PERAWAT KLIEN 3
Kesejatian
Respek
Empati
Kongkret
Kesejatian
1. Pernyataan
Kamu merasa frustasi karena klinik ini tidak buka pada
sore hari. Karena ada permintaan untuk meningkatkan jam
buka klinik ini, saya akan melaporkan hal ini pada kepala
perawat disini.
2. Pertanyaan
Yah .. Saya bisa melihat bagaimana kamu sangat ingin
pulang dari rumah sakit ini lebih cepat dari yg kamu
harapkan.
Apakah kamu telah mengatur waktu pengasuh anak untuk
memulai kerja lebih awal dan menolongmu mengasuh
kedua anakmu dan bayimu yg baru lahir?
Empati
3. Menyebutkan sudut pandang orang lain
Kamu merasa tidak ada masalah dengan kebiasaanmu
merokok satu pak sehari karena kamu merasa hal itu tidak
merusak kesehatanmu, dan kakekmu merokok tapi
mempunyai usia panjang.
Kehangatan:
Kondisi fisik:
1. Dahi : rileks, tdk ada kerutan
2. Mata : kontak nyaman, natual
3. Mulut : rileks, tidak cemberut, tdk menggigit bibir,
tersenyum jika perlu, rahang rileks
4. Ekspresi : rileks, tdk ada ketakutan, kekhawatiran,
menunjukkan perhatian dan ketertarikan
5. Tubuh : berhadapan, bahu paralel
6. Kepala : duduk/berdiri dgn tinggi yg sama, mengangguk
jika perlu
7. Bahu : mudah digerakkan, tidak tegang
8. Lengan : mdh digerakkan, tidak memegang kursi atau
tembok
9. Tangan : tdk memegang atau saling menggenggam, tdk
mengetuk pena/ bermain dgn obyek
10. Dada : nafas biasa, tdk tampak menelan
11. Kaki : nyaman, tdk menendang, tidak mengetuk
Empati
Melihat sekeliling
Mengetuk-ngetuk jari
Mundur tiba-tiba
Tidak tersenyum
Respek
Perilaku yang menunjukkan kepedulian/
perhatian, rasa suka dan menghargai klien
Perawat menghargai klien sebagai
seseorang yang bernilai dan menerima
klien tanpa syarat
Dengan respek perawat dapat mengakui
kebutuhan orang lain untuk dipenuhi,
dimengerti dan dibantu dalam
keterbatasan dan kemampuan yang
dimiliki perawat.
Respek
Respek adalah:
Kesediaan untuk berinteraksi dg
klien
Menunjukkan siap sedia
Ketertarikan pada masalah klien
Memahami keunikan klien
Melakukan pendekatan penyelesaian
masalah
Perilaku respek
Melihat kearah klien
Memberikan perhatian yang tidak terbagi
Memelihara kontak mata
Senyum pada saat yang tepat
Bergerak ke arah klien
Menentukan sapaan yang disukai
Jabat tangan atau sentuhan
Contoh 1:
1. Konfrontasi
2. Kesegeraan
3. Membuka Diri
4. Emotional Katarsis
5. Bermain Peran
Konfrontasi
2 bagian konfrontasi:
Klien :
“saya merasa sangat takut minggu lalu,
ketika suami saya baru pulang dari rumah
sakit… ia mulai batuk, dan wajahnya
memerah. Kemudian dia mengalami nyeri
dada. Saya pikir dia akan mati. Untunglah
saya melihat nitrogliserin di jendela. Segera
saya berikan nitrogliserin di kepadanya dan
kemudian dia berangsur tenang. Nyerinya
hilang. Untunglah”.
Membuka Diri (contoh)
Contoh membuka diri:
1. Mendengar : wanita ini ingin mendengar pesan dari
anda sehubungan dengan pengalamannya.
2. Empati : “saya dapat menduga betapa takutnya anda
karena serangan jantung tersebut. Bahkan mungkin
lebih menakutkan lagi karena anda tidak memiliki
alat-alat emergency di rumah. Betapa senangnya
anda ketika nitrogliserin itu bekerja.
3. Membuka diri : “ayah saya juga pernah mengalami
nyeri dada yang sangat hebat. Sayapun mengalami
kecemasan yang sangat menakutkan saya. Saya
merasa putus asa dan tak punya harapan dan
berharap nitrogliserin itu bekerja”.
4. Cek : “Apakah anda merasakan hal yang sama
minggu lalu?”
Emosional Katarsis
Interaksi yang dilakukan untuk mendorong klien
membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya
untuk mendapatkan efek terapeutik.
Pertimbangan:
Pemaksaan emosional akan menyebabkan klien
menjadi panik, defensif, dan tidak punya koping
yang cukup baik.
Perlu pengkajian yang cukup tentang kesiapan
klien
Jika klien sangat sulit, perawat dapat membantu
mengekspresikan: “Apa yang anda rasakan
tentang hal itu?”
Emosional Katarsis
Contoh :
P: “Apa yang anda rasakan dulu saat pimpinan anda
mengoreksi anda di depan banyak orang?”
K: “Ya, saya mengerti bahwa Ia memang harus meluruskan
saya, dan dia orang yang tipenya pemarah”.
P: “Sepertinya anda bisa bertahan dengan perilakunya, Saya
takjub dengan apa yang anda rasakan saat itu”.
K: “uhh…sebel. Saya kira…(diam)”
P: “Hal seperti itu… akan membuat saya marah, bila terjadi
pada saya”.
K: “Ya..saya juga”. Ini tidak bisa dibiarkan. Memang dia bisa
membicarakan saya semaunya. Tapi Dia bisa saja
merahasiakan ini dulu karena ada banyak orang. Tapi dia
tetap melakukannya. Dan saya ingin dia tahu bagaimana
rasanya diperlakukan seperti ini”.
Bermain peran
1. Resistensi
2. Transferens
3. Countertransferens
4. Boundary Violations
Resistence
Upaya klien untuk tidak menyadari aspek
dari penyebab cemas atau kegelisahan
yang dialaminya.
Bentuk keengganan atau penghindaran
secara verbal
Klien menunjukkan ambivalensi antara
menghargai tapi juga menghindari
pengalaman yang menimbulkan cemas
Terjadi karena ketidaksediaan klien untuk
berubah
Resistence
Beberapa bentuk resistance:
lupa, diam, mengantuk
Pembicaraan dangkal
Penghayatan intelektual: klien memverbalisasikan
pemahaman tentang dirinya dengan menggunakan istilah
yang tepat namun tetap berperilaku maladaptif, atau
menggunakan mekanismepertahanan intelektualisasi tanpa
diikuti penghayatan
Muak terhadap normalitas: sudah menghayati namun
menolak memikul tanggung jawab untuk berubah dengan
alasan bahwa normalitas tidak penting
Reaksi transferens: klien tidak suka pada perawat yang pada
dasarnya terkait dengan tokoh dalamkehidupannya dulu
Perilaku amukatau tidak rasional
Transference