Anda di halaman 1dari 7

Laporan Tugas Kelompok

RESUME ARTIKEL JURNAL


KOMUNIKASI TEURAPETIK PADA KELOMPOK BALITA
Oleh:
Kelompok 2
1. Fara Khairunnisak 2012101010132
2. Afriani 2012101010054
3. Fivi Lestari 2012101010010
4. Elsa Fitria 2012101010131
5. Juvina Santia 2012101010012
6. Zyan Alhariz 2012101010130
Dosen Pembimbing: Ns. Inda Mariana Harahap, MNS

NIP. 198409082019032018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2021/2022
JURNAL 1
Judul : Analisis Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita Terhadap Komunikasi Teurapetik
Orang Tua.
Peneliti: Satra Yunola, Eka Afrika, dan Turyan.
Afiliasi: - Fakultas Kebidanan dan Keperawatan, Prodi S-I Kebidanan (Universitas Kader
Bangsa).
- Fakultas Kebidanan dan Keperawatan, Prodi D-IV Kebidanan (Universitas Kader
Bangsa).
Tahun: 2017
A. Latar belakang
Orang tua harus memiliki kemampuan melakukan pendekatan dan komunikasi
kepada anak karena sesuai dengan karakteristik perkembangan, sering kali sulit diajak
kerja sama. Oleh karena itu, orang tua harus menggunakan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik berfungsi untuk mengembangkan pribadi pasien kearah yang
lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan pasien. Berkomunikasi
terapeutik juga memberikan kontribusi dalam menggunakan pelayanan kesehatan atau
perawatan kepada anak dan sebagai sarana untuk mempercepat proses penyembuhan.
B. Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pemantauan
pertumbuhan anak balita terhadap komunikasi terapeutik orang tua.
C. Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak todddler yang datang di
Posyandu Melati sampel sebanyak 40 anak.
D. Hasil penelitian
Hasil penelitian perilaku kooperatif
Sebelum penerapan komunikasi terapeutik orang tua 7 anak (18,5%)
berkategori kurang kooperatif. Sedangkan sesudah penerapan komunikasi terapeutik
orang tua tidak ditemukan responden dengan kategori kurang kooperatif.
menunjukkan terdapat pengaruh penerapan komunikasi terapeutik orang tua terhadap
perilaku kooperatif anak usia toddler. Rekomendasi hasil penelitian adalah
menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui tingkat keberhasilan antara
kelompok kontrol dan kelompok kasus.
E. Rekomendasi penelitian
Rekomendasi hasil penelitian adalah menggunakan kelompok kontrol untuk
mengetahui tingkat keberhasilan antara kelompok kontrol dan kelompok kasus.
F. Kesimpulan
Sebelum penerapan komunikasi terapeutik 7 anak (18,4%) kurang kooperatif
dan sesudah penerapan komunikasi tidak ditemukan anak berkategori kurang
kooperatif. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan komunikasi
terapeutik perawat terhadap perilaku kooperatif anak usia toddler. Rekomendasi:
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan kelompok control untuk mengetahui
tingkat keberhasilan antara kelompok kontrol dan kelompok kasus, serta
menambahkan variabel terikat seperti faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
kooperatif anak usia toddler.
JURNAL II
Judul: Overview Attitude Of Nurses In Communication Theraupetik In Children (Gambaran
Sikap Perawat Dalam Komunikasi Teurapetik Pada Anak Usia Balita).
Peneliti: Erlin Kurnia dan Maria Anita Yusiana.
Afiliasi: STIKES RS. Baptis Kediri.
Tahun: 2021
A. Latar Belakang
Teknik komunikasi terapeutik diperlukan oleh seorang perawat untuk
memberikan perawatan pada balita. Teknik komunikasi terapeutik memerlukan
pendekatan yang berbeda-beda pada setiap tahap perkembangan anak balita. Perlu
adanya sikap dalam melakukan komunikasi terapeutik.
B. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari gambaran sikap perawat
dalam komunikasi terapeutik pada anak usia balita.
C. Responden
Sampel sebanyak 19 responden (perawat di Ruang Anak RS. Baptis Kediri)
dengan menggunakan total sampling.
D. Metode penelitian
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian dilakukan
distribusi frekuensi.
G. Hasil penelitian :
Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Perawat tentang Komunikasi
Terapeutik pada Anak Usia Balita di Ruang Anak RS. Baptis Kediri pada Tanggal 1-
31 Oktober 2016
SIKAP FREKUENSI PERSENTASE
PERAWAT
Baik 17 89
Cukup 2 11
Kurang 0 0
Jumlah 19 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki sikap yang baik tentang komunikasi terapeutik pada anak usia balita yaitu
sebanyak 17 responden (89 %). Hal ini disebabkan karena faktor lama kerja
responden, dimana hasil penelitian didapatkan lebih dari 50 % responden dengan lama
kerja > 10 tahun. Semakin lama seorang bekerja maka makin banyak pengalaman
yang diperolehnya.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian pada saat peneliti
melakukan pra penelitian, dimana hasil penelitian saat pra penelitian didapatkan
responden memiliki sikap yang kurang yaitu sebanyak 8 responden (44%) dari 18
perawat dan hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar responden memiliki sikap
baik yaitu 17 responden (89%), hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang
menuntut perawat dimana perawat tersebut harus melakukan berbagai macam
tindakan keperawatan.

E. Kesimpulan
Sikap perawat tentang komunikasi terapeutik pada anak usia balita di Ruang
Anak RS Baptis Kediri didapatkan sebagian besar responden memiliki sikap yang
baik.
JURNAL III
Judul: Komunikasi Teurapetik Perawat Dengan Stress Hospitalisasi Pada Anak Balita di
RSUD Tuban.
Peneliti: Kevin Yoga Pradana dan Tito WahyuKrisnanto.

Afiliasi: Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Tahun: 2019

A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik kepada anak ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan anak selama hospitalisasi, memperbaiki pengalaman emosional anak
yang negatif dan menghilangkan atau meminimalkan distres psikologis selama
hospitalisasi. Tetapi, perawatan anak di rumah sakit menjadikan pengalaman yang
penuh dengan stres, baik bagi anak maupun orang tua. Ini dapat disebabkan oleh
lingkungan rumah sakit itu sendiri, baik lingkungan fisik rumah sakit maupun
lingkungan social. Ini dibuktikan dengan berbagai reaksi yang sering muncul pada
anak selama hospitalisasi yaitu rasa takut, cemas, tegang, nyeri, dan perasaan yang
tidak menyenangkan lainnya seperti marah, sedih, dan rasa bersalah serta perpisahan
dengan orang terdekat (Supartini, 2004).
B. Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan studi deskriptif yaitu menggambarkan
antara komunikasi terapeutik perawat dengan stress hospitalisasi pada anak balita
dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, teknik sampling yang digunakan
adalah Purposive sampling. Dalam penelitian ini variabelnya yaitu: komunikasi
terapeutik perawat dan stres hospitalisasi pada anak balita. Pengambilan dan
pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pendekatan kepada orang tua
atau keluarga yang mempunyai anak balita yang dirawat inap di Ruang anak RSUD
dr. R. Koesma Tuban, kemudian menyerahkan lembar persetujuan untuk menjadi
responden.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran antara komunikasi terapeutik dengan stress rawat
inap pada anak-anak
D. Responden Penelitian
Sampel sebanyak 25 responden orang tua atau keluarga yang mempunyai anak
balita yang dirawat inap di Ruang anak RSUD dr. R. Koesma Tuban.
E. Hasil Penelitian:
1. Karakteristik Balita Berdasarkan Umur Dan Pengalaman Masuk Rumah Sakit
 Menunjukkan bahwa dari 25 balita yang dirawat di Ruang Melati, umur balita
hampirsetengahnya adalah 13-18 bulan sebanyak 7 balita (28%) dan umur 19-
24 bulan sebanyak 7 balita (28%).
 menunjukkan bahwa dari 25 balita yang dirawat di Ruang anak,
sebagaianbesar yaitu 13 balita (52%) mempunyai pengalaman masuk rumah
sakit 1 kali.
2. Komunikasi Terapeutik Perawat di Ruang Melati RSUD dr. R. Koesma Tuban
Menunjukkan sebagianbesar yaitu 16 atau (64%) keluarga yang menunggui balita
yang dirawat di Ruang Melati menilai bahwa komunikasi terapeutik yang
dilakukan oleh perawat kepada balita adalah kurang.
3. Stres Hospitalisasi Anak Balita di Ruang anak RSUD dr. R. Koesma Tuban
Menunjuukan hampirsetengahnya yaitu 10 balita (40%) yang dirawat di Ruang
Melati mengalami stres berat.
F. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di ruang anak RSUD dr.
R.Koesma Tuban , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Karakteristik balita yang
Sedang dalam masa hospitalisasi kurang dari setengah (28%) umur balita adalah
13-18 bulan dan 19-24 bulan masing-masing sebanyak 7 balita,
2) Lebih dari setengah yaitu 13 balita (52%)
Mempunyai pengalaman masuk rumah sakit sebanyak 1 kali,
3)Lebih dari setengah (64%)
Komunikasi terapeutik perawat pada balita selama hospitalisasi adalah kurang.
4)Kurang dari
Setengah (40%) tingkat stres hospitalisasi balita selama dirawat di ruang anak
adalah stres
berat.

Anda mungkin juga menyukai