Anda di halaman 1dari 6

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada


seluruh permukaan yang tertutup, yaitu pada dinding bagian dalam
jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah sering disebut sebagai
kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti
pompa, sehingga darah dapat terus mengalir dalam pembuluh
darah (Potter, 2009).
Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang
mendorong darah melewati pembuluh pembuluh. Darah mengalir
melalui sistem pembuluh tertutup karena ada gradien tekanan
antara ventrikel kiri dan atrium kanan.
Tekanan sistolik adalah tekanan pada pembuluh darah saat
jantung berdetak. Ini adalah waktu ketika ada tekanan tertinggi
pada arteri atau saat jantung berkontraksi. Tekanan diastolik, yang
merupakan angka kedua, adalah ketika tekanan darah Anda rendah,
ketika jantung beristirahat di antara denyut atau relaksasi.
1. Asal Tekanan Darah
1). Tekanan ventrikel kiri berubah dari setinggi 120mmHg
saat sistole sampai serendah 10mmHg saat diastole.
2). Tekanan aorta ( arteri besar) berubah dari setinggi
120mmHg saat sistole sampai serendah 80mmHg saat
diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam
arteri karena adanya efek lontar balik dari dinding
elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100mmHg.
3). Perubahan tekanan sirkulasi sitemik
Darah mengalir dari aorta (100mmHg) > arteri (100
40mmHg) > arteriol (25mmHg 10mmHg di ujung
vena) > vena (10 5mmHg) > vena kava superior dan
inferior (2mmHg) > atrium kanan (0 mmHg)
2. Faktor yang memperngaruhi tekanan darah
1). Curah jantung
Curah jantung seseorang adalah volume darah
yang dipompa jantung selama 1 menit. Tekanan darah

berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan


berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
Curah jantung dapat meningkat karena akibat dari
peningkatan frekuensi atau peningkatan volume darah.
Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat
dari pada perubahan kontraksi otot atau volume darah.
Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan
kontraktilitas (kemampuan sel-sel otot jantung untuk
memberikan reaksi terhadap rangsang kontraksi atau
kekuatan serabut otot miokard untuk memendek yang
ditentukan oleh interaksi ion kalsium, aktin, dan miosin)
atau volume darah dapat mengakibatkan penurunan
tekanan darah.
2). Tahanan perifer terhadap alirah darah
Tahanan pembuluh darah perifer adalah tahanan
terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot
vaskular dan diameter pembuluh darah. Tekanan darah
berbanding terbaik dengan tahanan pembuluh. Tahanan
perifer memiliki beberapa vaktor penentu :
(1)Viskositas darah : Kekentalan atau viskositas
darah dapat mempengaruhi kemudahan
aliran darah melewati pembuluh darah yang
kecil. Semakin banyak kandungan protein
dan sel darah dalam plasma, semakin besar
tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan
hematokrit (perbandingan sel darah merah
terhadap volume darah) menyebabkan
peningkatan viskositas. Pada anemia,
kandungan hematokrit dan viskositas
berkurang.
(2)Panjang pembuluh : semakin panjang
pembuluh, semakin besar tahanan terhadap
aliran darah.
(3)Radius pembuluh : tahanan perifer
berbanding terbalik dengan radius

pembuluh sampai pangkat keemapatnya.


Jika radius pembuluh digandakan seperti
yang terjadi pada vasodilatasi (pembesaran
kaliber pembuluh darah) maka aliran darah
akan meingkat enam belas kali lipat dan
tekanan darah akan turun. Jika radius
pembuluh dibagi menjadi dua seperti yang
terjadi pada vasokostriksi (pengecilan
pembuluh darah), maka tahanan terhadap
aliran darah akan meningkat enam belas
kali lipat dan tekanan darah akan naik.
(4)Karena panjang pembuluh dan viskositas
darah secara normal konstan, maka
perubahan dalam tekanan darah didapat
daro perubahan radius pembuluh darah.
(5)Elstisitas : Dinding darah arteri normalnya
elastis dan mudah berdistensi. Apabila
tekanan dalam arteri meningkat, maka
diameter dinding pembuluh darah juga
meningkat untuk mengakomodasi
perubahan tekanan. Kemampuan distensi
arteri mencegah pelebaran fluktuasi
tekanan darah. Menurunnya elastisitas
terdapat tahanan yang lebih besar pada
aliran darah. Sehingga apabila ventrikel kiri
menginejeksi volume sekuncupnya maka
pembuluh darah tidak lagi memberi
tekanan. Sehingga volume darah melewati
dinding arteri dan tekanan sistemik
meningkat.
3. Pengaturan tekanan darah
1). Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medula otak mengatur tekanan
darah. Pusat kardioakselelator dan kardioinhibitor
mengatur curah jantung.

(1)Pusat vasomotorik
Tonus vasomotorik merupakan stimulasi
tingkat rendah yang terus menerus pada
serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus
ini mempertahankan tekanan darah melalui
vasokontriksi (pengecilan kaliber pembuluh

darah) permbuluh.
Pertahanan vasomotorik ini dilangsungkan
melalui impuls dari serabut saraf
vasomotorik yang merupakan serabutserabut eferen saraf simpatis pada sistem

saraf otonom.
Vasodilatasi (pembesaran kaliber
pembuluh darah) biasanya terjadi karena
pengurangan impuls vasokontriktor.
Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh
darah di jantung dan otak.
Pembuluh darah di jantung dan otak
memiliki reseptor-reseptor beta
adrenergik. Merespon epinefrin
(epinefrin adalah hormon katekolamin
yang dilepaskan segabai respon
hipoglikemia, stres , dll.) yang
bersikulasi dan dilepas oleh medula
adrenal.
Mekanisme ini memastikan suplai
darah yang cukup untuk organ organ
vital selama situasi menegangkan
yang menginduksi stimulasi daraf
simpatis dan vasokontriksi di suatu
tempat pada tubuh.
Stimulasi parasimpatis menyebabkan
vasodilatasi pembuluh hanya di
beberapa tempat , misalnya, pada

jaringan erektil genitalia dan kelenjar


saliva tertentu.
(2)Pusat akeselerator dan inhibitor jantung serta
baroreseptor aorta dan karotis, dijelaskan
sebelumnya, mengatur tekanan darah melalui
sistem saraf otonom.

2). Pengaturan kimia dan hormonal


Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi tekanan darah.
(1)Hormon medula adrenal
(2)Hormon antidiuretik
(3)Angiotensin
(4)Amina dan peptida (histamin, glukagon,
kolesistokinin, skretin, dan bradikinin)
(5)Prostaklandin.
4. Pengukuran tekanan darah arteri sistolik dan diastolik
1). Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui
metode auskultasi dengan menggunakan
sfigmomanmeter.
(1)Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan
untuk menghentikan aliran darah arteri brakial.
Sebuah manometer raksa untuk mebaca tekanan,
sebuah bulb pemompa manset untuk
menghentikan darah arteri brakial dan sebuah
katup untuk mengeluarkan udara dari manset.
(2)Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal
dan akhir bunyi korodkoff, yaitu bunyi semburan
darah yang melalui sebagian pembuluh yang
tertutup. Bunyi dan oembacaan angka pada kolam
raksa secara bersamaan merupakan cara ntuk
menentukan tekanan sistolik dan diastolik.
2). Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah
sistolik 120mmHg dan diastolik 80mmHg. Tekanan

darah pada wanita dewasa muda baik sistolik maupun


diastolik biasanya lebih kecil 10mmHg dari tekanan pria
dewasa muda.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomy and Physiology : An Easy Learner.


Sudbury : Jones and Baertlett Publisher.

Anda mungkin juga menyukai