Anda di halaman 1dari 40

SISTEM PEREDARAN

DARAH

dr. Theresia Ilyan, Sp.PK


Tujuan Pembelajaran

 Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan tentang


anatomi dan fisiologi sistem peredaran darah
Komponen dasar sistem sirkulasi

JANTUNG

PEMBULUH DARAH

DARAH
PEMBULUH DARAH
mengangkut dan mendistribusikan darah yang dipompa oleh jantung untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan penghantaran nutrien pembuangan
zat sisa, dan penghantaran sinyal hormon.

 Arteri (sangat elastis): mengangkut darah dari jantung ke organorgan


tubuh dan berfungsi sebagai penyedia tekanan untuk melanjutkan
megalirkan darah ketika jantung sedang relaksasi dan mengisi.
 Kapiler: tempat pertukaran yang sebenarnya antara darah dan sel
jaringan di sekitarnya.
 Vena (sangat mudah teregang): mengernbalikan darah dari organ ke
jantung dan berfungsi sebagai reservoir darah.
Pohon vaskular tediri dari arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena

 Sirkulasi sistemik dan paru masing-masing terdiri dari sistem pembuluh yang tertutup.

 Sirkulasi sistemik, arteri, yang membawa darah dari jantung ke organ, bercabang membentuk
"pohon" pembuluh darah yang semakin kecil, dengan berbagai cabang menyalurkan darah ke
berbagai bagian tubuh. Ketika mencapai organ yang didarahinya, arteri kecil bercabang-cabang
membentuk banyak arteriol. Volume darah yang mengalir melalui suatu organ dapat
disesuaikan dengan mengatur kaliber (diameter internal) arteriol organ tersebut. Arteriol
kemudian bercabang-cabang di dalam organ menjadi kapiler, pembuluh terkecil, tempat
terjadinya pertukaran antara darah dengan sel sekitarnya. Pertukaran di kapiler ini adalah
tujuan utama sistem sirkulasi; semua aktivitas lainnya dari system ditujukan untuk menjamin
distribusi darah ke kapiler untuk dipertukarkan dengan semua sel. Kapiler-kapiler menyatu
kembali membentuk venula kecil, yang lebih lanjut menyatu membentuk vena kecil yang keluar
dari organ. Vena-vena kecil secara progresif menyatu untuk membentuk vena besar yang
akhirnya mengalirkan isinya ke jantung. Arteriol, kapiler, dan venula secara kolektif disebut
sebagai mikrosirkulasi, karena pembuluh-pembuluh ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Pembuluh mikrosirkulasi semuanya terletak di dalam organ.
 Sirkulasi paru terdiri dari tipe-tipe pembuluh yang sama, tetapi semua darah dalam sistem ini
mengalir antara jantung dan paru.

Jika disambung dari ujung ke ujung, seluruh pembuluh darah di tubuh dapat mengelilingi bumi
dua kali.
ARTERI
 Arteri berfungsi sebagai saluran transit-cepat ke organ dan sebagai reservoir
tekanan
Arteri dikhususkan untuk :

(1) berfungsi sebagai saluran transit-cepat bagi darah dari jantung ke berbagai organ (karena
jari-jarinya yang besar, arteri tidak banyak menimbulkan resistensi terhadap aliran darah)

(2) berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk menghasilkan gaya pendorong bagi darah
ketika jantung dalam keadaan relaksasi.

Jantung berkontraksi secara bergantian untuk memompa darah ke dalam arteri dan kemudian
melemas untuk diisi oleh darah vena.

Ketika jantung melemas dan terisi kembali, tidak ada darah yang dipompa keluar. Namun, aliran
darah kapiler tidak berfluktuasi antara sistol dan diastol jantung—yaitu, darah terus mengalir
melalui kapiler yang mendarahi organ-organ.

Gaya pendorong bagi aliran darah yang terus-menerus ke organ sewaktu relaksasi jantung ini
dihasilkan oleh sifat elastik dinding arteri.
ARTERI
Semua pembuluh darah dilapisi oleh satu endotelium,
yaitu selapis sel endotel yang polos dan gepeng, yang
berhubungan dengan endotelium yang melapisi jantung.
Lapisan endotel arteri dikelilingi oleh suatu dinding tebal
yang terbuat dari otot polos dan jaringan ikat.

Jaringan ikat arteri mengandung dua jenis serat jaringan


ikat dalam jumlah banyak: serat kolagen, yang
menghasilkan kekuatan peregangan terhadap tekanan
pendorong yang tinggi dari darah yang disemprotkan
oleh jantung; dan serat elastin, yang memberi dinding
arteri elastisitas sehingga arteri berperilaku seperti
balon.
ARTERI
 Sewaktu jantung memompa darah ke dalam arteri
sewaktu sistol ventrikel, lebih banyak darah yang
masuk ke arteri dari jantung dari pada yang
meninggalkannya ke arteriol karena pembuluh-
pembuluh kecil ini memiliki resistensi terhadap
aliran yang lebih besar.
 Elastisitas arteri memungkinkan pembuluh ini
mengembang untuk secara temporer menampung
kelebihan volume darah yang disemprotkan oleh
jantung tersebut, menyimpan sebagian energi
tekanan yang oleh kontraksi jantung di dinding
mereka yang teregang—seperti balon yang
mengembang untuk mengakomodasi tambahan
volume udara yang Anda hembuskan ke dalamnya.
 Ketika jantung Anda melemas dan berhenti
memompa darah ke dalam arteri, dinding arteri
yang teregang secara pasif mengalami rekoil,
seperti balon kembung yang dibuka lubangnya.

Rekoil ini menimbulkan tekanan pada darah selama diastol. Tekanan ini mendorong kelebihan darah yang
terkandung dalam arteri ke dalam pembuluh-pembuluh di hilir, memastikan aliran darah yang kontinu ke
organ-organ ketika jantung melemas dan tidak memompa darah ke dalam sistem
Arteriol
 Arteriol adalah pembuluh resistensi utama di pohon vaskular karena jari-jarinya yang cukup
kecil menghasilkan resistensi yang lumayan besar terhadap aliran darah.
 Berbeda dari resistensi arteri yang rendah, tingginya resistensi arteriol menyebabkan penurunan
mencolok tekanan rerata sewaktu darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh kecil ini. Secara
rerata, tekanan turun dari 93 mm Hg, tekanan arteri rerata (tekanan darah yang masuk ke
arteriol), menjadi 37 mm Hg, tekanan darah yang meninggalkan arteriol dan masuk ke kapiler
 Penurunan tekanan ini membantu membentuk perbedaan tekanan yang mendorong darah
mengalir dari jantung ke berbagai organ di hilir. Resistensi arteriol juga mengubah ayunan
tekanan sistol ke diastole di arteri menjadi tekanan non-fluktuatif di kapiler.

Fungsi arteriol:

• mendistribusikan curah jantung yang beragam di antara berbagai organ


sistemik, bergantung pada kebutuhan sesaat tubuh
• membantu mengatur tekanan darah arteri.
Arteriol

Vasokonstriksi

Vasodilatasi

Tonus Vaskular
Arteriol
VASOKONTRIKSI DAN VASODILATASI
 Dinding arteriol mengandung sedikit jaringan ikat elastik.
 Namun, memiliki lapisan otot polos yang tebal dan
dipersarafi oleh serat saraf simpatis.
 peka terhadap perubahan kimiawi beberapa hormon dalam
darah,
 Peka terhadap faktor mekanis seperti peregangan.
 Lapisan otot polos berjalan melingkar di sekitar arteriol
 Vasokonstriksi: penyempitan pembuluh semacam itu
 Vasodilatasi : peningkatan keliling dan jari-jari pembuluh
akibat melemasnya lapisan otot polosnya
 ketika lapisan otot polos berkontraksi, lingkaran (dan jari-jari)
pembuluh menjadi lebih kecil → meningkatkan resistensi dan
mengurangi aliran melalui pembuluh.
 Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi dan
peningkatan aliran melalui pembuluh tersebut.
Arteriol
TONUS VAKULAR
 Tingkat kontraksi otot polos arteriolar bergantung pada konsentrasi Ca2+
di sitosol.Otot polos arteriol
 Keadaan normal memperlihatkan suatu keadaan konstriksi parsial yang
dikenal sebagai tonus vaskular, yang membentuk resistensi arteriol basal.
 Dua faktor berperan menentukan tonus vascular:
 otot polos arteriol adalah otot polos tonik yang memiliki kanal Ca2+ membran-
permukaan yang cukup terbuka bahkan pada saat potensial istirahat untuk
memicu kontraksi parsial. Aktivitas miogenik ini tidak bergantung pada pengaruh
saraf atau hormon, menyebabkan aktivitas kontraktil yang terinduksi sendiri.
 serat-serat simpatis yang menyarafi sebagian besar arteriol secara terus-menerus
mengeluarkan norepinefrin, yang semakin meningkatkan tonus vaskular.
Aktivitas tonus yang terus-menerus ini menyebabkan tingkat aktivitas kontraktil
ditingkatkan atau diturunkan masing-masing untuk menghasilkan vasokonstriksi
atau vasodilatasi
 Berbagai faktor dapat memengaruhi tingkat aktivitas kontraktil
pada otot polos arteriol (vasokonstriksi atau vasodilatasi):
 kontrol intrinsik (lokal) - penting dalam menentukan distribusi curah jantung
 kontrol ekstrinsik - yang penting dalam pengaturan tekanan darah
Kontrol lokal jari-jari arteriol penting untuk
menentukan distribusi curah jantung.
 Bagian curah jantung total yang disalurkan ke masing-masing
organ tidak selalu tetap; bagian tersebut bervariasi,
bergantung pada kebutuhan terhadap darah pada saat
tersebut.
 Jumlah curah jantung yang diterima oleh masing-masing
organ ditentukan oleh jumlah dan kaliber arteriol yang
mendarahi tersebut.
 Karena darah disalurkan ke semua organ pada tekanan arteri
rerata yang sama, gaya dorong untuk aliran identik untuk
setiap organ.
 Perbedaan dalam aliran ke berbagai organ ditentukan oleh
perbedaan banyaknya vaskularisasi dan oleh perbedaan
resistensi yang ditimbulkan oleh arteriol yang mendarahi
masing-masing organ.
 Distribusi curah jantung dapat diubah-ubah dengan
mengubah resistensi arteriol di berbagai anyaman vaskular.
Kontrol lokal (intrinsik) : perubahan-perubahan di dalam suatu organ yang
menyesuaikan aliran darah melalui organ dengan memengaruhi otot polos arteriol
organ tersebut untuk mengatur diameter internal dan resistensinya.

 Pengaruh lokal dapat bersifat kimia atau fisik.

 Pengaruh kimiawi lokal pada jari-jari arteriol:


 perubahan metabolik lokal
 pelepasan histamin.

 Pengaruh fisik lokal :


 tingkat pembuluh teregang
 tingkat shear stress
 aplikasi lokal panas atau dingin.
Pengaruh metabolik lokal pada jari-jari radius membantu
menyesuaikan aliran darah dengan kebutuhan organ
 Kontrol metabolik lokal sangat penting bagi otot rangka dan jantung (organ yang
aktivitas metabolik dan kebutuhan akan aliran darah normalnya paling
bervariasi), dan di otak (aktivitas metabolik keseluruhan dan kebutuhan akan
pasokan darahnya konstan).
 Kontrol lokal membantu mempertahankan aliran darah yang konstan ke otak

 HIPEREMIA AKTIF
 Arteriol terletak di dalam organ yang didarahi dan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lokal di dalam organ.
 Selama peningkatan aktivitas metabolik, konsentrasi lokal sejumlah bahan
kimia organ tersebut berubah.
 Peningkatan aliran darah sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas
jaringan disebut hiperemia aktif (hiper artinya "di atas normal"; emia artinya
"darah").
PARAKRIN VASOAKTIF YANG BERASAL DARI ENDOTEL
 Perubahan kimiawi lokal ini tidak bekerja secara langsung pada
otot polos vaskular untuk mengubah keadaan kontraktilnya.
 Sel endotel: lapisan tunggal sel epitel khusus yang melapisi
lumen semua pembuluh darah
 melepaskan parakrin sebagai respons terhadap perubahan kimia di
lingkungan sel (seperti pengurangan O2) atau perubahan fisik
(seperti peningkatan kekuatan friksional darah sewaktu mengalir
melalui permukaan pembuluh darah).
 Parakrin vasoaktif yang paling banyak dipelajari adalah nitrat
oksida (NO) yang menyebabkan vasodilatasi arteriol lokal dengan
memicu relaksasi otot polos arteriol di sekitarnya.
 Sel-sel endotel mengeluarkan parakrin penting lain selain NO.
 endotelin menyebabkan kontraksi otot polos arteriol dan
merupakan salah satu vasokonstriktor paling kuat yang
teridentifikasi
Pelepasan histamin lokal menyebabkan dilatasi patologis arteriol.

 Histamin adalah mediator kimiawi lokal lainnya yang memengaruhi otot polos arteriol,
tetapi bahan ini tidak dikeluarkan sebagai respons terhadap perubahan metabolik lokal
dan bukan berasal dari sel endotel.
 Secara normal tidak ikut mengontrol aliran darah → penting pada kondisi patologis
tertentu.
 Histamin disintesis dan disimpan di dalam sel jaringan ikat khusus di banyak organ dan di
jenis tertentu sel darah putih dalam darah.
 Ketika organ cedera atau sewaktu reaksi alergik, histamin dibebaskan dan bekerja di daerah yang
rusak dengan mendorong relaksasi otot polos arteriol, histamin menjadi penyebab utama
vasodilatasi di daerah yang cedera.
 Peningkatan aliran darah ke daerah yang bersangkutan tersebut menyebabkan kemerahan dan
berperan menyebabkan pembengkakkan seperti yang terlihat pada respons peradangan.
Respons miogenik arteriol terhadap peregangan membantu jaringan
mengautoregulasi aliran darahnya

 Otot polos arteriol berespons terhadap peregangan pasif dengan meningkatkan secara
miogenik tonusnya melalui vasokonstriksi sehingga menahan peregangan pasif awal
tersebut.
 Sebaliknya, penurunan peregangan arteriol menyebabkan penurunan tonus pembuluh
miogenik dengan mendorong vasodilatasi.

 Mekanisme arteriol lokal yang menjaga aliran darah ke jaringan relatif konstan meskipun
ada deviasi cukup besar pada tekanan arteri rerata disebut autoregulasi ("pengaturan
sendiri").
 Tidak semua organ melakukan autoregulasi secara sama.
 otak adalah organ autoregulasi terbaik
 ginjal baik dalam autoregulasi
 otot rangka memiliki kemampuan autoregulasi lemah
PERUBAHAN METABOLIK LOKAL YANG MEMENGARUHI JARIJARI ARTERIOL

faktor-faktor
• Penurunan O2.
kimiawi • Peningkatan CO2.
lokal yang • Lebih banyak CO2 dihasilkan sebagai produk
sampingan selama peningkatan proses
menim- fosforilasi oksidatif yang menyertai
peningkatan aktivitas.
bulkan • Peningkatan asam.
• Lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan
relaksasi dari peningkatan CO2 yang diproduksi seiring
dengan meningkatnya aktivitas sel. Laktat
otot polos (asam laktat) juga berakumulasi
arteriol
KAPILER
 Kapiler, tempat pertukaran bahan antara
darah dan sel jaringan, bercabang-cabang
secara ekstensif untuk membawa darah agar
dapat dijangkau oleh setiap sel.

 Kapiler merupakan tempat ideal


untuk terjadinya pertukaran.
 Di dinding kapiler tidak terdapat sistem
transpor yang diperantarai oleh pembawa,
kecuali kapiler di otak yang berperan dalam
sawar darah-otak.
 Bahan-bahan dipertukarkan menembus
dinding kapiler terutama dengan difusi.
KAPILER
FAKTOR YANG MENINGKATKAN DIFUSI MELALUI KAPILER

Molekul-molekul yang berdifusi hanya perlu menempuh jarak pendek antara darah dan sel sekitar karena
dinding kapiler yang
tipis dan garis tengah kapiler yang kecil, disertai dekatnya jarak setiap sel dengan sebuah kapiler.
• Dinding kapiler sangat tipis hanya satu lapisan sel endotel gepeng—Tidak terdapat otot polos atau jaringan ikat
• Sel endotel ditopang oleh membran basal yang tipis, lapisan matrik ekstrasel aselular (tidak ada sel) di sekitarnya yang terdiri dari glikoprotein
dan kolagen.
• Materi yang memasuki atau meninggalkan kapiler berdifusi secara bebas melewati membran basal.
• Memiliki pori tempat materi yang terlarut air dapat melewatinya.
• Ukuran dan jumlah pori kapiler bervariasi, bergantung pada jaringannya.
• Setiap kapiler sempit (garis tengah rerata 7 um) sehingga sel darah merah (garis tengah 8 um) harus melalui satu per satu.
• Karena itu, isi plasma dapat berkontak langsung dengan bagian dalam dinding kapiler atau hanya terpisah oleh jarak difusi yang pendek.

Karena kapiler terdistribusi dalam jumlah yang sangat luar biasa (perkiraan berkisar dari 10 hingga 40 miliar
kapiler), tersedia luas permukaan total yang sangat besar untuk proses pertukaran (diperkirakan 600 m2).

Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada di bagian lain sistem sirkulasi.

• Percabangan kapiler yang ekstensif menyebabkan aliran darah melambat.


• tersedianya cukup waktu bagi pertukaran nutrien dan produk sisa metabolik antara darah dan sel jaringan
 Pori kapiler yang berisi air memungkinkan lewatnya bahan kecil larut-air.
Di sebagian besar kapiler, sel endotel berkelanjutan, atau hampir bersatu, dengan hanya terdapat
celah sempit berisi air, atau pori.
Pada keadaan istirahat, banyak kapiler
tidak terbuka.
 Kapiler biasanya bercabang baik secara
langsung dari sebuah arteriol atau dari
saluran yang dikenal sebagai metarteriol,
yang berjalan di antara arteriol dan venula.
 Demikian juga, kapiler-kapiler dapat Kembali
menyatu di venula atau metarteriol
 Metarteriol dikelilingi oleh sedikit sel otot
polos spiral. Sel-sel ini juga membentuk
sfingter prakapiler, yang masing-masing
terdiri dari suatu cincin otot polos di sekitar
pintu masuk kapiler Ketika pembuluh ini
muncul dari metarteriole
Sistem Limfe
Sistem limfe adalah rute tambahan untuk mengembalikan
cairan interstisium ke darah

 keadaan normal, jumlah cairan yang keluar dari kapiler ke dalam


cairan interstisium sedikit lebih banyak daripada cairan yang
direabsorpsi dari cairan interstisium kembali ke dalam plasma.
 Secara rerata, tekanan ultrafiltrasi bersih adalah 11 mm Hg di
awal kapiler, sedangkan tekanan reabsorpsi bersih hanya
mencapai 9 mm Hg di ujung pembuluh.
 Akibat perbedaan tekanan ini, lebih banyak cairan yang
tersaring keluar di separuh pertama kapiler daripada yang
direabsorpsi di paruh terakhir.
 Kelebihan cairan yang tersaring keluar akibat
ketidakseimbangan filtrasi-reabsorpsi ini diserap oleh sistem
limfe.
 Anyaman luas pembuluh satu-arah ini merupakan rute
tambahan bagi pengembalian cairan dari cairan interstisium ke
darah.
VENA

 Darah yang meninggalkan anyaman kapiler masuk ke sistem vena untuk dikembalikan ke
jantung.

 Venula berkomunikasi secara kimiawi dengan arteriol sekitar.

 Di tingkat mikrosirkulasi, kapiler mengalirkan isinya ke dalam venula, yang secara progresif
menyatu untuk membentuk vena kecil yang keluar dari organ.
 Venula hanya memiliki sedikit tonus dan resistensi.
 Antara venula dan arteriol sekitar terjadi komunikasi ekstensif melalui sinyal-sinyal
kimiawi. Pensinyalan venuloarteriol ini sangat penting untuk menyamakan aliran masuk
kapiler di suatu organ dan aliran keluarnya
VENA
Vena berfungsi sebagai reservoir darah serta saluran menuju jantung.

 Vena memiliki jari-jari besar → resistensinya terhadap aliran darah rendah.


 Fungsi sebagai saluran aliran darah: luas potongan melintang total sistem vena secara bertahap berkurang
seiring dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh yang semakin besar tetapi semakin sedikit,
aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati jantung.

 Fungsi sebagai reservoir darah.


 Karena kapasitas penyimpanannya, vena sering disebut pembuluh kapasitansi.
 Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan arteri, memiliki
elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih banyak mengandung serat kolagen dari pada elastin
 Otot polos vena tidak banyak memiliki tonus miogenik inheren.
 →vena sangat mudah teregang dan tidak banyak memperlihatkan rekoil elastik.
 → Pembuluh ini mudah melebar untuk menampung tambahan volume darah dengan hanya sedikit
penambahan tekanan vena.
 Dengan cara ini, vena berfungsi sebagai reservoir darah; yaitu ketika kebutuhan akan darah rendah, vena
dapat menyimpang kelebihan darah sebagai cadangan karena sifat mudah teregang secara pasif ini.

 Pada keadaan istirahat, vena mengandung lebih dari 60% volume darah total
 Pertemuan berikut:
 Tekanan darah

Anda mungkin juga menyukai