Anda di halaman 1dari 24

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Aspek Hukum

Dalam aspek hukum akan dianalisis kemampuan pelaku usaha dalam

memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan dalam menjalankan

bisnis di wilayah tertentu. Kelengkapan dokumen terkait dengan aspek hukum

sangat diperlukan sebagai dasar hukum apabila terjadi masalah di kemudian hari.

Berikut ini kriteria penilaian kelayakan usaha yang digunakan dalam analisis

aspek hukum (Suliyanto:2010) :

a. Izin gangguan (HO)

Izin Gangguan atau Hinder Ordonnantie (HO) adalah perizinan dari

Pemerintah Kota yang wajib dimiliki setiap pelaku usaha yang tempat atau

kegiatan usahanya dapat menimbulkan gangguan, bahaya, ketidaknyamanan,

atau kerugian tertentu bagi masyarakat di sekitarnya. Bentuk-bentuk gangguan

dapat berupa suara, keramaian, aroma, atau kegiatan yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai sosial masyarakat setempat (contoh; klub malam, bar atau bentuk

usaha lain yang berpotensi menimbulkan gangguan).Izin ini melekat pada

tempat usaha, oleh karena itu suatu badan usaha dapat memiliki beberapa Izin

Gangguan (HO) jika memiliki beberapa tempat usaha.Izin HO merupakan

persyaratan untuk mengajukan permohonan izin operasional usaha tertentu

seperti Izin Usaha Industri (IUI), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan
Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri No.19/2017, ditetapkan bahwa peraturan mengenai Izin

Gangguan sudah dicabut dan Izin Gangguan (HO) sudah tidak berlaku lagi.

Syarat pengurusan izin HO :

1. Mengisi formulir permohonan.

2. Surat Pernyataan tidak berkeberatan dari tetangga minimal (satu) lapis

tetangga dengan objek Izin Gangguan yang berasal dari 4 (empat) arah

mata angin yang diketahui Kepala Kelurahan setempat

3. Fotokopi Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)/Site Plan/Pemeriksa

Lapangan

4. Fotokopi surat keterangan bukti hak tanah atau surat keterangan status

tanah

5. Fotokopi akte pendirian perusahaan

6. Fotokopi KTP dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

7. Fotokopi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir

8. Fotokopi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup-Upaya Pemantauan

Lingkungan

9. Hidup (UKL-UPL)/ Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)

bagi perusahaan yang tidak wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL).

b. Memiliki Tanda Daftar Industri (TDI).


Tanda Daftar Industri (TDI) adalah dokumen pengesahan yang

diberikan kepada setiap orang atau badan untuk melakukan kegiatan usaha

bidang Industri yang mengolah bahan baku menjadi suatu produk dengan

komposisi dan spesifikasi baru. Sejak dikeluarkannya Permenperin

No.64/2016, TDI dianggap tidak lagi berlaku dan digantikan oleh Izin Usaha

Industri (IUI). Namun demikian, beberapa kota termasuk Kota Payakumbuh,

masih menyelenggarakan TDI sebagai perizinan yang setara dengan IUI

Kecil. Sebagai izin yang setara dengan IUI Kecil, umumnya TDI bisa diterima

juga sebagai persyaratan untuk mendapatkan beberapa Izin edar untuk produk

tertentu (sebagai contoh, sertifikasi BPOM sebagai izin edar dari suatu produk

makanan, kosmetik, atau obat-obatan).

Syarat Pengurusan TDI :

1. Mengisi formulir permohonan.

2. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

3. Fotokopi Izin Gangguan (HO)

4. Fotokopi KTP

5. Materai Rp. 6.000,- sebanyak 2 buah


Data tentang peralatan, kapasitas produksi, modal dan tenaga kerja/blanko

Isian Tanda Daftar Industri (TDI). Untuk subjek bisnis Persekutuan

Komanditer (CV), terdapat 3 persyaratan tambahan:

1. Fotokopi Akta Pendirian

2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

3. Neraca Awal

Untuk subjek bisnis Perseroan Terbatas (PT)/Koperasi, terdapat 4 persyaratan

tambahan:

1. Surat Keputusan Menteri Hukum (khusus untuk PT)

2. Surat Keputusan Menteri Koperasi (khusus untuk koperasi)

3. Data akta Pendirian Perusahaan

4. Fotokopi KTP Komisaris dan Direktur

Tanda Daftar Industri dapat diajukan oleh semua jenis badan usaha -

baik perseorangan atau badan usaha, baik yang tidak berbadan hukum (seperti

CV/Firma) atau yang berbadan hukum (seperti PT atau Koperasi) - yang

melakukan kegiatan usaha di bidang industri skala kecil. Berbeda dengan

kriteria UMKM yang disusun berdasarkan aset dan omzet pada UU


No.20/2008, klasifikasi Industri Kecil Menengah (IKM) disusun berdasarkan

Nilai Investasi dan Jumlah Tenaga Kerja.

Adapun Nilai Investasi adalah nilai tanah, bangunan, mesin peralatan,

sarana dan prasarana, diluar modal kerja, yang digunakan untuk melakukan

kegiatan usaha industri. Dengan demikian, nilai investasi diluar tanah dan

bangunan adalah total nilai investasi dikurangi dengan nilai tanah dan nilai

bangunan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan industri. Oleh karena itu,

pelaku usaha yang bisa mengajukan permohonan TDI di Kota Payakumbuh

hanya yang nilai investasinya di bawah Rp 1 milyar; di atas itu harus

mengajukan IUI. Informasi lebih lengkap seputar IUI.

Dokumen Terkait

1. Formulir permintaan persetujuan prinsip.

2. Formulir informasi kemajuan pembangunan proyek.

3. Formulir daftar isian untuk permintaan izin usaha industri melalui

persetujuan prinsip (baru, hilang, rusak).

4. Formulir daftar isian untuk permintaan izin perluasan.

5. Formulir informasi industri (6 bulan/semester).

6. Formulir informasi industri (1 tahun).


7. Formulir permintaan persetujuan pemindahan lokasi pabrik.

Dasar Hukum

1. Undang-Undang No.3/2014 tentang Perindustrian.

2. Peraturan Pemerintah No.13/1995 tentang Izin Usaha Industri.

3. Peraturan Pemerintah No.38/2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

4. Peraturan Pemerintah No.107/2015 tentang Izin Usaha Industri.

5. Peraturan Menteri Perindustrian No.41/2008 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar

Industri.

6. Peraturan Menteri Perindustrian No.64/2016 tentang Besaran Jumlah

Tenaga Kerja dan Nilai Investasi untuk Klasifikasi Usaha Industri.

c. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2018 tentang Pelayanan

Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, disebutkan bahwa Nomor

Induk Berusaha (NIB) berlaku juga sebagai TDP. Selain TDP, NIB juga

berlaku sebagai Angka Pengenal Importir (API) dan hak akses kepabeanan
Dalam peraturan tersebut, TDP berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. NIB merupakan pengesahan TDP;

2. NIB sebagai TDP berlaku selama jangka waktu keberlakuan NIB

3. Lembaga OSS merupakan kantor tempat pendaftaran perusahaan; dan

4. Basis data (data base) perusahaan pada NIB merupakan data dan akta yang

sah untukuntuk pemenuhan persyaratan pendaftaran perusahaan.

Dengan berlakunya peraturan ini, maka pengurusan TDP di daerah

berangsur-angsur akan ditiadakan. Informasi mengenai pengurusan TDP di

halaman ini adalah informasi awal yang kami kumpulkan dari peraturan

daerah masing-masing kota. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai NIB,

silahkan klik disini.

1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah dokumen pengesahan bahwa suatu

usaha telah melakukan kewajiban pendaftaran perusahaan. Dalam praktik,

pengurusan TDP merupakan tahapan terakhir dalam pendirian suatu badan

usaha, karena TDP baru bisa diurus setelah pelaku usaha memiliki Akta

Pendirian Perusahaan (baik berupa Perusahaan Perseorangan, Firma, CV,

PT, atau Koperasi), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan, dan

izin teknis operasional usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
untuk usaha perdagangan atau Izin Usaha Industri (IUI) untuk usaha di

bidang industri.

2. Berdasarkan Permendag No.37/2007, kewajiban mengurus TDP ini

dikecualikan bagi suatu usaha yang berbentuk perseorangan skala kecil

yang hanya mempekerjakan dirinya sendiri atau anggota keluarganya saja.

Namun demikian, pelaku usaha perseorangan skala kecil dapat mengurus

TDP untuk tujuan pengembangan usaha jika pelaku usaha menghendaki.

Syarat pengurusan TDP :

1. Mengisi formulir permohonan.

a. TDP Perseorangan. Unduh disini

b.TDP Perseroan Terbatas (PT). Unduh disini

c. TDP Koperasi. Unduh disini

2. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

3. Fotokopi Izin Gangguan (HO)

4. Fotokopi KTP

5. Materai Rp 6.000,- sebanyak 2 buah


6. Data tentang peralatan, kapasitas produksi, modal dan tenaga kerja/blanko

Isian Tanda Daftar Perusahaan (TDP) untuk Perseorangan, CV, PT atau

Koperasi

7. Untuk penambahan Sub Bidang Usaha, dengan mengisi formulir isian

Untuk subjek bisnis Persekutuan Komanditer (CV), terdapat 3

persyaratan tambahan:

1. Fotokopi Akta Pendirian

2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

3. Neraca Awal

Untuk subjek bisnis Perseroan Terbatas (PT)/Koperasi, terdapat 4

persyaratan tambahan:

1. Surat Keputusan Menteri Hukum (khusus untuk PT)

2. Surat Keputusan Menteri Koperasi (khusus untuk koperasi)

3. Data akta

TDP berlaku untuk semua jenis badan usaha - baik perseorangan

atau badan usaha, baik yang tidak berbadan hukum (seperti CV/Firma) atau

yang berbadan hukum (seperti PT atau Koperasi - termasuk bentuk badan

usaha lain seperti kantor pusat, kantor cabang dan agen yang mempunyai
usaha dan berdomisili usaha di Indonesia. Kategori bidang usaha yang

tertulis di dokumen Akta Pendirian Perusahaan, Izin Teknis Operasional

(misalnya SIUP), dan Tanda Daftar Perusahaan harus sejenis. Sebagai

contoh, jika di Akta Pendirian tertulis Bidang Usaha Jasa Konsultan Sistem

Informasi, bidang usaha yang tercantum di SIUP harus merupakan rincian

dari Bidang Usaha tersebut - misalnya Aktivitas Konsultasi Keamanan

Informasi (KBLI nomor 62021). Jika pada saat mengurus TDP tiba-tiba

pemohon menambahkan Jasa Periklanan (misalnya), ketidaksesuaian

seperti ini dapat mengakibatkan permohonan TDP ditolak.

Pemohon dapat mempelajari kelompok-kelompok bidang usaha

beserta rincian klasifikasi bidang usahanya melalui Buku Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (BPS, 2015). Ada baiknya KBLI ditentukan

bukan hanya berdasarkan kompetensi inti (core competence) dan keunikan

layanan yang ingin dibangun oleh pelaku UKM namun juga

memperhatikan potensi peluang dalam rangka mengisi kebutuhan

pelanggan/calon pelanggan.

d. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

SIUP adalah izin operasional bagi perusahaan atau badan yang

melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan, yaitu berupa kegiatan jual

beli barang/jasa. SIUP untuk perdagangan jasa mencakup penyediaan jasa dan
sewa-menyewa. Sedangkan SIUP untuk perdagangan barang hanya mencakup

kegiatan jual beli barang yang tidak memerlukan proses pengolahan atau

produksi. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI No.46/2009, SIUP

diwajibkan bagi setiap usaha dengan kekayaan bersih di atas Rp 50 juta (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Namun usaha dengan kekayaan

bersih di bawah Rp 50 juta dapat mengajukan SIUP jika pelaku usaha

menghendaki, misalnya dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan pinjaman perbankan atau ingin mengikuti lelang/tender

pengadaan barang/jasa tertentu.

Contoh usaha yang membutuhkan SIUP sebagai izin operasional

antara lain:

1. Terkait jual beli barang: usaha toko seperti toserba, toko oleh-oleh, toko

sembako, toko pakaian, elektronik, alat telekomunikasi, dll;

2. Terkait usaha sewa menyewa: usaha rental komputer/warung internet, co-

working space yang menyewakan ruang bekerja atau rapat, rental mobil,

dll;

3. Terkait usaha jasa: jasa konsultan, jasa penempatan tenaga kerja, jasa

fotokopi atau percetakan, jasa pengepakan, fotografi, pengelolaan gedung,

call center, kebersihan umum, administrasi kantor, periklanan, dan usaha

jasa lainnya.
Sesuai dengan Permendag RI No.46/2009, pelaku UKM bisa

mengajukan SIUP dengan kategori sebagai berikut:

1. SIUP Mikro jika kekayaan bersih kurang dari Rp 50juta;

2. SIUP Kecil jika kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta s.d Rp 500 juta;

3. SIUP Menengah jika kekayaan bersih di atas Rp 500 juta s.d Rp 10 milyar;

4. SIUP Besar jika kekayaan bersih di atas Rp 10 milyar.

Syarat pengurusan SIUP :

1. Mengisi formulir/blanko permohonan. Unduh disini.

2. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

3. Fotokopi Izin Gangguan (HO)

4. Data tentang peralatan, kapasitas produksi, modal dan tenaga kerja/blanko

Isian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

5. Materai Rp 6.000,00 sebanyak 2 buah

6. Untuk penambahan Sub Bidang Usaha, dengan mengisi formulir isian

penambahan sub bidang

Untuk subjek bisnis Persekutuan Komanditer (CV), terdapat 3

persyaratan tambahan:
1. Fotokopi Akta Pendirian

2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

3. Neraca Awal

Untuk subjek bisnis Perseroan Terbatas (PT)/Koperasi, terdapat 4

persyaratan tambahan:

1. Surat Keputusan Menteri Hukum (khusus untuk PT)

2. Surat Keputusan Menteri Koperasi (khusus untuk koperasi)

3. Data akta

4. Fotokopi KTP Komisaris dan Direktur

5.2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar merupakan salah satu aspek bisnis yang penting dikaji

kelayakannya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memulai atau

mengembangkan suatu usaha. Dengan adanya analisis aspek pasar dan

pemasaran akan diketahui bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,

promosi, dan distribusi. Berikut ini kriteria penilaian kelayakan usaha yang

digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran (Suliyanto:2010).

Tersedianya pangsa pasar ditandai dengan barang yang diproduksi

seluruhnya terjual.
a. Produk memiliki keunggulan dan ciri khas, yaitu tersertifikasi organik yang

membedakan dengan produk lain dan menjadi daya tarik bagi konsumen.

b. Harga jual stabil dan meningkat.

c. Promosi dilakukan secara efektif dan efisien untuk mempertahankan dan

meningkatkan pangsa pasar/ konsumen.

d. Saluran distribusi sudah tepat, yaitu semua hasil produksi dijual.

Aspek pasar mengkaji harga jual dan strategi pemasaran serta pengkiraan

penjualan yang dilakukan dalam usaha budidaya lele. Usaha budidaya lele ini

ditinjau dari aspek pasar apakah layak dilakukan, hal ini terkait dengan peluang

pasar komoditas ikan lele yang masih memiliki peluang besar. Analisis aspek

pasar dan pemasaran dilakukan secara deskriptif. Tujuan dilakukan analisis aspek

pasar dan pemasaran adalah mengetahui berapa besar pasar yang akan dimasuki,

struktur pasar peluang pasar yang ada, prospek pasar yang ada, prospek pasar

dimasa yang akan datang serta bagaimana strategi pemasaran yang harus

dilakukan. Usaha pembesaran budidaya ikan lele ditinjau dari aspek pasar dan

pemasaran dapat dikatakan layak apabila permintaan ≥ penawaran.

Dalam menjalankan sebuah usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui

aspek pasar dan pemasaran yang akan dimasuki oleh produk yang akan

dihasilkan oleh usaha yang akan dijalankan. Aspek pasar digunakan sebagai

indikator seberapa besar peluang dan permintaan pasar lele konsumsi untuk saat

ini dan kedepannya. Guna mengetahui peluang atau permintaan pasar, maka

perlu diketahui tingkat permintaan pasar pada masa lalu, sekarang dan masa yang
akan datang. Aspek pasar dikatakan layak apabila memiliki peluang pasar,

dimana permintaan lebih besar dari penawaran. Keberhasilan dalam menjalankan

sebuah usaha perlu adanya strategi pemasaran dan pengkajian aspek pasar

dengan cermat.

Pada usaha budidaya ikan lele aspek pasar yang akan dikaji meliputi

permintaan pasar lele konsumsi dan penawaran produksi yang dihasilkan. Untuk

pemasaran dilakukan di wilayah sekitar tempat produksi karena lebih dekat

lokasi dan potensi permintaan yang besar. Pasar yang dituju adalah Pasar yang

berada di sekitar usaha budidaya ikan lele. Permintaan lele konsumsi dilihat dari

daerah sekitar tempat produksi yang menjadi pasar utama. Untuk sisi penawaran

yang dilakukan, dilihat dari produksi yang dihasilkan oleh usaha budidaya ikan

lele.

5.3. Aspek Teknis dan Teknologi

Dalam aspek ini, kelayakan usaha gula semut dinilai berdasarkan lokasi

pabrik terhadap akses bahan baku, pasar yang dituju, transportasi yang tersedia,

dan teknologi yang digunakan untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas

perusahaan. Berikut ini kriteria penilaian kelayakan usaha yang digunakan

dalam aspek teknis dan teknologi (Sulisyanto:2010).

1. Bahan baku dan bahan tambahan dapat diperoleh dengan mudah.

2. Bahan baku dan bahan tambahan tersedia paling tidak sampai waktu
perkiraan pengembalian investasi.

3. Tenaga kerja yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

4. Karyawan menggunakan alat keselamatan kerja yang memenuhi standar,

yaitu penutup kepala, masker, sarung tangan, dan celemek.

Dalam aspek teknis dan teknologi hal hal perlu dilakukan dengan cara

deskriptif mencakup luas produksi, tempat dan lokasi usaha, pemilihan

teknologi dan peralatan yang digunakan. Pengolah data terhadap aspek teknis

dan teknologi yang akan dilakukan meliputi perhitungan perencanaan

produksi budidaya ikan lele.

1. Kebutuhan Lahan

Hal yang pertama dilakukan dalam mencari lokasi yang cocok untuk

budidaya lele adalah kebutuhan lahan. Lokasi budidaya lele bisa di

pekarangan, kebun, sawah, tanah, tambak, rawa, danau, kuangan, lahan

tidur, atau bangunan yang tidak terpakai seperti gudang atau ruangan

kosong. Luasnya bisa disesuaikan dengan lahan yang ada dan skala

produksi yang diinginkan. Bila tidak ada lahan luas, lahan sempit juga

dapat digunakan. Idealnya, luas lahan yang dibutuhkan antara 50-200m2.

Semakin luas lahan, maka kolam yang dibuat semakin banyak.

2. Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan

Peralatan yang digunakan untuk membuat kolam yaitu:

a. Cangkul
b. Skop

Bahan baku yang digunakan untuk persiapan pembuatan kolam terpal.

Berikut bahan yang dipakai untuk pembuatan kolam terpal

a. Bambu

b. Batako

c. Semen

d. Pasir

e. Tali Nilon

f. Garam

g. Terpal

Peralatan dan bahan baku yang digunakan selama masa pemijahan

hingga penetasan telur sampai panen benih lele :

a. Hapa

b. Scoopnet

c. Kekaban

d. Ember

e. Selang

3. Teknologi Bioflok

Teknologi yang menerapkan keseimbangan unsur organik dalam air

ini ini sudah banyak diterapkan, baik pada ikan air tawar maupun pada
udang di tambak. Teknologi ini dapat menekan konversi pakan ikan atau

udang sehingga akan mengurangi buangan ke lingkungan. Bioflok, sesuai

namanya yang merupakan gabungan dari kata “bios” (kehidupan) dan

“flock” (gumpalan), adalah kumpulan dari berbagai organisme seperti

bakteri, mikroalga, protozoa, ragi dan sebagainya, yang tergabung dalam

gumpalan.

Jika pakan herbal yang sebelumnya disebutkan menambahkan tanam-

tanaman, budidaya menggunakan sistem bioflok ini menambahkan

organisme hidup (probiotik) yang berperan tidak hanya sebagai pakan

tambahan alami bagi ikan tetapi juga menjaga kualitas air sehingga ikan

lebih sehat. Bioflok menginisiasi tumbuhnya organisme tersebut,

biasanya pada kolam ditambahkan kultur bakteri jenis Bacillus sp (B.

subtilis, B. licheniformis, B. megaterium, B. polymyxa) atau ragi (jenis

Saccharomyces), dan molase/tetes tebu sebagai nutrisi bagi bakteri.

Mikroba ini kemudian akan berkembangbiak dan karena media perairan

budidaya sistem bioflok sudah dikondisikan, maka tumbuh pula protozoa,

mikroalga, ragi dan bakteri-bakteri menguntungkan lainnya.

PRINSIP BIOFLOK

Berdasarkan riset bioflok pada lele yang dilakukan DJPB KKP,

keuntungan penerapan sistem bioflok ini antara lain:


a. Sedikit pergantian air, karena flok harus terjaga agar tetap menjadi

gumpalan.

b. Efisien pakan (FCR bisa mencapai 0,7)

c. Pada tebar bisa lebih tinggi (mencapai 3000 ekor/m3)

d. Produktivitas tinggi

e. Hal-hal yang patut diperhatikan pada sistem bioflok ini antara lain

pentingnya aerasi untuk mengaduk bahan organik agar terurai dengan

baik. Selain itu juga aerasi berfungsi untuk menambah oksigen dan

menjaga kadar pH. Selain itu, manajemen pemberian pakan juga perlu

diperhatikan. Setelah beih ditebar ke dalam kolam, sebaiknya beih

dipuasakan selama 2 hari untuk proses adaptasi dengan lingkungan.

Ada pula masanya ikan tidak diberi pakan pelet untuk memanfaatkan

flok yang tersedia. Periodenya adalah sehari dalam seminggu dimulai

pada minggu kedua setelelah penebaran.

5.4. Aspek Lingkungan Hidup

Suatu bisnis mengalami penolakan untuk tetap beroperasi dan harus

dihentikan karena menimbulkan dampak merugikan atau merusak lingkungan.

Dampak merugikan diakibatkan oleh limbah yang dihasilkan dari kegiatan

usaha tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis dampak usaha
terhadap lingkungan hidup. Suatu usaha dapat dikatakan layak dilihat dari

aspek lingkungan hidup apabila usaha tersebut tidak menghasilkan limbah

yang berdampak negatif terhadap lingkungan (Yully:2010). Berikut ini kriteria

penilaian kelayakan usaha yang digunakan dalam aspek lingkungan hidup

(Suliyanto;2010).

1. Tidak menghasilkan limbah yang mengakibatkan ketidaksuburan tanah

2. Tidak menghasilkan limbah yang mengakibatkan perubahan warna, rasa

dan bau air.

3. Tidak menghasilkan limbah yang mengakibatkan polusi udara.

4. Tidak menghasilkan limbah yang mengakibatkan polusi suara.

Dampak suatu usaha terhadap lingkungan penting untuk dianalisis agar

dapat segera dilakukan pencegahan atau penanggulangan apabila timbul

dampak negatif. Kelalaian terhadap lingkungan hidup akan menyebabkan

masalah di kemudian hari, seperti penolakan dari masyarakat sekitar tempat

produksi atas keberlanjutan usaha, permintaan ganti rugi, hingga penghentian

aktivitas bisnis. Oleh karena itu, suatu usaha diharapkan dapat berjalan dengan

baik dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Berikut ini analisis

aspek lingkungan hidup usaha.

5.5. Aspek Finansial

Aspek finansial dianalisis untuk mengetahui jumlah modal yang

diperlukan, sumber modal, dan kelayakan usaha keuntungan yang dihasilkan.


Aspek finansial dianalisis menggunakan 5 metode sebagai berikut:
N
o Uraian Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7
A Arus Masuk
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 Penjualan 37.500.000 115.920.000 170.350.000 198.290.000 343.870.000 407.350.000 411.312.000 411.312.000
Ketepatan 41,30685454 41,30685454 41,30685454 41,30685454 41,30685454 41,30685454 41,30685454 41,30685454
penjualan 9% 9% 9% 9% 9% 9% 9% 9%
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total penjualan 15.490.070 47.882.906 70.366.227 81.907.362 142.041.881 168.263.472 169.900.050 169.900.050
Rp
2 Nilai Sisa Proyek 162.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Arus masuk 15.490.070 47.882.906 70.366.227 81.907.362 142.041.881 168.263.472 169.900.050 331.900.050
B Arus Keluar
Rp
1 Biaya Investasi 269.630.500
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2 Biaya Tetap 1.340.000 2.840.000 3.510.000 4.300.000 5.180.000 5.732.000 6.360.000 6.880.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3 Biaya Variabel 28.164.000 61.423.000 35.152.000 35.399.500 57.096.000 57.348.000 57.412.000 60.424.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total arus Keluar 299.134.500 64.263.000 38.662.000 39.699.500 62.276.000 63.080.000 63.772.000 67.304.000
Before Tax Cash Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
C Flow (283.644.430) (16.380.094) 31.704.227 42.207.862 79.765.881 105.183.472 106.128.050 264.596.050
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Depresiasi 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Cash Flow (283.644.430) (31.755.880) 16.328.441 26.832.076 64.390.095 89.807.686 90.752.264 249.220.264
N
o Uraian Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7
A Arus Masuk
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 Penjualan 37.500.000 115.920.000 170.350.000 198.290.000 343.870.000 407.350.000 411.312.000 411.312.000
Ketepatan
penjualan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total penjualan 37.500.000 115.920.000 170.350.000 198.290.000 343.870.000 407.350.000 411.312.000 411.312.000
Rp
2 Nilai Sisa Proyek 162.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Arus masuk 37.500.000 115.920.000 170.350.000 198.290.000 343.870.000 407.350.000 411.312.000 573.312.000
B Arus Keluar
Rp
1 Biaya Investasi 269.630.500
N
o Uraian Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2 Biaya Tetap 1.340.000 2.840.000 3.510.000 4.300.000 5.180.000 5.732.000 6.360.000 6.880.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3 Biaya Variabel 28.164.000 61.423.000 35.152.000 35.399.500 57.096.000 57.348.000 57.412.000 60.424.000
Ketepatan Biaya 388,251684 388,251684 388,251684 388,251684
Variabel 388,251684% 388,251684% % 388,251684% % % % 388,251684%
Total biaya Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
variabel 109.347.204 238.475.832 136.478.232 137.439.155 221.676.181 222.654.576 222.903.057 234.597.198
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total arus Keluar 380.317.704 241.315.832 139.988.232 141.739.155 226.856.181 228.386.576 229.263.057 241.477.198
Before Tax Cash Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
C Flow (342.817.704) (125.395.832) 30.361.768 56.550.845 117.013.819 178.963.424 182.048.943 331.834.802
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Depresiasi 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786 15.375.786
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Cash Flow (342.817.704) (140.771.618) 14.985.982 41.175.059 101.638.033 163.587.638 166.673.157 316.459.016
Kriteria Kelayakan
D Investasi
Rp
NVP 0
IRR 10%

Anda mungkin juga menyukai

  • Siup 2
    Siup 2
    Dokumen2 halaman
    Siup 2
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Lele
    Lele
    Dokumen15 halaman
    Lele
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • PERI
    PERI
    Dokumen11 halaman
    PERI
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • ARTIKEL
    ARTIKEL
    Dokumen12 halaman
    ARTIKEL
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Siaran Pers - Resmikan SDGs Center Universitas Hasanuddin Menteri Bambang Kampus Sangat Berperan Dalam Mencapai TPB SDGs
    Siaran Pers - Resmikan SDGs Center Universitas Hasanuddin Menteri Bambang Kampus Sangat Berperan Dalam Mencapai TPB SDGs
    Dokumen2 halaman
    Siaran Pers - Resmikan SDGs Center Universitas Hasanuddin Menteri Bambang Kampus Sangat Berperan Dalam Mencapai TPB SDGs
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • SIUP
    SIUP
    Dokumen2 halaman
    SIUP
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • TDI
    TDI
    Dokumen3 halaman
    TDI
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Full
    Full
    Dokumen101 halaman
    Full
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen36 halaman
    MAKALAH
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • ARTIKEL
    ARTIKEL
    Dokumen11 halaman
    ARTIKEL
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Devi
    Devi
    Dokumen18 halaman
    Devi
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Wanda
    Tinjauan Pustaka Wanda
    Dokumen17 halaman
    Tinjauan Pustaka Wanda
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • RUSWAL
    RUSWAL
    Dokumen6 halaman
    RUSWAL
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • FENOMENA
    FENOMENA
    Dokumen3 halaman
    FENOMENA
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Laporan PKL Rendiansyah
    Laporan PKL Rendiansyah
    Dokumen34 halaman
    Laporan PKL Rendiansyah
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Tanda Persetujuan Judul Ari Febrianto
    Tanda Persetujuan Judul Ari Febrianto
    Dokumen1 halaman
    Tanda Persetujuan Judul Ari Febrianto
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Antropologi Melayu
    Antropologi Melayu
    Dokumen241 halaman
    Antropologi Melayu
    ernifrida barimbing
    Belum ada peringkat
  • Sempro Mayang
    Sempro Mayang
    Dokumen13 halaman
    Sempro Mayang
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Pat Darurat Covid
    Pat Darurat Covid
    Dokumen5 halaman
    Pat Darurat Covid
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kasus Hukum
    Tugas Kasus Hukum
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kasus Hukum
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Kti Wanda
    Kti Wanda
    Dokumen26 halaman
    Kti Wanda
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Globalisasi Dan Kapitalisme
    Makalah Globalisasi Dan Kapitalisme
    Dokumen19 halaman
    Makalah Globalisasi Dan Kapitalisme
    Yati Nurul Hashfi
    100% (1)
  • Dinda
    Dinda
    Dokumen12 halaman
    Dinda
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Denny 2
    Denny 2
    Dokumen12 halaman
    Denny 2
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hukum Perbankan Syariah
    Makalah Hukum Perbankan Syariah
    Dokumen15 halaman
    Makalah Hukum Perbankan Syariah
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • PERI
    PERI
    Dokumen11 halaman
    PERI
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • SARAH
    SARAH
    Dokumen117 halaman
    SARAH
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Pert 12 Pajak
    Pert 12 Pajak
    Dokumen30 halaman
    Pert 12 Pajak
    Lord Royal
    Belum ada peringkat
  • Devi
    Devi
    Dokumen18 halaman
    Devi
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat