Anda di halaman 1dari 14

87LATAR BELAKANG

SISTEM VASKULER

Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardio vaskuler karena berhubungan
dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal dengan sirkulasi darah yang berfungsi
sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan dan hormon serta obat-obatan
keseluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme setiap sel dalam organ tubuh. Sistem
kardiovaskuler dipengaruhi oleh faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon tertentu.
Darah dari sistem vaskuler memiliki fungsi yang tidak sama dalam menunjang sistem sirkulasi
karena tidak selamanya susunan histologis tiap bagian pembuluh darah dalam sistem vaskuler
itu sama.
Sistem vaskuler adalah sistem pembuluh darah sebagai tempat mengalirnya darah dari jantung
dan menyebar keseluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Pembuluh darah aorta sampai
di arteoli disebut pembuluh darah arteri, sedangkan pembuluh darah venolus sampai dengan
vena kava disebut pembuluh darah vena.
Fungsi utama pembuluh darah arteri adalah untuk mendistribusikan darah yang kaya oksigen
dari jantung ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan fungsi utama pembuluh darah vena adalah
untuk mengalirkan darah yang membawa sisa metabolisme dan karbon dioksida dari jaringan
kembali ke jantung. Pada peredaran darah paru, pembuluh darah vena memiliki kandungan
yang miskin oksigen dan banyak karbondioksida, sedangkan pembuluh arteri mengandung
darah yang kaya oksigen.

ISI

FISIOLOGI PEREDARAN DARAH KECIL

Sirkulasi ini merupakan sirkulasi darah dari ventrikel kanan jantung ke paru dan kembali ke
atrium kiri; di paru, karbon dioksidadi ekskresikan dan organ diabsorbsi. Trunkus atau arteri
pulmonalis membawa darah yang miskin oksigen, meninggalkan bagian atas ventrikelkanan
jantung menuju ke atas bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri pada vertebrata ke
5 toraksik. Arteri pilmonalis kiri menjalar ke dasar paru kiri dimana arteri bercabang menjadi
dua, dan setiap cabang memasuki masing-masing lobus atas paru. Arteri pulmonalis kanan
menjalar ke dasar paru kanan dan bercabang menjadi dua, cabang yang lebih besar membawa
darah ke lobus medialis dan lobus basalis paru, sedangkan cabang yang kecil membawa darah
ke lobus apeks paru.
Dalam paru, arteri bercabang menjadi arteri yang lebih kecil, yaitu arterior dan kapiler.
Pertukaran gas terjadi antara darah di kapiler dan udara alveoli paru. Pada setiap paru, kapiler
mengandung darah yang kaya oksigen bersatu dan pada akhirnya membentuk dua vena
pulmonalis. Dua vena pulmonalis keluar meninggalkan masing-masing paru, mengembalikan
darah yang kaya oksigen ke atrium kiri jantung. Saat sistole atrium, darah ini dipompa ke
ventrikel kiri, saat sistole ventrikular, darah didorong ke aorta, arteri pertama dan sirkulasi
sistemik.

FISIOLOGI PEREDARAN DARAH BESAR


Darah yang dipompa keluar dari ventrikel kiri dibawa oleh cabang-cabang aorta di sekitar
tubuh dan kembali ke atrium kanan jantung melali vena cava superior dan inferior. Aorta
bercabang menjadi dua pada vetebrata toraks ke 12 menjadi arteri iliaka komunis. Selanjutnya
aorta bercabang menjadi dua jenis cabang menurut letaknya, yakni :
Aorta toraksik yang memiliki tiga cabang, yakni aorta desendens di toraks, aorta asendens yang
memiliki percabangan arteri koronaria kiri dan kanan yang berfungsi untuk suplai miokardium,
arkus aorta bercabang menjadi tiga yaitu arteri atau trunkus brankiosefalik, arteri karotis
komunis, serta arteri subklavia kiri.
Aorta abdomen yang memiliki empat pasang cabang : arteri frenik inferior ( memperdarahi
diafragma ), arteri renal ( memperdarahi ginjal dan bercabang menjadi arteri suprarenal yang
meperdarahi kelenjar adrenal), arteri testikular (memperdarahi testes), dan arteri ovarian (
memperdarahi ovarium). Aorta abdomen juga memiliki cabang arteri yang tidak berpasangan
yaitu:
Arteri seliaka yang memiliki empat cabang arteri yang tidak berpasangan : arteri gastrik kiri
(memperdarahi lambung), arteri splenik (memperdarahi pankreas dan limpa), arteri hepatika
(memperdarahi hati, kandung empedu, sebagian lambung, duodenum, dan pankreas).
Arteri mesenterika superior yang memperdarahi usus halus dan separuh proksimal usus besar.
Arteri mesenterika inferior yang memperdarahi separuh distal usus besar dan bagian rektum.

FISIOLOGI ARTERI DAN VENA

Ada 3 jenis utama pembuluh yang membawa darah ke seluruh tubuh


 Arteri dan arteriol (arteri kecil) : membawa darah dari jantung.
 Kapiler : memungkinkan untuk pertukaran bahan antara darah dan sel-sel tubuh.
 Vena dan venula (vena kecil) : membawa darah kembali ke jantung.
Fungsi pembuluh darah :
Arteri : untuk menyalurkan darah bertekanan tinggi ke jaringan. Oleh karena itu, arteri
memiliki dinding vaskular yang kuat, dan darah mengelir dengan cepat ke jaringan-jaringan.
Arteriol merupakan cabang kecil terakhir dari sistem arteri, dan mereka bekerja sebagai katup
pengatur yang melepaskan ddarah ke dalam kapiler. Arteriol mempunyai suatu dinding otot
yang kuat, yang dapat menutup total arteriol tersebut atau memungkinkannya berdilatasi
beberapa kali, dengan demikian arteriol memiliki kapasitas besar mengubah aliran darah ke
dalam kapiler.
Fungsi kapiler adalah untuk menukar cairan, oksigen, karbondioksida, zat gizi, elektrolit,
hormon dan senyawa lain yang berada dalam darah dan ruang intestitial. Dinding kapiler
sangatlah tipis dan permeabel terhadap zat bermoloekul kecil.
Venula mengumpulkan darah dari kapiler, secara berangsur-angsur mereka bergabung menjadi
vena-vena yang makin lama makin besar.
Vena berfungsi sebagai penyalur untuk mengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung.
Karena tekanan dalam sistem vena sangat rendah, dinding vena tipis. Meskipun demikian,
dinding tersebut berotot. Ini memungkinkan vena membesar atau mengecil, sehingga bekerja
sebagai susunan untuk darah tambahan.

Aliran vaskular
Arteri dan arteriol ditandai dengan pola aliran darah yang berbeda. darah meninggalkan
masing-masing ventrikel melalui arteri tunggal tetapi terpecah menjadi beberapa pembuluh
darah dengan diameter yang lebih kecil.
Arteriol bercabang menjadi kapiler. Kapiler adalah pembuluh darah yang paling banyak
terdapat dalam tubuh dan memiliki diameter terkecil.
Venula dan vena ditandai dengan pola konvergen dari aliran darah.
darah mengalir keluar dari beberapa kapiler menuju venula dengan diameter yang lebih besar.
Dari venula darah mengalir ke dalam pembuluh darah dengan diameter yang lebih besar yang
bergabung kedalam satu pembuluh vena untuk dialirkan ke atrium. 60% dari volume darah
berada di pembuluh darah.
Dinding pembuluh Arteri dan Vena

Semua pembuluh darah dilapisi dengan lapisan tipis endotelium (sejenis sel epitel yang
didukung oleh membran basal) yang disebut tunika intima (atau tunica interna). Pada kapiler
hanya terdapat 1 lapisan.
Dinding sebagian besar arteri dan vena yang memiliki lapisan otot polos /jaringan ikat elastis
yang disebut tunika media dan jaringan ikat fibrosa yang disebut tunika eksterna mengelilingi
endotelium.
Ketebalan dari tunika media dan eksterna dalam pembuluh bervariasi tergantung pada fungsi
mereka atau jumlah tekanan internal (darah) yang mereka hadapi.

Aliran darah yang melalui sistem Vaskular


Jumlah aliran darah melalui tingkat sirkulasi sama dengan cardiac output yang dikeluarkan
jantung. Jika cardiac output adalah 5 L / menit, aliran darah melalui kapiler sistemik semua
juga 5 L / menit.
Aliran darah melalui paru sama dengan aliran darah melalui sirkulasi sistemik. mencegah
darah dari terakumulasi baik dalam lingkaran sistemik atau paru-paru.

Distribusi aliran darah


Distribusi darah sistemik bervariasi sesuai dengan kebutuhan metabolisme organ individu dan
diatur oleh refleks homeostatis. Otot rangka saat istirahat menerima 21% dari cardiac output,
tapi selama beraktivitas otot menggunakan lebih banyak O2 dan nutrisi sehingga menghasilkan
lebih banyak CO2 dan limbah diterima sebanyak 85% dari cardiac output.
Melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi arteriol memasok darah ke berbagai daerah, organ atau
jaringan tubuh. Kemampuan untuk memilih mengubah aliran darah ke organ merupakan aspek
penting dari regulasi kardiovaskular.

Beberapa pembuluh darah yang dekat dengan jantung :


1. Pembuluh darah Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju organ dan
jaringan. Semua arteri membawa darah beroksigen kecuali arteri pulmonal. Dinding arteri
yang tebal, berlapisan otot, dan elastis, dapat bertahan dari tekanan tinggi saat jantung
bekontraksi. Contoh :
 Aorta
Merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah menuju seluruh tubuh. Pada
pangkal batang nadi terdapat klep berbentuk bulan sabit (Valvula semilunaris) yang
berfungsi untuk menjaga aliran darah agar tetap searah. Aorta membawa banyak oksigen
untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Contoh :
 Aorta Asendens
Yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta (lengkung
aorta) ke cabang nya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
 Aorta Desendens
Yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ
tubuh bagian bawah.
 Arteri pulmonalis/Trunkus Pulmonalis
Adalah pembuluh aorta yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang bertugas
membawa darah kotor dari arteri pulmonalis ke kedua paru-paru.
 Arteri sistemik
Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di
mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.

2. Pembuluh darah vena


Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju jantung.
Vena lebih lentur dari arteri, dinding vena lebih tipis darah di dalam vena bertekanan
rendah, sehingga mengalir dengan lambat. Beberapa vena ukurannya lebih besar,
khususnya vena di dalam tungkai kaki, memiliki katup yang terbentuk dari jaringan
tunggal sel pelapis menyerupai saku (endotelium) katup ini mencegah darah mengalir
kembali, hal ini juga dibantu oleh otot-otot yang berada disekitar vena yang berkontraksi
saat begerak. Dua vena utama yang mengembalikan darah dari belahan atas dan bawah
tubuh disebut vena superior dan interior. contoh :
 Vena Pulmonalis
yaitu pembuluh vena yang membawa darah bersih dari paru-paru menuju ke jantung. Vena
Pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri.
 Vena cava inferior
adalah pembuluh darah yang menerima darah dari badan dan kedua kaki dibawa ke atrium
kanan jantung. Darah yang dibawa oleh pembuluh darah jenis ini mengandung banyak
CO2.
 Vena cava superior
Vena Cava Superior (pembuluh balik besar atas) adalah pembuluh darah yang menerima
darah dari kepala dan kedua tangan untuk dibawa menuju atrium kanan jantung. Darah
yang dibawa oleh pembuluh darah ini juga mengandung banyak CO2.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn Pearce. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis .Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Nurachmah, elly . dkk . 2011 . Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi . Jakarta : Salemba
Medika

LATAR BELAKANG
ULKUS DIABETIKUM

Ulkus diabetikum, sesuai dengan namanya, adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderitadiab
etes dan merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri.Di
abetes Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling seringdiju
mpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di Amerika Serikat, penderita kaki diabetikmendek
ati angka 2 juta pasien dengan diabetes setiap tahunnya.2 Sekitar 15% penderita DM dikemud
ian hari akan mengalami ulkus pada kakinya.Insiden ulkus diabetikum setiap tahunnya adalah
2% di antara semua pasien dengan diabetes dan 5-7,5% diantara pasien diabetes dengan
nneuropatiperifer
Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki ka
rena komplikasidiabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakuk
an pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti, setiap 30 detik ada kasus amputasi
kaki karenadiabetes di seluruh dunia.Sebanyak 85% amputasi pada ekstremitas bawah pada p
asien diabetes didahului oleh ulkus padakaki. Oleh sebab itu, pencegahan dan manajemen yan
g tepat dari lesi-lesi kaki merupakan hal yang terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi
beberapa faktor, tetapi terutama adalah neuropati.

BAB IPENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Ulkus diabetikum, sesuai dengan namanya, adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderitadia
betes dan merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri.D
iabetes Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling seringdij
umpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di Amerika Serikat, penderita kaki diabetikmende
kati angka 2 juta pasien dengan diabetes setiap tahunnya.2 Sekitar 15% penderita DM dikemu
dian hari akan mengalami ulkus pada kakinya.Insiden ulkus diabetikum setiap tahunnya adala
h 2% di antara semua pasien dengandiabetes dan 5

7,5% di antara pasien diabetes dengan neuropati perifer. Meningkatnya prevalensi diabetes d
i dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasidiabetes. Studi epid
emiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap
tahunnya. Ini berarti, setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki karenadiabetes di seluruh dunia
.Sebanyak 85% amputasi pada ekstremitas bawah pada pasien diabetes didahului oleh ulkus p
adakaki. Oleh sebab itu, pencegahan dan manajemen yang tepat dari lesi-
lesi kaki merupakan halyang terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, t
etapi terutama adalahneuropati.
B.

Tujuan

a.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan seminar dan pembahasan mahasiswa diharapkan mengerti tentangasuhan k
eperawatan dengan ulkus Deabetikum
b.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan seminar dan pembahasan mahasiswa diharapkan mengetahui :a.

Pengertian Ulkus DM b.

Anatomi fisiologi

c.

Etiologi Ulkus DMd.


Patofisiologi Ulkus DMe.

Manifestasi Klinis Ulkus DMf.

Pemeriksaan Penunjang Ulkus DMg.

Penatalaksanaan Ulkus DMh.

Komplikasii.

Asuhan Keperawatan Ulkus DMDIAGNOSA BANDING


Diagnosa banding dari sutu gangren diabetik adalah gangren yang disebabkan oleh “arterioscl
erosis obliterans” pada penderita non diabetes.
Pada gangen non-diabetik dijumpai tanda sebagi berikut:

Claudicatio intermittent, yaitu rasa sakit yang timbul, biasanya pada telapak kaki setelah berja
lan beberapa saat dan segera hilang bila istirahat.

Hilangnya denyut nadi

Kaki terasa dingin

Bila aliran darah tersumbat total, tidaka menyebabkan tulang-tulang segera menjadi
buruk.
Pada gangrene diabetik, bila aliran darah tersumbat total maka tulang akan mengalamiosteom
yelitis, selain itu pada gangrene diabetik, Claudicatio intermittent juga timbul pada waktuistir
ahat, baik siang atau malam hari, disertai perasaan terbakar, kebas, dingin.Salah satu diagnos
a banding dari ulkus diabetik adalh ulkus tropikum, sebab pada ulkusini biasanya terdapat pa
da daerah yang terbuka terutama daerah tungkai yang bentuknya bulat, bergaung, kotor dan d
ikelilingi tanda radang. Biasanyanya tukak ini disertai demam danlimfadinitis. Tukak ini bias
anya sembuh spontan tanpa nyeri lagi dengan menyisakan ulkus yang
indolen.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.

Pengertian
Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrosis atau jaringan matiyang d
isebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehinggasuplai
darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan(digi
git serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atauganggu
an metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999).Ganggren diabetik adalah nekr
osis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakitdiabetes mellitus. Biasanya gangren te
rsebut terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandaidengan pertukaran sekulitis dan timbu
lnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang biasamenginfeksi pada gangren diabetik
adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang
merah kehitam-
hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar
di tungkai. ( Askandar,2001).
B.

Klasifikasi
Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu:Derajat 0 : Ti
dak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertaikelainan bentuk kak
i seperti “ claw,callus “.
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon d
an tulang.Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.Derajat IV : Gangren jari
kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.Derajat V : Gangren seluruh kaki atau
sebagian tungkai

Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan:a.

Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat ad
anya makroangiopati ( arterosklerosis )dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daer
ah betis.Gambaran klinis KDI :

Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.

Pada perabaan terasa dingin.

Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.

Didapatkan ulkus sampai gangren. b.

Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tida
k ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati ras
a, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluhdarah kaki teraba baik.
C.

Anatomi Fisiologi
Pankreas adalah kelenjar berwarna merah muda keabuan dengan panjang 12

15 cm dantranversal membentang pada dinding abdomen posterior dibelakang lambung, kele
njar inilahyang mengekresikan insulin melalui pulau langerhans yang berada dalam kelenjar
pankreas.Didalam kelenjar pankreas terdapat sel beta yang menghasilkan insulin, didalam pe
nkreasmengandung lebih kurang 100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta.
Selain itu pankreas juga terdapat sel alfa, yang bekerja sebaliknya insulin, sel ini menghasilka
n glukagonyang berfungsi untuk meningkatkan gula darah.Insulin adalah suatu hormon yang
menurunkan kadar gula darah dengan meransang perubahan glukosa menjadi glukagen untuk
disimpan dan dengan meningkatkan ambilan glukosaselular. Dan berfungsi memperbaiki kem
ampuan sel tubuh untuk mengobservasi danmenggunakan glukosa serta lemak. Asupan gluko
sa yang terdapat dalam darah dihasilkan dari pemecahan karbohidrat dalam berbagai bentuk t
ermasuk monosakarida dan unit-
unit kimia yangkomplek, disakarida dan polisakarida. Karbohidrat dikosumsi didalam tubuh
dan dipecahkan

menjadi monosakarida kemudian diserap dalam tubuh melalui duodenum dan jejunum proksi
mal.(Evelyn C. Pearce, 2002)
D.

Etiologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik, yaitu :a.

Neuropati diabetik.Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah ya
ng bisa merusakurat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau menurunnya rasa nyeri pad
a kaki, sehinggaapabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa. Gejala-
gejala Neuropati :Kesemitan, rasa panas (wedangan : bahasa jawa), rasa tebal ditelapak kaki,
kram, badan sakitsemua terutama malam hari. b.

Angiopati Diabetik (Penyempitan pembuluh darah)Pembuluh darah besar atau kecil pada pen
derita DM mudah menyempit dan tersumbatoleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi d
i pembuluh darah sedang/ besar pada tungkaimaka tungkai akan mudah mengalami gangren d
iabetik yaitu luka pada kaki yang merahkehitaman dan berbau busuk. Adapun angiopati meny
ebabkan asupan nutrisi, oksigen sertaantibiotik terganggu sehingga menyebabkan kulit sulit s
embuh.c.

InfeksiInfeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran listrik (neoropati).(R


oger Watson, 2002)
E.

Patofisiologi
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yangmenyebab
kan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropatisensorik
maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit danotot
yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dans
elanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksimenyeb
abkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yangkurang juga
akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes. ( Askandar, 2001).

F. Manifestasi Klinis
Gangren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangren panas karena walaupunnekros
is, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan, dan biasanya teraba pul
sasi arteri di bagian distal. Biasanya terdapat ulkus diabetik pada telapak kaki. Prosesmakroan
giopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli akanmemberi
kan gejala klinis 5 P, yaitu :a.

Pain (nyeri). b.

Paleness (kepucatan).c.

Paresthesia (parestesia dan kesemutan).d.

Pulselessness (denyut nadi hilang).e.

Paralysis (lumpuh).Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola d
ari Fontaine,yaitu 4 :a.

Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas( kesemutan ) b.

Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten.c.

Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat.d.

Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).(Smeltzer C Suza


nne, 2001)
G.
Pemeriksaan Penunjang

1.

Pemeriksaan darahPemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 m
g/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.2.

UrinePemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengancar


a Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ),ku
ning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )3.

Kultur pusMengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jeniskuman.(zaidah 2005)

H.

Penatalaksanaan
1.

Medis penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi:a.

Obat hiperglikemik oral (OHO).Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :
1.

Pemicu sekresi insulin.2.

Penambah sensitivitas terhadap insulin.3.

Penghambat glukoneogenesis.4.

Penghambat glukosidase alfa. b.


InsulinInsulin diperlukan pada keadaan :1.

Penurunan berat badan yang cepat.2.

Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.3.

Ketoasidosis diabetik.4.

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.c.

Terapi KombinasiPemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkansecara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.2.

Keperawatanana.

Memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memadai b.

Pemberian anti agregasi trombosit jika diperlukan, hipolipidemik dan anti hopertensic.

Bila dicurigai suatu gangren, segera diberikan antibiotik spektrum luas, meskipun untukmeng
hancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin.d.

Dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak. Kadang-


kadang jika sirkulasi sangat jelek,sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi untu
k
mencegah penyebaran infeksi.
e.

Terapi oksigen bertekanan tinggi (


oksigen hiperbarik
) bisa juga digunakan untuk mengobatigangren kulit yang luas. Penderita ditempatkan dalam
ruangan yang mengandung oksigen bertekanan tinggi, yang akan membantu membunuh klost
ridia.f.

Bersihkan luka di kulit dengan seksama.g.

Waspada akan tanda-


tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri, keluarnya cairan, pembengkakan).

(Soegondo, 2006)
I.

Komplikasi

Osteomyelitis (infeksi pada tulang)

Sepsis

Kematian

Anda mungkin juga menyukai