NIM : PO713221191030
KELAS : D.III/TK.1 (SMT.2)
FISIKA LINGKUNGAN
Secara umum pada sumber-sumber air, seperti air sumur atau air sungai, kekeruhan
yang terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar. Hal ini dimungkinkan karena
adanya zat yang terlarut di dalam tanah ataupun resapan air permukaan yang sudah tercemar
oleh bahan organik ataupun anorganik yang tidak tersaring oleh tanah.
Tingkat kekeruhan air merupakan salah satu parameter yang dijadikan kelayakan air
untuk diminum. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik 2 Indonesia nomor 492
tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yang aman bagi kesehatan adalah air
minum yang apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif
yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Dalam peraturan ini disebutkan
bahwa kadar maksimal kekeruhan air yang baik untuk dikonsumsi adalah 5 NTU. Tingkat
kekeruhan air dapat diukur dengan menggunakan turbidimeter.
3. Gunakan botol timba atau gayung bertangkai panjang bila keberadaan air tidak bisa
dijangkau langsung dengan tangan. Jika bisa dijangkau gunakan botol sampel secara
langsung.
4. Bilas alat pengambil contoh dengan air yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;
5. Ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan air dari masing2
kedalaman dalam penampung sementara, kemudian homogenkan;
6. Atau contoh diambil dengan alat integrated sampler sehingga diperoleh contoh air
dari permukaan sampai ke dasar secara merata lalu dicampurkan.
7. Masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
8. Berikan bahan pengawet yang sesuai peruntukan analisis. Tutup sempurna.
9. Tempel / pasangkan label pada wadah / botol sampel.
10. Lakukan segera pengujian untuk parameter lapangan meliputi suhu, kekeruhan dan
daya hantar listrik, pH dan oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan
tidak dapat diawetkan;
11. Hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus
Pemeriksaan Sifat Fisik dan Kimia Air Tahapan pengambilan contoh untuk keperluan ini
adalah :
1. menyiapkan alat pengambilan contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air;
2. membilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak tiga kali;
3. mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung sementara
hingga merata;
4. apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil dari setiap
titik harus sama.