University of Indonesia
Abstrak
Kapitalisme merupakan suatu ideologi yang lahir dan berkembang di Eropa.
Sebagai ideologi yang berkembang di Eropa, yang memiliki pengaruh kuat
terhadap dunia, kapitalisme telah menyebar ke berbagai negara di dunia termasuk
Indonesia. Kapitalisme mulai memasuki ranah Indonesia sekitar abad 19 dan
mengalami berbagai pembaharuan di masanya. Benih-benih kapitalisme secara
nyata mulai diterapkan Indonesia pasca kemerdekaan yakni ketika tokoh
Indonesia Dr Soemitro Djojohadikoesoemo melalui pemikirannya berpendapat
bahwa bangsa Indonesia harus secepatnya menumbuhkan kelas pengusaha. Paham
kapital ini sempat redup di masa demokrasi terpimpin, dan mulai merebak
kembali pada masa Orde Baru, yang menyebabkan tumbuhnya kelas kapitalis
pribumi baru. Meskipun demikian, pola kapitalisme yang diterapkan Indonesia
tidak sama dengan sistem kapitalisme di Eropa yang tidak mengikutsertakan
pemerintah dalam penerapannya.
Abstract
Capitalism is an ideology that was born and developed in Europe. As an ideology
that developed in Europe, that have a strong influence in the world, capitalism
has spread to many countries in the world including Indonesia. Capitalism entered
the realm of Indonesia since era 19th century and subjected to various reforms in
its time. Capitalism began to be applied after the Indonesia’s independence era
when Dr Soemitro Djojohadikoesoemo thought the Indonesian nation must
quickly create entrepreneur class. Capitalism dimmed during the era of guided
democracy and began to spread again in the New Order. that causes the growth of
new indigenious capitalist class. However, the pattern of capitalism implemented
in Indonesia is not the same as Europe that tends to be a capitalism in which the
state doesn’t take a part in its application.
Kapitalisme secara etimologi berasal dari kata capital dan ism.1 Capital
(dalam bahasa Latin caput yang berarti kepala) memiliki arti modal. Modal yang
dimaksud adalah alat produksi seperti tanah, uang dan sebagainya. Kata isme
berarti suatu paham atau cara pandang, sehingga, arti kapitalisme adalah sistem
dan paham ekonomi yang berdasarkan modal atau pemilik modal.2 Kapitalisme
merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia pada saat
ini, khususnya di Indonesia. Kapitalisme yang erat kaitannya dengan liberalisme,
meyakini bahwa pemilik modal dapat melakukan usaha untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya.3
Menurut Milton Friedman, sistem kapitalisme memiliki tiga faktor
utama, yaitu pasar bebas, kebebasan individual, dan demokrasi. 4 Max Weber
mendefinisikan usaha kapitalis sebagai suatu kegiatan ekonomi yang ditunjukan
pada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan adanya pertukaran
di pasar.5 Pasar bebas merupakan sistem sosial masyarakat modern yang
menjamin terealisasinya kebebasan kodrati dan keadilan. Oleh karena itu, pasar
bebas akan berjalan harmonis manakala setiap pelaku ekonomi dibiarkan bebas
dalam mengejar kepentingan ekonominya. Dalam menjalankan perekonomian
harus ada kebebasan individu dalam mengembangkan modal yang dimilikinya
baik pada wilayah lokal maupun tansnasoinal. Adam Smith begitu yakin bahwa
kesejahteraan akan lahir manakala kebebasan individu itu terealisasikan.
1
Peter L Berger, Revolusi Kapitalis, Jakarta: LP3ES, 1990, hal. 20.
2
Ibid, hal. 21.
3
Robert L Heilborner, Hakikat dan Logika Kapitalisme , Jakarta: LP3ES, 1991, hal. 82.
4
Ibid, hal. 85.
5
Peter L Berger, Op. cit, hal. 21.
Definisi Kapitalisme
Kapitalisme adalah sebuah istilah yang mengacu pada serangkaian tatanan
ekonomi baik dalam bahasa awam maupun dalam terminologi ilmiah. Tetapi,
tatanan ekonomi ini jarang terwujud karena terpisah dari unsur-unsur pengalaman
lain yang tidak ada hubungannya dengan ilmu ekonomi. Seorang warga
masyarakat “kapitalis” yang awam menghadapi tatanan ekonomi yang sudah
begitu dikenal sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari “dunia-dunia” social
yang jauh lebih besar. Di Amerika, kapitalisme muncul dalam keadaan yang
sangat terkait dengan mitos kelimpahruahan material peradaban industri maju,
sistem kelas yang sangat dinamis, demokrasi politik dan serbuan pola-pola
budaya, misalnya individualism.8
Kapitalisme juga merupakan suatu konsep. Kapitalisme merupakan suatu
konsep yang secara khas berisi penilaian-penilaian, baik negatif maupun positif.
Oleh sebab itu, defenisi kapitalisme biasanya memasukkan suatu penilaian.
Misalnya, suatu sistem ekonomi yang dilakukan oleh beberapa orang
mengeksploitasi buruh lainnya, atau suatu sistem ekonomi yang menghormati
hak-hak pemilikan alami. Upaya pendefinisian harus memiliki maksud untuk
merancang batas-batas fenomena tersebut. 9
Kapitalisme adalah suatu fenomena historis. Pernyataan ini tidak dapat
diragukan lagi. Ini berarti bahwa kapitalisme tumbuh selama jangka waktu yang
lama. Kapitalisme merupakan hal yang sama dengan fenomena sejarah lainnya.
Ada beberapa dasar tempat dari berkembangnya kapitalisme, seperti meluasnya
perekonomian-perekonomian pasar pada masa Eropa abad pertengahan, dengan
8
Peter L Berger, Op.cit, hal. 18.
9
Ibid.
10
Ibid, hal 20.
11
Ibid.
12
Ibid, hal 21.
16
Leirissa & Soejono (ed). Sejarah Nasional Indonesia, jilid 6. Jakarta: Balai Pustaka, 2011, hal.
332.
17
Ibid, hal 333.
18
Brian May. The Indonesian Tragedy. Singapore: Graham Brash, 1978, hal. 338.
“Many developing and transitional economies have tended to follow the East Asian model
of state-led development,... state-owned banks ‘rewarded’ firms that achieved state-determined
export goals with low-cost loans, and the state-created growth environment that enabled highly
leveraged firms to prosper (Kim 1997: 82-83). ...managing exchange rates to keep them stable
and favorable, the state in effect encouraged firms to borrow short term form abroad at low
interest rates to fund long-term domestic investments. ...the state has become more
constrained...”19
20
Bafoil. Emerging Capitalism in Central Europe and Southeast Asia: A Comparison of Political
Economies. New York: Palgrave Macmillan, 2014, hal 13.
10
21
Ibid, hal 51.
22
Ibid, hal 68.
11
Kesimpulan
23
Brian May. Op.cit, hal 372-373.
24
Ibid, hal 373.
12
13
28
Peter L Berger. Loc.cit, hal. 68.
14
15