Anda di halaman 1dari 12

Penanganan limbah

medis dan non medis


Disusun oleh Kelompok VII:
Asnisar
Endriani Damanik
Elimiati
Ermidawati T
Khuswatun Hasanah
Purnama Wati
Rosi Yulianti
Siswati
 
Limbah medis adalah limbah yang
berasal dari pelayanan medik,
perawatan gigi, farmasi, penelitian,
pengobatan, perawatan atau
pendidikan yang menggunakan
bahan-bahan yang beracun,
infeksius, berbahaya atau
membahayakan kecuali jika
dilakukan pengamanan tertentu
(Depkes RI 2001).
a. Penanganan limbah medis

1. Limbah infeksius
Limbah infeksius merupakan limbah
yang dicurigai mengandung bahan
pathogen. Limbah infeksius meliputi
limbah yang berkaitan dengan pasien
yang memerlukan isolasi penyakit
menular serta limbah laboratorium
yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang
perawatan dan ruang isolasi penyakit
menular.

Pengelolaan limbah yang sangat infeksius seperti


biakan dan persediaan agen infeksius dari laboratorium
harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah
seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah
infeksius yang lain cukup dengan cara desinfeksi.
2. Limbah farmasi
berasal dari obat-obatan
kadaluwarsa, obat-obatan yang
terbuang karena batch tidak
memenuhi spesifikasi atau telah
terkontaminasi,obat-obatan yang
terbuang atau dikembalikan oleh
pasien, obat obatan yang sudah
tidak dipakai lagi karena tidak
diperlukan dan limbah hasil
produksi obat-obatan

Pengelolaan limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah


dengan insinerator pirolitik (pyrolitik incinerator), rotary klin,
dikubur secara aman, sanitary landfill, dibuang ke sarana air
limbah atau insinerasi. Tetapi dalam jumlah besar harus
menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti
rotary kli, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi
3.Limbah benda
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat
yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong
atau menusuk kulit, misalnya jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet
pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain
itu meliputi benda-benda tajam yang
terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh
darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi,
bahan beracun atau radio aktif

Pengelolaan limbah benda tajam adalah dengan cara harus


dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi
atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak
mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak
dapat membukanya. Jarum harus dipisahkan sehingga tidak dapat
digunakan kembali
4. Limbah radioaktif
adalah bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset
radionucleida. Asal limbah ini antara
lain dari tindakan kedokteran nuklir,
radioimmunoassay dan
bakteriologis yang dapat berupa
padat, cair dan gas

Pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan


oleh tenaga yang terlatih yang diatur dalam
kibijakan strategi nasional yang menyangkut
perturan, infrastruktur, organisasi pelaksana
(Depkes RI, 2006).
5. Limbah Sitotoksis
Limbah sitotoksik adalah
bahan yang terkontaminasi
atau mungkin
terkontaminasi dengan obat
sitotoksik selama
peracikan,pengangkutan
atau tindakan terapi
sitotoksik.

Penanganan limbah ini memerlukan absorben yang tepat dan


bahan pembersihnya harus selalu tersedia dalam ruangan
peracikan.
Pengelolaan limbah medis secara konvensional meliputi pemilahan
pada sumber, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pemilahan, pemotongan dan pembuangan akhir
b. Penanganan sampah non medis

Sampah padat non medis adalah semua


sampah paat diluar sampah padat medis
yang dihasilkan dari berebagai kegiatan
seperti di kantor/administrasi, unit
perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap,
unit gizi/dapur, halaman parkir, taman,
dan unit pelayanan
Tahap pengolahan limbah padat non medis ini
dimulai dari tahap  pertama yaitu Pemilahan
dan Pewadahan. Pewadahan limbah padat
non-medis harus dipisahkan dari limbah medis
padat dan ditampung dalam kantong plastik
warna hitam. Syarat tempat pewadahan ini
antara lain:
Setiap tempat pewadahan limbah padat harus
dilapisi kantong plastik warna hitam sebagai
pembungkus limbah padat dengan lambang
”domestik” warna putih
Bila kepadatan lalat disekitar tempat limbah
pada melebih 2 ekor per-block grill, perlu
dilakukan pengendalian.
Tahap kedua pengolahan limbah non
medis merupakan tahap
Pengumpulan, Penyimpanan, dan Tahap ketiga pengolahan limbah
Pengangkutan. Pada tahap ini jika non medis merupakan tahap
ditempat pengumpulan sementara Pengolahan dan Pemusnahan.
tingkat kepadatan lalat lebih dari 20 Pengolahan dan pemusnahan
ekor per-block grill atau tikus terlihat
limbah padat non-medis harus
pada siang hari, harus dilakukan
pengendalian. Dalam keadaan normal
dilakukan sesuai persyaratan
harus dilakukan pengendalian kesehatan.
serangga dan binatang pengganggu
yang lain minimal 1kali/bulan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai