x/menit
4)      S                              : 36,50C
e.       Pengkajian Head To Toe
1)      Kepala
a)      Rambut
Rambut klien bersih, rambut hitam beruban, bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan
maupun lesi, tidak ada kelainan lain di kepala.
b)      Mata
Bentuk kedua bola mata simetris, kelopak mata simetris, bulu mata ada, konjungtiva pucat,
reflek pupil normal, terbukti saat memakai cahaya penlight didekatkan pupil mengecil dan
saat cahaya dijauhkan pupil kembali membesar. Pergerakan bola mata pasien normal terbukti
saat mata pasien mengikuti arah jari pemeriksa. Ketajaman penglihatan klien sudah rabun
terbukti saat klien dianjurkan membaca klien tidak tepat membaca kalimat tersebut. Saat
dilakukan palpasi tidak ditemukan kelainan.
c)      Telinga
Kedua telinga simetris, telinga bersih tidak ada sekret/kotoran maupun perdarahan, tidak ada
lesi maupun massa, tidak ada peradangan, pendengaran pasien terganggu, terbukti saat
pemeriksa berbicara pelan / normal klien kurang mendengar dan harus diulangi dengan suara
sedikit lebih keras.
d)     Hidung
Bentuk tulang hidung simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan maupun sekret
/ kotoran, tidak ada massa dan nyeri di daerah hidung, penciuman klien normal, terbukti saat
klien dianjurkan mencium wewangian (parfum, kayu putih, sabun) dan klien menjawab
dengan tepat.
e)      Mulut, Lidah, Gigi
Bibir simetris, warna bibir pucat, bibir lembab, tidak ada lesi, mulut kotor, gigi sudah tidak
utuh, warna gigi kekuningan, ada karies, keadaan gigi kotor, tidak ada lesi di daerah gusi,
tidak ada pembengkakan dan nyeri di daerah gusi.
Bentuk lidah normal, warna lidah pucat, tidak ada kelainan di lidah. Saat dilakukan palpasi di
rongga mulut tidak ada pembengkakan maupun nyeri tekan.
Indra perasa klien masih normal, terbukti saat pemeriksa memberikan perasa dan klien
menjawab dengan tepat. Saraf kranial hipoglosal klien normal, terbukti saat klien dapat
mengeluarkan dan menggerakan lidah. Gerak otot rahang klien masih bekerja dengan baik.
2)      Leher
Bentul leher normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada massa, reflek menelan klien baik,
saraf kranial asesori klien baik, terbukti saat klien di minta untuk menengok ke kiri / kanan
kemudian ditahan oleh pemeriksa.
3)      Dada, Payudara, dan Ketiak
Tidak ada kelainan di daerah dada, bentuk dada simetris, ekspansi dada seimbang, terbukti
saat pemeriksa merasakan getaran dan keseimbangan di punggung klien saat klien bernafas.
Traktil fremitus klien seimbang terbukti saat pemeriksa meletakan kedua tangan di punggung
klien pada saat klien mengucapkan bilangan “tujuh – tujuh”. Suara pernafasan jernih, tidak
ada suara tambahan, irama nafas klien teratur dan normal.
Tidak ada suara tambahan pada jantung, irama jantung teratur dan normal.
Tidak ada edema di daerah payudara, bentuk payudara simetris, tidak ada massa dan lesi,
tidak ada keluaran di daerah putting.
Tidak ada edema, massa maupun lesi di daerah ketiak, tidak ada kelainan lain, tidak ada nyeri
tekan.
4)      Abdomen
Bentuk perut datar, simetris, tidak ada kelainan lain, tidak ada nyeri tekan di daerah perut,
bising usus klien normal yaitu 9x/menit, tidak ada keluhan saat diperkusi, perut tidak
kembung.
Posisi umbilikal normal, tidak ada peradangan ataupun keluaran, keadaan umbilikal bersih,
tidak ada kelainan lain pada umbilikal.
5)      Genitalia
Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan genitalia, klien mengatakan tidak ada keluhan
dibagian genitalia, tetapi adanya benjolan di anus.
6)      Kulit dan Kuku
Warna kulit pucat, tidak ada lesi maupun edema, warna kuku pucat hampir berwarna putih,
bentuk kuku normal, kuku tebal, tekstur kuku lembut, kelembapan kulit kurang, turgor kulit
normal, pengisian kapiler / capillary refill lambat yaitu lebih dari 3 detik.
7)      Ekstermitas
a)      Atas
Bentuk kedua tangan simetris, tidak ada kelainan lain, reflek bisep dan trisep klien normal,
terbukti saat dilakukan ketukan di lekukan sikut dan di sikut menggunakan reflek hammer
adanya gerakan spontan di ujung ekstermitas. Tangan kanan klien terpasanng infus, tingkat
kekuatan otot klien 4 dari 5 (cukup kuat tetapi tidak dengan kekuatan penuh dan dapat
menahan tahanan)
4 4

b)      Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, tidak ada kelainan lain, reflek patella normal terbukti saat
dilakukan ketukan di lutut menggunakan reflek hammer adanya gerakan spontan di ujung
ekstermitas. Reflek achilles normal terbukti saat dilakukan ketukan dipergelangan kaki dan
kemudian adanya gerakan spontan pada kaki. Reflek plantar / babinski normal terbukti saat
telapak kaki di sentuh klien merasa geli. Tingkat kekuatan otot kaki klien yaitu 5 dari 5
(kekuatan kontraksi penuh dan dapat menahan tahanan dengan baik)
5 5

6.      Hasil pemeriksaan Laboratorium


No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai
Hematologi
Pria : 14 – 18 g/dl
1. Hemoglobin 4,3 g/dl
Wanita : 12 – 16 g/dl
2. Leukosit 2.300 mm3 Dewasa : 4.000 – 10.000 mm3
Bayi : 9.000 – 12.000 mm3
Pria : 40 – 48 %
3. hematokrit 15 %
Wanita : 37 – 42 %
4. Trombosit 414.000 150.000 – 450.000 mm3
7.      Terapi Sesuai Advis Dokter
a.       IVFD 2A 20 tpm
b.      Ceftriaxone inj 1 x 2 gr
c.       Ranitidine inj 2 x 1
d.      Asam tranexamat inj 3 x 1
e.       Dramamin 1 – 0 – 1
f.       Protransfusi PRL

B.     Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
DS1. : - Klien mengeluh adanya Feses yang keras Perdarahan di
perdarahan pada saat BAB anus
DO: - Warna kuku klien sangat pucat
hampir berwarna putih pecahnya vena
-   Konjungtiva pucat hemoroidalis
-   Capillary refill > 3 detik
-   Hb klien 4,3 g/dl perdarahan pada saat
BAB/perdarahan di
anus
DS
2. : - Klien mengeluh nyeri dibagian Kantung – kantung Gangguan
anus vena melebar rasa nyaman :
-   Klien mengeluh nyeri pada   nyeri
saat BAB
DO: - Saat dilakukan pemeriksaan
anus, ada benjolan di daerah
anus Menonjol ke
-   Klien tampak meringis saluran anus
menahan nyeri
-   Skala nyeri klien 2 dari 5 Terjadi benjolan
 

Nyeri pada saat BAB


DS
3. : - klien mengeluh lemas Nyeri hemoroid Intoleransi
-   Klien mengeluh aktivitasnya                  aktivitas
dibantu Badan lemas karna
-   Klien mengeluh tidak dapat kelelahan menahan
beraktivitas secara mendiri nyeri
DO: - klien tampak lemah
-   Aktivitas klien tampak dibantu                 
-   Klien tidak dapat beraktivitas Tidak dapat
secara mandiri beraktivitas secara
-   Kekuatan otot klien : mandiri
·    Ekstremitas atas : kanan 4, kiri                 
4. Intoleransi aktivitas
·    Ekstremitas bawah : kanan 5,
kiri 5.
DS
4. : - Klien mengeluh badan terasa Kelemahan fisik Defisit
lengket                  personal
-   Klien mengatakan belum Intoleransi aktivitas hygiene
mandi
-   Klien mengeluh merasa tidak                 
nyaman di badan Pemenuhan personal
DO: - Badan klien tercium bau hygiene tidak
-   Badan klien tampak kotor terpenuhi
-   Badan klien terasa lengket  
ketika diraba

Defisit personal
hygiene

C.     Masalah Keperawatan yang Muncul


1.      Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB
DO: - Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih
-   Konjungtiva pucat
-   Capillary refill > 3 detik
-   Hb klien 4,3 g/dl
2.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nyeri dibagian anus
-   Klien mengeluh nyeri pada saat BAB
DO: - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus
-   Klien tampak meringis menahan nyeri
-   Skala nyeri klien 2 dari 5
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh lemas
-   Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
-   Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri
DO: - klien tampak lemah
-   Aktivitas klien tampak dibantu
-   Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri
-   Kekuatan otot klien :
·    Ekstremitas atas : kanan 4, kiri 4.
·    Ekstremitas bawah : kanan 5, kiri 5
4.      Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh badan terasa lengket
-   Klien mengatakan belum mandi
-   Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan
DO: - Badan klien tercium bau
-   Badan klien tampak kotor
-   Badan klien terasa lengket ketika diraba

D.    Rencana Tindakan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1. Perdarahan di anus Setelah dilakukan -     Monitor banyaknya
berhubungan dengan perawatan selama 1 perdarahan klien
pecahnya vena x 24 jam, masalah -     Monitor warna dan
hemoroidalis, ditandai klien dapat teratasi konsistensi darah
dengan : dengan kriteria : -     Observasi TTV secara
DS : -     Perdarahan pada rutin
-     Klien mengeluh saat BAB hilang -     Kolaborasi dengan
adanya perdarahan -     Konjungtiva tidak tim medis dalam
pada saat BAB pucat pemberian vitamin K
DO : -     Warna kuku merah dan B12 sesuai
-     Warna kuku klien muda / normal indikasi
sangat pucat hampir -     Capillary refill
berwarna putih normal / < 2 detik
-     Konjungtiva pucat -     Hb 12 – 16 g/dl
-     Capillary refill > 3
detik
-     Hb klien 4,3 g/dl

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan -     Berikan posisi yang


nyaman : nyeri perawatan selama 1 nyaman
berhubungan dengan x 24 jam, masalah -     Berikan bantalan di
adanya hemoroid, klien dapat teratasi bawah bokong saat
ditandai dengan : dengan kriteria : duduk
DS : -     Nyeri di bagian anus -     Ajarkan teknik untuk
-   Klien mengeluh nyeri hialng / berkurang mengurangi rasa nyeri
dibagian anus -     Nyeri pada saat seperti relaksasi dan
-   Klien mengeluh nyeri BAB hilang distraksi
pada saat BAB -     Perdarahan hilang -     Observasi tingkatan
DO:           -     Bejnolan hilang nyeri
-     Saat dilakukan -     Klien tidak meringis -     Kolaborasi denngan
pemeriksaan anus, ada -     Skala nyeri 1 tim medis untuk
benjolan di daerah bahkan 0 pemberian analgesik,
anus pelunak feses, dan
-   Klien tampak dilakukannya
meringis menahan hemoroidectomi
nyeri
-   Skala nyeri klien 2
dari 5
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan -     Kaji tingkat aktvitas
berhubungan dengan perawatan selama 1 klien
nyeri karna hemoroid, x 24 jam, masalah -     Bantu klien dalam
ditandai dengan : klien dapat teratasi melakukan aktivitas
DS : dengan kriteria : sehari – hari
-     Klien mengeluh -     Klien tidak lemas -     Mandirikan klien
lemas -     Klien dapat dalam melakukan
-     Klien mengeluh beraktivitas secara aktivitas sehari – hari
aktivitasnya dibantu mandiri -     Berikan motivasi
-     Klien mengeluh tidak -     Kekuatan otot klien kepada klien utuk bisa
dapat beraktivitas maksimal melakukan aktivitas
secara mendiri secara mandiri
DO :
-     Klien tampak lemah
-     Aktivitas klien
tampak dibantu
-     Klien tidak dapat
beraktivitas secara
mandiri
-     Kekuatan otot klien :
·    Ekstremitas atas :
kanan 4, kiri 4.
·    Ekstremitas bawah :
kanan 5, kiri 5
4. Defisit personal Setelah dilakukan -     Mandikan klien
hygiene berhubungan perawatan selama 1
dengan kelemahan x 24 jam, masalah
fisik, ditandai klien dapat teratasi
dengan : dengan kriteria :
DS : -     Badan klien tercium
-   Klien mengeluh harum
badan terasa lengket -     Badan klien bersih
-   Klien mengatakan -     Badan klien tidak
belum mandi lengket
-   Klien mengeluh
merasa tidak nyaman
di badan
DO :
-   Badan klien tercium
bau
-   Badan klien tampak
kotor
-   Badan klien terasa
lengket ketika diraba

E.     Prosedur Tindakan
No Diagnosa Implementasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 23 – 10 – 2014    07.00 WIB
dengan pecahnya vena hemoroidalis, -     Memonitor banyaknya
ditandai dengan : perdarahan klien
DS : -     Memonitor warna dan
-     Klien mengeluh adanya perdarahan konsistensi darah
pada saat BAB -     Mengobservasi TTV secara
DO : rutin
-     Warna kuku klien sangat pucat -     Berkolaborasi dengan tim
hampir berwarna putih medis dalam pemberian
-     Konjungtiva pucat vitamin K dan B12 sesuai
-     Capillary refill > 3 detik indikasi
-     Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 23 – 10 – 2014    07.00 WIB
berhubungan dengan adanya -     Memberikan posisi yang
hemoroid, ditandai dengan : nyaman
DS : -     Memberikan bantalan di
-   Klien mengeluh nyeri dibagian anus bawah bokong saat duduk
-   Klien mengeluh nyeri pada saat -     Mengajarkan teknik untuk
BAB mengurangi rasa nyeri seperti
DO: relaksasi dan distraksi
-     Saat dilakukan pemeriksaan anus, -     Mengobservasi tingkatan nyeri
ada benjolan di daerah anus -     Berkolaborasi denngan tim
-   Klien tampak meringis menahan medis untuk pemberian
nyeri analgesik, pelunak feses, dan
-   Skala nyeri klien 2 dari 5 dilakukannya hemoroidectomi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan 23 – 10 – 2014    07.00 WIB


dengan nyeri karna hemoroid, -     Mengkaji tingkat aktvitas klien
ditandai dengan : -     Membantu klien dalam
DS : melakukan aktivitas sehari –
-     Klien mengeluh aktivitasnya dibantu hari
-     Klien mengeluh tidak dapat -     Memandirikan klien dalam
beraktivitas secara mendiri melakukan aktivitas sehari –
DO: hari
-     Aktivitas klien tampak dibantu -     Memberikan motivasi kepada
-     Klien tidak dapat beraktivitas secara klien utuk bisa melakukan
mandiri aktivitas secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014    07.30 WIB
berhubungan dengan kelemahan -     Memandikan klien
fisik, ditandai dengan :
DS :
-   Klien mengeluh badan terasa lengket
-   Klien mengatakan belum mandi
-   Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
-   Badan klien tercium bau
-   Badan klien tampak kotor
-   Badan klien terasa lengket ketika
diraba

F.      Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 24 – 10 – 2014      07.00 WIB
dengan pecahnya vena S : Klien mengatakan perdarahan
hemoroidalis, ditandai dengan : masih ada
DS : O : Konjungtiva dan kuku masih
-     Klien mengeluh adanya perdarahan pucat
pada saat BAB A : masalah belum teratasi
DO : P : lanjutkan intervensi
-     Warna kuku klien sangat pucat
hampir berwarna putih
-     Konjungtiva pucat
-     Capillary refill > 3 detik
-     Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 24 – 10 – 2014      07.00 WIB
berhubungan dengan adanya S : Klien mengatakan BAB masih
hemoroid, ditandai dengan : terasa nyeri, nyeri di anus masih
DS : ada
-   Klien mengeluh nyeri dibagian O : Benjolan di anus masih ada
anus A : Masalah belum teratasi
-   Klien mengeluh nyeri pada saat P : Lanjutkan intervensi
BAB
DO:
-     Saat dilakukan pemeriksaan anus,
ada benjolan di daerah anus
-   Klien tampak meringis menahan
nyeri
-   Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas berhubungan 24 – 10 – 2014      07.00 WIB
dengan nyeri karna hemoroid, S : Klien mengatakn masih lemah
ditandai dengan : O : Aktivitas klien masih dibantu
DS : A : Masalah belum teratasi
-     Klien mengeluh aktivitasnya P : Lanjutkan intervensi
dibantu
-     Klien mengeluh tidak dapat
beraktivitas secara mendiri
DO:
-     Aktivitas klien tampak dibantu
-     Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014      08.10 WIB
berhubungan dengan kelemahan S : Klien mengatakan merasa
fisik, ditandai dengan : nyaman
DS : O : Badan klien tercium harum dan
-   Klien mengeluh badan terasa tampak bersih
lengket A : Masalah teratasi
-   Klien mengatakan belum mandi P : Intervensi selesai
-   Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
-   Badan klien tercium bau
-   Badan klien tampak kotor
-   Badan klien terasa lengket ketika
diraba

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa
Medis : Hemoroid di Ruangan Perawatan Umum kelas II/B RSI Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya pada tanggal 23 – 10 – 2014 melalui pendekatan studi kasus didapatkan
kesenjangan teori dan kenyataan praktek di lapangan, pembahasan dilakukan melalui langkah
– langkah keperawatan seperti :

A.    Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang menggunakan
teknik wawancara, observasi, studi kepustakaan atau catatan perawat dan pemeriksaan fisik.
Penulis mendapatkan data yang diperlukan dengan baik karena adanya kerja sama yang baik
dari klien, keluarga klien, dan perawat ruangan sehingga memudahkan dalam pengumpulan
data.
Penulis dapat melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan penyakit hemoroid
yang dapat meliputi kumpulan data, analisa data, dan penegakan diagnosa keperawatan.
Pada waktu pengkajian, penulis melakukan pemeriksaan head to toe bukan pemeriksaan
persistem. Pada saat pengkajian riwayat kesehatan, peran klien lebih dominan dibanding
dengan peran keluarga klien. Peran klien sangat aktif dan kooperatif dalam memberikan
berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menengakkan diagnosa. Disamping itu penulis
mendapatkan berbagai dukungan baik dari perawat ruangan, dokter, maupun petugas
kesehatan lainnya yang bekerja di ruangan perawatan umum.

B.     Diagnosa Keperawatan
Dalam diagnosa keperawatan, penulis menemukan kesenjangan antara diagnosa yang
terdapat dalam teori dan diagnosa yang ada pada kenyataannya.
Dalam teori terdapat lima diagnosa yang mungkin muncul, yaitu :
1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
2.      Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
3.      Konstipasi berhubungan dengan nyeri karna ada benjolan di anus.
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.
5.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
Tetapi pada kenyatannya hanya ada empat diagnosa yang muncul, yaitu :
1.      Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
4.      Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
Terdapat tiga diagnosa yang berbeda, yaitu dua diagnosa yang terdapat pada teori dan
satu diagnosa yang terdapat pada kenyataannya.
1.      Konstipasi berhubungan dengan nyeri karena ada benjolan di anus.
2.      Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.
3.      Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
Dua masalah yang terdapat pada teori tersebut tidak ditemukan pada klien
dikarenakan pada kenyataannya klien dapat BAB secara normal tanpa rasa takut dan pada
klien tidak ditemukan tanda – tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, tumor ataupun
kenaikan suhu tubuh klien.

C.     Perencanaan
Penyusun dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul, kesediaan dan kemampuan klien, situasi dan kondisi didukung
oleh sikap keluarga dan klien yang aktif dan kooperatif. Perencanaan yang sehat berdasarkan
teori yang diperoleh dari beberapa literature yang mendukung.
Penulis merencanakan tindakan untuk menanggulangi masalah – masalah tersebut
pada klien. Dalam kenyataannya tidak seluruh rencana dilaksanakan sesuai teori. Hal ini
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dapat memungkinkan berhasilnya tindakan
perawatan yang diberikan.
D.    Implementasi
Setelah perencanaan, penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini,
penulis hanya memaparkan implementasi yang tindakan keperawatannya penulis lakukan dan
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah di susun
sebelumnya.
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
dengan melibatkan kerja sama klien, keluarga dan tim medis lain. Pada pelaksanaan tindakan
keperawatan pada klien penulis hanya melaksanakan tindakan keperawatan selama dua hari
( pada tanggal 23 – 24 oktober 2014 ) dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan dan
klien pulang paksa.
Banyak faktor yang mendukung terlaksananya tindakan keperawatan sesuai dengan
perencanaan, diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alat serta
adanya bimbingan dari perawat, bimbingan akademik, serta adanya peran dokter yang
menentukan diagnosa menurut medis.

E.     Evaluasi
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai
perkembangan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan selama satu hari. Evaluasi
dilaksanakan secara langsung melalui observasi atau catatan keperawatan yang ada. Karena
keterbatasan penulis dalam mengevaluasi asuhan keperawatan maka dari itu penulis
menanyakan kepada keluarga klien dan perawat ruangan sehingga perkembangan klien dapat
diketahui.
Penulis tidak mendapatkan banyak kesulitan saat melakukan evaluasi pada klien karena
diagnosa yang diangkat oleh penulis tidak jauh berbeda dengan landasan teori yang penulis
dapatkan.
Dalam kasus ini setelah dilakukan evaluasi ternyata ada masalah yang belum teratasi.
Masalah – masalah lain yang belum teratasi dalam diagnosa adalah sebagai berikut :
1.      Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
Masalah – masalah tersebut belum teratasi karena adanya satu hal yang belum
disetujui oleh klien yaitu pengangkatan benjolan di daerah anus.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari berbagai definisi yang dikemukakan dalam bab II, penulis menyimpulkan bahwa
hemoroid adalah suatu benjolan yang tidak wajar yang terdapat di daerah anus yang dapat
menyebabkan nyeri pada saat BAB.
Gejala utama hemoroid adalah perdarahan melaui anus yang berupa darah segar tanpa
rasa nyeri dan prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Kasus hemoroid pada Ny. S dengan keluhan utama yaitu BAB bercampur / dilumuti
darah.
Diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :
1.      Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid.
4.      Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.

B.     Saran
1.      Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dapat memotivasi dirinya sendiri dan mengubah pola hidup yang lebih
sehat agar terhindar dari komplikasi penyakit hemoroid.
Diharapkan keluarga klien dapat respon yang positif bagi klien demi peningkatan status
kesehatan klien dan diharapkan keluarga klien waspada terhadap resiko pada keluarga klien
sendiri.
2.      Untuk Siswa / siswi SMK Bhakti Kencana Ciawi
Diharapkan siswa / siswi dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi materi, skill, maupun
mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
peningkatan status klien. Dan siswa / siswi diharapkan dapat memberikan asuhan
keperawatan yangkomprehensif bagi klien dengan melihat aspek bio-psiko-spiritual.
3.      Untuk Masyarakat
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, selayaknya kita menjaga
kesehatan dari kerusakan penyakit. Maka dari itu kita harus tahu pencegahan tanda dan gejala
dari berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Askanda, Sumitro. 1989, Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Aksara

Dongoes Moorhouse Geissle, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson. 1989. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC

Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

http://debyrahmad.blogspot.com/2013/06/asuhan-keperawatan-hipertiroidisme.html

http:// bumiirwan.blogspot.com/2013/09/lp-hemoroid.html

http://detikautik.blogspot.com/2013/07/askep-hemoroid.html

Anda mungkin juga menyukai