Anda di halaman 1dari 50

HUBUNGAN TERAPEUTIK

PERAWAT KLIEN 3

Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep.

SCHOOL OF NURSING DIPONEGORO UNIVERSITY


SEMARANG 2019
DIMENSI RESPON

Kesejatian
Respek
Empati
Kongkret
Kesejatian

 Pengiriman pesan pada orang lain


ttg gambaran diri kita yg sebenarnya
 Adanya kesamaan antara verbal dan
non verbal (kongruen)
Kesejatian

Ciri perilaku inkongruen :


a. Gerak kaki:
 menendang,
 kaki tegang,
 sering mengganti postur kaki
b. Gerak tangan:
 menggaruk pipi,
 menarik kuku,
 memegangi lutut
Kesejatian

Inkongruen akan menimbulkan :


 Tidak percaya pada perawat
 Curiga
 Hubungan menjadi renggang
 Informasi yang berharga hilang
 Menerima pesan yang berbeda
 Bingung
 Mungkin hanya percaya pada pesan non
verbal
 Mempertanyakan kredibilitas perawat
Kesejatian
Keuntungan perilaku kongruen
Kesejatian perawat Keuntungan untuk klien
1. Berbicara dengan 1. Bebas mengekspresikan
kesungguhan dan tanpa pikiran dan emosi yang
menyakiti sesungguhnya

2. Mengekspresikan apa 2. Mengembangkan


yang dia pikirkan, perasaan percaya pada
perasaan, pengalaman perawat
saat ini
3. Menunjukkan kespontanan 3. Merasakan atmoosfer
rileks
4. Menunjukkan keterbukaan 4. Menikmati iklim kesejatian
Kesejatian
Petunjuk penggunaan kesejatian yang efektif:

1. Perawat harus menghindari membuka diri yang


terlalu dini sampai dengan klien menunjukkan
kesiapan untuk berespon positif terhadap
keterbukaan
2. Jika kepercayaan telah didapatkan, perawat dapat
menjadi lebih terbuka dan spontan untuk dapat
melakukan empati dan respek
3. Perawat harus menghindari membuka diri dalam
rangka memanipulasi, memberikan nasehat atau
mempengaruhi klien untuk mendapatkan apa yang
menjadi tujuan perawat
Kesejatian
Contoh :
Ada seorang klien yang menyukai anda sebagai perawat di
sebuah bangsal. Dia menanyakan nomor telepon anda, sering
memandang mesra, dan berusaha membuat kontak badan yang
sering. Dia bahkan akan mengundang anda untuk makan malam.
Sebagai perawat,
 Pikiran anda: saya harus memberikan pelayanan yang
profesional
 Perasaan anda: cakep juga nih orang, sebenarnya saya juga
suka, tapi …
(terdapat inkongruen antara pikiran dan perasaan)

 Bagaimana anda menunjukkan kesejatian tanpa meninggalkan


profesionalisme anda sebagai perawat?
Kesejatian
Contoh respon:
 Yah…mungkin saya akan pergi dengan anda, ……kita lihat
saja nanti.
 Semua lelaki sama saja, ….anda berurusan dengan
perawat seperti bermain-main dengan sesuatu. Diamlah
tuan, …saya punya pekerjaan yang harus diselesaikan.
 Saya senang menerima undangan anda setelah anda
pulang dari rumah sakit. Meskipun begitu, saat anda disini
saya ingin membuat hubungan dimana saya merasa
memberikan anda dan klien lain pelayanan yang baik. Saya
ingin menangani semua klien dengan sama karena saya
pikir tidak adil bila menunjukkan kefavoritan pada anda.
Dapatkah anda mengerti posisi saya?
Empati
 Kemampuan menempatkan diri kita
pada posisi orang lain serta
memahami bagaimana perasaan
orang lain dan apa yang
menyebabkan reaksi mereka tanpa
emosi kita terlarut dalam emosi
orang lain
Empati

Beberapa aspek dari empati:

1. Aspek mental: kemampuan melihat dunia orang


lain dengan menggunakan paradigma orang
tersebut – memahami emosional dan
intelektual
2. Verbal: kemampuan mengungkapkan secara
verbal pemahaman terhadap perasaan dan
alasan reaksi emosi klien
3. Aspek non verbal: kemampuan menunjukkan
kehangatan dan kesejatian
Keuntungan Empati

1. Meningkatkan perasaan berhubungan dengan


orang lain
2. Peningkatan harga diri
3. Membuat orang lain merasa dirinya penting dan
berharga
4. Memberi motivasi, menerima apa adanya
5. Membantu klien berpindah pada perasaan yang
baru dan merubah tingkah laku mereka
6. Membantu klien memahami bagaimana mereka
bereaksi
7. Meningkatkan kesadaran diri dan wawasan
Empati

Tahapan melakukan empati:

1. Membersihkan pikiran kita dari agenda yang


mengganggu
2. Dengarkan…. berusaha mengerti dan
memahami
3. Berkonsentrasi pada pesan verbal dan non
verbal untuk mengerti perasaan dan alasan
reaksi klien
4. Mengatakan pada diri; “ orang ini ingin saya
mendengar apa darinya?”
5. Menyampaikan respon empatik.
Empati

Respon empatik mencakup:

1. Keakuratan: ketepatan pengungkapan verbal


terhadap perasaan atau masalah klien. Kata-kata yg
menunjukkan empati: takut, sangat cemas,
terganggu, takut yg tiba-tiba, panik, berhati-hati,
gemetar, gelisah, ragu-ragu, kurang bersemangat,
malu, tidak mengerti, lemas, tidak nyaman, terkejut,
tegang.
2. Kejelasan: jelas tentang topik tertentu, sesuai dgn
apa yg dirasakan
3. Alami: kata-kata sendiri
4. Kehangatan: hangat, suara lembut, irama teratur
5. Kesejatian: verbal=nonverbal
6. Pengecekan: menanyakan – “itukah yang anda
rasakan?”
Empati
Contoh berempati secara verbal:

1. Pernyataan
Kamu merasa frustasi karena klinik ini tidak buka pada
sore hari. Karena ada permintaan untuk meningkatkan jam
buka klinik ini, saya akan melaporkan hal ini pada kepala
perawat disini.

2. Pertanyaan
Yah .. Saya bisa melihat bagaimana kamu sangat ingin
pulang dari rumah sakit ini lebih cepat dari yg kamu
harapkan.
Apakah kamu telah mengatur waktu pengasuh anak untuk
memulai kerja lebih awal dan menolongmu mengasuh
kedua anakmu dan bayimu yg baru lahir?
Empati
3. Menyebutkan sudut pandang orang lain
Kamu merasa tidak ada masalah dengan kebiasaanmu
merokok satu pak sehari karena kamu merasa hal itu tidak
merusak kesehatanmu, dan kakekmu merokok tapi
mempunyai usia panjang.

Saya memiliki pandangan berbeda mengenai hal tersebut,


pada saat saya melihat beberapa klien yangg telah
meninggal karena kanker paru. Statistik mengindikasikan
korelasi yg sangat tinggi antara merokok dan kanker paru.
Empati
4. Penjelasan
Berpindah ke ruang yg mempunyai dua tempat tidur
telah membuat kamu merasa kesal dan kamu merasa
bahwa privacymu terganggu.
Hal ini harus dilakukan karena kita membutuhkan
ruangan dgn satu tempat tidur untuk melakukan
tehnik isolasi pada klien infeksi yg bertujuan untuk
melindungi siapapun di ruangan ini

5. Ungkapan untuk informasi tambahan


Kamu khawatir tentang nyeri tajam yang kamu
rasakan di daerah ginjal. Apakah kamu merasakan
tanda-tanda lainnya?
Empati

Kehangatan:
Kondisi fisik:
1. Dahi : rileks, tdk ada kerutan
2. Mata : kontak nyaman, natual
3. Mulut : rileks, tidak cemberut, tdk menggigit bibir,
tersenyum jika perlu, rahang rileks
4. Ekspresi : rileks, tdk ada ketakutan, kekhawatiran,
menunjukkan perhatian dan ketertarikan
5. Tubuh : berhadapan, bahu paralel
6. Kepala : duduk/berdiri dgn tinggi yg sama, mengangguk
jika perlu
7. Bahu : mudah digerakkan, tidak tegang
8. Lengan : mdh digerakkan, tidak memegang kursi atau
tembok
9. Tangan : tdk memegang atau saling menggenggam, tdk
mengetuk pena/ bermain dgn obyek
10. Dada : nafas biasa, tdk tampak menelan
11. Kaki : nyaman, tdk menendang, tidak mengetuk
Empati

Posisi Tubuh Yg Menurunkan Kehangatan

 Mengangkat bahu tdk peduli


 Bersedekap
 Memutar jempol
 Menyilang kaki
 Mengepalkan tinju
Empati

Hal-hal Yg Merusak Kehangatan :

 Melihat sekeliling
 Mengetuk-ngetuk jari
 Mundur tiba-tiba
 Tidak tersenyum
Respek
 Perilaku yang menunjukkan kepedulian/
perhatian, rasa suka dan menghargai klien
 Perawat menghargai klien sebagai
seseorang yang bernilai dan menerima
klien tanpa syarat
 Dengan respek perawat dapat mengakui
kebutuhan orang lain untuk dipenuhi,
dimengerti dan dibantu dalam
keterbatasan dan kemampuan yang
dimiliki perawat.
Respek

Respek adalah:
 Kesediaan untuk berinteraksi dg
klien
 Menunjukkan siap sedia
 Ketertarikan pada masalah klien
 Memahami keunikan klien
 Melakukan pendekatan penyelesaian
masalah
Perilaku respek
 Melihat kearah klien
 Memberikan perhatian yang tidak terbagi
 Memelihara kontak mata
 Senyum pada saat yang tepat
 Bergerak ke arah klien
 Menentukan sapaan yang disukai
 Jabat tangan atau sentuhan

Contoh perilaku tidak respek: ……….?


Kongkret
 Menggunakan terminologi yang spesifik
dan tidak abstrak
 Fungsi: mempertahankan respon perawat
terhadap perasaan klien, penjelasan
dengan akurat tentang masalah akan
mendorong klien memikirkan masalah
yang lebih spesifik.
 Contoh :………
Kongkret

Contoh 1:

Klien: “aku tidak akan punya masalah jika orang-


orang tidak mengangguku. Mereka membuatku
marah karena mereka tahu aku sangat berperasaan
halus”.
Perawat: “siapa yang ingin membuat kamu marah?”
Klien: “keluargaku. Orang berpikir berada dalam
keluarga besar merupakan berkah. Itu adalah
kutukan!”
Perawat: “apakah kamu dapat memberi saya contoh
dari seseorang yang membuatmu marah di rumah?”
Konkret
Contoh 2:

Klien: “Saya tidak tahhu apa masalah diantara kami.


Istriku dan aku tidak dapat bersama lagi. Kita sepertinya
tidak bisa sepakat tentang segala sesuatu. Saya pikir
saya mencintainya tapi dia tidak menunjukkan kasih
sayang dan perhatian, ini telah terjadi begitu lama”.
Perawat: “Anda menyatakan bahwa anda tidak terlalu
yakin pada apa masalah yang ada dan anda pikir anda
mencintai istri anda. Tapi hal ini sering anda
perdebatkan dan dia tidak memberikan tanda bahwa dia
mencintai anda, sementara anda merasa
menyayanginya. Kapan terakhir kali anda
memberitahukan perasaan ini pada istri anda?
DIMENSI TINDAKAN

1. Konfrontasi
2. Kesegeraan
3. Membuka Diri
4. Emotional Katarsis
5. Bermain Peran
Konfrontasi

 Proses interpersonal yg digunakan


untuk menfasilitasi, memodifikasi
dan perluasan dr gambaran diri
orang lain
 Tujuan : agar org lain sadar pd
dirinya dlm hal perasaan, tingkah
laku dan kepercayaan
 Memberikan pertimbangan
Konfrontasi

2 bagian konfrontasi:

 Membuat orang lain sadar terhadap


perilaku yang tidak produktif/ merusak
 Membuat pertimbangan tentang
bagaimana dia bertingkah laku yang
lebih produktif dengan jelas dan
konstruktif
Cara melakukan konfrontasi

1. Clarify : membuat sesuatu lebih jelas


untuk dimengerti
2. Articulate : dapat mengekspresikan
opini diri sendiri dengan kata-kata yang
jelas
3. Request: permintaan
4. Encourage : memberikan support,
harapan, kepercayaan
Konfrontasi
Contoh:
1. Clarify : anda telah meletakkan baju di atas tempat
tidur, dan semua buku-buku anda berserakan di
seluruh lantai.
2. Articulate : saya jadi merasa tidak nyaman karena
kamar menjadi berantakan dengan barang
yangberserakan dimana-mana
3. Request: saya lebih suka anda meletakkan barang-
barang ditempatnya
4. Encourage : dengan begitu kamar menjadi lebih
rapi dan terlihat lebih lega, dan kita bisa nyaman
menggunakan kamar atau mengundang teman kita
Konfrontasi

Pertimbangan dalam melakukan konfrontasi :

1. Hubungan saling percaya perawat dan


klien telah terbentuk
2. Waktu
3. Tingkat stress klien
4. Kekuatan mekanisme defensif klien
5. Penerimaan klien
6. Tingkat kemarahan klien
7. Tingkat toleransi klien
Kesegeraan
 Sensitifitas
perawat pd perasaan klien
dan kesediaan untuk mengatasi
perasaannya daripada
mengacuhkannya dan berespon
dengan segera
 Melibatkan perasaan klien terhadap
perawat sehingga terkadang menjadi
hal yang sulit untuk dicapai
Membuka Diri
 Membuat orang lain tahu ttg pikiran,
perasaan dan pengalaman pribadi kita
 Bentuk membuka diri :
 Mengeluh
 Menggosip
 mengekspresikan pandangan
 menceritakan prestasi
 Membagi rahasia, mimpi, kasih sayang
Membuka Diri

Hal yang mempengaruhi kemampuan


membuka diri :
1. Latar belakang keluarga
2. Ketakutan untuk memahami diri
sendiri
3. Rasa takut terhadap kedekatan
4. Rasa takut terhadap perubahan
5. Rasa takut terhadap penolakan
Membuka Diri

Hubungan mutualisme perawat- klien yang


terbentuk dengan membuka diri:
 Klien yang menang adalah klien yang merasa
dipahami
 Perawat yang menang adalah perawat yang
senang karena membuat klien merasa lebih
baik
 Klien yang kalah adalah klien yang merasa
tidak dimengerti
 Perawat yang kalah adalah perawat yang
dengan membuka diri merasa tidaknyaman
dan malu
Membuka Diri

Cara membuka diri:


1. Mendengar
usaha untuk memahami dan
mengertidan bukan untuk
menjawab
2. Empati
3. Membuka diri
4. Mengecek
Membuka Diri (contoh)

Klien :
“saya merasa sangat takut minggu lalu,
ketika suami saya baru pulang dari rumah
sakit… ia mulai batuk, dan wajahnya
memerah. Kemudian dia mengalami nyeri
dada. Saya pikir dia akan mati. Untunglah
saya melihat nitrogliserin di jendela. Segera
saya berikan nitrogliserin di kepadanya dan
kemudian dia berangsur tenang. Nyerinya
hilang. Untunglah”.
Membuka Diri (contoh)
Contoh membuka diri:
1. Mendengar : wanita ini ingin mendengar pesan dari
anda sehubungan dengan pengalamannya.
2. Empati : “saya dapat menduga betapa takutnya anda
karena serangan jantung tersebut. Bahkan mungkin
lebih menakutkan lagi karena anda tidak memiliki
alat-alat emergency di rumah. Betapa senangnya
anda ketika nitrogliserin itu bekerja.
3. Membuka diri : “ayah saya juga pernah mengalami
nyeri dada yang sangat hebat. Sayapun mengalami
kecemasan yang sangat menakutkan saya. Saya
merasa putus asa dan tak punya harapan dan
berharap nitrogliserin itu bekerja”.
4. Cek : “Apakah anda merasakan hal yang sama
minggu lalu?”
Emosional Katarsis
 Interaksi yang dilakukan untuk mendorong klien
membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya
untuk mendapatkan efek terapeutik.
 Pertimbangan:
 Pemaksaan emosional akan menyebabkan klien
menjadi panik, defensif, dan tidak punya koping
yang cukup baik.
 Perlu pengkajian yang cukup tentang kesiapan
klien
 Jika klien sangat sulit, perawat dapat membantu
mengekspresikan: “Apa yang anda rasakan
tentang hal itu?”
Emosional Katarsis
Contoh :
P: “Apa yang anda rasakan dulu saat pimpinan anda
mengoreksi anda di depan banyak orang?”
K: “Ya, saya mengerti bahwa Ia memang harus meluruskan
saya, dan dia orang yang tipenya pemarah”.
P: “Sepertinya anda bisa bertahan dengan perilakunya, Saya
takjub dengan apa yang anda rasakan saat itu”.
K: “uhh…sebel. Saya kira…(diam)”
P: “Hal seperti itu… akan membuat saya marah, bila terjadi
pada saya”.
K: “Ya..saya juga”. Ini tidak bisa dibiarkan. Memang dia bisa
membicarakan saya semaunya. Tapi Dia bisa saja
merahasiakan ini dulu karena ada banyak orang. Tapi dia
tetap melakukannya. Dan saya ingin dia tahu bagaimana
rasanya diperlakukan seperti ini”.
Bermain peran

 Tindakan untuk membangkitkan


situasi tertentu untuk meningkatkan
penghayatan klien ke dalam
hubungan manusia dan
memperdalam kemampuannya
untuk melihat situasi dr sudut
pandang lain dan juga
memperkenankan klien untuk
mencobakan situasi baru dalam
lingkungan yg aman.
Bermain peran

 Digunakan untuk melatih


kemampuan dan umpan balik
konstruktif dengan lingkungan yang
mendukung dan tidak mengancam
 Juga digunakan untuk
mengembangkan kemampuan
insight klien
TERAPEUTIK IMPASSES

Hambatan kemajuan hubungan antara


perawat dan klien yang terdiri dari:

1. Resistensi
2. Transferens
3. Countertransferens
4. Boundary Violations
Resistence
 Upaya klien untuk tidak menyadari aspek
dari penyebab cemas atau kegelisahan
yang dialaminya.
 Bentuk keengganan atau penghindaran
secara verbal
 Klien menunjukkan ambivalensi antara
menghargai tapi juga menghindari
pengalaman yang menimbulkan cemas
 Terjadi karena ketidaksediaan klien untuk
berubah
Resistence
Beberapa bentuk resistance:
 lupa, diam, mengantuk
 Pembicaraan dangkal
 Penghayatan intelektual: klien memverbalisasikan
pemahaman tentang dirinya dengan menggunakan istilah
yang tepat namun tetap berperilaku maladaptif, atau
menggunakan mekanismepertahanan intelektualisasi tanpa
diikuti penghayatan
 Muak terhadap normalitas: sudah menghayati namun
menolak memikul tanggung jawab untuk berubah dengan
alasan bahwa normalitas tidak penting
 Reaksi transferens: klien tidak suka pada perawat yang pada
dasarnya terkait dengan tokoh dalamkehidupannya dulu
 Perilaku amukatau tidak rasional
Transference

 Definisi: pemindahan pikiran, perasaan


dan tingkah laku yang berhubungan
dengan significant others dari masa
kanak-kanak seseorang ke dalam
hubungan saat ini.
 Penugasan yang tidak disadari terhadap
orang lain yang berasal dari perasaan
dan perilaku yang berhubungan dengan
figur yang penting misalnya orangtua
atau saudara
Countertransference
 Definisi : reaksi perawat terhadap klien yang berdasar
pada kebutuhan, konflik, masalah dan pandangan
mengenai dunia yang tidak disadari perawat
 Beberapa bentuk countertransferens:
 Tidak mampu empati
 Ceroboh
 Marah, tidak sabar
 Berdebat dengan klien
 Fantasi seksual atau agresi yang diarahkan pada
klien
 Cemas, gelisah, merasa bersalah
Boundary violations
 Jika perawat berusaha memnuhi kebutuhan pribadi melalui
hubungan dengan klien, maka berarti batasan profesional
telah dilanggar, sehingga hubungan menjadi tidak terapeutik

 Beberapa batas hubungan perawat dan klien:


 Batas peran
 Batas waktu
 Batas tempat dan ruang
 Batas uang
 Batas pemberian hadiah dan pelayanan
 Batas pakaian
 Batas bahasa
 Batas pengungkapan diri secara personal
 Batas kontak fisik
Daftar Pustaka
 Nurjanah, Intan (2001). Hubungan Terapeutik Perawat
Klien (Kualitas Pribadi sebagai Sarana). Cetakan
pertama. PSIK FK UGM.Yogyakarta.
 Stuart, Laraia (2005). Principle and Practice of
Psychiatric Nursing. Eight edition. Mosby Inc. St. Louis.
Philadelphia.
 Potter, Perry (2005). Fundamental of Nursing. 6 th edition.
Mosby Inc. St. Louis. Philadelphia.
 Videbeck, S.L. (2008). Psychiatric mental health nursing.
(4th ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
 Sadock, B.J & Sadock, V.A. (2005). Kaplan & Sadock’s
synopsis of psychiatry: behavioral science/ clinical
psychiatry. 10th Ed. Lippincot: Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai